Jumat, 26 Maret 2021

Kesultanan Mataram

 





Ki Ageng Pemanahan merupakan cucu Ki Ageng Selo yang dipercaya masih memiliki keturunan dari garis raja-raja Majapahit dan Kerajaan Mataram Kuno. Karena jasanya memadamkan perlawanan Arya Penangsang dari Kerajaan Jipang, kesultanan Pajang - Sultan Hadiwijaya- memberinya hadiah tanah perdikan berupa hutan yang dikenal sebagai alas Mentaok.   Kemudian dia mendirikan komunitas diatas lahan itu. Namun tetap bagian dari wilayah kekuasaan Pajang. Dia punya putra, Danang Sutawijaya alias Panembahan Senapati. Di era pemerintahan Sultan Pajang ke-3, yakni Pangeran Benawa atau Sultan Prabuwijaya, putranya Senapati melakukan pemberontakan terhadap Pajang. Itu tahun 1578. 


Pada 1584, Panembahan Senapati mendeklarasikan berdirinya Kesultanan Mataram Islam di alas Mentaok meskipun belum diakui oleh Pajang. Alas Mentaok adalah wilayah yang kini dikenal sebagai Yogyakarta. Hingga akhirnya, Kesultanan Pajang benar-benar runtuh pada 1587 dan mengakui keberadaan Kesultanan Mataram Islam. Setelah itu, Panembahan Senapati mulai memperluas wilayah kekuasaan Mataram Islam secara masif, terutama di sepanjang Bengawan Solo hingga ke Jawa bagian timur, juga sebagian Jawa bagian barat.


Sejak tahun 1590, berturut-turut Jipang (Solo), Madiun, Kediri, Ponorogo, Jagaraga (Magetan), dan Pasuruan, dapat ditaklukkan. Di kawasan barat, Cirebon dan Galuh (sekitar Ciamis) menjadi bagian dari Mataram Islam pada 1595. Namun, upaya Panembahan Senapati untuk menguasai Banten pada 1597 gagal lantaran kurangnya transportasi air. Panembahan Senapati wafat pada 1601 dan dimakamkan di Kota Gede, Yogyakarta. Penerusnya adalah Raden Mas Jolang atau yang kemudian bergelar sebagai Susuhunan Hanyakrawati, ayah dari Sultan Agung.  Kelak, Kesultanan Mataram Islam berhasil menancapkan hegemoni kekuasaan di Jawa dengan wilayah kekuasaan yang amat luas, kekuatan militer yang besar, serta kemajuan di berbagai bidang kehidupan.


Ketika proklamasi kemerdekaan, dan dalam perjanjian Roem-Roijen, Renville, KMB, pengakuan kedaulatan Indonesia adalah ex kerjaaan mataram dan kerajaa Aceh  dimana Sultan Yogya bersama kesultanan Aceh adalah  kesultanan Islam  di nusantara yang bergabung dalam Republik Indonesia (NKRI ). Yang lainnya memilih negera federal ( RIS).  Tapi Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 tidak lebih setahun. Karena pada tanggal 17 Agustus 1950 dibubarkan. Kembali kepada NKRI. Pada tahun 1956 kita membatalkan KMB. 


Jadi secara tidak langsung NKRI adalah kelanjutan dari sejarah kejayaan Kesultanan Islam Mataram dan Aceh. Lebih jauh lagi adalah bagian dari kelanjutan kerajaan Majapahit.

Ketika reformasi

 




Setelah reformasi dimulai  pada pemilu 1999, saya sempat makan sate di Blora dengan mentor saya orang China. “ Kalau reformasi masih menerima para pejabat dan politisi era Soeharto, yakinlah tidak akan ada reformasi. Karena mereka itu akan terus jadi kerikil dalam sepatu. Akan selalu mempersulit pembaharuan. Mengapa ? Mengubah mindset statusquo engga gampang. Mereka racun peradaban. Lebih buruk dari sampah. “‘Katanya. Kelak kita tahu. China juga bisa berkembang pesat karena berhasil memotong satu generasi lewat revolusi kebudayaan.


Saya sempat termenung. Faktanya Golkar tetap mendapatkan suara pada pemilu 1999. Terbukti Golkar juga mastermind dibalik lengsernya Gus Dur. Kemudian tahun 2004 SBY jadi presiden yang juga perwira era Orba. Dia menggilas PDIP yang lahir dari rahim reformasi. Setelah Golkar beranak pinak  jumlah suara mereka di DPR jauh lebih banyak dari partai yang lahir era reformasi.


Surat  Ho Chi Minh yang mengkritik Sukarno yang lebih memilih mengerjakan kembali birokrat didikan Belanda setelah Indonesia merdeka. 


“ Kalau mempekerjakan kembali birokrat didikan Belanda maka negara tuan tidak merdeka sepenuhnya! “ Tanya Paman HO. Kelak kita tahu. Vietnam bisa berkembang pesat setelah perang panjang.


