Selasa, 29 Oktober 2019

Bahaya radikalisme atau Defisit perdagangan?


Tadi sore saya ngobrol  dengan teman. Semua sepakat tentang program pemerintah yang sistematis untuk memerangi radikalisme.  Keliatan sekali dengan penunjukan orang yang memegang posisi Menteri PAN, Mendagri, Menhan, Menag, MenkoPolkam. Tetapi  apakah keberhasilan memerangi radikalisme akan membuat Indonesia pasti aman? Bagaimana bila terjadi krisis ekonomi? Apakah persatuan dan kesatuan kita tetap kokoh menahan dampak krisis ekonomi ? Inilah yang harus diwaspadai oleh Pemerintahan Jokowi sekarang. Masalah ekonomi adalah masalah mendasar yang berhubungan dengan perut dan rasa keadilan. 

Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa keadaan baik baik saja. Karena fundamental ekonomi kita masih kuat. Pada triwulan III 2019 neraca pembayaran Indonesia dimana surplus transaksi modal dan financial serta defisit transaksi cukup terkendali. Dimana, arus masuk investasi portofolio pada triwulan III ini tercatat USD 4,8 miliar. Posisi cadangan devisa Indonesia tetap kuat, pada akhir September 2019 tercatat USD 124,3 dollar setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia.

Tapi ada yang mengkawatirkan , yaitu defisit transaksi berjalan. Diperkirakan tahun 2019 ini defisit transaksi berjalan akan mencapai 2,5-3% dari PDB. Tren defisit ini sudah nampak pada tahun 2018, dimana defisit neraca perdagangan mencapai US$8,57 miliar. Angka ini bukan hanya yang pertama di pemerintahan Jokowi tetapi yang terburuk sepanjang sejarah. Bahkan prestasi terburuk di ASEAN. Silahkan lihat Chart dibawah ini. Mungkin anda akan bertanya tanya. Apa dampaknya bila defisit perdagangan terus membengkak ? Baik saya akan jelas secara singkat.

Apa yang dimaksud dengan defisit neraca perdagangan? adalah lebih besar impor daripada eksport. Artinya semakin besar real  cadangan devisa berkurang. Dampaknya akan berantai.  Akibat defisit neraca perdagangan yang bengkak, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) juga makin melebar. Nah defisit transaksi berjalan itu sendiri merupakan bagian dari komponen neraca pembayaran yang berpengaruh pada nilai tukar rupiah pada akhirnya. Makin lebar defisit transaksi berjalan, aliran modal asing yang dibutuhkan untuk membuat neraca pembayaran surplus makin besar. 

Di tengah situasi resesi global, mendapatkan modal asing tidak mudah lagi. Apalagi tidak ada investor yang mau masuk ke suatu negara yang tingkat defisit neraca perdaganganya tinggi. Mengapa ? karena tidak ada kepastian akan kurs, tentu beresiko untuk investasi jangka panjang. Sekali aliran modal terhenti, cadangan devisa akan terkuras cepat. Cadangan devisa sebesar USD 124,3 akan habis dalam waktu 7 bulan. Yang berbahaya proses terus tergerusnya devisa itu bisa berdampak rupiah terjun bebas dan ini akan menimbulkan dampak sistemik. Pengalaman di negara berkembang, tidak ada satupun yang rezim yang selamat. Pasti jatuh.

Lantas apa solusinya ? di samping program stimulus harus segera dilaksanakan pada APBN 2020, pemerintah juga harus melobi China dengan keras. Karena China adalah mitra dagang kita yang membuat kita paling besar tekornya. Pada negara lain kita untung atau surplus.  Indonesia bisa memanfaatkan kuridor China Asean Free Trade Area yang dicanangkan tahun 2010. Caranya yang cepat dan berdampak luas adalah memaksa China melakukan relokasi tehadap industri yang punya pasar di Indonesia. Dengan demikian, FDI masuk, angkatan kerja terserap, kita tidak perlu lagi impor. Kemitraan jadi equal. Dalam hal ini diperlukan loby smart dari menteri perdagangan, industri dan Menlu.

Kalau pemerintah tidak focus melobi china agar neraca perdagangan dengan China bisa balance, dan lebih focus mempertahankan cadangan devisa lewat operasi pasar uang dan   moneter polecy  maka itu sama saja dengan telan pil viagra. Lambat laun jantung bisa melemah dan kena struk. Karena kekuatan bukan berasal dari kekuatan real tetapi rekayasa yang pasti ada batasnya. Kematian tinggal menghitung hari. Semoga pemerintah menyadari ini, bahwa masalah ekonomi lebih bahaya daripada radikalisme.

Minggu, 27 Oktober 2019

Wamen BUMN


Pada saat Presiden mengangkat Eric Tohir sebagai Menteri BUMN, saya sempat ragu dan memang pantas ragu. Semua tahu kemampuan Eric Tohir dalam dunia bisnis dan ekonomi. Tapi kesetiaan dia kepada Jokowi tidak ada yang bisa meragukan itu. Karena itulah saya sempat menulis surat terbuka kepada Eric Tohir. Dua hari kemudian, Jokowi mengumumkan Wamen BUMN adalah Kartika Wirjoatmodjo dan Budi Gunadi Sadikin. Yang hebatnya, Jokowi tidak memberi satu Wamen tapi dua. Itu artinya Jokowi sangat sadar pentingnya peran BUMN pada periode kedua kekuasaannya dan juga sangat mengetahui kekurangan Eric Tohir.

Kartika Wirjoatmodjo menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1996. Kemudian, melanjutkan pendidikan magister di Erasmus University di Rotterdam, Belanda hingga meraih gelar MBA pada tahun 2001 lalu. Budi Gunadi Sadikin menyelesaikan pendidikan Sarjana Fisika Nuklir di Institut Teknologi Bandung pada 1988. Ia mengantongi Sertifikasi Chartered Financial Consultant dan Certified Life Underwriter dari Singapore Insurance Institute pada 2004. Pada saat di pilih sebagai Wamen, Kartika adalah Dirut Bank Mandiri, dan Budi Gunadi Sadikin adalah Dirut Inalum Holding.

Kalau saya perhatikan kedua Wamen ini sebetulnya dua otak jenius dalam dunia keuangan dan perbankan, yang termasuk langka. Bayangkan , baik Kartika maupun Budi, keduanya adalah banker termuda yang naik karena prestasi fenomenal. Bahkan prestasinya boleh dikatakan mereka mampu melakukan sesuatu yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan oleh banker atau ekonom lokal maupun international. Kartika adalah otak di balik skema financial engineering pembiyaan PT Medco Energy International Tbk dalam aksi akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$2,6 miliar pada 2016.

Budi Gunadi Sadikin adalah otak dibaling skema financial engineering divestasi saham Freeport Indonesia. Di tangan Budi, Inalum berhasil merebut 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Keberhasilan itu atas kerja keras pemerintah dan tentunya Inalum dalam mencari pendanaan untuk membeli saham Freeport. Lantas apa kelebihan mereka berdua sehingga pantas disebut jenius dan fenomenal ?

Skema financial engineering dari aksi akuisisi dengan nilai gigantik yang mereka berdua lakukan itu tanpa melibatkan resiko negara secara langsung sebagai penjamin. Dalam hal pembiayaan akuisisi Newmont, bank Mandiri yang dikomandani oleh Kartika memberikan solusi pembiayaan dari sejak menarik konsorsium pendanaan sampai kepada exit agar resiko bank sebagi lander jadi nol. Budi mampu menerbitkan Global Bond di Bursa London dengan nilai lebih dari USD 3 miliar untuk pembiayaan akuisisi Freeport oleh Inalum. Skema pembiayaan adalah unsecure bond tanpa jaminan apapun dari asset Inalum dan negara sebagai pemegang saham.

Kedua orang ini, relatif muda dibandingkan banker sekelasnya. Prestasi mereka terbaik dibandingkan banker yang ada di Indonesia dan ASIA. Penempatan mereka sebagai wamen tak lebih karena sikap rendah hati mereka yang tidak ingin menonjol dalam dunia politik. Mereka hanya ingin kerja dan mengabdikan skll nya untuk bangsa dan negara. Kalaulah tidak ada Dahlan Iskan waktu jadi Menteri BUMN, dua permata ini tidak akan pernah tampil dipanggung nasional dan international. KIta harus berterimakasih kepada pak Dahlan yang telah memberikan kesempatan mereka naik cepat sebagai banker BUMN dan mereka bisa membalas kepercayaan negara itu dengan prestasi hebat.


Seorang Eric Tohir memang tepat menjadi kapten kedua orang ini. Karena Eric dikenal sebagai pribadi yang berpikir terbuka dan berani mendelegasikan otoritasnya. Bila orang hebat membantunya dia akan berprestasi hebat sebagai Menteri BUMN , walau di tengah tantangan kelangkaan financial resource dan ancaman resesi dunia sekalipun.

