Kamis, 25 Mei 2023

Wan Gang tokoh dibalik Industri EV China

 




Tahun 2009 saya bertemu dengan mitra saya Liu. Dia provokasi saya masuk ke dalam bisnis EV yang sedang digalakan China. Saat  mendengar presentasi di Kantornya yang sederhana di Guangzhou, saya sempat berpikir bagaimana China begitu hebat dan berani dengan visi ingin menjadi pemimpin dalam industri kendaraan listrik (EV). Maklum di industri kendaraan konvensional  (BBM) saja, China gagal bersaing dalam segala hal dengan Eropa, Jepang dan AS. Kok ini malah mau bersaing di tekhnologi serba baru dan yakin akan sukses.


Sebenarnya visi itu datang dari Presiden Hu Jintao. Hu menemukan seorang yang dianggapnya mampu melaksanana visi itu. Orang itu adalah Wan Gang. Pilihan kepada Wan Gang tidak begitu saja. Tidak pula berdasarkan pertimbangan politik atau bisikan ring 1. Tidak. Proses sampai Wan Gang mendapatkan kepercayaan dari pemimpin nasional adalah proses yang panjang membuktikan dirinya mampu dipercaya untuk menjalankan visi china jauh kedepan dibidang tekhnologi kendaraan listrik.


Wan Gang alumni dari  Northeast Forestry University di Harbin, China. Tahun 1979 dia mengambil S2 lewat jalur penelitian tentang mekanika eksperimental Universitas Tongji dan menerima gelar masternya pada tahun 1981. Sampai tahun 1985 Wan Gang bekerja sebagai dosen matematika dan mekanik di Universitas Tongji. Tahun 85 dia dapat beasiswa mengambil S3 ke Clausthal University of Technology, Jerman. Lagi lagi dia memilih jalur penelitian di Jerman dan lulus tahun 1990. Tahun 91 dia berkerja di German Audi Corporation. Lagi lagi dia memilih berkerja di Departement R&D.


Setelah 5 tahun di R&D Audi, Pada tahun 1996, ia dipromosikan menjadi manajer teknis di divisi produksi dan teknolog. Kepemimpinan dan kontribusinya dalam banyak inovasi teknologi memfasilitasi produksi Audi A4 , mobil generasi baru, sehingga Audi unggul dalam persaingan di pasar. Saat dia bekerja di Audi, tahun 94 dan 95 dia diundang ke China sebagai tamu dan profesor dalam proyek penelitian tentang sel bahan bakar dan sukses.


Pada tahun 2000, Wan membuat proposal strategis (“ Mengenai Pengembangan Energi Bersih Baru Otomotif sebagai Garis Awal Lompatan Maju Industri Otomotif China ”) kepada Dewan Negara China untuk mengembangkan jenis mobil baru yang digerakkan oleh bahan bakar bersih, dengan maksud untuk mengantar industri otomotif Cina ke tahap baru. Usulannya mendapat perhatian dan dukungan dari Kementerian Sains dan Teknologi dan Komisi Ekonomi dan Perdagangan Negara. Pada akhir tahun 2000, Menteri Sains dan Teknologi China meminta Wan Gang pulang ke China untuk memimpin kelompok riset Program 863, mobil listrik.


Pada tahun 2002, Wan diangkat sebagai Asisten rektor  Universitas Tongji.  Tahun 2003, menjabat wakil rektor Universitas Tongji dan tahun 2004 menjadi Rektor Universitas Tongji. Ia juga merupakan pendiri Pusat Teknik Otomotif Energi Baru di Tongji. Kemudian Wan Gang ikut berkompetisi menjadi anggota Konsultatif Politik Rakyat China. Ini pemilu langsung memilih profesional yang layak mendampingi anggota DPR China. Dan dia mendapatkan kepercayaan dari Rakyat untuk hadir  pada Konferensi rakyat ke 10. Tahun 2006 Wan Gang terpilih sebagai wakil asosiasi Sains dan Teknologi Shanghai. 


Pada 27 April 2007, Wan Gang terpilih sebagai Menteri Sains dan Teknologi Republik Rakyat Tiongkok. Dia menjadi menteri sampai tahun 2023. 15 tahun jabatannya sebagai menteri Sains dan tekhnologi China,  dia memang sukses menjadikan China leading dalam industri kendaraan listrik. 


Apa hikmah dari cerita diatas ? China sampai menguasai teknologi EV dan kini memimpin dunia dalam industri EV, tidak dilakukan dengan cara to good to be true. Hanya andalkan subsidi lantas bermimpi bisa membangun industri EV. Engga begitu. Tapi lewat proses panjang dan focus kepada penelitian atau R&D. Beproses dari tahun 2000 dan barulah tahun 2023 China bisa leading. 


***

Tahun 1992, pemimpin Cina Deng Xiaoping mengucapkan sesuatu yang belum sepenuhnya dimengerti oleh dunia ketika itu. Dia berucap, “Timur Tengah memiliki minyak. Cina memiliki logam tanah jarang.” Tapi tahukah anda. Deng bicara itu tidak asal bicara.  Itu sudah dia persiapkan sejak tahun 1980.  Xu Guangxian almamater dari Universitas Peking di Tiongkok dan Universitas Columbia AS bergabung sebagai  anggota Akademi Ilmu Pengetahuan China ( Chinese Academy of Sciences).