“ Kalau tak mempekerjakan lagi birokrat itu maka Indonesia kehilangan "mesin negara" alias roda pemerintahan tak bisa bergerak. “ kata Soekarno. Kelak kita tahu  yang menggilas Soekarno adalah Soeharto yang mantan Perwira KNIL ( Belanda ). Setelah itu kita masuk perangkap Barat dalam skema hutang.


Sikap revolusioner memang tidak lahir dari kaum terpelajar dengan mindset feodal. PKI dan Islam sebenarnya dua golongan yang menolak masuk BPUPKI. Alasannya ? BPUPKI bentukan Jepang. Kemudian PKI  juga menolak dalam setiap perundingan dengan Belanda baik Roem and Royen, Renville, KMB. Bagi PKI merdeka harus clean dari pengaruh asing. Ada sebuah kutipan dari Tan Malaka bahwa bangsa ini harus menang perang secara total dengan cara menolak taktik berunding. Kata-katanya begini:  Tuan rumah tak akan berunding dengan maling yang menjarah rumahnya! Dengan kata lain, perang total adalah pilihan terbaik.


Lihatlah faktanya kini. Menjelang berakhir kekuasan Jokowi, ada wacana untuk kembali menarik peran AS dalam pembangunan ekonomi. Dengan presiden yang diendorse AS. Dan ide itu datang pasti engga jauh dari partai alumni orde baru bersama partai berbendera Islam yang lebih sekular daripada sekular. Artinya sampai sekarang sulit bagi kita untuk lepas dari hegemoni asing. Sejarah penjajahan akrab bagi rakyat karena elite tidak pernah berubah dari sejak era kolonial. Itu semua karena mental rakus elit yang ingin hidup senang dari kekuasaan.


Minggu, 21 Maret 2021

Wahabi dan Dinasti Saud

 





Tiga orang putra Minang yang sudah tinggal di makkah selama 10 tahun belajar Islam, terpengaruh paham Wahabi,  pulang ke Sumbar. Mereka adalah Haji Miskin dari Pandai Sikek Padang Panjang, Haji Piobang dari Piobang Payakumbuh, dan Haji Sumanik dari Sumanik Batusangkar. Merekalah yang menyebar luaskan wahabi melalui majelis ta’lim, mengadakan fatwa tentang persoalan-persoalan yang ada disekitar masyarakat, dan sebagainya dengan semboyan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, mengembalikan kemurnian ajaran islam, memerangi segala bid’ah dan khurafat, serta melarang taklid kepada ulama-ulama madzhab. 


Pada 1832 Imam Bonjol mengirim utusan ke Makkah untuk mengetahui sebenarnya paham Wahabi itu. Utusan itu kembali dengan kabar: kaum Wahabi telah jatuh dan ajaran yang dibawa Haji Miskin dinyatakan tak sahih. Setelah itu Wahabi bubar dengan sendirinya. Jadi bagaimana sebenarnya Wahabi itu? Kita harus hati hati mendefinisikan Wahabi. Karena ada dua Wahabi.  Satu, Wahhabiyah yang sudah ada sejak abad ke-2 H di Afrika Utara, dipelopori Abdul Wahhab bin Rustum. Nama sekte Wahhabiyah dikaitkan dengan namanya. Sebetulnya pendiri awalnya adalah Abdullah bin Wahb ar-Rasibi yang merupakan sekte Wahhabiyah Ibadhiyah yang berpaham Khawarij.


Kedua, pada  abad ke-18 lahirlah paham Wahhabisme yang dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Jadi Wahhabisme pada abad 18 ini beda jauh dengan Wahabi pada Wahhabiyah yang didirikan oleh Abdul Wahhab bin Rustum. Perbedaan itu berkaitan dengan paham. Kalau Wahhabiyah pecahan dari Khawarij, sementara Wahhabisme mengikuti Alquran dan Sunah dengan manhaj (cara beragama) salafuna shalih berpemahaman para sahabat. Yang dimaksud adalah tiga generasi Islam permulaan (generasi Rasulullah SAW dengan para sahabat, tabiin, dan tabi’ut tabi’in) itulah yang kerap disebut as-Salafus Shalih. 


Namun dalam perkembangannya ternyata Wahabi dipengaruhi oleh  gerakan Politik inggris yang ingin melemahkan wilayah di bawah kekuasaan Dinasti Turki Ottoman, terutam jazirah Arab. Caranya yaitu merusak prinsip islam rahmatan lilalamin. Wahabi menjadi sangat anti-tradisi, menolak tahlil, maulid Nabi Saw, barzanji, manaqib, dan sebagainya. Memandang orang-orang di luar Wahabi sebagai orang kafir dan keluar dari Islam. Mereka merasa dirinya sebagai orang yang paling benar, paling muslim, paling saleh, paling mukmin dan juga paling sahis. Paham Wahabi seperti inilah yang menginspirasi lahirnya kaum Padri dan perang selama 30 tahun terhadap kerajaan Pagaruyung.