Kamis, 24 Oktober 2019

Agenda : Pembangunan SDM


Dalam kampanye nya pada periode pertama, Jokowi mencanangkan revolusi mental. Itu ditujukan bukan kepada rakyat secara khusus. Tetapi ditujukan khusus kepada elite politik. Apa yang dilakukan Jokowi ? memotong bisnis rente dan kalau bisa diberantas sama sekali. Semua tahu bisnis rente itu berhubungan dengan kekuasaa elite politik. Dari sejak bisnis migas, pertambangan, perkebunan, property, perdagangan, ekspor dan import. Semua pasti ada berhubungan dengan rente. 

Di era pertama, Jokowi belum berhasil memberantas bisnis rente secara keseluruhan. Tetapi dia berhasil memotong bisnis rente, sehingga tidak bisa lagi berkembang bebas seperti sebelumnya, karena diatur lewat moratorium tambang, moratorium pembukaan lahan baru untuk kebun sawit, tata niaga lewat pajak eksport dan efisiensi logistik.  Mereformasi APBN dari money follows function menjadi money follow program. Terakhir mendorong DPR mengesyahkan UU KPK agar lebih besar perannya kepada pencegahan dari pada penindakan.

Di era kedua ini focus Jokowi kepada pembangunan Sumber daya Manusia (SDM). Kalau revolusi mental eksekusinya lebih kepada kebijakan langsung dibawah komando presiden lewat kebijakan strategis pembangunan. Para menteri hanya melaksanakan instruksi saja. Menteri jagonya soal ini. Namun untuk pembangunan SDM, tidak bisa di drive langsung oleh presiden. Mengapa ? secara politik, ini berkaitan dengan otonomi daerah, dan  secara sosial dan budaya, ini berhubungan dengan pendidikan, secara agama, ini berhubungan dengan keimanan yang majemuk

Bertambah rumit lagi, pembangunan SDM itu harus ditempatkan dalam sistem demokrasi. Akan lebih mudah kalau diterapkan seperti di CHina yang otoriterian. Dalam sistem demokrasi, perubahan harus dilakukan secara sistem yang ada. Engga bisa main paksa. Masalahnya bagaimana pembangunan SDM itu bisa cepat dilakukan tanpa mengganggu HAM? Caranya adalah melalui perubahan metodelogi. Nah soal metodelogi ini ada pada kehebatan orang yang mengemban tanggung jawab, yang mampu menterjemahkan visi presiden secara detail dan teknis.

Contoh tadinya Menteri Dalam Negeri perannya lebih kepada supervisi birokrasi dan procedural yang bersifat normatif terhadap seluruh provinsi dan daerah otonom. Nah dalam rangka pembangunan SDM, menteri dalam negeri harus menjadi motivator dinamisator, fasilitator bagi semua provinsi, dan daerah otonom. Ukurannya bukan lagi normatif ( yang penting anggaran terserap ) tetapi sudah teknis, yang berhubungan dengan kinerja yang bisa langsung dirasakan oleh rakyat. Apa itu?  INVESTASI. Ya seperti yang dirasakan oleh Rakyat DKi waktu Ahok gubernur atau seperti Ganjar di Semarang atau ibu Tri di Surabaya. Soal ini, Tito Karnavian memang jagonya.

Contoh Menteri agama, Kalau tadinya menteri agama lebih disibukan dengan pembinaan kegiatan keagamaan dan kerukunan, tetapi dalam pembangunan SDM, metodelogi nya sudah mengarah kepada pembinaan teritorial yang berbasis agama. Mengapa ? agar agama itu bagaikan elang yang terbang tinggi dengan spiritualnya dan membumi bagaikan induk ayam yang tangguh melewati sunattulah untuk menghidupi dirinya , keluarga dan lingkungan atas dasar cinta dan kasih sayang. Hanya dengan cara ini agama menjadi obor dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Jadi agama yang membuat orang terpecah belah, puritan, bigot, seperti sebelumnya yang sudah sampai tahap mengkawatirkan, tidak akan terjadi lagi. Jenderal (Purn) Fachrul Rasi orang yang tepat untuk ini.

Contoh berikutnya adalah menteri pendidikan. Kalau tadinya menteri pendidikan itu lebih focus kepada sistem belajar yang dogmatis feodalis dan mengarahkan orang bersiap masuk dalam pasar kerja untuk fuel mesin kapitalis, tetapi sekarang dalam rangka pembangunan SDM, pendekatannya bukan lagi dogmatis dan feodalis. Bukan. Metodelogi nya sudah diubah.  Mengarah kepada pendidikan karakter; kreatif, inovatif , passion dan mandiri. Anak didik tidak disiapkan menjadi fuel kapitalis tetapi menjadi mesin pembangunan yang egaliter. Dengan itu , SDM yang besar itu akan menjadi mesin turbo mengeskalasi pembangun disegala bidang. Nadiem Makarim orang yang dinilai tepat untuk posisi ini.

Dalam hal program pembangunan SDM saya harus akui, bahwa Jokowi sudah benar. Sebagai pemimpin, Jokowi sudah melaksanakan kebijakan the right man on the right place. Mengapa ? jabatan itu ada karena agenda specifik yang ingin dicapai oleh pemimpin. Jadi orang yang akan menempati posisi itu engga bisa digeneral. Untuk menteri Agama harus kiyai. Untuk menteri Pendidikan harus Profesor. Untuk menteri dalam negeri harus lulusan IPDN atau dari politisi. Engga begitu. Kalau begitu kapan kita akan berubah.

Fachrul Razi
Mungkin bagi generasi milenial engga begitu kenal dengan Fachrul Razi ( FR). Maklum dia termasuk menteri tertua di kabinet Jokowi. Saya mengenal pak FR tahun 90an. Dia dikenal sebagai ABRI hijau yang sedang dapat angin cerah dari Soeharto. Yang pada waktu itu ABRI merah putih sedang dikucilkan oleh Soeharto. Nah apa itu ABRI hijau ? ABRI yang dekat ke Islam, dekat dengan tokoh Islam. Sementara ABRI merah putih adalah ABRI nasionalis yang kebetulan mereka sebagian beragama bukan Islam. Ketika itu tahun 90an memang terjadi faksi di ABRI. Karena sejak tahun 80an , ABRI dari kelompok merah putih dapat angin karena sangat dekat dengan Soeharto.

Akibat terjadi kasus Tanjung Priok dimana umat Islam dibantai, banyak perwira ABRI yang Islam menjaga jarak dengan group merah putih dan mereka semakin dikucilkan. Dari situlah secara tersamar terjadi faksi di tubuh ABRI. Dari kelompok ABRI hijau ini adalah Feisal Tanjung, Hartono, Z.A. Maulani, dibawahnya ada Fachrul Razi, SBY, Wiranto. ABRI merah putih adalah Benny Moerdani, Tri Sutrisno, Sintong Panjaitan, LB Panjaitan, Edy Sudrajat. Sebelum tahun 90an, ABRI merah putih praktis mengendalikan ABRI dan mendapatkan kepercayaan besar dari Soeharto. Sementara ABRI hijau terkucilkan.

Tapi tahun 90an, situasi berubah. ABRI hijau mendapat angin sejak Probowo mulai menjadi perwira yang rising Star. Prabowo yang Islam berusaha merangkul kedua kelompok hijau dan merah putih. Namun belakangan ternyata Prabowo justru terseret ke ABRI hijau yang kebetulan saat itu pak Harto sendang dekat sekali dengan ICMI. Satu satu PATI ABRI merah putih seperti Benny Moerdani, Sintong Panjaitan, LB Panjaitan dikucilkan. Padahal sebetulnya mereka bukan anti Islam tapi lebih kepada nasionalis, tanpa memandang agama. Menjelang kejatuhan Soeharto, perseteruan kedua faksi ini semakin kencang dikalangan Perwira TNI. Puncak perseteruan dua faksi di ABRI terjadi menjelang kejatuhan Soeharto dan setelah Soeharto tumbang. Pak Harto serahkan kekuasan bukan kepada ABRI tetapi kepada Habibie yang wapres. Prabowo jadi tumbal oleh kedua faksi yang bertikai itu. Habibie mempersatukan kedua faksi itu dengan menyingkirkan Prabowo. Prabowo dilucuti jabatan dan pangkatnya.

Yang hebatnya mereka yang melucuti itu adalah para sahabat yang dibela Prabowo dihadapan Soeharto sehingga karir mereka melambung. Mereka itu adalah Wiranto, SBY, Agum Gumelar, Fachrul Razi, Tarub. Setelah itu Wiranto dapat posisi panglima ABRI, SBY jadi Menko Polkam di era Megawati akhirnya jadi presiden dua periode. Agung Gumelar pernah jadi Menko Polkam era Gusdur, LBP jadi menteri.

