Kamis, 24 Oktober 2019

Agenda : Pembangunan SDM


Dalam kampanye nya pada periode pertama, Jokowi mencanangkan revolusi mental. Itu ditujukan bukan kepada rakyat secara khusus. Tetapi ditujukan khusus kepada elite politik. Apa yang dilakukan Jokowi ? memotong bisnis rente dan kalau bisa diberantas sama sekali. Semua tahu bisnis rente itu berhubungan dengan kekuasaa elite politik. Dari sejak bisnis migas, pertambangan, perkebunan, property, perdagangan, ekspor dan import. Semua pasti ada berhubungan dengan rente. 

Di era pertama, Jokowi belum berhasil memberantas bisnis rente secara keseluruhan. Tetapi dia berhasil memotong bisnis rente, sehingga tidak bisa lagi berkembang bebas seperti sebelumnya, karena diatur lewat moratorium tambang, moratorium pembukaan lahan baru untuk kebun sawit, tata niaga lewat pajak eksport dan efisiensi logistik.  Mereformasi APBN dari money follows function menjadi money follow program. Terakhir mendorong DPR mengesyahkan UU KPK agar lebih besar perannya kepada pencegahan dari pada penindakan.

Di era kedua ini focus Jokowi kepada pembangunan Sumber daya Manusia (SDM). Kalau revolusi mental eksekusinya lebih kepada kebijakan langsung dibawah komando presiden lewat kebijakan strategis pembangunan. Para menteri hanya melaksanakan instruksi saja. Menteri jagonya soal ini. Namun untuk pembangunan SDM, tidak bisa di drive langsung oleh presiden. Mengapa ? secara politik, ini berkaitan dengan otonomi daerah, dan  secara sosial dan budaya, ini berhubungan dengan pendidikan, secara agama, ini berhubungan dengan keimanan yang majemuk

Bertambah rumit lagi, pembangunan SDM itu harus ditempatkan dalam sistem demokrasi. Akan lebih mudah kalau diterapkan seperti di CHina yang otoriterian. Dalam sistem demokrasi, perubahan harus dilakukan secara sistem yang ada. Engga bisa main paksa. Masalahnya bagaimana pembangunan SDM itu bisa cepat dilakukan tanpa mengganggu HAM? Caranya adalah melalui perubahan metodelogi. Nah soal metodelogi ini ada pada kehebatan orang yang mengemban tanggung jawab, yang mampu menterjemahkan visi presiden secara detail dan teknis.

Contoh tadinya Menteri Dalam Negeri perannya lebih kepada supervisi birokrasi dan procedural yang bersifat normatif terhadap seluruh provinsi dan daerah otonom. Nah dalam rangka pembangunan SDM, menteri dalam negeri harus menjadi motivator dinamisator, fasilitator bagi semua provinsi, dan daerah otonom. Ukurannya bukan lagi normatif ( yang penting anggaran terserap ) tetapi sudah teknis, yang berhubungan dengan kinerja yang bisa langsung dirasakan oleh rakyat. Apa itu?  INVESTASI. Ya seperti yang dirasakan oleh Rakyat DKi waktu Ahok gubernur atau seperti Ganjar di Semarang atau ibu Tri di Surabaya. Soal ini, Tito Karnavian memang jagonya.

Contoh Menteri agama, Kalau tadinya menteri agama lebih disibukan dengan pembinaan kegiatan keagamaan dan kerukunan, tetapi dalam pembangunan SDM, metodelogi nya sudah mengarah kepada pembinaan teritorial yang berbasis agama. Mengapa ? agar agama itu bagaikan elang yang terbang tinggi dengan spiritualnya dan membumi bagaikan induk ayam yang tangguh melewati sunattulah untuk menghidupi dirinya , keluarga dan lingkungan atas dasar cinta dan kasih sayang. Hanya dengan cara ini agama menjadi obor dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Jadi agama yang membuat orang terpecah belah, puritan, bigot, seperti sebelumnya yang sudah sampai tahap mengkawatirkan, tidak akan terjadi lagi. Jenderal (Purn) Fachrul Rasi orang yang tepat untuk ini.

Contoh berikutnya adalah menteri pendidikan. Kalau tadinya menteri pendidikan itu lebih focus kepada sistem belajar yang dogmatis feodalis dan mengarahkan orang bersiap masuk dalam pasar kerja untuk fuel mesin kapitalis, tetapi sekarang dalam rangka pembangunan SDM, pendekatannya bukan lagi dogmatis dan feodalis. Bukan. Metodelogi nya sudah diubah.  Mengarah kepada pendidikan karakter; kreatif, inovatif , passion dan mandiri. Anak didik tidak disiapkan menjadi fuel kapitalis tetapi menjadi mesin pembangunan yang egaliter. Dengan itu , SDM yang besar itu akan menjadi mesin turbo mengeskalasi pembangun disegala bidang. Nadiem Makarim orang yang dinilai tepat untuk posisi ini.