Lompatan china jauh ke depan bidang Industri maju adalah berkat ditemukannya Logam Tanah Jarang. Padahal awalnya riset itu dilakukan AS. Tapi akhirnya tahun 1980 AS batalkan program riset itu. Karena dampak lingkungan yang buruk. Nah China tetap lanjutkan riset itu. Cina rela untuk mencemari alamnya untuk mengekstraksi logam tanah jarang. Sebab bahan kimia yang digunakan untuk mengekstraknya dari bijih menciptakan limpasan beracun, dan selama bertahun-tahun Cina bersedia menanggung biaya itu daripada negara lain. Tahun 1985 China sudah sukses produksi logam tanah jarang.


Logam tanah jarang itu menjadi tulang punggung industri manufaktur sebagai bahan baku penting untuk memproduksi barang-barang berteknologi tinggi. Sebut saja seperti ponsel pintar atau smartphone dan mobil listrik. Lalu mineral ini juga penting dalam memproduksi alat pertahanan dan senjata, turbin angin untuk pembangkitan listrik, hingga mesin pesawat terbang. Kini hampir semua industri 500 fortune punya pabrik di China. Motif medekati bahan baku. Kini China leading secara global di bidang hight tech industri.


Sejak tahun 1950, dari 3.000 obat-obatan – tidak termasuk obat-obatan tradisional – yang diproduksi di China sejak tahun 1950-an, 99 persennya adalah salinan dari produk luar negeri. China tidak mungkin bersaing dengan negara barat dalam hal riset obat. China berfocus kepada API ( Active Pharmaceutical Ingredient ). Semua obat terdiri dari dua komponen inti: API adalah bahan utama. API diproduksi dari bahan baku dengan kekuatan dan konsentrasi kimia tertentu. Eksipien termasuk zat selain obat yang membantu mengantarkan obat ke sistem Anda. Tahun 1965 riset API dilaksanakan dengan tujuan jangka panjang. China hanya focus sementara ke obat tradisional.



Sejak tahun 2000-an -- bersamaan dengan migrasi pabrik API ke arah timur -- pemerintah telah menerapkan berbagai undang-undang dan peraturan yang mendorong produksi API.  Dalam hal harga API, China memiliki keunggulan yang signifikan. 20% lebih murah dari produk India. Tentu mendorong harga obat jadi murah dan memungkinkan obat generik bisa diproduksi massal.  Kini ada lebih dari 3.000 perusahaan API di seluruh dunia, di mana China menyumbang 48,0% dan India 19%. Jadi setengah dari kebutuhan API global di pasok oleh China. Nilai ekspor jauh lebih besar dari export migas dan mineral Indonesia.


***

Dengan anggaran riset Indonesia hanya 0,0007% dari PDB dan tidak ada satupun capres sejak tahun 2004 sampai 2019 bicara tentang pentingnya Riset. Tidak ada satupun Capres yang berani bilang “ koruptor di hukum mati.” Kalau anda percaya 2045 ini akan jadi negara maju itu kebangetan halu nya.


Kita tidak bisa dibandingkan dengan China. Tapi cara berpikir China bisa kita tiru. Artinya realistis saja. Tidak ada kemajuan dengan mimpi dan retorika. Itu harus direncanakan dengan serius dan dilaksanakan dengan konsisten.  Butuh waktu panjang berproses untuk bisa sampai pada syarat negara industri maju. Selama berproses itu harus mendapat dukungan political will pemerintah. Tapi kita ? apakah ada political will pemerintah untuk pra syarat negara maju? Utamakan riset dan perangi korupsi ? Tidak ada. 


Jadi berhentilah halu dan berharap negeri ini akan jadi jadi negara maju tahun 2045, kecuali ada capres yang berani berkata “ Matikan   koruptor dan miskinkan keluarga keruptor. Saya sediakan kuburun untuk saya sendiri. Kalau terbukti saya korupsi, jangan ragu matikan saay. Tingkatkan anggaran riset 2% dari PDB. Kalau ada yang berani bilang begitu. Saya akan ucapkan terimakasih.

Minggu, 21 Mei 2023

Pujian IMF kepada Indonesia.

 


Dari awal awal kekuasaan jokowi saya sangat militan mendukung Jokowi terutama mendapatkan dana dari China dengan skema business to business (B2B) bukan government to government (G to G). Mengapa saya dukung? karena B2B atau KPBU ( kerjasama Pemerintah Badan usaha) itu menuntut pemerintah yang bersih dan cerdas. Butuh kesiapan pemerintah membangun ekosistem bisnis bagi swasta dan asing. Saya membayangkan Jawa yang sudah tersedia ekosistem bisnis untuk KPBU akan memakmurkan diri lewat beragam bisnis layanan publik yang di-privatisasi. Sehingga APBN bisa lebih focus ke luar Jawa. Ya Indonesia centris.


Berharap, periode kedua kekuasaan Jokowi, berkat hebatnya pembangunan B2B di Jawa, program koneksitas Toll laut antar wilayah kepulauan lewat program APBN indonesia centris akan mendorong terbentuknya pusat ekonomi baru. KEK yang ada di 20 titik di wilayah seluruh Indonsia akan jadi magnit untuk terbangunnya ekosistem bisnis B2B. Jadi walau Jokowi mewarisi utang besar dan APBN yang defisit era SBY, namun dengan strategi itu, eskalasi pembangun tetap berjalan tanpa jeda.