Fachrul Razi pensiun setelah mendapat posisi wapangab. Setelah pensiun dia menjabat Presiden Komisaris di PT Central Proteina Prima (CP Prima) dan Komisaris Utama di PT Antam Tbk sejak 2015. Dia juga menjadi komisaris di PT Toba Sejahtera Group milik Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. Selama Pilpres 2019, Fachrul Razi menjabat sebagai Ketua Tim Bravo-5. Tim yang dibentuk Luhut Binsar Panjaitan tersebut berisikan purnawirawan TNI yang mendukung Jokowi. Kini ABRI hijau itu jadi menteri agama.

Jadi kedekatan Fachrul Razi dengan Islam sudah terbentuk sejak di AMN dan pernah menjadi perwira pendakwah dari masjid ke masjid. Selama jadi perwira menengah dan tinggi hubungan dengan tokoh Islam sangat dekat dan dia memang ahli strategi pembinaan teritorial secara keagamaan terutama agama Islam. Jadi penempatan dia sebagai menteri agama sudah tepat. Apalagi misi Jokowi adalah menjadikan kekuatan Islam sebagai tulang punggung NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Mengapa? bagaimanapun umat islam adalah mayoritas di negeri ini, yang karenanya tanggung jawab umat islam sangat besar untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dengan cara menghormati mereka yang berbeda.

Nadiem Makarim
Setelah krisis Global tahun 2008, diadakan pertemuan Washington yang dihadiri oleh semua negara anggota World Bank, yang terdiri dari pajabat puncak setingkat menteri dan bank Central. Semua suara menuntut agar diadakan reformasi besar besaran di tubuh World bank Group. Saat itu AS sebagai mayoritas shareholder World bank harus bersikap. Untunglah Presiden nya adalah Obama. Obama bisa menerima sebagai konsekwensi mengembalikan fungsi World bank sebagai agent of developement di negara anggota pada umumnya dan negara berkembang pada khususnya. Namun gimana caranya merubah culture dan sistem yang ada di dalam World bank yang sudah berakar di kepala lebih dari 6000 ekonom itu? Semua mereka akhli di bidang ekonomi dan jago teori.

Sebagai orang berlatar belakang lawyer yang terbisa berdebat di depan pengadilan untuk mendapatkan kebenaran dari perspektif keadilan, Obama melihat persoalan World bank bukanlah hal sulit untuk mereformasi nya. World bank harus dipimpin oleh orang yang punya jiwa kemanusiaan yang tinggi dan dari itu mampu mengeluarkan kebijakan out of the box. Siapa yang pantas menjadi pemimpin World bank dengan qualifikasi seperti itu.? Juga tidak mudah mendapatkannya. Karena sebagian besar ekonomi berpikir texbook.

Obama menunjuk seorang yang dia kenal waktu dia membawa anaknya berobat. Kali pertama mengenal seseorang itu, Obama langsung terinspirasi. Siapa orang itu ? Dia adalah Jim Yong Kim. Kim warga negara AS yang lahir di Korea. Ia pindah ke Amerika Serikat dari Korea Selatan saat berusia lima tahun. Ia meraih gelar dokter dari Brown dan Harvard Medical School dan gelar doktor dalam antropologi di Harvard, dengan gelar PhD. Tesis difokuskan pada perusahaan farmasi. Dia juga penerima hibah 'jenius' MacArthur. Kim membantu dan mengubah tantangan berpikir dalam komunitas kesehatan dunia. Dan dia sukses merubah paradigma kesehatan dari yang bertumpu kepada industri pharmasi ke hospitality concept.

Di bawah kepemimpinan Kim, memang terjadi reformasi World bank secara menyeluruh dan terukur tanpa gejolak. Kebayang, betapa hebatnya seorang KIM yang bukan ekonom tetapi bisa mengubah cara berpikir ekonom dalam melihat kemiskinan dan kebutuhan akan pembangunan. Paradigma lama bahwa uang segala galanya, money follows function diubanya menjadi money follow program. Berangsur angsur World bank tidak lagi kepanjangan tangan negara maju untuk mendikte negara berkembang. World bank masuk dalam paradigma baru yang bersifat egaliter. Tidak lagi kapitalisme oriented.

Sistem pendidikan kita sudah terjebak dengan sistem feodal yang menciptakan kelas ditengah masyarakat. Apapun ukurannya adalah nilai dan index prestasi. Dan itu sebagian besar dasarnya adalah hafalan dan textbook. Dari sana ada istilah sekolah favorit, kampus favorit, bintang kelas, bintang sekolah. Apa yang terjadi?, dari sekolah, murid/mahasiswa terjebak dalam seni berkompetisi ala kapitalis untuk mengejar rating. Hanya siswa yang punya rating tinggi yang bisa masuk sekolah rating tinggi dan siswa yang berasal dari sekolah rating tinggi yang bisa masuk kampus rating tinggi. Kelak, kalau mereka terjun kemasyarakat, terjadi kebingungan. Karena rating itu tidak efektif melahirkan inovasi dan kreatifitas. Yang terjadi adalah lahirnya komunitas ekslusif raja nyinyir dan pengeluh. Mudah terprovokasi jadi folower kadrun.

Mereformasi sistem pendidikan yang sudah berakar sejak lama, dan mengubah paradigma feodal menjadi egaliter kedalam sistem pendidikan tidah mudah. Semua pakar pendidikan lahir dari sistem pendidikan feodal. Untuk itu diperlukan orang yang bisa berpikir out of the box. Pilihan Jokowi kepada Nadiem Makariem sebagai menteri pendidikan, adalah tepat. Mengapa ? ini berkaitan dengan visi dan misi Jokowi pada periode kedua ini, yaitu menciptakan SDM yang berkualitas, yang sanggup menghadapi perubahan zaman yang cepat. Singkatnya diperlukan adanya reformasi pendidikan nasional kalau kita ingin berubah.

Apa kelebihan Nadiem Makarim? Karena dia sudah buktikan, dalam mengembangkan bisnis GOJEK, yang dalam waktu relatif singkat dapat mengubah sudut pandang orang dalam menggunakan jasa angkutan dan cara berbelanja. Bukan itu saja, tapi juga mampu mengubah mindset jongos menjadi mental enterpreneurship bagi semua driver anggota Gojek. Antara konsumen, mitra dan pengelola terjadi hubungan yang egaliter. Bukan feodalisme. Nah, tugas Nadiem Makarim adalah mereformasi sistem pendidikan dari feodalis ke egaliter untuk lahirnya SDM yang berkualitas , mandiri dan kreatif. Selamat bekerja Pak. Semoga engga niru Anies yang berujung pemecatan.


Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo sebelumnya adalah menteri dalam negeri. Namun kini digeser oleh Jokowi ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Siapa itu Tjahjo Kumolo? Dia adalah politisi PDIP. Di era Soeharto dia pernah menjadi ketua Umum KNPI pada periode 90-93. Kala itu, kalau orang sudah bisa menjadi ketua KNPI maka karir politik nya di Golkar sudah dipastikan melambung. Karena KNPI ( Komite Nasional Pemuda Indonesia ) adalah gabungan dari semua unsur ormas kepemudaan. Semua orang berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan ingin menjadi ketua umum KNPI. Karir Tjahjo Kumolo di Golkar selama 10 tahun dan menjadi anggota DPR sejak tahun 1987- 1997.

Setelah kejatuhan Soeharto, dia bergabung di PDIP. Pada pemilu 1999 dia berhasil mendapatkan kursi anggota DPR mewakili PDIP. Di partai berlambang banteng itu, Tjahjo menempati jabatan penting yakni wakil sekretaris Fraksi PDIP pada 1999-2002, sekretaris Fraksi PDIP pada 2002-2003. Anggota Komisi XI serta anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen pada 2004-2008, ketua Fraksi PDIP dan anggota Komisi I bidang pertahanan, intelijen, luar negeri, dan komunikasi informatika pada 2004-2009. Tahun 2014, Tjahjo kemudian masuk dalam kabinet. Koneksinya dengan semua elite dari partai manapun sangat baik. Karena kebanyakan yang kini jadi elite partai dulu pernah menjadi anak buahnya semasa dia jadi Ketua Umum KNPI

Tapi apakah dengan menjadi politisi Golkar selama 10 tahun di era keemasan golkar itu membuat dia kaya raya? Menjadi Politisi PDIP membuat hartanya bertambah ? Menjadi menteri membuat dia kaya ? tidak. Teman saya yang dekat dengan dia  mengatakan bahwa Tjahjo Kumolo tidak punya rumah pribadi. Hidupnya sangat bersahaja. Kalau dia mau kaya dari politik, dia udah kaya sejak muda.  Dia pernah jadi ketua umum KNPI, yang ketika era Soeharto tidak sulit dapatkan uang. Semua pengusaha butuh akses politik melalui KNPI dan itu sumber uang. Tetapi dia tidak pernah mau terlibat sebagai calo politik bagi pengusaha yang ingin dapatkan akses kekuasaan. 