Dalam hal program pembangunan SDM saya harus akui, bahwa Jokowi sudah benar. Sebagai pemimpin, Jokowi sudah melaksanakan kebijakan the right man on the right place. Mengapa ? jabatan itu ada karena agenda specifik yang ingin dicapai oleh pemimpin. Jadi orang yang akan menempati posisi itu engga bisa digeneral. Untuk menteri Agama harus kiyai. Untuk menteri Pendidikan harus Profesor. Untuk menteri dalam negeri harus lulusan IPDN atau dari politisi. Engga begitu. Kalau begitu kapan kita akan berubah.

Fachrul Razi
Mungkin bagi generasi milenial engga begitu kenal dengan Fachrul Razi ( FR). Maklum dia termasuk menteri tertua di kabinet Jokowi. Saya mengenal pak FR tahun 90an. Dia dikenal sebagai ABRI hijau yang sedang dapat angin cerah dari Soeharto. Yang pada waktu itu ABRI merah putih sedang dikucilkan oleh Soeharto. Nah apa itu ABRI hijau ? ABRI yang dekat ke Islam, dekat dengan tokoh Islam. Sementara ABRI merah putih adalah ABRI nasionalis yang kebetulan mereka sebagian beragama bukan Islam. Ketika itu tahun 90an memang terjadi faksi di ABRI. Karena sejak tahun 80an , ABRI dari kelompok merah putih dapat angin karena sangat dekat dengan Soeharto.

Akibat terjadi kasus Tanjung Priok dimana umat Islam dibantai, banyak perwira ABRI yang Islam menjaga jarak dengan group merah putih dan mereka semakin dikucilkan. Dari situlah secara tersamar terjadi faksi di tubuh ABRI. Dari kelompok ABRI hijau ini adalah Feisal Tanjung, Hartono, Z.A. Maulani, dibawahnya ada Fachrul Razi, SBY, Wiranto. ABRI merah putih adalah Benny Moerdani, Tri Sutrisno, Sintong Panjaitan, LB Panjaitan, Edy Sudrajat. Sebelum tahun 90an, ABRI merah putih praktis mengendalikan ABRI dan mendapatkan kepercayaan besar dari Soeharto. Sementara ABRI hijau terkucilkan.

Tapi tahun 90an, situasi berubah. ABRI hijau mendapat angin sejak Probowo mulai menjadi perwira yang rising Star. Prabowo yang Islam berusaha merangkul kedua kelompok hijau dan merah putih. Namun belakangan ternyata Prabowo justru terseret ke ABRI hijau yang kebetulan saat itu pak Harto sendang dekat sekali dengan ICMI. Satu satu PATI ABRI merah putih seperti Benny Moerdani, Sintong Panjaitan, LB Panjaitan dikucilkan. Padahal sebetulnya mereka bukan anti Islam tapi lebih kepada nasionalis, tanpa memandang agama. Menjelang kejatuhan Soeharto, perseteruan kedua faksi ini semakin kencang dikalangan Perwira TNI. Puncak perseteruan dua faksi di ABRI terjadi menjelang kejatuhan Soeharto dan setelah Soeharto tumbang. Pak Harto serahkan kekuasan bukan kepada ABRI tetapi kepada Habibie yang wapres. Prabowo jadi tumbal oleh kedua faksi yang bertikai itu. Habibie mempersatukan kedua faksi itu dengan menyingkirkan Prabowo. Prabowo dilucuti jabatan dan pangkatnya.

Yang hebatnya mereka yang melucuti itu adalah para sahabat yang dibela Prabowo dihadapan Soeharto sehingga karir mereka melambung. Mereka itu adalah Wiranto, SBY, Agum Gumelar, Fachrul Razi, Tarub. Setelah itu Wiranto dapat posisi panglima ABRI, SBY jadi Menko Polkam di era Megawati akhirnya jadi presiden dua periode. Agung Gumelar pernah jadi Menko Polkam era Gusdur, LBP jadi menteri.

Fachrul Razi pensiun setelah mendapat posisi wapangab. Setelah pensiun dia menjabat Presiden Komisaris di PT Central Proteina Prima (CP Prima) dan Komisaris Utama di PT Antam Tbk sejak 2015. Dia juga menjadi komisaris di PT Toba Sejahtera Group milik Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. Selama Pilpres 2019, Fachrul Razi menjabat sebagai Ketua Tim Bravo-5. Tim yang dibentuk Luhut Binsar Panjaitan tersebut berisikan purnawirawan TNI yang mendukung Jokowi. Kini ABRI hijau itu jadi menteri agama.