Tapi apa yang terjadi? saya kena prank. Untuk program BRI tidak B2B. Tetapi loan. Lebih 50% dana dari China bergeser dari awalnya B2B ke penjaminan APBN. Yang nampak dipermukaan hanya kereta cepat yang berubah dari B2B ke penjaminan APBN. Sebenarnya banyak proyek BUMN seperti PLN, dan lain lain yang berubah dari B2B menjadi penjaminan APBN. Makanya beban utang terus membengkak di era Jokowi.


Mengapa saya skeptis pembiayaan mega proyek lewat APBN atau penjaminan APBN?. Karena itu sama dengan model kerja Anies saat jadi Gubernur DKI. Itu engga kerja. Tapi belanja doang. Di era modern sekarang, mengelola sumber daya yang besar tapi kerjaannya cuma belanja dan utang, memang otak terbelakang dan maling. Apalagi pemerintah didukung oleh koalisi besar. Oposisi disfungsi. Antar mereka saling melindungi untuk melancarkan beragam skema bancakin sumber daya keuangan negara. Ratusan triliun kasus TPPU itu hanya yang terdata, sebenarnya lebih besar lagi.

Nah kalau gaung koalisi pemerintah selalu bicara agar terjadi kesinambangunan pembangunan oleh presiden berikutnya, sebenar nya itu agar cara koalisi ( oligarki) seperti dua periode Jokowi tetap dipertahankan. Sementara gaung perubahan yang diusung koalisi PKS, PD, dan Nasdem, bukan perubahan substasi, Tetapi perubahan oligarki ke tangan mereka doang. Jadi sebenarnya rebutan lapak aja. Makanya saya senang saat PDIP mencalonkan Ganjar dengan cuekin proposal koalisi. Seharusnya begitu. Cukup Jokowi saja dikerjain koalisi. Jangan Ganjar. Ayolah PDIP lupakan mereka semua. Lawan!


***

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, Jepang pada Sabtu (20/5). Kristalina menilai kondisi ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil di tengah situasi perekonomian dunia yang sedang dihadapkan dengan banyak ketidakpastian. Saya teringat kata kata IMF tahun 1997  sebelum Krisis Moneter 98. “ Ekonomi Indonesia baik dan aman dari krisis.  Tapi setahun kemudian Rupiah terjun bebas akibat serangan hedge fund George Soros dan Indonesia kena trap krisis moneter. Soeharto jatuh.


Mengapa semudah itu IMF memuji dan tidak sesuai dengan realita? karena memang tingkat literasi orang Indonesia itu rendah sekali. Engga paham mereka membaca makro ekonomi. Kalau ada yang kritik dianggap anti pemerintah. Padahal yang kritik itu karenan mumpuni secara pengetahuan. Tentu berbasis data. Tapi lagi lagi, ekonomi dalam sistem politik yang tidak sepenuhnya terbuka, selalu diselesaikan secara berbisik bisik. Akhirnya kalau terjadi chaos ekonomi, selalu ada yang jadi kambing hitam. Sementara aktor segelintir orang yang merusak ekonomi negara tetap aman saja.


Data dari Institute for Management Development (IMD) didasarkan pada 333 kriteria daya saing yang dipilih sebagai hasil penelitian komprehensif dengan menggunakan literatur ekonomi, sumber internasional, nasional, dan regional, serta umpan balik dari komunitas bisnis, lembaga pemerintah, dan akademisi. Kriteria direvisi dan diperbarui secara teratur seiring dengan tersedianya teori, penelitian, dan data baru dan seiring dengan perkembangan ekonomi global. Data ini berkaitan dengan performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, penyediaan infrastruktur.


Mengapa saya katakan bahwa IMF itu tidak berbicara sebenarnya? Jika kita melihat tabel di bawah ini, kita dapat melihat bahwa Indonesia berjuang keras untuk bersaing dengan rekan-rekan regionalnya. Sementara negara kota kecil Singapura jelas merupakan kasus khusus (karena merupakan pusat keuangan global terkemuka yang dilengkapi dengan lingkungan yang pro-bisnis dan biaya kompetitif, infrastruktur yang hebat, dan tenaga kerja yang sangat terampil dan kosmopolitan), sangat disayangkan bahwa Indonesia – yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara – secara struktural gagal mengungguli Malaysia dan Thailand dalam peringkat tersebut (Vietnam tidak termasuk dalam peringkat IMD).




Peringkat peer group IMD untuk Indonesia di Asia-Pasifik sebenarnya tidak berubah antara 2018 dan 2021, namun turun satu posisi pada 2022). Mengapa? adalah karena  ketika program kebijakan tertentu diumumkan atau diberlakukan oleh pemerintah Indonesia, persepsi berubah menjadi positif. Namun, begitu ternyata program tersebut gagal membuat perubahan yang diinginkan, persepsi positif tersebut memudar di tahun berikutnya.



