Minggu, 11 Mei 2025

Ada apa ?

 




Panglima TNI Agus Subiyanto mengeluarkan perintah untuk mengamankan Kajati/Kajari di seluruh Indonesia. Perintah itu tertuang dalam Telegram Nomor TR/442/2025 tertanggal 6 Mei 2025. Ini bukan sekedar pengamanan seremonial tetapi mengerahkan personal dan alat perlengkapan. Artinya ini perintah operasi. Engga main main. Apakah dibenarkan TNI intervensi sipil? Secara hukum, UU TNI membolehkan. Dan tentu didasarkan adanya MOU antara TNI, Kejaksaan dan MA. Kebetulan KPK yang komisioner nya dipilih diakhir kekuasaan Jokowi dianggap tidak met.


Yang jadi pertanyaan ada apa yang sebenarnya terjadi ? Apakah memang benar ada ancaman kepada petugas kejaksaan? Sebegitu gentingkah?, sehingga perlu TNI dilibatkan. Mengapa bukan Polisi saja yang mengawal kejaksaan. Ada apa? Kabur semua jawaban atas pertanyaan itu. Data resmi dari kantor berita mainstream tidak ada. Namun tentu TNI bergerak atas dasar operasi intelligent. Logikanya, engga mungkin panglima keluarkan perintah lewat telegram kalau engga serius. 


Bisa jadi ini terkait dengan rebutan kasus kakap antara POLRI dan Kejaksaan, kata teman.  Terutama kasus pagar laut di Tanggerang yang sempat 3 kali berkas yang dikirim Polri ditolak oleh Kejaksaan. Karena bukti lemah. Sekarang jaksa ikut terlibat  berkoordinasi dengan penyidik Polri agar kasus ini bisa disidangkan. Maklum mafia lahan kan bukan kaleng kaleng yang dihadapi. Sementara perintah presiden dari awal tentang kasus ini sudah jelas.


Belum lagi terkait kasus besar yang langsung ditangani oleh kejaksaan seperti, Korupsi BBM Pertamina. Ini mafia impor migas yang sudah berakar lebih 10 tahun.  TPPU Duta Palma terkait dengan penguasaan illegal lahan kebun sawit. Ini terkait dengan rencana era Jokowi untuk pemutihan 3,3 juta hektar lahan sawit illegal, yang ternyata Prabowo tidak setuju dengan alasan bertentangan dengan UUD 45 pasal 33. Kasus ekspor illegal CPO yang melibatkan konglomerat, yang sempat tertangkap tangan menyuap hakim.


Semua itu terhubung dengan oligarki yang punya sumber daya untuk melakukan apa saja agar kasus itu dihentikan. Pihak yang terbukti terlibat  melakukan obstruction of justice  terhadap kasus korupsi udah ditangkap. Presiden Prabowo sepertinya focus kepada kasus besar yang melibatkan pengusaha yang secara tidak langsung mengimpluence elite dan aparat hukum dengan dirty money. Mereka tidak bisa dihadapi dengan cara ordinary atau as usual. Karena mereka too big to lose. Smart dan punya power merekayasa issue yang bisa menimbulkan politik tidak stabil. 


Situasi ekonomi sedang tidak baik baik saja. Tantangan kedepan sangat berat. Sementara Lembaga ekonomi yang Prabowo warisi terkesan ekstraktif, yang juga didukung oleh lembaga politik ekstraktif. Tentu situasi ini kontraproduktif dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi untuk terus positif. Perang terhadap oligargi memang tidak bisa ditunda. Harus dimenangkan. Kalau engga, kekuasaanya sendiri yang teracam. To be or not to be.


Walau saya tidak memilih Prabowo, namun sebagai warganegara saya harus berdoa kepada Tuhan agar YMP diberi Kesehatan dan umur Panjang. Bisa menuntaskan agendanya untuk Indonesia lebih baik. Membawa semua anak bangsa ke mata air dan jalan Tuhan menuju  baldatun thayyibatun warobbun ghofur.


Sabtu, 03 Mei 2025

Analisa intelligent…

 



Inteligent satu hal tapi Analisa data intelligent bisa dilakukan oleh siapapun, asalkan dilakukan dengan smart dan rasional. Mari kita gunakan puzzle data  yang sudah sama sama kita ketahui lewat media massa. Untuk mengukur arah politik kini dan  masa depan. Kemudian bersikap atas Analisa itu.