Kini di periode kedua Jokowi, dia mendapat amanah sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Jokowi ingin orang seperti Tjahjo Kumolo untuk melakukan reformasi birokrasi. Agar terjadi perubahan paradigma birokrasi menjadi meritrokrasi.  Dari dilayani menjadi melayani. Sikap mental dia sudah teruji selama puluhan tahun sebagai politisi yang hanya untuk melayani rakyat. Karakter seperti ini yang sulit didapat dikalangan birokrat, yang cenderung menjadikan birokrasi sebagai mesin uang untuk kepentingan pribadi.  Tentu dia tidak akan mengalami kesulitan melakukan penertiban aparatur negara agar proses reformasi birokrasi berbasis IT  dapat berjalan. Agar aparatur negara itu menjadi SDM yang berdaya guna untuk kepentingan nasional, bukan golongan. Mengapa? nature dia dari dulu memang nothing to lose. Selamat bekerja pak Tjahjo Kumolo





Selasa, 22 Oktober 2019

Dinamika Politik.


Nasdem kemungkinan oposisi?
Partai Nasdem memberikan sinyal siap menjadi oposisi pada pemerintahan kali ini. Padahal, Partai Nasdem diketahui merupakan salah satu partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Sinyal tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh usai menghadiri pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Menurut dia, bila semua partai politik mendukung pemerintah, Partai Nasdem siap menjadi oposisi. "Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Surya seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (21/10/2019).

Menurut saya ada kesalahan pengertian dikalangan elite politik tentang oposisi. Oposisi itu hanya ada dalam sistem Parlementer. Dimana pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri yang dipilih oleh anggota parlemen melalui koalisi dengan partai lain ( rulling majority) untuk mendukung pemerintahan. Sementara partai yang tidak mau berkoalisi, menyatakan dirinya oposisi ( minority oposition). Sistem parlementer rakyat hanya milih Partai untuk membentuk pemerintahan. Tetapi dalam sistem presidentil, berbeda. Dalam presidensialisme tidak ada oposisi, karena yang beroposisi dalam presidensialisme adalah parlemen. Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Anggota DPR juga dipilih langsung oleh rakyat.

Jadi, semua anggota DPR bertugas sebagai check and balance terhadap Pemerintahan. BIsa saja PDIP walau sebagai partai pendukung akan berseberangan dengan Presiden. BIsa saja PKS yang tidak mendukung Jokowi, akan menjadi pembela Jokowi di DPR. Itu biasa saja. Tergantung agenda. Tiap agenda akan berbeda dukung mendukunya di DPR. Ya poltik sangat dinamis. Kalau tidak tercapai kesepakatan , maka mekanisme voting dilakukan. Voting pun bersifat rahasia. Tidak diketahui siapa yang mendukung dan siapa yang tidak. Artinya hak anggota DPR sebagai check and balance secara pribadi dihormati. Karena mereka dipilih langsung oleh rakyat.

Di luar itu semua, saya menduga ini karena Nasdem inginkan posisi jaksa agung agar bisa gertak Kepala Daerah dan Menteri ESDM agar proposal Migas nya mulus tanpa hambatan. Cukup dua itu saja, sudah bisa membuat Om Paloh tersenyum dan tidak menyesal berkeringat mendukung Jokowi dari awal. Entah apakah Jokowi tunduk dengan bargain Nasdem ataukah membiarkan Nasdem jadi merasa “ oposisi”. KIta liat nanti. Yang jelas tidak ada makan siang yang gratis. Itu faktanya. Business as usual.
***
PAN dan DEMOKRAT
Bagaimana dengan PD dan PAN setelah Gerindra menyatakan bergabung dengan koalisi Jokowi ? Ya pasti tentu berbeda dengan PKS yang jelas memantapkan diri jadi oposisi. Tidak mau ikut ikutan kasak kusuk disekitar Istana. PAN dan PD memilih untuk mendukung pemerintahan Jokowi. Namun menghadapi keinginan PD dan PAN berkoalisi tidak mudah bagi jokowi. Tidak semudah memilih Menteri. Mengapa ? PDIP jelas tidak ingin PD ada dalam kabinet. Ini soal luka lama yang belum sembuh. Maklum PDIP 10 tahun jadi oposisi. Tetapi budaya Politik Jokowi , tidak bisa menolak Partai yang ingin berkoalisi.

Megawati tidak punya masalah dengan kedua putra SBY. Hubungan mereka secara batin sangat dekat. Itu sejak era Orba. Maklum Kakek mereka, adalah pelindung keluarga Soekarno termasuk Megawati dari ancaman rezim Soeharto. Ada hubungan personal yang sakral antara kakek mereka dengan Soekarno. Tetapi Mega tidak bisa mengabaikan suasana hati kader PDIP kalau sampai salah satu putra SBY jadi anggota kabinet. Megawati menyerahkan soal ini kepada Jokowi untuk bersikap. Mungkin saja AHY jadi menteri tetapi tidak mewakili partai.

Sementara, PDIP senang saja PAN gabung. Perbedaan selama ini bukan masalah personal pimpinan Partai tetapi lebih kepada sikap politik. Itu biasa saja. Jokowi setuju dengan usulan partainya agar PAN dapat jatah satu meteri di Kabinet. Masalahnya sekarang walau Pimpinan PAN menyatakan ingin berkoalisi dengan Jokowi dan itu sudah dinyatakan secara terbuka. Namun Amin Rais sendiri punya masalah personal dengan jokowi. Teman saya yang dekat elite politik bilang, kalau ada anggota PAN yang jadi anggota Kabinet, harus keluar dari PAN. Sikap batu Pak Amin memang bikin repot. Jadi, bisa saja kalau ada anggota PAN yang jadi menteri , itu pertimbangan personal bukan bagian dari kotrak politik.

Yang jelas , Megawati butuh PAN dan PD, bila benar pasti Nasdem menyatakan melepas dukungan kepada Jokowi atau “ oposisi”. Apalagi masalah Nasdem ini, khususnya SP, sudah membuat Megawati engga bergairah lagi untuk terus bersama. Apa penyebabnya, saya tidak tahu. BIsa saja perasaan kecewa Megawati atas sikap SP terhadap Anies.

Calon Menteri?

Hari ini banyak nitizen yang inbox ke FP saya, umumnya menanyakan mengapa Prabowo dipanggil ke Istana? apa betul dia ingin jadi menteri. Ternyata segitu doang nilai Prabowo. Ada juga yang bertanya mengapa tim sukses Jokowi seperti Eric, Wisnu , Fadjroel, diangkat jadi menteri. Padahal dalam dunia bisnis mereka engga begitu bagus prestasinya, gimana mau mengemban amanah jabatan menteri dengan tantangan yang berat. Mengapa dari profesional non partisan justru yang muncul tim sukses ? Kalau Nadiem Makarim, is ok lah. Dia memang sukses dan jenius sebagai pendiri Gojek. Sebagai pemilih Jokowi, saya tidak ingin menjawab yang terkesan mempertanyakan integritas Jokowi.

Ada yang berspekulasi bahwa itu hanya pintu masuk Prabowo jadi presiden bila Jokowi dan Mahruf amin berhalangan tetap. Makanya Prabowo perlu jabatan Menhankam. Karena Menhankam otomatis jadi Pejabat penggati presiden. Engga begitu. Bukan hanya menteri pertahanan pegang jabatan presiden tetapi juga Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Jabatan itu bersifat kolektif. Tetapi itu hanya sementara saja. Paling lama 30 hari , MPR harus sudah bersidang menentukan penggantinya. Siapa yang mengajukan penggantinya ? Kalau lihat dari hasil pemilu sekarang, maka yang berhak adalah PDIP dan Gerindra. Nah nanti akan dipilih calon dari kedua partai pengusung itu lewat sidang MPR. Kalau ternyata yang menang calon dari PDIP ya pengganti presiden dan wakil dari PDIP. Dan lagi untuk bisa presiden dan wakil berhenti serentak hampir tidak mungkin terjadi. Kecuali ada bencana. Jangan onani terus. Apa engga capek.

Yang jelas walau pemilihan calon menteri itu adalah hak prerogatif Presiden, namun tetap saja peran partai sangat besar menentukan siapa yang pantas jadi menteri. Jokowi sadar itu dan dia tidak bisa paranoid kepada partai. Dia hanya mengambil sisi positip saja. Kalau memang ada dari partai yang bagus dan qualified, mengapa tidak. Tetapi tentu ada kontrak politik. “ Ingat loh, yang bertanggung jawab terhadap Kabinet adalah saya. Nah kalau ternyata ada anggota kabinet yang tidak bisa kerja sesuai visi saya, maka pemecatan adalah keniscayaan. Itu hak saya, dan tidak perlu saya minta pendapat anda.” Kira kita begitu sikap Jokowi kepada elite partai.