Pertumbuhan ekonomi hebat ? Mari perhatikan peningkatan PDB. PDB Indonesia tahun 2014, USD 891 miliar. Tahun 2021, USD 1,2 triliun atau naik usd 300 miliar atau 33% dari tahun 2014. Artinya peningkatan PDB USD 300 miliar,  itu hampir sama dengan jumlah peningkatan utang. Secara tidak langsung, utang itu tidak menciptakan leverage value. Mengapa ? karena penambahan utang kita sebagian besar untuk bayar utang. Bukan untuk produksi semua. Hanya sebagian kecil saja untuk produksi. Itu ditandai dengan angka defisit APBN terus melebar. Tahun 2014 defisit APBN sebesar Rp. 226 triliun, tapi tahun 2022 sebesar Rp 732,2 triliun.


Sektor keuangan RI menjadi yang terdangkal dan termahal jika dibandingkan dengan negara tASEAN-5. Bagaimana kita bisa melakukan transformasi ekonomi dari tradisional ke industri,  jika 76% dana sektor keuangan ada pada bank, yang hidup dari rente.  Tuh data Overhead cost bank di Indonesia tertinggi dibandingkan tetangga ASEAN-5. Rasio intermediasi perbankan Indonesia yang tercermin dari Net Interest Margin (NIM) perbankan juga paling tinggi. Akibatnya masyarakat harus menanggung biaya bunga yang tinggi. Sektor Keuangan tidak efisien industri kreatif mati.


Sikap disiplin Indonesia yang memprioritaskan bayar utang itu mendapatkan apresiasi dari lembaga rating. Moody's kembali mempertahankan peringkat utang atau sovereign credit rating Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil tahun 2022. Wajar lah. Pemerintah siap korbankan ekspansi sosial termasuk naikan tarif dan perluasan pajak demi bayar utang. Depresiasi rupiah-USD tahun 2023 terhadap 2014 adalah 20%. Dan kalau APBN defisit karena itu, ya utang lagi. Tentu utang yang harus berdampak kepada kemampuan bayar utang. Kalau engga ya rating jeblok. Kita patuh jaga rating agar skema hutang ponzy terus terlaksana dan para elite politik bisa terus berkuasa.


Nah karena efisiensi pemerintah drop maka efisiensi bisnis juga otomatis drop. Engga usah kaget bila Investor asing terlibat pada proyek high value sedikit sekali. Kecuali investor rente yang mengolah SDA. Data investasi di Indonesia masih didominasi oleh PMDN. Mengapa ? Institute for Management Development,  World Competitiveness melaporkan tahun 2018, bahwa alasan investor asing ogah masuk ke Indonesia ada 17 sebab. Nomor satu penyebabnya adalah korupsi. Itu skornya 13,8% dari 17 sebab. Jadi memang investor asing ogah masuk ke Indonesia, mayoritas karena korupsi. Udah bulukan korupsi. Makanya index demokrasi juga menjadikan kita negara democracy is flawed.

Selasa, 16 Mei 2023

Kita naif dihadapan Politik.

 



Jokowi menyoroti pembubaran kegiatan ibadah dan pelarangan pendirian rumah ibadah. Dia mengingatkan semua pihak bahwa konstitusi menjamin hak beribadah. Bagi saya itu hanya bahasa politik. Selagi Pemerintah mempertahankan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 (SKB 2 menteri) terkait syarat pendirian rumah ibadah,  Maka itu hanya omong kosong. SKB itu menjelaskan dengan tegas tanpa bersayap bahwa hak mayoritas menentukan hak minoritas. Masih juga percaya negeri ini menghormati pluralisme, terlalu naif jadi orang.


Politisi berkata, kita ingin memastikan kebijakan pemerintah berpihak pada rakyat, mendengarkan suara rakyat, dan menjamin sistem demokrasi berjalan dengan baik dan tidak dirusak praktek oligarki dan sentralisasi kekuasaan. Kalau anda percaya dengan kata kata itu, maka anda naif. Mengapa ? sejak UUD 45 pasal 33 diamandemen, Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi. Gimana konkritnya ? ya lihatlah produk UU yang ada sekarang. Itu semua produk demokrasi. Seperti UU PMA, UU minerba dan lain lain yang memungkinkan segelintir orang menguasai sumber daya nasional.


Selama ini kita lihat gebyar pembangunan infrastruktur ekonomi. KIta mengukur sukses pemerintah dari itu. Tapi jalan toll, pelabuhan, bandara, PLN, PDAM,  kilang BBM, itu semua bisnis. Engga ada kaitannya dengan sukses penyediaan public obligation. Buktinya tarif terus naik sesuai pertimbangan bisnis. Coba dech engga bayar listrik, besok padam listrik di rumah. Kalau anda percaya ukuran sukses itu semua, ya anda naif.  Apalagi memaklumi utang jumbo BUMN yang kelola bandara, pelabuhan, Toll, PLN, BBM. Itu kabangetan naifnya. Bayangin, mereka monopoli tapi terancam rugi dan default karena tidak efisien. Minta PMN dan dana talangan APBN.