Issue Ijazah Palsu Jokowi ini bukan hanya menyasar kepada Jokowi pribadi tetapi secara tidak langsung juga kepada PDIP yang mengajukan Jokowi sebagai capres ke KPU. Kalau terbukti, Ijazah jokowi palsu, bagaimanapun PDIP dirugikan secara politik. Sistem Pemilu yang ada dianggap kurang akuntabilitas-nya.  Jokowi sih biasa saja. Kan dia sudah engga lagi jadi presiden dan bukan lagi kader PDIP. Apalagi kan engga mungkin Jokowi dipidanakan kecuali KPU permasalahkan.  Siapa yang  ingin reputasi PDIP jatuh dan meragukan sistem Pemilu ?  Yang pasti bukan Prabowo.


Semua tahu, Prabowo itu jenderal TNI. Dokrin TNI itu patuh dan hormat kepada senior. Itu sudah terbentuk sejak mereka masih prajurit. Artinya kalau sampai korps purnawirawan itu membuat pernyataan sikap, itu tidak datang mendadak. Itu sudah melalui pembicaraan Panjang dengan orang terpercaya Prabowo yang ingin melindungi Prabowo. Artinya Issue menjatuhkan Gibran itu bukan datang dari oposisi. Tetapi datang dari internal kekuasaan sendiri. Itu bisa dilihat dari dianulirnya  mutasi Let Jen Kunto, putra jenderal Try Sutrisno.


Kasus korupsi Bank Jabar, bank Jatim, kasus korupsi Sritex, kasus Judol H55, kasus korupsi Pertamina, kasus pagar laut yang sempat tertunda oleh Polisi, kini akan diselidiki oleh Kejaksaan agung. Kasus 3,7 juta hektar  lahan sawit illegal, yang tadinya diputihkan kini sudah disita negara jadi asset BUMN. Otomatis kasus akan dilanjutkan. Kasus korupsi Taspen yang melibatkan indrawijaya boss Sinar Mas. Proyek ecocity pulau Rempang gagalt total. Ya,  yang disasar adalah oligarki yang  bisa saja masih punya akses power kepada pihak yang ada disekitar Presiden atau kabinet.


Apalagi keadaan ekonomi semakin mengkawatirkan terutama resiko fiscal akibat tarif resiprokal Trump. Itu akan berdampak luas terhadap sosial dan ekonomi. Prabowo perlu excuse untuk mempersatukan emosi publik dalam menghadapi goncangan ekonomi. Untuk itu engga mungkin dia terus gendong Gibran sebagai representative gerbong kekuasaan Jokowi. Dia perlu kapitalisasi dirinya sendiri untuk mendapatkan keuntungan politik disituasi ekonomi yang tidak pasti.


PS itu seorang sandiyudha yang hebat. Dia tetap baik kepada Jokowi dan terkesan hormat. Karena cara terbaik memenangkan perang bukan memenangkan pertempuran tetapi menguasai medan disemua lini. Dengan itu yang didapat PS, adalah kemenangan peperangan.


Rabu, 23 April 2025

Mengapa China besar ?

 




Bagaimana China bisa cepat sekali menguasai tekhnologi maju. Padahal tahun 1970an masih tergolong negara agraris yang miskin.  Sementara saat itu Eropa Barat dan AS telah menguasai tekhnologi dan menjadi negara industri. Demikian tanya teman. Pertanyaan ini sering saya dengar dari berbagai pihak, terutama dari para politisi, peneliti dan akademis. Mengapa? Karena informasi yang mereka terima sangat terbatas dan kebanyakan literasi tentang china berasal dari negara Barat, yang tidak semua benar.


Menurut pengamatan saya selama berbisnis di China dan berinteraksi dengan beragam kalangan, saya dapat menjawab pertanyaan teman itu atas dasar empat hal yaitu  nilai nilai kebudayaan, jalan revolusi, reformasi, dan dukungan klan  diaspora China.


Pertama. Dinasti terakhir China, Qing runtuh pada tahun 1911 melalui Revolusi Xinhai. Setelah itu terjadi proses transformasi politik dari Kerajaan ke Republik. Kekuatan politik di China terbagi dua. Satu, dari kalangan bangsawan atau China  tradisional atau China Kuning. Kuning adalah warna Kekaisaran. Sebagian besar mereka  mendefinisikan diri sebagai Anak-anak Kaisar Kuning. Mereka  bagian dari elite dinasti Qing yang umumnya terpelajar dengan budaya barat. Mereka mengusung paham nasionalisme.  


Satu lagi, dari kalangan China klasik atau biasa disebut dengan kaum petani dan pekerja. Kehebatan masyarakat China klasik ini tidak bisa dipungkiri oleh sejarah.  Ditemukannya kertas, tinta, mesin cetak, bubuk mesiu, dan kompas magnetic, mesin jahit, baju sutera dan banyak lagi, lahir dari peradaban China klasik.  Itu mereka kembangkan secara mandiri dan perdagangkan secara global lewat jalur sutera disaat Eropa dan AS masih gelap. Mereka umumnya tidak terkontaminasi dengan budaya dan pemikiran asing. Aliran politik mereka adalah  sosialis komunis.  