Muhammad Ibn Abdul Wahab. Ayahnya, Abdul Wahab, adalah seorang hakim Uyainah pengikut Ahmad Ibn Hanbal. Ibnu Abd Wahab sendiri lahir pada tahun 1703 M/1115 H di Uyainah, masuk daerah Najd yang menjadi belahan Timur kerajaan Saudi Arabia sekarang. Dalam perjalanan sejarahnya, Abdul Wahab, sang ayah harus diberhentikan dari jabatan hakim dan dikeluarkan dari Uyainah pada tahun 1726 M/1139 H karena ulah sang anak yang aneh dan membahayakan tersebut. Kakak kandungnya, Sulaiman bin Abd Wahab mengkritik dan menolak secara panjang lebar tentang pemikiran adik kandungnya tersebut (as-sawaiq al-ilahiyah fi ar-rad al-wahabiyah).


Pada tahun 1818 Wahhabisme  dihancurkan oleh Ibrahim Pasya, seorang jendral Kwedwi Mesir dibawah kekuasaan Kesultanan Turki. Abdullah al-Saud sebagai Imam Wahabi dieksekusi mati di Turki. Keadaan ini menimbulkan kemaraham pengikutnya yang ada di Arab. Inggris yang mempunyai koloni di Bahrain pada tahun 1820 memanfaatkan kemarahan sebagai sarana memperluas kolonialisasinya di wilayah Arab. Keluarga Abdullah al-Saud meminta bantuan kepada Inggris. Pada tahun 1843, Imam Wahabi Faisal Ibn Turki al-Saud melarikan diri dari tahanan di Kairo dan kembali ke kota Najdi di Riyadh. Imam Faisal kemudian mulai menjalin kontak dengan Inggris. Pada tahun 1848 ia "memohon" kepada Residen Politik Inggris di kota Bushire, Persia "untuk mendukuwng perwakilannya di Trucial Oman". 


Pada tahun 1851 Faisal kembali melamar ke Inggris untuk mendapatkan bantuan dan dukungan. Akibatnya, Inggris mengirim Kolonel Lewis Pelly pada tahun 1865 ke Riyadh untuk membuat perjanjian resmi Inggris dengan keluarga Saud. Untuk mengesankan Pelly, Imam Faisal mengatakan bahwa perbedaan utama dalam strategi Wahhabi antara perang politik dan agama adalah bahwa dalam perang agama tidak akan ada kompromi, karena “kami membunuh semua orang”. Pada tahun 1866, keluarga Saud menandatangani perjanjian "persahabatan" dengan Inggris.


Pada tahun 1891, al-Rasheed yang didukung Turki menyerang Riyadh dan menghancurkan klan Saudi-Wahhabi. Namun, beberapa anggota keluarga Saud berhasil melarikan diri; di antara mereka adalah Imam Abdul-Rahman al-Saud dan Abdulaziz. Keduanya melarikan diri ke Kuwait mencari perlindungan dan bantuan Inggris. Namun Abdul-Rahman yang sudah tua dan sakit terpaksa mendelegasikan kepemimpinan Wahhabi klan Saud kepada putranya Abdulaziz, yang kemudian menjadi Imam Wahhabi yang baru.


Karena strategi kolonial Inggris di Jazirah Arab pada awal abad ke-20 mengarah pada penghancuran akhir dan total Kekaisaran Ottoman Muslim dan sekutunya di Najd, klan al-Rasheed, Inggris memutuskan untuk segera mendukung Imam Wahhabi yang baru. Abdulaziz. Dibentengi dengan dukungan Inggris, uang, dan senjata, Imam Wahabi yang baru pada tahun 1902 mampu merebut Riyadh. Pengikut Wahhabi membakar lebih 1.200 orang sampai mati. Membunuh siapa saja terkait dengan keturunan keluarga Rasul, Muhammad. Abdulaziz mampu secara bertahap menaklukkan sebagian besar Semenanjung Arab dengan cara yang kejam di bawah panji Wahhabisme. Kekejaman itu juga dilakukan oleh kaum Padri ketika bertempur dengan kaum adat di Sumatera.


Tahun 1932 berdirilah kerajaan Saudi yang didasarkan "cita-cita Wahabi". Selama 30 tahun pembentukan Arab Saudi (1902-32), para radikalis Saudi-Wahabi secara brutal membunuh dan melukai lebih dari 400.000 orang Arab di seluruh Jazirah Arab; dan melakukan lebih dari 40.000 eksekusi publik dan 350.000 dipenggal kepalanya, Selain itu, teror Saudi-Wahhabi memaksa lebih dari satu juta penduduk Jazirah Arab mengungsi untuk hidup mereka ke bagian lain dunia Arab, tidak pernah kembali. Kini sejak  2018, KSA melakukan reformasi ekonomi dan politik. Sebagai prasyarat reformasi ekonomi adalah menghabisi paham Wahabi itu. Penangkapan ulama wahabi terus terjadi sampai sekarang.