Lain halnya pengadaan jalan negara, kabupaten, provinsi, bendungan, irigasi. Itu memang barang publik. Bukan bisnis. Nah Era Jokowi penambahan jalan hanya 5,91%. Masih dibawah prestasi SBY, 38,83%. Sukses jokowi adalah pengadaan bendungan dan irigasi, termasuk jalan desa, posyandu, pasar tradisional. Sampai tahun 2020 ada 30 bendungan yang selesai dibangun. Ditargetkan sampai tahun 2024, akan tambah lagi 27 bendungan. Itu record tertinggi dibandingkan presiden sebelumnya. Tapi kalau itu anda anggap kebajikan, ya anda naif. Karena memang itu kewajiban pemerintah  melaksanakan RJPM dan UU Desa No. 6 yang disahkan  januari 2014.


Pancasila itu falsafah negara, bukan idiologi. Idiologi kita bersifat terbuka kecuali untuk Komunis. Engga percaya kalau Pancasila itu bukan manifesto Politik ? itu buktinya sampai kini kita belum punya UU Haluan Idiologi Pancasila. RUU HIP, dibatalkan pemerintah setela ditolak DPR. Jadi kalau anda mengagungkan Pancasila dan mengejek politik identitas, maka anda naif. Yang dilarang itu politisasi SARA, dan itu amanah UU dan penghormatan terhadap resolusi  PBB tentang HAM.


***


Saat Ahok sebagai gubernur DKI dan Jokowi Presiden RI, yang paling keras menentang Reklamasi Jakarta Utara adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengambil sikap terkait reklamasi di Teluk Jakarta. Izin Amdal proyek reklamasi ditinjau ulang.  Semua tahu kan Menteri Kelautan itu dibawah Menteri maritim dan investasi, LBP. Kampanye Pilgub, Anies menolak reklamasi. Tapi setelah Anies menang Pilgub, LBP cabut meratorium Reklamasi. Karena desakan Pengembang. Ahok hanya jadi tumbal doang. Mengapa ?


Bagi LBP, Anies itu nothing. Asset nya adalah SU, pasangan Anies di Pilgub DKI. LBP punya hubungan baik dengan SU, sama sama dekat dengan Bakrie. Nah, tahukah anda, 4 bulan sebelum pelantikan Gubernur DKI, SU melepas saham Acuatico Pte Ltd ( Pengelola air bersih DKI) kepada Grup Salim melalui anak usahanya, Moya Indonesia Holdings Pte Ltd. PEMDA DKI melegitimasi perpanjangan izin PT Aetra Air Jakarta. Tentu dengan akusisi ini membuat saham Moya Indonesia Holdings Pte Ltd semakin naik yang membuat kaya raya Salim Group. Artinya kekalahan Ahok itu udah by design. Karena kalau Ahok menang, Salim rugi besar. Maklum Ahok tidak mau swastanisasi PDAM.


Tahun 2018 sebelum SU Nyapres, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) jual saham salah satu unit business nya,  PT Batu Hitam Perkasa ( Pemegang saham Paiton Energy) kepada perusahaan milik LBP, PT Toba Bara Energi. Kasus sengketa hukum Konsorsium Paiton dengan PLN soal harga jual power kemahalan, selesai begitu aja. Tahun 2018 juga, Kasus TPPI diambil alih pemerintah lewat Pertamina. Jadi rumor keterkaitan Hashim pada kasus TPPI sirna sudah. PS pun berpasangan dengan SU dalam Pilpres 2019 dan akhirnya kalah. Tapi PS jadi Menteri Pertahanan dan SU jadi Menteri Pariwisata dan Kreatif. Setelah Pilpres, saham PT Batu Hitam Perkasa milik Toba dijual ke Medco. Padahal Medco itu pemilik sebenarnya adalah Antony Salim, melalui Diamond Brigde. Dan kini lewat private placement, Salim kuasai saham Bumi milik Ical. Masalah utang gigantik BUMI bisa diselesaikan. Keluarga Bakrie tersenyum cerah menikmati windfall batubara.


Bahwa kekuatan  korporasi telah melahirkan otokrat baru, kebal dari kontrol politik. Argumen ini disampaikan oleh Stephen Wilks dalam buku “ The Political Power of the Business Corporation”. Tidak mungkin memahami 'ketergantungan struktural' antara negara dan korporasi tanpa mempelajari korporasi dalam cetakannya sebagai aktor politik. Jadi kalau anda berpendapat bahwa korporat yang ada di luar kekuasaan dan pengusaha yang ada di ring kekuasaan itu murni untuk keadilan dan kepentingan rakyat. Itu artinya anda naif sekali. Bangunlah dari tidur panjang. Hadapi realitas. Bahwa politik itu hanya untuk kepentingan business, itu prioritasnya. Bukan anda sebagai prioritas.


Mengapa saya tulis ini? karena untuk menyadarkan kita semua, termasuk saya sendiri. Bahwa jangan sikapi politik berlebihan. Saat pemilu laksanakan tugas anda sebagai warga negara, yaitu memilih partai yang ketum nya tidak berbisnis secara langsung atau tidak langsung. Itu jelas pilihan cerdas diantara pilihan yang  tidak ideal. Pilih capres yang punya rekam jejak cerdas dan bukan lahir dari partai yang di-drive pengusaha atau tidak berpasangan dengan pengusaha. Itu sikap risk management dalam politik sebagai rakyat. Mari cerdas berpolitik.