Soal Prabowo yang mungkin jadi menteri, itu mungkin saja karena deal dengan Ibu Mega. Saya ambil sisi positip saja. Saya anggap biasa saja. Tidak ada yang luar biasa. Bahwa bagi prabowo berpolitik itu satu hal, tetapi menerima amanah dari presiden terpilih adalah kehormatan. Orang lupa bahwa Prabowo itu chemistry nya adalah Militer dan dia dididik puluhan tahun patuh dan loyal kepada pimpinan negara. Dia setia dengan UUD 45 dan Pancasila. Walau ada sebagian orang merasa bisa mengendalikan Prabowo dengan idiologi non pancasila, itu hanya prasangka mereka sendiri. Terlalu baper dalam politik dan terkesan onani politik.

Kalau ternyata Probowo tidak bisa melaksanakan amanah Jokowi, itupun pasti dipecat Jokowi. Keberanian Jokowi memilih Prabowo sama beraninya kalau nanti dia harus pecat prabowo. Itu udah karakter Jokowi. Ukurannya kinerja terbaik untuk rakyat. Apapun untuk kebaikan rakyat akan dia lakukan. Jokowi tidak akan ragu soal itu.

Saya percaya Jokowi. Yang jelas siapapun yang terpilih jadi Menteri itu bukanlah berkah, tetapi cobaan besar. Bisa melambungkan mereka , tetapi bisa juga menghancurkan reputasi mereka kalau gagal. Kalau dibilang tim sukses Jokowi adalah anak emas, kurang apa Anies itu?. Dia ketua Tim sukses Jokowi waktu pilpres 2014 dan terpilih sebagai menteri. Tapi karena miskin prestasi atau engga mampu menjalankan visi Jokowi, ya dipecat juga akhirnya.

***
Kemarin teman politisi dan juga aktifis undang saya makan. Saya setuju saja. Karena saya tahu dia terpilih sebagai anggota DPR. “ Tapi jangan direstoran mewah ya bro..Maklum belum gajian aku.”
“ Maksud kamu ?
“ karena aku undang kamu , ya aku yang traktir”
“ Sejak kapan kamu traktir aku. Selama ini aku terus yang bayar. Kita berteman. Aku pengusaha dan kamu aktifis. Biasa saja. Udahlah. Santai aja.”
“ Tapi bro, kali ini aku harus berubah. Aku ingin traktir kamu.”
“ Ya udah. Dimana makannya ?
“ Di Plaza Indonesia. “
“ Di Cork and Screw.”
“ Bukan. Itu Cafe jongkok pinggir jalan kebon kacang.”
“ Eh, busyet. Gua ada masalah lambung. Sangat sensitip dengan micin. Wah repot. Lebih mahal biaya berobatnya entar daripada harga makananya.”
“ Tapi aku mau makan di sana. AKu traktir. “
“ Hmm. Ya udah. “

Jam 2 akhirnya saya bertemu juga dengan teman itu. “ Kamu tahu kenapa sih Prabowo mau saja di calonkan jadi menteri, menteri petahanan kebinet Jokowi “

“ Dari sejak PDIP jadi oposisi, PDIP ingin sekali memodernisasi TNI agar NKRI kuat. Apalagi era perang dingin usai, perang phisik sudah berganti menjadi perang asimetris. Yang membutuhkan kekuatan inteligent hebat dan butuh organisasi TNI yang modern. Itu butuh anggaran tidak sedikit. Mengapa ? Sebagai partai Idiologi, PDIP sadar bahwa pada akhirnya pengawal Idiologi negara adalah TNI. Yang jadi masalah adalah, keberadaan TNI bukan lagi sebagai institusi fungsional. Tetapi ditempatkan secara UU sebagai politik negara. Artinya kemana arah pembinaan TNI tergantung kepada elite politik di DPR.

Contoh, di era SBY anggaran Pertahanan TNI sangat rendah. Hampir setiap saat kita mendengar alutsista TNI memakan korban prajurit TNI karena sudah tua. Nah di era Jokowi, Kementerian Pertahanan menerima anggaran sebesar Rp 86,4 triliun pada 2014. Pada 2015, anggaran itu meningkat cukup signifikan hingga Rp 108,7 triliun. Angka itu meningkat pada 2016 dengan anggaran senilai Rp 112,4 triliun. Tahun 2017, anggaran Kementerian Pertahanan kembali meningkat hingga Rp 114,9 triliun. Tahun 2018 menjadi Rp 170,7 triliun. Ini alokasi paling tinggi. Anggaran terbesar kedua adalah untuk Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dengan Rp 107,4 triliun.” Kata saya panjang lebar.

“ Nah itu kan udah gede anggaran. Lebih gede dari anggaran infrastruktur. Mau berapa lagi ? Katanya

“ Tetapi bagi PDIP anggaran pertahanan masih belum cukup untuk mengawal idiologi NKRI. Dalam debat keempat Pilpres 2019 Prabowo kan mempermasalahkan apakah anggaran pertahanan Indonesia Indonesia sudah memadai? Prabowo mengatakan bahwa anggaran militer kita hanya 0,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Itu sangat rendah. Bandingkan dengan Singapura sebesar 3%.”

“ Terus kalau PS jadi menteri pertahanan, gimana ?

“ Dia punya konsep untuk berdebat dihadapan DPR untuk menggolkan anggaran TNI. PS melihat peran TNI bukan hanya pasukan taktis menghadapi serangan dari luar tetapi juga serangan dari dalam negeri, yaitu para proxy yang berbungkus agama dan idiologi anti pancasila. Dia sangat mengenal medan dan tahu siapa saja mereka itu. Karena PS secara tidak langsung pernah berteman dengan mereka. Setidaknya bisa menempatkan TNI bukan hanya politik negara tetapi juga politik pemerintah dalam perang asimetris.”

“ Ah itu kan alasan dibuat buat saja. Emang kita punya musuh dari dalam negeri ? jangan paranoid lah”

“ Bukan paranoid. Itu fakta. PDIP perlu Prabowo untuk mendukung menggolkan rencana amandemen UU 45 secara terbatas , agar masalah SARA ada dalam Tap MPR. Dalam satu hal PDIP punya chemistry sama soal materi amandemen UUD 45 terbatas itu. Yaitu membuat negara kuat dalam menjaga idiologi pancasila dari segala upaya yang ingin mengubahnya. Jadi kalau Prabowo jadi menteri pertahanan, cara cara menyelesaikan radikalisme akan ekstrim, tak ubahnya dengan rezim Soeharto.” Kata saya.

“ Wah gimana nasib teman teman yang tadinya berjihad dan beritjihad membela PS pada pilpres kemarin?
“ Ingat engga lagu waktu kita masih muda. “
“ Lagu apa ?
“ Kegagalan cinta. Yang dilantunkan oleh Rhoma irama.
Kau yang mulai kau yang mengakhiri
Kau yang berjanji kau yang mengingkari
Kalau tau begini akhirnya
Tak mau dulu ku bermain Politik…"
“ Sialan luh ah. Segitunya “

“ Sante aja bro. Politik dan cinta, kan beda tipis. Mudah jatuh cinta, mudah juga benci. Makanya jangan terlalu berlebihan. 