Jadi kedekatan Fachrul Razi dengan Islam sudah terbentuk sejak di AMN dan pernah menjadi perwira pendakwah dari masjid ke masjid. Selama jadi perwira menengah dan tinggi hubungan dengan tokoh Islam sangat dekat dan dia memang ahli strategi pembinaan teritorial secara keagamaan terutama agama Islam. Jadi penempatan dia sebagai menteri agama sudah tepat. Apalagi misi Jokowi adalah menjadikan kekuatan Islam sebagai tulang punggung NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Mengapa? bagaimanapun umat islam adalah mayoritas di negeri ini, yang karenanya tanggung jawab umat islam sangat besar untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dengan cara menghormati mereka yang berbeda.

Nadiem Makarim
Setelah krisis Global tahun 2008, diadakan pertemuan Washington yang dihadiri oleh semua negara anggota World Bank, yang terdiri dari pajabat puncak setingkat menteri dan bank Central. Semua suara menuntut agar diadakan reformasi besar besaran di tubuh World bank Group. Saat itu AS sebagai mayoritas shareholder World bank harus bersikap. Untunglah Presiden nya adalah Obama. Obama bisa menerima sebagai konsekwensi mengembalikan fungsi World bank sebagai agent of developement di negara anggota pada umumnya dan negara berkembang pada khususnya. Namun gimana caranya merubah culture dan sistem yang ada di dalam World bank yang sudah berakar di kepala lebih dari 6000 ekonom itu? Semua mereka akhli di bidang ekonomi dan jago teori.

Sebagai orang berlatar belakang lawyer yang terbisa berdebat di depan pengadilan untuk mendapatkan kebenaran dari perspektif keadilan, Obama melihat persoalan World bank bukanlah hal sulit untuk mereformasi nya. World bank harus dipimpin oleh orang yang punya jiwa kemanusiaan yang tinggi dan dari itu mampu mengeluarkan kebijakan out of the box. Siapa yang pantas menjadi pemimpin World bank dengan qualifikasi seperti itu.? Juga tidak mudah mendapatkannya. Karena sebagian besar ekonomi berpikir texbook.

Obama menunjuk seorang yang dia kenal waktu dia membawa anaknya berobat. Kali pertama mengenal seseorang itu, Obama langsung terinspirasi. Siapa orang itu ? Dia adalah Jim Yong Kim. Kim warga negara AS yang lahir di Korea. Ia pindah ke Amerika Serikat dari Korea Selatan saat berusia lima tahun. Ia meraih gelar dokter dari Brown dan Harvard Medical School dan gelar doktor dalam antropologi di Harvard, dengan gelar PhD. Tesis difokuskan pada perusahaan farmasi. Dia juga penerima hibah 'jenius' MacArthur. Kim membantu dan mengubah tantangan berpikir dalam komunitas kesehatan dunia. Dan dia sukses merubah paradigma kesehatan dari yang bertumpu kepada industri pharmasi ke hospitality concept.

Di bawah kepemimpinan Kim, memang terjadi reformasi World bank secara menyeluruh dan terukur tanpa gejolak. Kebayang, betapa hebatnya seorang KIM yang bukan ekonom tetapi bisa mengubah cara berpikir ekonom dalam melihat kemiskinan dan kebutuhan akan pembangunan. Paradigma lama bahwa uang segala galanya, money follows function diubanya menjadi money follow program. Berangsur angsur World bank tidak lagi kepanjangan tangan negara maju untuk mendikte negara berkembang. World bank masuk dalam paradigma baru yang bersifat egaliter. Tidak lagi kapitalisme oriented.

Sistem pendidikan kita sudah terjebak dengan sistem feodal yang menciptakan kelas ditengah masyarakat. Apapun ukurannya adalah nilai dan index prestasi. Dan itu sebagian besar dasarnya adalah hafalan dan textbook. Dari sana ada istilah sekolah favorit, kampus favorit, bintang kelas, bintang sekolah. Apa yang terjadi?, dari sekolah, murid/mahasiswa terjebak dalam seni berkompetisi ala kapitalis untuk mengejar rating. Hanya siswa yang punya rating tinggi yang bisa masuk sekolah rating tinggi dan siswa yang berasal dari sekolah rating tinggi yang bisa masuk kampus rating tinggi. Kelak, kalau mereka terjun kemasyarakat, terjadi kebingungan. Karena rating itu tidak efektif melahirkan inovasi dan kreatifitas. Yang terjadi adalah lahirnya komunitas ekslusif raja nyinyir dan pengeluh. Mudah terprovokasi jadi folower kadrun.