Akhirnya pada tahun 1947, setelah melewati proses  revolusi dan perang saudara, yang menang adalah kaum China Klasik atau kaum pekerja dan petani. Kaum feodal kalah. China memilih jalan sosialis komunis. Itu bukan berarti China menerapkan ajaran Karl Max dengan manifesto komunis ala Lenin. Bagi China, komunis hanyalah metodelogi melanjutkan proses panjang pembangunan peradaban yang sudah dimulai ribuan tahun lalu. Artinya dalam prakteknya komunisme tetap berdasarkan budaya China. Itu sebab mengapa Komunisme Unisoviet tidak sejalan dengan Komunisme China.


Kedua. Tahun 1966 atau 20 tahun setelah  Partai Komunis berkuasa, China di era Mao melakukan revolusi kebudayaan. Mengapa? Sejak tahun 1949 perekonomian China dikuasai oleh kaum bangsawan. Mereka menolak modernisasi dan menjadi sebab kemunduran China.  Mao tidak percaya China akan mampu melompat jauh kedepan selagi mindset kaum feudal atau China kuning masih mendominasi politik dan ekonomi. Nah revolusi kebudayaan mengganyang mindset kaum feodal tradisonal ini. Istilah Mao, mereka itu ibarat kerikil dalam sepatu. Membuat orang sulit melompat.


Ketiga. Tahun 1978, Deng Xiaoping naik ketampuk kekuasaan. China baru sudah terbentuk lewat revolusi kebudayaan. Makanya Deng bisa berkata “Kucing hitam atau kucing putih, jika bisa menangkap tikus, ia adalah kucing yang baik.”. Walau tahun 1960 ungkapan itu pernah disampaikan Deng dan karena itu membuat dia masuk program brainwashing kerja paksa selama evolusi kebudayaan. Namun pada tahun 1978 itu ditanggapi dengan euphoria. China baru telah bangkit dari tidur panjangnya. Masyarakat egaliter dan open mind seperti inilah sebagai modal Deng membawa China kemasa depan.


Mereka dikenal pekerja keras, kreatif dan pedagang yang tangguh. Napas mereka hanya kebudayaan. Makanya mereka tidak peduli apakah itu ekonomi terencana atau ekonomi pasar. Tidak peduli dengan agama dan keyakin orang lain. Bagi mereka itu semua hanyalah metodelogi mencapai tujuan. Mereka focus kerja demi dignity dan respect keluarga dan bangsa. Menghindari konflik utamakan berdamai dengan realitas. Hanya yang bekerja yang berhak makan.  Hanya yang cerdas naik kelas.


Keempat. Dengan dukungan kerja keras petani dan pekerja, para pedagang China keliling dunia menjual barang dengan harga murah. Tentu mereka menggunakan jaringan klan China klasik yang tersebar di seluruh  dunia, seperti Eropa, AS dan Asia. Para diaspora China yang terdiri dari sainsitis, periset, pedagang, industriawan menjalin komunikasi bisnis dengan pedagang China lewat pendekatan kebudayaan. Para diaspora itu bukan hanya membawa modal masuk ke China, tetapi juga mitra tekhnologi yang bisa dikembangkan di China. 


Kedatangan diaspora ke China disambut pemerintah China dengan hamparan karpet merah. Berbagai insentif diberikan kepada mereka, termasuk insentif pajak untuk R&D. Apalagi tahun 90an para sarjana yang tahun 80an  dikirim Deng sekolah ke AS dan Eropa, pulang ke China menjadi motor penggerak terbentuknya beragam Lembaga R&D. Sejak tahun 2001 China bergabung dalam WTO, semangat berkompetisi sudah well prepared. 


Nah dari empat hal tersebut bukanlah proses yang mudah. Bahwa kemajuan China yang sangat pesat, bahkan bisa mengalahkan AS dan Eropa dalam size ekonomi. Tidaklah berada di ruang hampa. Tidak larut dalam lantun kebanggaan etnis dan retorika nasionalisme. Mereka menghadapi tantangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Urbanisasi, polusi, kerusakan lingkungan, kemiskinan di pedesaan dan perkotaan. Bahkan sampai kini secara income per kapita,  China masih jauh dibawah AS. PDB China pada tahun 2023, USD 12.000. Sementara AS, USD 73.000. Artinya penduduk AS lebih kaya lima kali lebih dari China. 