Minggu, 07 Mei 2023

China tidak membangun semalam

 




Ada yang mengatakan bahwa kemajuan ekonomi China itu berkat teori ekonomi yang tidak mainstream. “ China menganut teori MMT atau Modern Moneter Theory “ katanya. Persepsi seperti itu karena rendahnya literasi ekonomi. China jelas membangun dengan dasar sains yang kuat. Semua aspek mereka perhitungkan dengan detail dan tentu disesuaikan dengan situasi kondisi sosial budaya China. Kalau engga, mana mungkin mereka bisa kelola rakyat dengan populasi terbesar di dunia. Salah sedikit bisa bubar itu bangsa. 


Kemajuan China yang terjadi sekarang merupakan proses panjang seperti yang dikembangkan oleh Walt Whitman Rostow dalam take off theory pada buku “The Stages of Economic Growth : Economic History Review.. China memang negara beridiologi komunis tapi itu hanya metodelogi mempersatukan rakyat. Dalam ekonomi, China menerapkan antitesis sosialisme. Baca, The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto Rostow 1950). Rostow memperkenalkan lima tahap perkembangan ekonomi masyarakat sebagai (1) masyarakat tradisional, (2) prasyarat lepas landas, (3) lepas landas, (4) dorongan menuju kedewasaan, dan (5) usia konsumsi massal yang tinggi. 


Lima tahap itu kalau dinalogikan sama seperti perkembangan raga kita manusia. Dari bayi jalan merangkak, jalan tertatih, dan berjalan normal dan akhirnya bisa berlari. Membangun juga begitu. Harus melewati proses alamiah. Saya akan jelaskan secara sederhana tahapan pembangunan itu secara sederhana. 


Pertama.  Masyarakat hanya focus kepada gimana cari makan. Tidak ada keberanian berubah. Pada tahap ini negara focus memperkuat sektor pertanian. Negara menyediakan infrastruktur agar sektor pertanian bisa tangguh dan mandiri. Sementara pijakan industrialiasi dilakukan oleh BUMN dan Swasta. Kuncinya pada tahap ini adalah membakar paham feodalisme. Diganti dengan paham egaliter. Mengapa ? Yang memasung kemajuan masyarakat adalah paham feodalisme. Kekuatan politik harus bisa membuka Ikatan patron-client. Harus! Kalau engga, tahap pertama ini pasti gagal. China sukses melakukan ini lewat revolusi kebudayaan.


Kedua. Setelah sektor pertanian tangguh, maka masuk ketahap kedua, yaitu membangun fondasi menjadi negara industri. Tahap ini membutuhkan perubahan mendasar, seperti sikap masyarakat terhadap sains, etos kerja, pengambilan risiko, dan pengambilan keuntungan (Rostow, 1990). BUMN sebagai agent pemerintah harus lead melakukan perubahan sektor industri dan jasa keuangan. Sementara kebutuhan infrastruktur termasuk rel kereta api, pelabuhan, dan listrik harus dibangun lewat tabungan pemerintah. Rostow menggambarkan ini sebagai bentuk membangun modal sosial. Kuncinya ada pada BUMN yang tangguh. China sukses pada tahap ini dengan peran BUMN sebagai agent of development untuk melakukan transformasi dari ekonomi SDA ke industri lewat IPTEK sebagai prakondisi mencapai take-off. 


Ketiga. Ini adalah tahap sentral dalam model Rostow, yang terdiri dari periode yang relatif singkat selama dua atau tiga dekade di mana manufaktur mengambil peran lebih besar dalam perekonomian. Selama masa ini, urbanisasi dan industrialisasi meningkat, dengan cepat memperluas sektor sekunder di atas sektor primer. Rostow berpendapat bahwa setidaknya satu sektor manufaktur, seperti tekstil, harus menonjol dalam ekonomi untuk daya saing internasional. Pada tahap ini privatisasi BUMN dilakukan secara bertahap agar mengurangi peran negara dalam perekonomian. Kunci pada tahap ini adalah law enforcement. Politik tidak boleh lagi jadi panglima. Liberalisasi pasar disiasati lewat PSO ( public service obligation) atau subsidi silang.


Keempat. Pada tahap ini, Rostow menggambarkan ekonomi telah menjadi matang, dan dengan demikian mampu mendorong pertumbuhan mandiri melalui diversifikasi dan pengembangan industri di seluruh negeri. Pertumbuhan industri antara 10,0 dan 20,0% dari pendapatan nasional. Industri berbasis SDA akan menurun pertumbuhannya namun, tingkat pertumbuhan ekonomi berbasis nilai tambah industri muncul (Rostow, 1990, hal. 59). Pergeseran peradaban dari desa ke kota terus berlangsung, sementara struktur perdagangan luar negeri terus maju. Kunci keberhasilan China pada tahap ini ditandai dengan ongkos logistik yang efisien sebagai akibat perluasan infrastruktur ekonomi dan kelembagaan keuangan inklusif. Sehingga peluang terdistribusi luas secara individu maupun wilayah. 


Kelima. Pada tahap terakhir, sektor tersier menjadi andalan karena sektor unggulan beralih ke barang dan jasa konsumen tahan lama  ( high quality). Standar hidup meningkat, sementara barang konsumsi diproduksi secara massal; pertumbuhan ini ditopang oleh meningkatnya konsumen kelas menengah. China sekarang pada tahap ini. China memanfaatkan kelas menengahnya sebagai sumber potensi pasar domestik pengganti pasar ekpor.