Referensi

1)The House of Saud: The Rise and Rule of the Most Powerful Dynasty in the Arab World. by David Holden, Richard Johns

2)The Arabs and the West:The Contributions and the Inflictions. Paperback – October 10, 1999, by Abdullah Mohammad Sindi


Minggu, 07 Maret 2021

Daerah Istimewa Minangkabau

 




Sumbar engga mungkin jadi daerah istimewa. Mengapa ? Tidak ada kerajaan yang eksis setelah Jepang masuk. Beda dengan Aceh dan Yogyakarta. Mengapa ?  Sejak masuknya Islam aliran wahabi  di Sumatra barat terjadi pertikaian dengan kerajaan Pagaruyung. Akibatnya perang antara padri ( ulama ) dengan kerajaan pagaruyung meletus. Perang itu berlangsung 35 tahun. Pada 10 Februari 1821, Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah melakukan perjanjian dengan pemerintah Belanda untuk bekerja sama melawan kaum Padri dan mengambil alih kembali kerajaan Pagaruyung yang dikuasai kaum padri. 


Setelah pasukan Belanda berhasil memukul mundur kaum Padri dari wilayah Pagaruyung, pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan wilayah Pagaruyung dan menempatkan raja sebagai bawahannya. Alasannya, perjanjian itu dianggap oleh Belanda sebagai tanda penyerahan Pagaruyung kepada pemerintah Belanda. Kemudian Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah meminta bantua kaum Padri untuk menyingkirkan Belanda, tetapi upaya tersebut gagal dan ia dibuang ke wilayah Batavia dengan tuduhan penghianatan terhadap perjanjian yang telah dibuat.


Minangkabau menjadi bagian dari Pax Nerderlandica oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian daerah Miangkabau dibagi menjadi Residentie Padangsche Bovenlanden serta Benedenlanden. Pada zaman VOC, Hoofdcomptoir van Sumatra’s westkust merupakan sebutan untuk wilayah pesisir barat Sumatera. Hingga abad ke – 18, Propinsi Sumatera Barat semakin terkena pengaruh politik dan ekonomi akhirnya kawasan ini mencangkup daerah pantai barat Sumatera. Kemudian mengikuti perkembangan administratif pemerintah Belanda, kawasan ini masuk dalam pemerintahan Sumatra’s Westkust dan di ekspansi lagi mengabungkan Singkil dan Tapanuli.


Selanjutnya masa pendudukan Jepang dikawasan ini, Residen Sumatra’s Westkust berganti nama dengan bahasa Jepang yaitu Sumatoro Nishi Kaigan Shu kemudian digabung kewilayah Rhio Shu. Paska peoklamasi, diadakan perundingan Konferensk Meja Bundar yang digagas oleh PBB. Sumbar yang merupakan wilayah Belanda diserahkan kedaulatannya kepada  Republik Indonesia. Kalaulah tidak ada perang padri, kerjaaan Pagaruyung mungkin tetap eksis. Namun berkat wahabi yang hancurkan kerajaan maka wilayah Sumbar jatuh ke Belanda.


***


Tahukah anda bahwa dari segi perlakuan pusat kepada sumbar sangat istimewa. APBD tahun 2020 setelah dilakukan perubahan misalnya, dari total APBD Rp 6,692 triliun, pendapatan asli daerah hanya sekitar Rp 2,134 triliun ditambah pendapatan lain sebesar Rp 118 miliar. Selebihnya, sekitar Rp 4,132 triliun berasal dari dana perimbangan atau dana transfer dari pusat. Artinya 70% donasi dari Pusat. Itu pendapatan dari daerah lain yang diberikan kepada Sumbar. 


Yang miris adalah dari besaran APBD tersebut, sekitar Rp 4,428 triliun (66%) tersedot untuk belanja tidak langsung atau dikenal dengan belanja pegawai.  Artinya lagi kalaulah tidak diguyur pitih dair pusat. Praktis pemerintahan Sumbar tidak jalan. Engga ada pitih untuk bayar roda pemeritahan. Sumbar termasuk yang jadi perhatian khusus pak Jokowi. Saya tahu pak Jokowi pusing mengangkat ekonomi Sumbar karena pusat ekonomi baru tidak ada yang berkembang. 


Itu sebabnya pemerintah pusat berusaha menggandeng pengusaha lewat skema B2B membangun jalan tol. Tujuannya dengan terbangunnya jalan toll, pusat ekonomi baru akan terbentuk. Seperti Pariwisata dan lainnya. Sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Atau setidaknya Sumbar bisa kecipratan pertumbuhan ekonomi dari wilayah tetangganya seperti Riau dan Sumut.  Tapi tidak ada dukungan significant dari penduduk sumbar sehingga jalan tol pembangunannya melambat. Budaya beterimakasih dan tahu diri semakin mengabur.