Apakah secara militer kemajuan China mengkawatirkan? Tidak. Sejak tahun 1976, China tidak pernah konflik perang yang mengorbankan nyawa dan uang dengan negara manapun. Sementara AS dan Eropa terlibat konflik perang di Timur Tengah dan negara lain, dengan ongkos triliunan dollar.  Sementara China sibuk bekerja dan melakukan riset serta inovasi.  Disaat AS dan Eropa terlibat perang geopolitik dengan berbagai negara, China membangun kolaborasi dan sinergi dengan Kawasan yang berada di lintas jalur sutera. Apa yang disebut dengan Belt Road Initiative.  China tidak bicara tentang idiologi dan demoraksi tetapi business win to win. 


China  membangun Jalur Kereta Api Chongqing–Xinjiang–Eropa. Rute ini melewati Kazakhstan, Rusia, dan kemudian ke Eropa Barat melalui negara-negara seperti Polandia, Jerman, dan Prancis, Turki.  China juga bangun jalur logistic dari Guangxie ke ASEAN. Jalur kereta barang ASEAN Express dengan rute yang melewati Thailand. Laos dan Malaysia terhubung dengan Singapore. China juga bangun Pelabuhan logistic di Afika, di Pelabuhan Kribi di Kamerun, Pelabuhan Lekki di Nigeria dan Pelabuhan Lomé di Togo.  China juga menguasai Panama sebagai jalur logistic Amerika selatan dan utara. 


Kemajuan China yang pesat melewati AS dan Eropa, ya karena factor budaya, kerja keras dan cinta damai. Itu aja jawaban pertanyaan diatas. Seharusnya bangsa Amerika belajar dari sukses story China ini untuk bisa bangkit dari ketertinggalan dari China dan menjadi American great again. Bukannya mengundang konflik yang hanya menunjukan kelemahan dan kebodohan.

Senin, 14 April 2025

Nasip IDR kedepan...?

 



Sejak pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025. Kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, Bursa utama di ASIA , Eropa , AS, crash. Yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024. IDR di pasar offshore juga melemah diatas Rp. 17.000.


Sebelumnya saya tulis status di akun Sosmed saya agar BI jangan intervensi. Memang tidak saya jelaskan secara detail. Mengapa ? Karena saat crash kan USD menguat dan harga USTreasury jadi mahal, Yield sangat rendah. Orang jadikan UStreasury sebagai safe haven. Kan seharusnya IDR kuat, kok jadi berlawan posisinya? Artinya itu tindakan spekulatif. Jadi mudah dipahami keadaan pasar  NDF itu hanya menduga bahwa Cadangan devisa BI sebagian besar dalam bentuk USD. Makanya di-hit di pasar NDF, IDR melemah. 


Tapi rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 April 2025 memutuskan untuk lakukan intervensi. Pasar jadi tahu, bahwa Cadangan devisa kita banyak di USD. Nah, sejak minggu lalu yield US Treasury melonjak tajam. Tertinggi sejak tahun 2001. Karena Market sale down. Penjualan US Treasury diperkirakan menembus US$ 29 triliun atau senilai dengan Rp 486.910 triliun (US$ 1=Rp 16.790). Pelemahan terus berlanjut karena market mengkawatirkan kebijakan Trump akan menyeret AS ke dalam resesi.


Nah kemarin saat Indeks Dolar AS (DXY) merosot mendekati 99,50. Semua mata uang utama seperti Yuan, Yen, Euro, dan lainnya menguat. Mengapa justru IDR melemah?. Ya karena market sudah tahu penurunan DXY, juga penurunan terhadap nilai Cadangan Devisa BI. Apalagi BI melalui pasar SRBI menarik utang untuk meningkatkan Cadangan devisa. Memang akan membantu menguatkan IDR. Namun sangat rentan dalam kondisi tervolatilitas lebar.


Kedepan, kalau Yield US Treasury terus naik menandakan semakin murahnya harga US Treasury, itu juga meindikasikan menyusutnya cadangan devisa BI. Kalau BI tidak TopUp ( tambah utang ) Cadev, maka IDR akan terancam. Indikasi itu kuat sekali. Terutama kalau pertemuan PM Jepang dengan AS gagal mencapai kesepakatan penurutan tarif resiprokal, kemungkinan Jepang akan jual US Treasury di Market. Belum lagi kemungkinan China juga akan jual US treasury. Kan konyol jadinya.


