Minggu, 27 Mei 2018

Peradaban virtual

Awalnya bumi ini tidak diatur lintas negara. Tidak ada yang memiliki. Namun zaman berubah dari abad abad terbentuk komunitas disetiap wilayah. Dari wilayah lahirlah peradaban. Dari peradaban terbentuklah batas wilayah yang dibentengi tembok kokoh bersama lapisan tentara penjaga. Maka kerajaan terbentuk. Bansa dan bendera tercipta. Begitu seterusnya. Populasi terus bertambah dan resource terbatas. Penguasaan wilayah antar bangsa tak bisa dihindari. Terutama ketika revolusi industri muncul dimana dibutuhkan SDA. Ekspansi meluas atas nama dagang dan kolonialisme. Perang demi perang terus terjadi dalam sejarah. Entah atas nama idiologi atau atas nama syiar agama. Korban berjatuhan tak terbilang. Sampai akhirnya manusia dipaksa berdamai. Terutama usai perang dunia kedua. Terbentuklah PBB dengan konvensi HAM.

Kado terindah abad 21 adalah lahirnya demokrasi politik sebagai puncak pengakuan HAM. Demokrasi semakin terbuka luas ketika tekhnologi informasi semakin berkembang. Internet menghubungkan manusia lintas negara dan bangsa. Tidak ada lagi yang tidak cepat diketahui dimana saja peristiwa. Pengetahuan tersebar luas lewat jaringan Google dan lainnya. Semangat demokrasi informasi melahirkan semangat berbagi informasi lewat sosial media, wikipedia. Dari kebebasan informasi yang masuk kedalam gadget disaku anda, setiap saat informasi mengalir deras dan semakin setiap orang punya akses berinteraksi lintas SARA. Semua serba terbuka untuk lahirnya peradaban realita dan akhirnya hanya masalah waktu akan muncul peradaban virtual.

Benarkah peradaban virtual itu terjadi ? bisa saja. Kini sudah ada tekhnologi Blockchain. Apa itu ? semua orang sudah terhubung dengan jaringan internet dan apa saja data tercatat dalam pusat data di dalam internet. Dari kumpulan dan jaringan data inilah lahirnya tekhnologi Blockchain. Dengan tekhnologi ini maka pusat data tidak lagi di atur oleh lembaga clearing yang bertugas melakukan verifikasi terhadap setiap pertukaran informasi dan transaski tetapi verifikasi oleh mesin blockchain yang memuat data masing masing pihak yang berinteraksi. Dengan tekhnologi ini masing masing terhubung secara tertutup (peer to peer ) tanpa ada pihak lain bisa yang terlibat. Akurasi dan keamananya sangat tinggi karena terlindungi oleh data digital disemua jejak yang ada di internet.

Contoh anda bertukar informasi atau bertransaksi dengan saya maka mesin blockchain anda akan menjelajah kesemua jejak digital data saya yang ada di internet. Sehingga bisa dipastikan tidak mungkin anda berhubungan dengan selain saya. Para hacket gigit jari. Termasuk negara atau lembaga pemerintah tidak bisa mengontrol data dan akses anda. Dengan demikian transaksi keuangan dapat langsung ( real time ) settle tanpa harus menunggu confirmasi dari lembaga clearing. Pertukaran informasi dan validasi dokumen asset pribadi atau perusahaan dapat terjadi real time tanpa ada pihak yang bisa menggandakan. Akurasinya terjamin selama lamanya tanpa kawatir akan dibajak orang. Makanya penjualan asset dan pembayaran dengan mekanisme blockchain menjadi ranah pribadi dan tertutup namun dilakukan dengan siapa saja, kapan saja.

Nah bayangkan bilan sistem transaksi, perkuran informasi, pertukaran dokumen, terjadi secara blockchain maka masih perlukah negara dan pemerintah sebagai pengatur ? Uang keras tidak diperlukan lagi. Perindahan dana antar individu terjadi secara digital. Transaksi secara vitual. Posisi kekayaan negara tidak bisa lagi direkayasa politik karena ia hanya mencatat rekap data cloud setiap individu tanpa ada akses melakukan intervensi. Perubahan kearah ini sedang terjadi. Terutama di China dan negara maju lainnya sedang melakukan pembangunan besar besaran sistem blockchain sebagai koreksi dari e-government yang sentralistik menuju peer to peer.


Hanya masalah waktu, perubahan pasti terjadi dan sistem demokrasi bukan hanya masuk ke ranah politik tetapi telah meluas dalam setiap sendi kehidupan. John Lennon dalam lagu imaging mengingatkan “ Imagine there's no countries. It isn't hard to do….You may say I'm a dreamer. But I'm not the only one. I hope some day you'll join us. And the world will be as one. Imagine no possessions. I wonder if you can. Kalau ingat ini maka saya lebih termenung akan ungkapan teman saya di Malaysia “ Dengan jatuhnya Najib maka kekuasan atas nama politik dan agama masuk keranjang sampah. Yang menang adalah kebaikan dan kebenaran yang tak lagi direkayasa, dan itulah berkah hebat dari akses IT rakyat Malaysia, sehingga bisa menghukum politisi busuk yang mengusung jargon etnis dan agama…

TNI ?