Sebetulnya orang minang itu punya budaya pedagang. Sangat mandiri. Itu sejajar dengan budaya orang Makasar, Surabaya dan lainnya. Bahkan zaman dulu spirit bisnis perantauan China hanya bisa disaingin oleh pedagang sumbar yang tersebar di seluruh nusantara.  Tetapi mengapa justru kini tingkat kemandirian Sumbar sangat rendah? Penyebabnya adalah karena manifestasi sprit Islam yang lemah. Spirit “bekerja adalah ibadah” masih belum terejawantahkan ke dalam pribadi-pribadi muslim di Sumbar. Semetara adat semakin dipunggungi.


Mereka percaya bahwa Allah SWT telah menyatakan, seorang muslim telah dijamin rizkinya. Tetapi karena tafsir firman Allah yang absud dari ulama melupakan esensi bahwa rezeki terkait dengan gerak, bukan hanya doa. Akibatnya membuat penduduk Sumbar kehilangan nilai lama  yang berbudaya pedagang. Dalam budaya minang ada istilah “  barugi mangkonyo balabo ( kalau mau untung siaplah rugi). Ada juga “ Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah” Tapi kemajuan China malah dibencinya. Tak mau belajar dari kemajuan China. Padahal sejatinya Orang minang itu mindset nya sangat open mind. Darimanapun dia tidak sungkan belajar. Berteman dengan siapapun. Makanya mereka bisa  survive merantau dimana saja. Dimana bumi dipijak disinan langik dijunjuang.  


Kini  ada wacana dari warga Sumbar minta menjadi Daerah khusus karena alasan keagamaannya. Faktanya nilai agama yang dibanggakan itu, hanya menjadikan sumbar menumpang makan dari penghasilan daerah lain…Babaliak lah ka pangka. Mari kembali ke nilai lama. Adat yang agung itu. Cukup sudah kekonyolan selama ini.

Cara China melawan Korupsi.

 




Ada kebiasaan China dalam memerangi budaya korupsi sehingga efektif mengurangi tindak korupsi. Setiap mereka yang diterima jadi PNS, diajak tour ke penjara para koruptor yang menanti hukuman mati. Mereka meliat suasana penjara yang sangat memprihatinkan. Juga diperlihatkan tempat eksekusi mati. Ada kamar suntik mati. Ada tiang gantungan. Ada ruang tembak. Setiap kenaikan pangkat, mereka juga harus mondok sehari di penjara guna menghayati kehidupan menyedihkan bagi koruptor. Mereka juga diperkenalkan keluarga koruptor yang dimiskinkan secara sistematis.


Bagi anak sekolah dan mahasiwa. Pemerintah sedikan meseum korupsi. Tahun 2010 saya pernah diajak teman ke museum anti korupsi di Nanning ( Guangzie ). Tempat ini tadinya milik konglomerat. Ditutup tahun 2008 setelah diserbu oleh tentara Rakyat bersama team anti korups dari Beijng. Beberapa perwira tinggi militer, polisi, elite partai, dan pejabat walikota di tangkap dan dihukum mati bersama lebih 100 pengusaha.


Saya membayangkan meseum itu seperti meseum pada umumnya. Namun ternyata salah. Museum itu adalah hotel bintang 7. Di depan loby hotel terparkir 4 kendaraan limo. Kendaraan itu tadi milik koruptor yang di sita negara.  Ketika masuk kedalam loby, saya merasa berada di hotel super mewah. Seluruh lantai terbuat dari marmer berkualitas satu. Tempat duduk di ruang executive lounge terbuat dari kayu jati dengan design davinci.  Semua mengesankan kemewahan Eropa abad 18. Mungkin arsiteknya terobsesi dengan istana Tsar Rusia. 


Tadinya ini tempat berkumpulnya pejabat dan pengusaha untuk melakukan transaksi haram. Mereka bukan hanya menciptakan transaksi fiktif  yang canggih untuk merampok kas negara tapi juga memeras BUMN melalui kerjasama dengan pengusaha nakal untuk membuat BUMN tidak efisen. Mereka juga menciptakan berbagai business yang keliatan real tapi sebetulnya rente yang mengakibatkan secara nasional ekonomi china tidak efisien. Dengan uang melimpah yang didapat cara mudah, mereka sengaja menciptakan imaginasi kemewahan hidup ala istana Tsar Rusia.


Kemudian saya diajak ke ruangan lain. Ruangan berbentuk suasana istana harem Topkapi, Kerajaan Turki Ottoman. Di sini nampak ruangan didesign layaknya teras istana yang menghadap ke taman. Ada air mancur dibeberapa tempat. Suara riak air mengalir terdengar sayup. Tadinya ruangan ini tempat wanita pamerkan diri seraya bercengkrama di air mancur dalam keadaan bugil. Pemandu menjelaskan betapa kejamnya para koruptor itu di tengah keadaan China sedang berjuang mengangkat ratusan juta rakyat keluar dari kebungan kemiskinan. Hanya hukuman yang pantas untuk mereka.