Seharusnya sejak kemenangan Trump, BI sudah lakukan diversifikasi USD. Kan jelas apa yang dikatakan Trump saat kampanye dengan jargon politik proteksionisme nya. Yang saya kawatirkan BI terjebak dalam transaksi hedging lewat RepoLine dengan the Fed. Makanya saat USD melemah, BI harus TopUp Cadev. Moga dugaan saya salah. Kalah benar. Mate dah


Rabu, 09 April 2025

Predator dibalik Trump

 




Secara ekonomi dan politik jelas sulit memahami sikap Donald Trump terhadap kebijakan Tarif resiprokal kepada negara mitra dagang AS. Mengapa? Secara ekonomi, kenaikan Tarif resiprokal itu merusak asset kemitraan yang sudah dibangun oleh AS sekian decade lewat dibentuknya WTO. Itu proses yang tidak mudah. Tanpa keterlibatan soft power kelembagaan seperti IMF dan world bank, hampir tidak mungkin AS bisa menggiring hampir semua negara tunduk dalam konsesus Washington


Sekian decade AS menikmati pertumbuhan dan kemakmuran. Ekonomi AS efisien kala bertransformasi dari Industri low tech ke industry high-tech. Negara lain seperti Korea, Jepang, China, Taiwan dan lain lain, memanfaatkan transformasi ekonomi AS. Secara system kemitraan global terjadi efektif. AS mengekspor produk high tech dan mengimpor  consumer goods dengan harga murah. Perbedaan nilai tambah produk High-tech dibandingkan consumer goods tentu jauh sekali. Tetap aja AS diuntungkan dari globalisasi.


Secara politik USD menjadi mata uang dunia. Pemerintah AS menggunakan USD sebagai alat geopolitik dan geostrategisnya  untuk menentukan arah bandul ekonomi dunia. Ada istilah, kalau the fed batuk negara lain demam. Kalau the fed demam, negara lain stroke. Begitu perkasanya hegemoni AS secara politik dengan hanya menggunakan kekuasan system financialnya. Itu fakta yang tak terbantahkan. Tentu bukan berarti kesetiaan negara lain itu tanpa syarat. Itu karena system AS memang menjaga fairness dan transfaranse.


Nah pertanyaannya adalah mengapa Trump merendahkan martabat AS sebagai negara super power, pemenang perang dunia kedua dan negara tempat universitas terbaik di dunia? Dan mengapa banyak orang pintar dan anggota kongres Partai Republik mendukung agendanya, Make American great again. Apakah mereka kehilangan logika akademis dan politis untuk menghentikan kekonyolan Trump.  Terakhir mengapa mereka mau saja diajak berjudi di meja rolet!


Sebagai orang yang akrab dengan dunia hedge fund. Menurut saya sikap Trump itu tidak aneh. Dia tidak penting salah atau benar. Tujuannya adalah create issue berskala global. Pusat perhatian orang banyak tertuju kepada tarif resiprokal. Padahal sebenarnya agenda Trump bukan soal tarif. Perhatikan, saat Trump umumkan tarif, Pasar modal di bursa utama di Eropa, AS dan Asia tumbang, dan kurs melemah. Kalau kurs melemah tentu surat utang negara jadi murah dan Yield naik. 


Agenda Trump memang membuat murah surat utang. Dan memaksa the Fed  menurunkan suku bunga. Nah kalau the fed turunkan suku bunga, itu sama saja dengan relaksasi moneter. Para trader akan pinjam uang untuk trading surat utang negara lain. Uang akan mengalir ke luar AS menjadi stimulus negara lain mengamankan cash flow nya. Kebayang, kan berapa besarnya profit yang didapat oleh Trader. Dan pada waktu bersaman ketergantungan negara lain kepada USD semakin besar. Ya American great again. Financial hegemony, artinya hegemoni dunia.


Sejak Trump mencalonkan diri sebagai Presiden dan terpilih 2017, Warren Buffett menjual portfolionya secara berlahan lahan. Sampai dengan tahun 2025 sudah mencapai US$334 miliar atau sekitar Rp5.529 triliun. Dia lebih memilih kumpulkan uang tunai daripada belanja saham. Mengapa ? dia sudah tahu siapa dibalik Donald Trumps dan apa agenda mereka. Walau buffett tahu agenda itu tidak mudah. Namun dia tahu mereka serius dan mempersiapkannya sudah lama.


Tampilnya Trump di panggung US-1 berkat tiga orang billioner. Yaitu Ken Griffin dan Paul Singer, Timothy Mellon. Semua tahu bahwa Griffin dan Singer adalah pengelola hedge fund terkemuka di dunia. Kedua orang ini tidak sepi dari skandal. Sementara Mellon adalah pewaris dari Mellon Bank. Kita semua tahu bahwa Mellon Bank adalah pengelola The Fed khusus bank Custodian, tempat asset berupa surat utang negara manapun disimpan dan diperdagangkan lewat leverage. 