Mereformasi sistem pendidikan yang sudah berakar sejak lama, dan mengubah paradigma feodal menjadi egaliter kedalam sistem pendidikan tidah mudah. Semua pakar pendidikan lahir dari sistem pendidikan feodal. Untuk itu diperlukan orang yang bisa berpikir out of the box. Pilihan Jokowi kepada Nadiem Makariem sebagai menteri pendidikan, adalah tepat. Mengapa ? ini berkaitan dengan visi dan misi Jokowi pada periode kedua ini, yaitu menciptakan SDM yang berkualitas, yang sanggup menghadapi perubahan zaman yang cepat. Singkatnya diperlukan adanya reformasi pendidikan nasional kalau kita ingin berubah.

Apa kelebihan Nadiem Makarim? Karena dia sudah buktikan, dalam mengembangkan bisnis GOJEK, yang dalam waktu relatif singkat dapat mengubah sudut pandang orang dalam menggunakan jasa angkutan dan cara berbelanja. Bukan itu saja, tapi juga mampu mengubah mindset jongos menjadi mental enterpreneurship bagi semua driver anggota Gojek. Antara konsumen, mitra dan pengelola terjadi hubungan yang egaliter. Bukan feodalisme. Nah, tugas Nadiem Makarim adalah mereformasi sistem pendidikan dari feodalis ke egaliter untuk lahirnya SDM yang berkualitas , mandiri dan kreatif. Selamat bekerja Pak. Semoga engga niru Anies yang berujung pemecatan.


Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo sebelumnya adalah menteri dalam negeri. Namun kini digeser oleh Jokowi ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Siapa itu Tjahjo Kumolo? Dia adalah politisi PDIP. Di era Soeharto dia pernah menjadi ketua Umum KNPI pada periode 90-93. Kala itu, kalau orang sudah bisa menjadi ketua KNPI maka karir politik nya di Golkar sudah dipastikan melambung. Karena KNPI ( Komite Nasional Pemuda Indonesia ) adalah gabungan dari semua unsur ormas kepemudaan. Semua orang berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan ingin menjadi ketua umum KNPI. Karir Tjahjo Kumolo di Golkar selama 10 tahun dan menjadi anggota DPR sejak tahun 1987- 1997.

Setelah kejatuhan Soeharto, dia bergabung di PDIP. Pada pemilu 1999 dia berhasil mendapatkan kursi anggota DPR mewakili PDIP. Di partai berlambang banteng itu, Tjahjo menempati jabatan penting yakni wakil sekretaris Fraksi PDIP pada 1999-2002, sekretaris Fraksi PDIP pada 2002-2003. Anggota Komisi XI serta anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen pada 2004-2008, ketua Fraksi PDIP dan anggota Komisi I bidang pertahanan, intelijen, luar negeri, dan komunikasi informatika pada 2004-2009. Tahun 2014, Tjahjo kemudian masuk dalam kabinet. Koneksinya dengan semua elite dari partai manapun sangat baik. Karena kebanyakan yang kini jadi elite partai dulu pernah menjadi anak buahnya semasa dia jadi Ketua Umum KNPI

Tapi apakah dengan menjadi politisi Golkar selama 10 tahun di era keemasan golkar itu membuat dia kaya raya? Menjadi Politisi PDIP membuat hartanya bertambah ? Menjadi menteri membuat dia kaya ? tidak. Teman saya yang dekat dengan dia  mengatakan bahwa Tjahjo Kumolo tidak punya rumah pribadi. Hidupnya sangat bersahaja. Kalau dia mau kaya dari politik, dia udah kaya sejak muda.  Dia pernah jadi ketua umum KNPI, yang ketika era Soeharto tidak sulit dapatkan uang. Semua pengusaha butuh akses politik melalui KNPI dan itu sumber uang. Tetapi dia tidak pernah mau terlibat sebagai calo politik bagi pengusaha yang ingin dapatkan akses kekuasaan. 

Kini di periode kedua Jokowi, dia mendapat amanah sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Jokowi ingin orang seperti Tjahjo Kumolo untuk melakukan reformasi birokrasi. Agar terjadi perubahan paradigma birokrasi menjadi meritrokrasi.  Dari dilayani menjadi melayani. Sikap mental dia sudah teruji selama puluhan tahun sebagai politisi yang hanya untuk melayani rakyat. Karakter seperti ini yang sulit didapat dikalangan birokrat, yang cenderung menjadikan birokrasi sebagai mesin uang untuk kepentingan pribadi.  Tentu dia tidak akan mengalami kesulitan melakukan penertiban aparatur negara agar proses reformasi birokrasi berbasis IT  dapat berjalan. Agar aparatur negara itu menjadi SDM yang berdaya guna untuk kepentingan nasional, bukan golongan. Mengapa? nature dia dari dulu memang nothing to lose. Selamat bekerja pak Tjahjo Kumolo





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...