***

Nah lima tahap ini tidak dibangun semalam. Tidak pula dibangun lima tahun. Tapi perjalanan panjang dan dan setiap tahap dilakukan secara terprogram dan konsisten, tentu dengna pengorbanan. Pada tahap pertama China terpaksa menelan pil pahit. Sistem pertanian tradisional hancur. Shock perubahan sistem produksi pertanian telah mengakibatkan korban kelaparan dan berlanjut kepada revolusi kebudayaan. 


Dengan perubahan itu China bisa masuk ke tahap kedua. Tapi tahap ini juga memakan korban. Terutama akibat reformasi birokrasi ke meritokrasi telah memakan korban 25 juta PNS diberhentikan. Keras memang.  Tahap ketiga, pada tahap awal terjadi urbanisasi yang sangat massive. Itu akibat sesenjangan desa dan kota sangat lebar. Tapi selanjutnya terjadi proses ekonomi  menuju matang. Akibat adanya relokasi industri dari kota ke desa (motif mendekati sumber daya), yang secara berangsur angsung  desa berubah jadi masyarakat kota. Akhirnya sampailah pada tahap kelima. Kemakmuran untuk bersama tapi bukan atas dasar belas kasih tapi tentunya lewat kompetisi. 


Kita sering melihat kemajuan China dengan keadaan sekarang. Kita tidak belajar dari proses mereka membangun. Malah kita terjebak dengan teori too good to be true, seperti model MMT.  Seakan China sukses karena MMT. Padahal itu persepsi sesat. Tidak ada kemajuan tanpa proses dan tidak ada proses yang mudah. Semua butuh kosistensi, presisi dan visi. Tidak ada kisah sukses dengan pemikiran pragmetis. Camkan itu.!

Kamis, 04 Mei 2023

Geopolitik China dan AS.

 


Amerika Serikat.

AS dipisahkan dari daratan lain oleh, Samudra Atlantik di sebelah timur, 41 juta mil persegi dan 20% dari permukaan bumi, dan Samudra Pasifik di sebelah barat, 63 juta mil persegi dan 33% dari bumi. Tidak seperti negara-negara di belahan dunia lainnya, yang terikat satu sama lain oleh perbatasan tanpa akhir dan perang perbatasan, AS tidak memiliki musuh alami timur atau barat, dan hanya klan suku asli di perluasan baratnya. Boleh dikatakan, "sendirian" untuk mencari takdir “nyata”. Geographi ini jadi pijakan geopolitik AS dengan prinsip “ menghindari aliansi permanen dengan bagian mana pun dari dunia asing.


Geopolitik itu berkaitan dengan geostrategis. Untuk kepentingan domestik mengakses pasar dan sumber daya diseluruh dunia, AS perlu memperkuat pengaruh regional maupun international. Semakin besar mesin ekonominya semakin besar kertergantungan AS kepada negara asing. Keterlibatan AS pada perang dunia kedua dan perang dingin, aneksasi Irak, Afganistan dan lain lain, itu tidak lepas dari kepentingan geopolitiknya. AS juga membangun kerjasama regional bidang pertahanan seperti NATO untuk fakta pertahanan atlantik utara,  US-GCC, untuk pertahanan bersama negara Teluk, Indo-Pacific dan lain lain.


Untuk kepentingan jangka panjang geopolitik, AS berusaha mempengaruhi terbentuknya kelembagaan dunia yang mengatur politik dan ekonomi. AS membidani lahirnya PBB berserta kelembagaan international lainnya, seperti IMF, World Bank, WTO dan lain lain. AS berusaha terus meningkatkan anggaran militernya.  Bukan untuk perang tapi dengan kekuatan itu AS bisa menciptakan perdamaian dunia menurut standarnya. Tanpa disadari AS kini  menjadi magnit besar, bukan hanya karena IPTEK tetapi pasar ekspor yang besar. Dan sistem mata uang USD yang di create AS telah menjadi sumber stabilitas mata uang fiat. Itu realitasnya.


China.

Terletak di Asia Timur di sepanjang garis pantai Samudra Pasifik, China adalah negara terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Kanada. Dengan luas 9,6 juta kilometer persegi dan garis pantai sepanjang 18.000 km, terhitung sekitar 22% dari daratan Asia. Bentuknya di peta seperti ayam jago. China berbatasan darat/laut dengan empat belas negara  Korea, Vietnam, Laos, Burma, India, Bhutan, Nepal, Pakistan, Afganistan, Tajikistan, Kirgistan, Kazakhstan, Mongolia, dan Rusia. Tetangga sisi laut mencakup delapan negara - Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Filipina, Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.


Lintasan sejarah China tidak pernah melakukan kolonialisasi walau China pernah jadi wilayah kolonialisasi Mongolia dan Manchuria.  Sementara Jepang, Russia, Inggris, Prancis, Italia, Austria-Hungaria pernah menyerang china tapi berhasil dihalau dengan korban sangat besar. Atas dasar pengalaman sejarah itu, Geopolitik China berteman dengan siapa saja. Tidak ikutan aliansi pertahanan dalam konflik regional. AS musuhan dengan Iran, China rangkulan dengan Iran. Iran musuhan dengan Arab, China temanan dengan Arab. Negara Arab memusuhi Israel, China berbisnis dengan Israel. AS musuhan dengan Rusia, China dempetan. Rusia curiga dengan AS, China berdagang dan berinvestasi di AS. Iran dan Arab musuhan akhirnya berteman berkat China.