Kamis, 17 Oktober 2019

Beda Pintar dan Cerdas


Ada teman Sarjana Fisika dari PTN. Dia lulus dengan predikat terbaik. Karena itu dia dapat beasiswa melanjutkan S2 bidang Financial and banking di AS pada Universitas terkenal. Dia pun lulus denngan predikat terbaik. Setelah menamatkan pendidikan S2 nya dia berhasi mendapatkan pekerjaan sebagai analis di perusahaan investasi di Singapore. Dalam usia muda dia sudah bergaji puluhan juta rupiah. Selama 25 tahun karirnya di industri jasa keuangan terus berkembang. Pindah kerja beberapa kali dengan peningkatan gaji berlipat. Singkatnya di usia 50 tahun hidupnya sudah mapan sebagai analis.
Suatu saat kami makan siang di sebuah hotel bintang lima di Orchard Singapore. Bersama saya ada sahabat saya yang sedang menjajaki pembiayaan untuk perluasan bisnis Industri perikanannya. Sahabat saya ini wanita berusia 42 tahun. Dalam makan siang itu terjadi pembicaraan santai. Teman saya analis ini ingin lebih tahu tentang sahabat saya. Sahabat saya bercerita bahwa dia mengelola 5 unit bisnis yang terdiri dari Industri perikanan, industri tableware, industri alas kaki, industri pertanian vegetab, Industri jasa perhotelan.
“ Anda lulusan universitas mana ?Tanya teman saya sebagai analis.
“ Saya hanya tamatan SMU dan tidak pernah masuk perguruan Tinggi. “
“ Lantas bagaimana anda bisa menguasai begitu banyak pengetahuan dari industri yang berbeda. “
“ Ya sederhana saja. Ketika ada peluang, saya belajar tentang peluang itu. Bagaimana memproduksinya, mengelolanya, memasarkannya dan mendapatkan modal “
“ Darimana anda belajar ?
“ Ya dari berbagai sumber. Yang paling murah dan mudah ya baca buku. Yang lebih nyaman lagi berdiskusi dan bergaul dengan orang orang sepintar anda. Dari merekalah saya mendapatkan pengetahuan dan menjadikan peluang menghasilkan ide dan uang.”
“ Apa kuncinya kamu bisa berkembang dengan pendidikan tidak tinggi?
“ Passion. “ Jawab sahabat saya singkat.
“ Bisa jelaskan”
“ Gampang. Jalani hidup seperti permainan. Kita masih ingat bagaimana kita memperlakukan permainan pada masa bocah. Kita melakukan semuanya dengan senang, tanpa beban. Tiap detik harus fun abis! karena dalam kondisi fun, otak menghasilkan neurontransmitter yang disebut endorfin. Mirip morfin yang bisa menghilangkan rasa sakit dan menawarkan perasaan nyaman dan tenang. Dalam keadaan seperti itu maka ide-ide keren akan berebut bermunculan, dan rasa takut terhalau. Peluang pun menghasilkan uang”
“ Ya benar kamu. Dengan cara hidup seperti itu, kamu tidak dibebani keharusan jadi sarjana agar sukses. Tidak dibebani simbol intelektual agar dibilang orang pintar dan sukses. Tidak dibebani simbol spiritual agar dibilang orang suci. Setiap hari hidup jadi bebas, merdeka. Orang bebas lah yang bisa menciptakan sorga di dunia dan melakukan perubahan.” Kata teman saya analis. Dia menatap saya dengan wajah tanya.

” ini kali pertama saya menyadari bahwa orang cerdas jauh lebih baik daripada orang pintar. Sahabat kamu tidak mengetahui banyak tetapi dia bisa meng-aplikasikan pengetahuan itu di banyak bidang. Pengetahuan banyak kadang menjerat pribadi kita sehingga sulit berkembang. Kadang mematikan langkah kita. Karena begitu banyak pertimbangan dan akhirnya tidak pernah melangkah satu incipun. Merasa sudah berbuat banyak hal padahal hanya jalan di tempat.” Katanya. Saya jadi ingat Anies. Pintar tetapi tidak berbuat apa apa.

Rezeki

Banyak orang punya persepsi bahwa rezeki itu identik dengan harta, kekuasaan, kesehatan, ketenaran, kecantikan. Sebagai orang beriman, saya percaya bahwa rezeki itu adalah takdir. Karenanya, takdir jangan hanya dimaknai terbatas. Tapi sesuatu yang sangat universal sekali yang berhubungan dengan hukum alam atau sunntullah. Sistem yang menjaga kelangsungan kehidupan di planet bumi ini adalah rezeki Tuhan. Kalau dapat disimpulkan bahwa kehidupan itu adalah rezeki Tuhan. Tidak ada yang bisa memprovide kehidupan kecuali Tuhan.
Cobalah, perhatikan. Apa yang terjadi kalau tidak ada atmosfer. Kita tidak bisa bernafas. Karena tidak ada oksigen yang kita hirup. Bumi akan mudah hancur karena tanpa pelindung dari serangan meteor. Bukan itu saja. Tanpa atmosfer, tidak ada proses photosintesa yang menjamin rantai makanan. Itu akibat matahari langsung menyinari bumi tanpa filter. KIta kelaparan tanpa makanan. Tanpa atmosfer, tentu tidak ada hukum keseimbangan materi karena pasti bumi tidak berputar di porosnya. Semua unsur di bumi akan terurai dan menciptakan bencana pemusnahan.
Itu dari sisi Atmosfer, belum lagi dari sistem yang ada dalam tubuh kita. Yang terdiri dari jasad dan pikiran. Coba bayangkan, apa yang terjadi bila kita punya jasad tanpa pikiran? Kita akan hidup seperti hewan. Kita akan hidup seperti Malaikat yang hanya berbuat baik saja. Atau kita akan jadi setan yang hanya berbuat jahat saja. Tidak ada romantika kehidupan. Tidak ada hidup penuh warna. Tentu tidak akan ada perubahan peradaban. Manusia akan saling menghabisi, seperti hewan. Nah sampai di sini, kita bisa paham, bahwa rezeki itu adalah takdir.
Lantas bagaimana memahami rezeki Tuhan itu dalam kehidupan sehari hari? Ya kita harus memahami hakikat dari hukum ketatapan Tuhan. Apa itu ? hukum keseimbangan. Selalu di dunia ini dalam keadaan berpasangan. Bahagia/menderita, kaya/miskin, sehat/sakit, pria /wanita, baik/buruk, siang/malam. Rezeki Tuhan itu adalah sistem. Artinya kalau kita bisa menjaga keseimbangan itu maka kita sudah memahami rezeki Tuhan. Kita bisa berdamai dengan kenyataan. Mari kita bahas fakta kehidupan yang tidak bisa menjaga keseimbangan dan pasti tidak mapan.
Adolf Merckle adalah orang terkaya di Jerman. Tetapi dia menabrakan dirinya ke kereta Api. Karena depresi. MICHAEL JACKSON adalah seleb paling terkenal di bumi ini tetapi dia meninggal karena minum obat tidur overdosis. G. VARGAS, Presiden BRAZIL, berujung kepada bunuh diri dengan menembak jantungnya. MARLIN MONROE, artis cantik dan terkenal. Hidup dalam depresi tergantung kepada alkohol dan obat obatan dan mati karena itu. THIERRY COSTA, Dokter Terkenal dari Perancis, tidak akan membunuh dirinya akibat acara di TV. Radikalisme agama adalah orang yang melaksanakan agama dengan berlebihan tapi berujung jadi teroris membunuh dirinya sendiri.

Ternyata, kemapanan seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, berkuasanya, sehatnya atau radikal agamanya. Yang membuat orang bahagia adalah mampu menciptakan keseimbangan dalam dirinya. Lah lantas apa kuncinya untuk bisa seimbang ? Hiduplah sederhana. Engga usah berlebihan, termasuk beragama. Orang yang hidup sederhana pasti dia mapan. Rezekinya melimpah. Karena dia pandai bersyukur dan tahu arti mencintai. Pahamkan sayang..

Demokrasi dan kebebasan.

Ada anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa di era Jokowi kebebasan menyampaikan pendapat dalam sistem demokrasi akan suram di masa depan. Dasarnya adalah larangan demo menjelang Pelantikan Presiden. Tindakan represif aparat dalam menghadapi Demo. Banyak aktifisi sosial media yang masuk penjaran karena kena pasal ITE dan ujarna kebencian. Bahkan RUU KUHP yang sangat kontropersial karena memuat pasal ancaman pidana apabila menghina presiden. Tentu penilaian mereka berdasarkan referensi dari Barat tentang teori demokrasi dan kebebasan menyampaikan pendapat.
Awalnya teori tentang kebebasan itu adalah liberalisme. Para pendukung liberalisme disebut dengan libertarian. Liberalisme adalah syarat berjalannya kapitalisme. Sementara liberalisme hanya hidup dalam sistem demokrasi. Tapi Value dari demokrasi adalah social atau istilah romantisnya adalah Sosial demokrat atau negara kesejahteraan. Bahwa negara menjamin kesejahteraan warga negara dari bayi sampai meninggal dunia. Rakyat berhak mendapat tempat tinggal layak, mendapatkan pendidikan, mendapatkan pengobatan, dan berhak mendapatkan fasilitas-fasilitas sosial lainnya, itu seperti pemikiran dari John Maynard Keynes.
Namun karena itu negara menghadapi krisis berulang ulang. Itu sebabnya tahun 1944 Hayek menulis dalam bukunya, The Road to Serfdom, yg menolak pasal-pasal tentang kesejahteraan dinilai janggal. Tulisan Hayek ini menghubungkan antara pasal-pasal kesejahteraan dan kekalahan liberal, kekalahan kebebasan individualisme. Dari sinilah muncul teori tentang neoliberalisme, mengukuhkan Milton Friedman sebagai Nabi nya dengan mahzab Chicago.
Seperti apa neoliberalisme itu, anda bisa parhatikan lirik lagu dari Jhon Lennon “ Imagine there's no countries/ It isn't hard to do/ Nothing to kill or die for/And no religion, too/ Imagine all the people/ Living life in peace/ You may say that I'm a dreamer/ But I'm not the only one/ I hope someday you'll join us/ And the world will be as one.
Tapi karena kejatuhan Wallstreet 2008, mata dan perhatian orang kepada sistem neoliberalisme sebagai biang kebangkrutan global. AS sebagai jantung kapitalisme mengubah sistem neoliberal menjadi sistem proteksionisme. Apapun negara atur. Tidak lagi ada istilah kebebasan sebebasnya dibidang sosial, ekonomi dan politik. Kebebasan hanya berjalan diatas jalur UU. Jadilah kebebasan regulated. Orang bebas bicara tetapi harus sesuai UU. Orang bebas berpendapat, harus sesuai UU. Orang bebas berbisnis tetapi harus sesuai aturan. Sehingga tidak ada lagi kartel ekonomi maupun kartel kebenaran. Selagi sesuai UU, adalah benar. Tidak sesuai UU, pasti salah. Pidana urusannya.