Di Indonesia, mantan Napi bisa tetap jadi pengurus partai. Mengapa? keluar penjara dia tetap kaya, bahkan lebih kaya. Karena uang yang tadinya tersembunyi bisa bebas digunakan. Pendidikan anti korupsi ditingkat sekolah dan universitas belum terprogram. Belum ada meseum anti korupsi. Tidak ada program studi tour bagi PNS ke penjara. Bagi kita korupsi itu jahat tetapi menghukum mati koruptor lebih jahat. Anti HAM. Padahal dampak perbuatan mereka merampas hak jutaan rakyat, membuat program pembangunan melambat. APBN/D yang boros.

Kamis, 04 Maret 2021

Perjuangan membela kaum tertindas.

 




Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, 2 Juni 1897. Ayahnya pegawai kesehatan hindia Belanda. Dari kecil ayahnya sudah meliat bakat kejeniusan dari putranya. Usia ABG Tan sudah bisa bahasa Arab. Hafidz Al Quran. Menguasai tafsir Al Quran. Dia otodidak sejati. Karena kercerdasanya itu dia berkesempatan sekolah bagi kalangan bangsawan, Kweekschool, Bukittinggi. Mungkin kecerdasan dan sopan santunya, membuat Syarifah murid wanita satu satunya di kelasnya  kesengsem dengannya. Tamat Sekolah dia dapat beasiswa ke Balanda. Sebelum berangkat dia menyampaikan niatnya kepada kedua orang tuanya untuk melamar Syarifah. Tetapi orang tuanya mengancam. Menikah dengan wanita pilihannya akan kehilangan gelar Datuk Tan Malaka.  Tan urungkan niatnya demi menghormati kedua orang tuanya. 


Pada tahun 1912 ia berangkat ke Belanda. Di Belanda, ia masuk Sekolah Guru Haarlem. Ia menonjol dalam ilmu pasti. Dia juga tertarik membaca buku tentang militer, politik, terutama terinspirasi terhadap Revolusi Rusia (1917). Minatnya terhadap buah pikiran Marx dan Engels semakin besar. Ia kerap mengikuti berbagai pembicaraan politik kaum kiri di Amsterdam, juga diskusi terbuka antara Sneevliet dan Suwardi tentang "Kecenderungan Nasionalis dan Sosialis dalam Pergerakan Nasional Hindia”.  Namun Tan menegaskan, “ Sumber yang saya peroleh dari agama islam inilah sumber yang hidup dalam diri saya…. Meskipun berbagai angin taufan pengaruh dari derasnya pemikiran dan berbagai kejadian di Eropa mengaduk aduk, menyeret sampai menghilirkan saya ke perisitiwa 1917 minat saya terhadap Islam terus hidup..kejiwaannya masih tersimpan dalam subconscious “ 


Tan terus berkomunikasi via surat dengan Syarifah.  Kerinduannya ditumpahkan dalam surat. Namun pada akhirnya Syarifah memutuskan menerima pinangan dari seorang  Bupati Cianjur RAA Wiranatakusumah. Tan bisa sangat memaklumi, Syarifah tidak mungkin terus menanti dia. Siapalah dia? Pria miskin yang terlalu banyak impian.  Mungkin saat itu Tan sadar dia dikalahkan oleh feodalisme. Tapi bagaimanapun dia harus berdamai dengan takdir. Tan Malaka kembali ke Indonesia pada November 1919. Bekerja di sebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan antara buruh pekerja dan tuan Belanda di tempat itu semakin memantapkan langkah Tan untuk memperjuangkan nasib kaum tertindas. 


Mulai 1920-an ia menulis banyak artikel politik. Dengan sangat terpelajar dia mengkritisi sistem Soviet dan parlementer pada sistem monarky. Tulisannya dimuat di majalah Soeara Ra’Jat. Tokoh Komunis Samaun pergi Rusia. Tahun 1921, Tan terpilih sebagai ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia mengembangkan cabang PKI di daerah dan mengecam pemerintahan kolonial yang menindas para buruh. Ia ditangkap karena terlibat dalam aksi pemogokan para buruh perkebunan (1922).  Tapi dengan cerdik Tan minta diasingkan ke Belanda. Di depan pengadilan Den Haag pada 1928 Tan meyampaikan pledoi yang sangat cemerlang. Pledoinya berjudul 'Naar de Republiek Indonesia' (Menuju Indonesia Merdeka). Pledoinya dibukukan. Tulisannya menjadi inspirasi Moh Hatta yang melahirkan  'Indonesia Vrije' (Indonesia Merdeka) , kemudian Soekarno dengan 'Indonesia Menggugat' pada 1933. 


Setelah itu Tan dekat dengan gadis Belanda, Fenny Struijvenberg. Hubungan sempat dekat. Tapi tidak lama di Belanda ia pergi ke Moskwa, Rusia (1922). Sejak itu Tan buron. Ia diburu oleh agen negara imperialis seperti Inggris, Belanda dan Amerika. Bahkan Jepang pun memburunya. Dalam Pelarian Tan diangkat sebagai wakil Komunis Internasional (Komintern) Asia Tenggara. Ia menulis buku mengenai Indonesia. Hasilnya buku berjudul Indonezija: ejo mesto na proboezjdajoesjtjemsja Vostoke (Indonesia dan empatinya di timur yang sedang bangkit). Hubungannya percintaannya dengan Fenny Struijvenberg tak ada ujung pangkalnya.