Ken Griffin, Paul Singer dan Timothy Mellon adalah orang yang membesarkan Elon Musk. Walau kerajaan bisnis Musk tidak ada yang profitable, hanya future illusion namun berkat tiga orang itu, nilai sahamnya melambung di luar batas rasional. Keberadaan Elon Musk dalam kabinet Trump, hanya bertindak sebagai proxy dari tiga orang itu. Makanya sebelum tarif diumumkan Musk sudah mengatakan akan mundur setelah 130 hari menjabat. Saat itu misinya sudah selesai. Walau dalam pernyataannya Elon Musk berbeda pendapat soal kenaikan Tarif, itu hanya drama. Termasuk dia merasa dirugikan akibat Tesla jatuh di bursa.


Sudah 50 negara minta ketemu dengan Trump untuk berunding soal Tarif resiprokal, namun Trump meminta mereka menghapus non tariff barrier. Ini syarat yang tidak mudah diterima oleh negara lain. Karena menyangkut kedaulatan negara dalam mengelola kepentingan geostrategis dan geopolitiknya dalam perdagangan international. Kalau itu dihapus, ya sama saja dengan melucuti kedaulatan negara lain. 


Artinya bagi Trump, tarif itu bukan big deal. Tujuanya memang melumpuhkan moneter negara dan pada waktu bersamaan mencengkramkan hegomoni dalam bidang ekonomi dan Politik. Kalau karena itu rakyat kelas menengah AS menjerit akibat harga consumer goods melambung. Produk petani menumpuk tidak dibeli China. Inflasi terkerek naik. Yield T-Bill naik. Apa peduli Trump. Dia bukan hanya ingin menguasai dunia, tetapi juga AS. Jauh diseberang benua ada Naga merah, China. Apa dikira China engga tahu agenda Trump? Apa semua elite AS bego semua. Kan engga. Entar liat aja, siapa yang jatuh. Trump atau China.

Senin, 31 Maret 2025

Engga usah lebay, indonesia hebat,

 



Lembaga rating seperti Moody's Investor Service , S&P dan Fitch punya akses kepada data fundamental negara atau korporat. Negara atau korporasi pasti beri mereka akses. Kalau engga, surat utang tanpa rating. Pasti tidak laku  dipasar. Mengapa ? Lembaga rating dapat trust dari pasar untuk menentukan rating. Dan sikap  investor ditentukan dari rating itu, seperti A, AAA, AB, BB dan lain lain. Semakin bagus rating, semakin tinggi animo investor untuk membeli dan memperdagangkannya. 


Fitch rating SBN Indonesia pada level  Baa2 dengan prospek stabil. Itu berdasarkan  sumber daya dan kebijakan pemerintah, Resiko default kecil sekali. Artinya dalam keadaan resilience membayar. Namun bukan berarti SBN itu tingkat trust nya tinggi di hadapan pasar. Pasar punya cara sendiri menilainya melalui tingkat yield,  tentu dengan memperhatikan tingkat kupon, dan waktu jatuh tempo. Contoh Lehman sehari sebelum collapse rating AAA. Tapi keesokannya default. Jadi tidak selalu rating adalah kebenaran absolud.


Mengapa saya ulas soal rating ini? Karena saya ingin menyampaikan bahwa apa yang dikritisi oleh  ahli ekonomi ada benarnya setidaknya senada dengan laporan Moody's  18 Maret 2025. Bersama ini saya ringkas laporan Moodys dalam bahasa sederhana agar mudah dipahami.


Pertama. Walau prospek ekonomi, PDB ril tetap akan tumbuh 5% namun dengan adanya program efisiensi secara structural demi mengamankan program MSB dan Danantara, kemungkinan pertumbuhan PDB pada semester awal tahun 2025 akan agak lebih rendah. Apa artinya?, kebijakan efisiensi dan realokasi ini kontraproduktif untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Kalau cara ini jadi kebiasaan. Masa depan ekonomi jadi gelap.


Kedua. Walau ratio utang terhadap PDB tergolong rendah dibandingkan negara lain namun kemudahan berhutang tidak akan seperti sebelumnya. Apa pasal ? risiko negatif paska transisi politik berupa ketidak pastian kebijakan, dimana berpotensi melemahnya aliran investasi asing, dan dampak negative terkait pada metrik fiscal. Ya basis pendapatan yang rendah.  Terutama disebabkan batalnya kenaikan PPN 12% yang diganti dengan Barang Mewah. Ini tentu berkoleasi dengan kemampuan membayar utang.


