Minggu, 27 Oktober 2019

Wamen BUMN


Pada saat Presiden mengangkat Eric Tohir sebagai Menteri BUMN, saya sempat ragu dan memang pantas ragu. Semua tahu kemampuan Eric Tohir dalam dunia bisnis dan ekonomi. Tapi kesetiaan dia kepada Jokowi tidak ada yang bisa meragukan itu. Karena itulah saya sempat menulis surat terbuka kepada Eric Tohir. Dua hari kemudian, Jokowi mengumumkan Wamen BUMN adalah Kartika Wirjoatmodjo dan Budi Gunadi Sadikin. Yang hebatnya, Jokowi tidak memberi satu Wamen tapi dua. Itu artinya Jokowi sangat sadar pentingnya peran BUMN pada periode kedua kekuasaannya dan juga sangat mengetahui kekurangan Eric Tohir.

Kartika Wirjoatmodjo menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1996. Kemudian, melanjutkan pendidikan magister di Erasmus University di Rotterdam, Belanda hingga meraih gelar MBA pada tahun 2001 lalu. Budi Gunadi Sadikin menyelesaikan pendidikan Sarjana Fisika Nuklir di Institut Teknologi Bandung pada 1988. Ia mengantongi Sertifikasi Chartered Financial Consultant dan Certified Life Underwriter dari Singapore Insurance Institute pada 2004. Pada saat di pilih sebagai Wamen, Kartika adalah Dirut Bank Mandiri, dan Budi Gunadi Sadikin adalah Dirut Inalum Holding.

Kalau saya perhatikan kedua Wamen ini sebetulnya dua otak jenius dalam dunia keuangan dan perbankan, yang termasuk langka. Bayangkan , baik Kartika maupun Budi, keduanya adalah banker termuda yang naik karena prestasi fenomenal. Bahkan prestasinya boleh dikatakan mereka mampu melakukan sesuatu yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan oleh banker atau ekonom lokal maupun international. Kartika adalah otak di balik skema financial engineering pembiyaan PT Medco Energy International Tbk dalam aksi akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$2,6 miliar pada 2016.

Budi Gunadi Sadikin adalah otak dibaling skema financial engineering divestasi saham Freeport Indonesia. Di tangan Budi, Inalum berhasil merebut 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Keberhasilan itu atas kerja keras pemerintah dan tentunya Inalum dalam mencari pendanaan untuk membeli saham Freeport. Lantas apa kelebihan mereka berdua sehingga pantas disebut jenius dan fenomenal ?

Skema financial engineering dari aksi akuisisi dengan nilai gigantik yang mereka berdua lakukan itu tanpa melibatkan resiko negara secara langsung sebagai penjamin. Dalam hal pembiayaan akuisisi Newmont, bank Mandiri yang dikomandani oleh Kartika memberikan solusi pembiayaan dari sejak menarik konsorsium pendanaan sampai kepada exit agar resiko bank sebagi lander jadi nol. Budi mampu menerbitkan Global Bond di Bursa London dengan nilai lebih dari USD 3 miliar untuk pembiayaan akuisisi Freeport oleh Inalum. Skema pembiayaan adalah unsecure bond tanpa jaminan apapun dari asset Inalum dan negara sebagai pemegang saham.

Kedua orang ini, relatif muda dibandingkan banker sekelasnya. Prestasi mereka terbaik dibandingkan banker yang ada di Indonesia dan ASIA. Penempatan mereka sebagai wamen tak lebih karena sikap rendah hati mereka yang tidak ingin menonjol dalam dunia politik. Mereka hanya ingin kerja dan mengabdikan skll nya untuk bangsa dan negara. Kalaulah tidak ada Dahlan Iskan waktu jadi Menteri BUMN, dua permata ini tidak akan pernah tampil dipanggung nasional dan international. KIta harus berterimakasih kepada pak Dahlan yang telah memberikan kesempatan mereka naik cepat sebagai banker BUMN dan mereka bisa membalas kepercayaan negara itu dengan prestasi hebat.


Seorang Eric Tohir memang tepat menjadi kapten kedua orang ini. Karena Eric dikenal sebagai pribadi yang berpikir terbuka dan berani mendelegasikan otoritasnya. Bila orang hebat membantunya dia akan berprestasi hebat sebagai Menteri BUMN , walau di tengah tantangan kelangkaan financial resource dan ancaman resesi dunia sekalipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Yield dan trust ?

  Dalam dunia investasi pada surat utang dikenal dengan istilah Kupon   dan Yield atau imbal hasil.   Kupon itu bunga tetap. Biasanya dibaya...