Dalam pelarian di Manila, Filipina pada 1927, di bawah nama samaran Elias Fuentes, Tan sempat jatuh cinta pada seorang perempuan. Kabarnya perempuan itu anak seorang petinggi universitas di sana. Hubungan mereka terputus karena Tan ditangkap intelijen Amerika, diadili di Pengadilan Manila dan divonis deportasi keluar dari Filipina. Namun tak bisa meloloskan diri dari penjara. Ia pergi ke Tiongkok. Dia menggunakan nama samaran, Ong Soong Lee.  Saat menetap di Xiamen itulah Tan bertemu seorang gadis Amoy berusia 17 tahun berinisial “AP”. Tapi hubungan kandas.


Dari Tiongkok, Tan menuju Malaya, kemudian menetap di Singapura. Di wilayah jajahan Inggris itu Tan menggunakan nama Hasan Gozali dan bekerja sebagai guru pada sebuah sekolah. Tak jelas apakah dia kembali menjalin hubungan cinta di sana. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Tan melihat ada kesempatan untuk pulang.  Dia hidup secara rahasia selama Jepang berkuasa. Antara 1942-1943, ia menulis buku Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang menyuguhkan cara berpikir baru untuk memerangi cara berpikir lama (dipengaruhi tahayul atau mistik yang menyebabkan orang menyerah secara total kepada alam). Pemikiran dialektisnya terlihat dari sikapnya yang mempertentangkan golongan tua (Sukarno-Hatta) dengan golongan muda (pemuda pejuang). Ia sinis terhadap golongan tua yang mau bekerja sama dengan penjajah, sekaligus ujung tombak perjuangan. Saat itu dia dapat kabar. Syarifah sudah bercerai. Punya anak lima. Melalui temanya dia diatur bertemu dengan syarifah. Namun Syarifah menolak pinangan Tan. 


Sahabatnya  Ahmad Soebardjo mengenalkan dia dengan ponakannya, Paramita Abdurrachman. Hubungan sempat dekat.   Bahkan berencana untuk menikah. Namun Tan semakin sibuk ditengah gelombang Revolusi. Paska proklamasi kemerdekaan, Indonesia dalam status quo secara hukum international. Pengakuan kemerdekaan butuh proses pembuktian tekad antara kehendak kaum republikan dan kerajaan yang masih diakui eksistensi hukumnya. Revolusi pun meledak tak  terhindarkan. Saat itu kaum pergerakan terdiri dari tiga. Kaum nasionalis- Sosialis, komunis dan Islam. Kebetulan nasionalis lebih didukung kaum feodal dan tentara pelajar. Sehingga mereka punya legitimasi berdiplomasi dengan Belanda dan sekutu.


Di tengah arus revolusi bau amis darah itu, perundingan legitimasi Indonesia diadakan. Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani pada 25 Maret 1947. Delegasi yang terlibat adalah Soetan Sjahrir, A.K. Gani, Amir Sjarifuddin, Soesanto Tirtoprodjo, Mohammad Roem, dan Ali Boediardjo. Mereka didominasi oleh kelompok sosialis dan nasionalis. Karena tidak menghasilkan pengakuan utuh NKRI tapi hanya sebagian saja. Tan Malaka menarik Soedirman dalam satu barisan menentang perjanjian itu.  Pada bulan Januari 1946 di Purwokerto. Diadakan pertemuan dengan panglima besar Sudirman.


Pada pertemuan itu yang hadir adalah pimpinan pusat Partai Sosialis, Partai Kominis Indonesia, Serindo, Masjoemi, Partai Boeroeh Indonesia, Partai Revolosioner Indonesia (Parindo), Organisasi-organisasi pemuda dan pejuanh Pasindo, Barisan Pemberontakan Rakjat Indonesia, Badan Kongres Pemoeda Repoeblik Indonesia, Hizbullah, Gerakan Pemoeda Islam Indonesia (GPII). Hadir pula perwakilan Angkatan Moeda Repoeblik Indonesia, Kebaktian Rakjat Indonesia Soelawesi (KRIS), Pemuda Republik Indonesia Soematra, Federasi Perempuan Persatoean Wanita Indonesia (Perwari), tentara dan orang-orang dari semua lapisan rakyat. Tan Malaka menggagasnya untuk melawan kapitalisme dan penjajahan.


Keduanya memiliki banyak banyak kesamaan, selain sama memiliki latar belakang sebagai pengajar, keras kepala demi kemerdekaan 100% yang diinginkan Tan adalah juga yang diimpikan Soedirman. Sejak pertama bertemu di Purwokerto, berlanjut pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Maka terbentuklah front Tan Malaka- Soedirman menentang berdamai dengan Belanda. Disisi lain ada front Sjahrir-Sjarifuddin, Soekarno- Hatta yang tidak bisa menerima sikap Tan Malaka- Soedirman. 