Misal. karena kondisi defisit APBN dan kecilnya ruang fiskal, kita selama ini bayar utang pakai utang atau revolving. Sementara pembayaran utang yang jatuh tempo ditahun tahun mendatang sangat besar. Rencana akan menaikan pajak dan royalty minerba masih belum jelas pelaksanaannya. Kalau cara cara seperti ini terus dipertahankan, akan sangat beresiko default surat utang. Memang masa depan kita gelap.


Ketiga.  Keberadaan Danantara beresiko terhadap  kelembagaan dan fiscal. Mengapa? Kita sudah ada UU No. 17/2003 tentang keuangan negara dan UU No. 15/2004 tentang Perbendaharaan negara. Ini memberikam otonomi kepada kementerian keuangan untuk melaksanakan disiplin tata Kelola keuangan negara yang transfarance. Atas dasar itu selama ini kita eligible menerbitkan SBN. Dengan adanya Danantara atas dasar UU BUMN No. 1/2025 keadaan menjadi tidak pasti, terutama soal disiplin dan transfaransi.


Demikian ringkasan saya dari catatan Lembaga rating. Semoga ini bisa menjernihkan issue soal Indonesia gelap. Apakah issue itu berlebihan atau tidak, itu bukan point nya. Yang penting bagaimana kita bisa menjadikan catatan Lembaga rating itu untuk bersikap memperbaiki keadaan. Jadi engga perlu lebay sibuk membela diri dan optimis. Apalagi akan pakai data tandingan. Itu kampungan. Tanpa kerja keras dan kerja benar dengan niat baik, Indonesia gelap itu sebagai kunsekuensi logis dalam dunia kapitalis.


Jumat, 28 Maret 2025

Mungkinkah Rupiah terjun bebas ?

 




Sejak tahun 2022 Volatilitas Rupiah semakin mengkawatirkan. Mengapa? Padahal ekspor mineral tambang kita sangat besar, terutama Nikel dan batubara. Seharusnya itu lebih dari cukup memperkuat Cadev dan menstabilkan rupiah. Yang jadi masalah adalah walau DHE kita sangat besar. Namun karena alasan skema FDI, sebagian besar DHE tidak kembali ke Indonesai.  Maklum industry ekstraksi memang bertumpu kepada skema counter trade offset.


Untuk menjaga stabilitas kurs rupiah, BI terpaksa mengisi Cadev lewat operasi moneter kontraksi. Namanya RR SBN atau Reverse Repo Surat Berharga Negara. Namun dinilai tidak efektif menjaga stabilitas rupiah. Karena tidak marketable. Makanya pada tanggal 15 september 2023, BI meluncurkan outstanding Instrument bernama SRBI ( Sertifikat Rupiah Bank Indonesia.). SRBI ini sifatnya marketable, high quality liquid asset (HQLA). Tentu diminati oleh investor. Maklum BI kan otoritas issuer IDR. 


Skema SRBI ini sederhana saja. BI membeli SBN dari pasar sekunder maupun pasar perdana. Kemudian, SBN itu di-struktur menjadi SRBI. Jadi sebenarnya SRBI tak lain sama dengan sekuritisasi SBN. Ya semacam product derivative investasi portfolio. Market nya adalah Bank Umum lewat lelang terbuka konvensional dan bisa dipindah tangankan serta ditransaksikan di pasar sekunder. 


Sebenarnya dengan adanya SRBI, BI bisa lead di market untuk menjaga stabilitas rupiah. Namun tetap saja kedodoran? Ya karena utang luar negeri yang disedot pemerintah, BI, BUMN dan Swasta terus meningkat. Kita bisa lihat data PII Indonesia kwartal 4 2024, posisi KFLN ( Kewajiban Financial Luar negeri ) sebesar US$768,1 miliar. Sementara posisi AFLN ( asset financial luar negeri termasuk Cadev)  sebesar US$522,8 miliar. Jadi necara PII negative sebesar US$245,3 miliar.


Kalau berdasarkan neraca PII Indonesia yang terus negative. Band nya lebar banget, yaitu hampir dua kali dari Cadev kita. Secara fundamental IDR memang rapuh. Engga percaya? tuh lihat, walau setiap pelemahan Rupiah,  BI terus  lakukan intervensi lewat lelang terbuka SRBI di market. Namun tidak pernah efektif menstabilkan rupiah. Ya karena itu sama saja memperlebar negative PII kita. Gimana mau stabil, lah IDR dijamin valas dari utang.


Belum lagi, di pasar sekunder, SRBI itu diserap asing dan ditempatkan di bank custody Melon Bank NY, untuk dileverege lewat berbagai mata uang. Jadi walau SRBI itu Rupiah, namun ia  multiple currency. Artinya, setiap SRBI diterbitkan, itu sama saja dengan BI menambah utang luar negeri. Sementara penerimaan DHE tidak significant memperkecil Posisi Netto KFLN.  Bagaimana masa depan Rupiah? Dengan kebijakan proteksionisme Presiden Donald Trump. Akan sangat sulit bunga akan turun. Bahkan cenderung naik. Mengapa? 