Kalau ada wacana kebebasan yang didengungkan oleh beberapa pihak yang sehingga menilai masa depan kebebasan menyampaikan pendapat dan demokrasi akan suram di periode ke dua Jokowi, tak lain adalah orang berpikir dengan mengikuti text book yang out of date. Lucunya mereka bicara kebebasan seperti neoloberalisme tetapi berharap liberalisme tanggung jawab negara atas kesejahteraan. Itu sama saja LGBT yang minta pengakuan status legal.

Rabu, 16 Oktober 2019

Resesi Ekonomi

Separah apa yang akan terjadi bila krisis ekonomi melanda  Indonesia.? Mengapa krisis ekonomi itu sampai terjadi?. Mengapa tadinya ekonomi dunia aman aman saja tahu tahu akan datang krisis, bahkan resesi., Eropa , AS yang dikenal sebagai negara maju, kini sedang masuk putaran resesi. Di Asia tanda tanda resesi sudah nampak di Singapore, Hong Kong, Korea, Turki. Mengapa? demikian pertanyaan yang ditujukan oleh nitizen ke saya lewat inbox. Saya bingung menjelaskannya secara keilmuan. Karena saya bukan akademisi. Saya bukan dosen. Tapi saya akan berusaha menjawa melalui pendekatan praktis aja.

Mungkin yang kini sedang anda rasakan adalah biaya kebutuhan semakin besar sementara pendapatan tetap. Atau anda merasakan begitu sulitnya mendapatkan uang tetapi ketika membelanjakannya cepat sekali habis. Atau uang selalu ada tetapi hanya sekedar mampir saja. Habis tanpa terasa. Anehnya walau begitu, anda baik baik saja. Mengapa? Tanpa disadari selalu ada solusi disaat anda kekurangan uang untuk konsumsi. Kredit kendaraan sekarang mudah sekali. Kredit rumah juga engga berbelit. Bahkan banyak barang konsumsi yang dapat dihutang melalui credit card dengan bunga nol persen.Untuk dapatkan credit card juga mudah. Selagi cash flow anda lancar, semua baik baik saja.

Namun pada akhirnya solusi itu bukanlah menyelasaikan masalah. Itu hanya menunda masalah. Penyelesaian masalah hanya apabila pendapatan real anda meningkat. Kalau pegawai , gaji naik. Kalau pengusaha , laba meningkat. Atau anda memangkas pengeluaran agar pendapatan yang ada bisa meng cover nya. Namun tentu memangkas kebutuhan hidup engga mudah. Nah, lantas apa jadinya bila cash flow anda tidak lagi bisa menutupi biaya tetap dan biaya variable.  Karena perusahaan tempat anda kerja terpaksa mengurangi pegawai sebagai kibat omzet menurun. Apa jadinya bila sebagai pengusaha , jalan berhutang sudah sulit karena rasio neraca sudah mentok. Itulah gejala krisis ekonomi.

Sekarang pertanyaan berikutnya adalah mengapa sampai omzet perusahaan menurun sehingga terpaksa PHK? Karena selama ini peningkatan produksi dipicu bukan oleh permintaan real. Tetapi karena adanya kelonggaran berhutang, yang sehingga orang terus belanja.  Pada titik dimana daya berhutang sudah meredub, maka tidak ada lagi demand terhadap produksi barang dan jasa. Akibatnya banyak stok ( inventori ) menumpuk di pabrik, di agent, di distributor. Terjadilah over supply dimana mana. Bukan hanya di sektor pabrikan tetapi juga sektor jasa termasuk sektor financial. Nah itu terjadi bukan saja di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Sampai disini anda bisa memahami apa itu krisis.

Mengapa sampai hal tersebut diatas bisa terjadi ? itu karena kebijakan negara. Loh kok negara tega sampai menjebak ekonomi jadi lumpuh? Bukan menjebak. Itu terjadi by process. Namun proses nya secara slow motion. Biang persoalan adalah karena laju pertumbuhan penduduk terus meningkat. Kebutuhan sosial negara semakin besar. Sementara sumber pendapatan hanya dari pajak dan bea. Siapa yang bisa bayar pajak ?Ya mereka yang mampu berproduksi. Agar bisa produksi pemerintah perlu mendorong produktifitas lewat kebijakan fiskal dan moneter, yang salah satunya adalah memberikan kanal berhutang. 

Namun instrumen berhutang ini justru memicu motive mencari laba setinggi mungkin, dengan meningkatkan kapasitas produksi diatas wajar. Belum lagi dipicu oleh motive berkompetisi. Maka lengkaplah hutang bukannya melahirkan keseimbangan demand and supply, malah justru menciptakan ketidak seimbangan ekonomi ( imbalance economy). Kalau sudah begini situasinya, krisis berubah menjadi resesi ekonomi.  Karena sudah menyangkut masalah struktural ekonomi. Apakah ini mengkawatirkan? ohooohoo.. tidak perlu terlalu kawatir.   Sebagaimana saya katakan bahwa ini terjadi slow motion. Artinya kita memang merasakannya secara lambat tapi di mata pemerintah apa yang kita rasakan sekarang sudah dia ketahui jauh sebelumya. 

Makanya solusinya juga tidak sulit. Perhatikan. Karena publik sudah tidak ada lagi kemampuan belanja , maka pemerintah tampil sebagai pembeli barang dan jasa secara dominan melalui APBN. Gimana caranya ? pemerintah mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal. Darimana duitnya? Pemerintah keluarkan obligasi, dan BI yang beli obligasi itu. Darimana BI punya duit membeli obligasi itu? ya dari kebijakan quantitative atau CETAK UANG. Dengan pemerintah belanja, produksi barang dan jasa terus berlangsung dan PHK terhindar, bahkan masih bisa menyerap angkatan kerja.

Loh, bukankah itu berdampak inplasi? tidak perlu kawatir. Itu uang di cetak bukan untuk belanja pegawai atau subsidi yang habis dibakar tetapi untuk pembangunan infrastruktur , pembangunan industri hulu, mendorong produksi sektor jasa pariwisata dan UKM, dan lain sebagainya. Yang pada akhirnya akan menimbulkan pertumbuhan berganda untuk memberikan pemasukan kepada negara dalam bentuk pajak dan cukai. Akan meningkatkan asset ( GNP ) negara. Jadi resiko inflasi bisa diredam. 

Lantas gimana dunia usaha bisa mendapatkan uang untuk ambil bagian dari stimulus fiskal itu?. Gampang aja. BI keluarkan kebijakan stimulus moneter lewat pemangkasan suku bunga dan pelonggaran LTV ( loan to value.). Dari mana duitnya? ya lewat kebijakan quantitative. Cetak uang lagi. Tidak perlu kawatir akan inflasi. Karena BI pompa uang lewat suku rendah bukan gratis. Tetapi lewat skema SBPU yang ketat dengan jaminan cukup. Aman secara resiko dan cepat mengatasi likuiditas yang seret.

Secara teori tidak sulit mengatasi krisis ekonomi. Yang sulit itu adalah mendapatkan persetujuan politik. Tanpa dukungan dari DPR , pemerintah tidak akan bisa mengeluarkan kebijakan Stimulus itu. Mengapa ? karena uang di supply dan di provide bukan dari sistem demand and supply tetapi lewat kebijakan politik. Itu sebabnya Jokowi berusaha mendapatkan dukungan politik secara luas dari semua partai. Agar kalau benar terjadi resesi , indonesia bisa cepat melahirkan solusi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga walau memang tidak tinggi amat. Ya kalau bisa tumbuh 5% sudah sangat luar biasa.