Singkatnya sejak perundingan Linggarjati, Renville, tidak pernah settle. Selalu dikacaukan oleh sikap Tan Malaka- Soedirman. Tan membakar semangat rakyat diakar rumput untuk terus kobarkan api revolusi. Soedirman gunakan Tentara rakyat untuk lakukan perang grilya. Sementara sahabat Amir Sjarifuddin, Muso terpengaruh dengan Tan Malaka untuk melawan Sjahrir. Pemberontakan PKI meletus di Madiun. Sjahrir melihat Tan Malaka adalah duri dalam daging yang membuat perjanjian damai dengan Belanda gagal. Yang memancing Belanda melakukan aksi militernya. Membuat Sjahrir dan Soekarno serta lainnya ditangkap. 


Karenanya menjelang Konferensi Meja Bundar. Atas perintah Sjahrir, Tan Malaka ditangkap.  Akhirnya dieksekusi 21 Februari 1949. Tuduhan sebagai dalang atas peristiwa kudeta terhadap pemerintah. Cintanya dengan Paramita Abdurrachman diakhiri oleh ajalnya. Tan tidak pernah bisa jatuh cinta dalam arti sesungguhnya dengan wanita lain kecuali kepada Syarifah. Dia paham Syarifah menikah karena kuatnya budaya feodal. Dia tersingkir tetapi dia tidak menyerah kalah. Saatnya Tuhan mempertemukan dia kembali dengan Syarifah yang sudah janda. Niat menikahi dia utarakan. Tapi Syarifah menolak. Tan dikalahkan oleh takdirnya. Sama halnya sebegitu kuat dan besarnya cintanya kepada Indonesia tetapi justru tentara membunuhnya. Dia dikalahkan oleh takdir. Kasih Tan  di dunia memang tak sampai, tapi dia sampai kepada Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang.


Setelah itu pada tanggal 27 desember 1949  KMB terlaksana. Pengakuan kedaulatan Indonesia yang bersyarat.  Sementara Soedirman harus selalu menjunjung sumpah setia seorang prajurit negara. Setahun setelah Tan Malaka meninggal, Soedirman menemui ajalnya ditempat tidur. Bukan di medan tempur. Karena sakit TBC. Setelah KMB, Belanda berkurang hegemoninya. AS masuk dalam politik perang dingin berhadapan dengan USSR di Indonesia. Sementara PKI dan Islam tetap tidak menerima isi perjanjian KMB. PKI provokasi Soekarno agar hengkang dari PBB dan membentuk Non Blok. Namun kelompok Islam, anggap PKI dan nasionalis sama saja. Sama sama condong kepada neocolonialism. 


Kelompok Nasionalis condong ke barat dan AS. PKI condong ke Rusia dan Beijing. Namun akhirnya elite Islam bersama kelompok sosialis terpaksa meminta bantuan AS untuk menjatuhkan Soekarno yang dekat dengan PKI. Itu lebih baik daripada digilas oleh PKI.  Namun upaya kelompok Islam dan sosialis gagal berhadapan dengan Soekarno.  Akhirnya AS menggunakan perwira TNI untuk menghabisi PKI dan sekaligus menjatuhkan Soekarno. G30S PKI meledak sebagai jalan menuntaskan skenario intelijen menempatkan Soeharto sebagai presiden. Soeharto berkuasa. PKI dimutilasi. Gerakan Islam di bonsai. 32 tahun era Orba, AS mengendalikan Indonesia. SDA kita  habis. Daya rusaknya lebih besar dari 350 tahun dijajah oleh Belanda.


Tan bukan Komunis seperti ajaran Karl Marx. Dia hanya menggunakan komunis sebagai metodelogi bersiasat berjuang membela kaum tertindas. Dia bukan anti Tuhan. Dia putra minangkabau. Yang membumikan " Adat basandi sara, sara basandi kitabullah. Dia pejuang kaum tertindas. Menginginkan Indonesia merdeka dalam arti sesungguhnya tanpa campur tangan asing. Reformasi menjatuhkan Soeharto dengan memalukan. " Ingatlah bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi.”  Kata Tan tahun 1932. Gerakan reformasi adalah suara Tan di abad 21.


Sejarah kadang mengecoh. Ia ditulis oleh kehendak penguasa. Penulisan sejarah memang seperti menulis diatas kanvas. Indah natural belum tentu dipahami. Kadang lukisan apstrak lebih bernilai untuk tempat orang berimajinasi dalam pikiran masing masing. Terlepas daripada itu sejarah tetaplah ujud catatan kelemahan manusia yang tak bisa jujur dengan dirinya sendiri. Memaksa kita untuk bisa berdamai dengan kenyataan hari ini dan menatap masa depan dengan berani. 

Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...