Relaksasi pajak Trump akan meningkatkan defisit anggaran AS dan memaksa the fed menambah utang. Tentu bunga akan terkerek naik guna menyerap uang dari pasar.  Sementara tahun ini SRBI jatuh tempo pada Mei, Juni, dan Juli masing-masing diperkirakan sebesar Rp 113,1 triliun, Rp 121,7 triliun, dan Rp 126,7 triliun.  Artinya kalau Fed-rate naik, ya BI harus naikan BI-Rate. Kalau engga, engga ada investor mau beli SRBI, Terus gimana bayar SRBI yang jatuh tempo. Goes to the corner kan...mau engga mau BI rate harus naik.


Nah masalahnya spread BI-Rate dengan Fed-Rate terus melebar. Mengapa?  setiap pelemahan rupiah otomatis resiko meningkat dan yield juga akan meningkat. Costly memang.  Dampaknya terhadap sector real. Parhatikan. Walau   BI-Rate pada level 5,75%. Namun itu tidak ada kaitannya dengan suku bunga pinjaman Bank. Suku bunga bank dipengaruhi oleh likuiditas. Sementara likuiditas diserap oleh SBN dan SRBI. Jadi, bunga bank tetap akan tinggi. Ini akan mempersulit perbankan untuk ekspansi kredit meningkatkan lapangan kerja.


Inilah problem utama mengapa rupiah akan cenderung terus melemah. Jadi, pelemahan rupiah bukan karena issue distrust kepada pemerintah. Tidak ada pemerintah yang sempurna. Juga tidak ada pasar yang sempurna. Namun market mengkororeksi dan itu memang kerjaan pengelola Hedge fund, yang selalu mempencundangi pemerintah yang lemah. Mau gimana lagi? Masalahnya, IDR memang rapuh.  Memang tidak lagi sederhana masalahnya.  Ini sudah masalah struktural. Penyelesaiannya harus holistik. Engga bisa partial


Apa solusinya? 


Pertama. Yaitu meningkatkan FDI yang sehingga bisa meningkatkan DHE memperkuat Cadev.  Caranya? Perizinan investasi PMA terutama SDA harus atas dasar lelang investor. Syarat utama adalah melarang skema counter trade offset. Itu berlaku bagi asing maupun local. Artinya yang boleh berinvestasi PMA haruslah real investor yang punya financial capability. Negara maju seperti China, dan AS melakukan seperti itu. Jadi, jangan lagi ada konsesi IUP dibagi bagikan kepada pihak yang engga jelas, yang ujungnya hanya broker, yang jarah kredit bank BUMN.


Kedua. Pemerintah harus membentuk team restruktur utang luar negeri, seperti Malaysia lakukan dalam kasus 1MD. Misal, proyek Kereta Cepat, itu cash out valas setiap tahunnya untuk bayar bunga mencapai USD 260 juta. Kembalikan aja itu proyek ke China. Biarkan China yang Kelola. Kan bisa hemat valas. Begitu juga dengan proyek PLN dan Pertamina yang bersumber dari utang luar negeri. Serahkan aja ke investor asing semua. Itu bisa hemat miliaran usd. 


Ketiga. Data februari 2025, porsi ULN Pemerintah disalurkan pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, selanjutnya sebanyak 17,8% untuk Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib. Adapun untuk sektor Jasa Pendidikan porsi ULN Pemerintah sebesar 16,6%, kemudian sektor Konstruksi sebesar 12,1%, serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebanyak 8,2% dari ULN Pemerintah. Skema belanja seperti itu hapus aja. Itu moral hazard ngabisin valas. Ganti dengan skema SBN rupiah. Artinya yang local konten rendah, engga usah dulu belanja.


Demikian solusi dari saya. Mekanisme operasi pasar uang BI sudah benar. Tidak perlu diubah. Karena tugas BI memang menjaga stabilitas Rupiah berdasarkan kaedah international. Yang harus diubah adalah mindset pemerintah untuk focus menjaga IDR atas dasar fiscal policy, yang berorientasi kepada creating job lewat peningkatan FDI dan mengurangi ketergantungan belaja valas. Otherwise, jangan kaget bila Rupiah akan jatuh seperti Lira di Turki atau Venezuela


Ada apa ?

  Panglima TNI Agus Subiyanto mengeluarkan perintah untuk mengamankan Kajati/Kajari di seluruh Indonesia. Perintah itu tertuang dalam Telegr...