***
Kalau anda punya uang berlebih dan dimana semua kebutuhan sudah terpenuhi, biasa nya anda akan tempatkan uang tersebut dalam bentuk tabungan. Bukan hanya anda tetapi sebagian besar orang dan juga perusahaan melakukan hal yang sama. Bahkan pemerintah juga melakukan itu. Salah? engga juga. Teori ekonomi punya rumus soal itu. Yaitu I= C+ S. Artinya Pedapatan ( I) itu sama dengan Konsumsi (C) ditambah dengan Tabungan (S). Semakin besar pendapatan semakin besar pula kecenderungan orang untuk menabung. Akibatnya kelebihan uang itu mengalir ke sektor moneter. Apa motive nya? ya laba. Kan uang di tabung mendatangkan pendapatan berupa bunga. Tanpa kerja adan punya pasive income. Keren kan.

Memang keren.Tetapi keren ini justru menimbulkan paradox terhadap uang itu sendiri. Mengapa ? karena setiap anda punya uang , ada juga orang yang tidak punya uang. Semakin besar anda tempatkan uang di bank semakin besar pula orang lain engga kebagian uang. Makanya dengan sistem   I=C+S  membuat orang lupa akan hakikat uang dan meningkatkan rasio GINI. Semakin lebar jurang antara kaya dan miskin. Secara ekonomi tentu tidak salah. Tapi menimbulkan paradox untuk tujuan kemakmuran. Sementara semakin banyak uang di perbankan, sektor real semakin kekurangan uang untuk melakukan ekspansi. Dan biaya uang yang ditanggung perbankan semakin besar da semakin tidak efisien bagi sektor real.  Krisis pun terjadi.

Nah kalau mekanisme itu terus dipertahankan maka sistem akan hancur. Ekonomi bisa menciptakan chaos moneter dan pada ujungnya menimbulkan chaos politik. Ingat kasus Krismon tahun 1998. Lantas bagaimana mengatasi ini?  Dalam teori ekonomi ada yang disebut dengan Quantitative Easing. Maksudnya adalah pemerintah melalui bank central mensuplai uang secara langsung ke sistem moneter dengan tingkat suku bunga rendah. Kenapa rendah? Itu uang di cetak oleh bank central. Bukan dari hasil tabungan Pemerintah. Otomatis bank akan menurunkan suku bunga. Mengapa? Karena ada sumber uang murah. 

Para deposan tentu akan panik. Karena pendapatan bunga tabungan turun. Hanya masalah waktu mereka akan mengalihkan dananya  ke sektor lain. Bisa saja mereka melirik ke pasar modal atau lewat dana ventura. Atau terlibat langsung dalam proyek kerjasama  yang mendatangkan angkata kerja. Pada waktu bersamaan dunia usaha mendapatkan dana dari bank dengan suku bunga rendah, dan ini akan menciptakan ekonomi jadi efisien. Sektor real bangkit lagi.

Tapi syarat untuk bisa mengeluarkan kebijakan Quantitative easing  (QE) itu tidak mudah. Engga bisa seperti Venezuela. Syarat utamanya adalah posisi inflasi yang ada masih rendah. Syarat berikutnya cadangam devisa aman. Setidaknya bisa meng cover belanja impor selama 6 bulan. Sistem perbankan sehat. Pasar modal stabil. Proses produksi masih berlangsung. Rating surat utang masih bagus. Dan Quantitative easing harus dilakukan secara hati hati dan terukur. Ibarat obat, QE ini hanyalah antibiotik. Artinya kalau sistem demand and supply sudah mengarah pada keseimbangan, ya di hentikan. Engga bisa jadi kebiasaan.


Jadi kebijakan quantitative easing itu ada karena idealisme terhadap uang tidak tercapai. Memaksa secara langsung pemeritah melakukan intervensi terhadap sistem. Tentu, dengan mencetak uang, dampaknya memenggal uang  itu sendiri dan yang korban adalah pemegang uang atau orang kaya. Tapi pada waktu bersamaan menolong orang punya uang terbatas mendapatkan keadilan lewat ekonomi yang stabil dan distribusi modal. Kalau tidak ingin pemerintah lakukan QE maka berhentilah rakus! hiduplah sederhana. Banyak kerja dan banyak berbagi lewat bisnis venture , bukannya banyak nyimpan uang di bank. Pahamkan sayang..

***
13 November 1861. Seorang Pendeta bernama Watkinson, menulis surat kepada Pemerintah AS agar pada mata uang Amerika diberi tulisan " in God we trust" Alasannya adalah " No nation can be strong except in the strength of God" Tidak ada bangsa bisa kuat kecuali kekuatan berasal dari Tuhan. Itulah sejarahnya mengapa pada mata uang dollar ada tulisa In God We trust. Ketika itu sang pendeta hanya mengingatkan kepada pemerintah Amerika tapi tidak memberikan cara bagaimana menempatkan hanya Tuhan yang wajib dipercaya.

Teman saya di China pernah bercerita ketika Deng ditunjuk sebagai presiden China, dia mengundang seluruh tokoh masyarakat dari golongan agama untuk memberikan masukan atas rencana reformasi ekonomi china. Salah satu tokoh agama memberikan saran agar jangan sampai China menjadikan uang sebagai Tuhan. Kalau itu terjadi , bukan hanya partai komunis yang akan hancur, agamapun bisa hancur. Tokoh agama itu bukan hanya memberikan peringatan tapi juga memberikan saran bahwa negara harus berkuasa atas uang dan memastikan uang tidak liar sebagai alat perbudakan.

Mungkin bagi orang barat uang itu segala galanya. Tapi bagi china uang itu hanya omong kosong. Uang hanya alat mendorong rakyat mau suka rela masuk dalam barisan yang tertip menuju peradaban yang di design oleh negara. Benarkah? Perhatikan cara cerdasnya. 

Pertama, Rakyat engga boleh pegang mata uang asing kecuali negara. Kurs negara tentukan sendiri. Jadi berapapun nilai devisa yang di dapat, rakyat hanya dapat RMB. 

Kedua, china menerapkan pajak disamping pajak penghasilan juga pajak kekayaan. Pajak kekayaan sifatnya progresive. Semakin banyak harta semakin besar pajaknya. Uang tabungan di bank di pajaki bukan hanya penghasilan dari bunga tapi juga nominal tabungan. Artinya semakin banyak tabungan semakin lama uang itu akan habis di makan pajak.

Ketiga, agar uang tidak menumpuk di bank dan rakyat tidak dirugikan karena pajak maka Pemerintah menerbitkan beragam jenis investasi surat berharga. Dari yang berbasis SUKUK seperti Revenue Bond, Warkat Barang atau Surat berharga resi gudang , certifikat emas, sampai dengan yang konvensional seperti obligasi umum. Semua produk investasi ini di beri insentif pajak dalam bentuk diskon tarif pajak. 

Dengan demikian orang tetap terpacu untuk kaya namun tanpa disadari kelebihan hartanya berupa produk investasi itu masuk ke sektor real melalui venture capital , infrastruktur fund, dan lain lain kegiatan produksi. 80% surat berharga itu dalam bentuk SUKUK atau bagi hasil. Kalau ekonomi lesu ya sama sama manyun. Engga ada kewajiban balikin. Tapi semua surat utang itu di back up oleh proyek real yang bisa di lihat dengan kasat mata oleh rakyat. Nilainya tentu naik seiring waktu.

Keempat , bagaimana kalau orang tidak mau membeli surat berharga investasi itu ? Tapi tetap mau dapat diskon pajak, gampang. Karena Pemerintah hanya memungut pajak kekayaan pasif , maka kalau kelebihan dana itu di tanam ke usaha kerjasama dengan pihak lain, maka itu tidak dianggap harta kekayaan. 

Makanya jangan kaget kalau angel investor di china tumbuh subur terutama sejak krisis global. Para konglomerat China yang sukses terus melakukan ekspansi bisnis. Skemanya macam macam dan beroperasi seperti shadow banking. Bank tapi bukan bank. Yang paling banyak dapat manfaat adalah para sarjana yang baru tamat dan ingin menerapkan ilmunya dalam bisnis dengan dukungan sang Angel yang kaya lagi punya jaringan Business hebat. Ini kemitraan yang ideal dan terbentuk karena sistem agar kaum terpelajar berwiraswasta dibawah binaan sang angel yang kaya lagi piawai bisnis.

Dengan sistem seperti itu, maka orang boleh kerja keras dan menikmati uang dari hasil kerja kerasnya. Sementara yang mau ongkang ongkang kaki makan bunga bank, ya engga bisa. Fungsi bank hanya perantara sementara saja, namun distribusi modal ya dipicu melalui kebijakan pajak dan memastikan bahwa uang itu hanya omong kosong. Kerjalah terus dan terus. Kalau berlebih bagikanlah dalam bentuk bisnis venture agar orang lain juga punya kesempatan atau kalau engga mau maka uang kalian negara rampas secara sistem untuk distribusikan lewat usaha real.




Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...