Apa artinya. China konsisten dengan geopolitiknya. Memilih berteman daripada perang memaksakan kehendak. Kalau China terus meningkatkan anggaran pertahannnya, bukan untuk aneksasi negara lain atau hegemoni tetapi untuk kepentingan geopolitik yang mengutamakan stabilitas keamanan domestiik dan regional. Karenanya China tidak ada keinginan mengubah tatanan dunia. China berusaha mempertahankan lanskap politik global yang sudah ada. Melalui kuridor politik international dibawah PBB dan lain  lain  itulah China memainkan geopolitiknya. 


“ Kita harus berpegang teguh pada kemandirian, menempatkan pembangunan negara dan bangsa di atas dasar kekuatan kita sendiri, dan dengan tegas mengambil inisiatif dalam pembangunan. Untuk membangun negara sosialis modern yang hebat secara menyeluruh dan mencapai Tujuan era kedua, kita harus menempuh jalan inovasi mandiri. “ Kutipan dari Presiden Xi ini memiliki akar yang dalam. Sejak krisis keuangan global 2008, ketika keandalan Barat sebagai mitra dagang dipertanyakan, kemandirian telah menjadi prinsip pengorganisasian yang lebih menentukan bagi China.


Dengan pertumbuhan ekonomi China sekian dekade yang spektakuler , China sukses membangun fondasi ekonominya sebagai negara industri. Memang serangan ekspor produk China berdampak luas terhadap geostrategis AS di Timur Tengah, Eropa, Asia. Kontribusi ekspor mencapai 30% dari PDB dan 95% produksi manufakturnya di ekspor. Ketergantungan China terhadap pasar ekspor telah menimbulkan kekawatiran dunia bahwa sifat ekspansionis tidak bisa dihindari. Proyek one belt one road dan kemudian BRI disikapi curiga, bahwa China akan menjajah negara lain lewat ekonomi demi perluasan pasarnya. 


Padahal faktanya tidak begitu. Sejak tahun 2007 China sudah membuat kebijakan mengurangi ketergantungan dengan pasar ekspor. Tahun 2022, ekspor hanya  20 persen dari PDB. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor bersih tidak lagi significant kontribusi nya terhadap pertumbuhan PDB China. Kini pasar domestik terus dikembangkan. Nah saat China focus kepada pasar domestik, Dunia kembali menyalahkan China. Krisis global salah satunya adalah krisis rantai pasokan, yang sebagian besar berasal dari China. Banyak pabrik di Eropa, AS , Jepang, dan negara lainnya mengurangi kapasitas produksinya karena rantai pasokan China berkurang. 


Jadi program BRI itu bukan penjajahan lewat ekonomi, tetapi murni untuk kemakmuran regional. “ Punya teman miskin itu rugi. Karena mereka akan merongrong terus. Tetapi membuat mereka kaya secara mandiri juga tidak rugi. Karena hidup tidak bisa sendirian. Saling menolong adalah keniscayaan.” Begitu kira kira. Kalau negara yang dibantu itu korup. Terjadi debt trap. Itu masalah dalam negeri negara bersangkutan. China engga bisa berbuat banyak. Kecuali berharap ada perubahan politik yang lebih peduli kepada kemandirian.


Masalah AS dan China.

Sebenarnya baik AS maupun China bisa berperan besar untuk kemakmuran dunia. AS dengan kekuatan inovasi IPTEK dan keberadaan the fed sebagai penjaga stabilitas sistem mata uang fiat, itu sangat efektif menjadikan ekonomi dunia berkembang kearah lebih baik. Kekuatan ekonomi AS ditandai hadirnya TNC/MNC Amerika diberbagai negara seperti GE, Philip morris, Ford, Exxon, IBM, Wallmart,  Jhonson&Jhonson, Apple, Mircrosoft, dan lain lain berdampak luas terhadap produksi pada tingkat tidak terbayangkan. Dimanapun TNC/MNC itu berada. Penerimaan pajak dari TNC itu memberikan kotribusi untuk negara meningkatkan kemakmuran.


China dengan sistem politik komunis memang mampu berproduksi dengan efisien. Itu tidak mungkin bisa dilakukan negara dengan sistem kapitalis. Suka tidak suka , kemajuan dan pertumbuhan industri dunia berkat dukungan supply chain dari China. Dan hampir semua perusahaan berkelas dunia versi Fortune 500 beroperasi di China dan menikmati sistem produksi yang efisien,  yang pada giirannya diuntungkan adalah konsumen. Dampak buruk dari Kapitalisme yang bubble price dapat diminimalisir oleh sistem produksi China yang efisien. Nah seharusnya AS juga berpikir berproduksi secara efisien dan mandiri dari supply chain China. Sebagaimana China yang mulai mengurangi ketergantungan terhadap US Dollar. Begitulah, sebaiknya.

Ekonomi kita " agak laen"

  SMI mengatakan ekonomi kita agak laen. Karena banyak negara maju pertumbuhannya rendah, bahkan seperti Jepang dan Inggris masuk jurang res...