Megawati yang didukung oleh PDIP bisa dijatuhkan SBY lewat Pemilu langsung 2004. Padahal sebelumnya PDIP adalah partai pemenang Pemilu pada Pemilu paksa kajtuhan Soeharto. Sementara SBY bukanlah politisi tetapi Jendral profesional yang diusung oleh Partai Demokrat yang ber seumur jagung. Tetapi kita jangan melihat SBY dan PD tetapi kita harus melihat TNI dalam konteks Politik di era Reformasi. Walau TNI sudah dipasung oleh UU di era Reformasi namun eksistensi kekuatan Politik TNI tetap menentukan. Mengapa ? karena TNI punya basis kekuatan sampai ke desa dan kecamatan melalui Babinsa dan Koramil. Juga dokrin bela negara yang masih diajarkan di kampus TNI dan Akademi militer belum menghapus pemahaman perwira TNI tentang strategi Politik. Artinya ruh TNI sebagai mesin politik tetap eksis walau jasadnya telah terkubur selama era reformasi.

Apa strategi Politik TNI? menjaga kepentingan nasional dan mengawal paham nasionalisme. Jadi platform politik TNI adalah NKRI, Pancasila dan UUD 45. Namun langkah taktis TNI dari dulu untuk menguasai medan politik adalah menggunakan massa Islam. Ini tidak akan disikapi dengan curiga oleh massa islam. Mengapa ? karena TNI sangat piawai memanfaatkan momentum menguasai massa Islam. Terutama ketika negara dalam keadaan krisis politik secara emosional maka selalu politisasi umat islam tampil digaris depan untuk menguasai keadaan. Saat itulah TNI hadir menjadi pengembala dan menarik keuntungan dari situasi itu. Ini dibuktikan ketika jatuhnya Soekarno dan mengganyang PKI.

Menjelang kejatuhan Orba, pernah Soeharto memanfaatkan barisan nasional islam dibawah pimpinan Gus Dur untuk membentuk kabinet namun dengan cepat dipatahkan oleh Golkar. Mengapa ? karena Golkar yang didirikan oleh TNI yang tahu percis bahwa Soeharto ingin menyelamatkan diri dari situasi melalui cara merangkul kekuatan Islam. Dan politisi Golkar serentak mundur dari kabinet sebagai ujud penolakan terhadap rencana Soeharto itu dan akhirnya Orba jatuh. Ketika Pemilu 1999 PDIP berhasil memenangkan Pemilu, kembali TNI menggunakan barisan Islam atau poros tengah untuk menjegal Megawati sebagai Presiden dan mendudukan Gus Dur sebagai Presiden.

Berikutnya ketika Gus Dur tidak bisa mengikuti arah Golkar ( =TNI), maka Gus Dur pun dijatuhkan oleh kekuatan poros tengah di DPR. Dan Megawati naik sebagai presiden yang dua tahun kemudian di jatuhkan lewat Pemilu oleh SBY yang berasal dari TNI. SBY tampil di panggung politik nasional dengan berhasil menggandeng koalisi Partai Islam dan bertahan selama dua periode. Setelah SBY berakhir masa jabatannya dan digantikan oleh Jokowi dari PDIP maka kita lihat ada pihak yang berusaha menciptakan situasi bangkitnya emosi umat islam dalam politik. Kalau benar SBY membentuk koalisi bersama Gerindra yang keduanya dipimpin purnawirawan TNI untuk melahirkan pemimpin baru selain Jokowi maka kita tahu bahwa mereka berdua sedang memainkan kartu kekuatan umat islam untuk mengulang sukses sebelumnya. Lihatlah siapa koalisinya. Semua adalah partai berbasis Islam.


Saya yakin Megawati sudah kenyang makan asam garam dalam perpolitikan nasional. Karenanya keberadaan Gerindra dan PD tidak dihadapi frontal tetapi mencoba merangkul secara diam diam dengan terus membuka komunikasi politik dengan mereka sambil menarik kekuatan TNI tetap sesuai semangat UU TNI. Upaya menggolkan UU Anti terorisme adalah cara smart pemerintah agar TNI tetap berada dibarisan pemerintah dan netral. Apabila UU terorisme di syahkan maka itulah dasar hukum bagi pemerintah untuk memotong kaki kekuatan politik TNI yang dilakukan oleh para purnawirawan yang masih mendambakan kekuasaan seperti era ORBA. Hanya itu langkah persuai bagi PDIP dan Jokowi untuk menjadikan TNI sebagai putra dari ibu pertiwi dan mengabdi kepada NKRI tanpa syarat…

Politik

Politik tanpa panggung bukan politik namanya tetapi stand up commedy. Politik tanpa gendang tidak akan ada panggung. Gendang tanpa penari tidak akan ada kerumunan massa. Jadi politik adalah sebuah drama panggung dimana harus ada gendang untuk memungkinkan ada penari dan penonton bisa tertawa sekaligus meliukan badan mengikuti irama gendang. Yang namanya penonton bisa saja saling sikut dan baperan. Bisa saja karena itu bertikai adu phisik, adu urat lehet. Tetapi itu tidak ada kaitannya dengan panggung. Lakon drama terus berlansung ketika yang bertikai di cokot aparat polisi untuk dimankan demi UU. Hebatnya makna politik itu ditampilkan begitu vulgar oleh ILC dan mendapat rating tinggi dihadapan pemirsa.

Rakyat kita suka mendengar orang berbicara politik dengan analisa dan opini membela dan menyerang. Semua orang dari berbagi disiplin ilmu bisa bicara atasnama politik. Ahli hukum beropini dari sudut pandang hukum. Ahli sosial beropini dari sudut sosial. Ahli agama bicara dari sudut fikih dan syariat. Ahli filsafat bicara soal fiksi dan fakta. Semua dapat panggung untuk bicara atas nama diri merekan sendiri. Dari semua yang berbeda pendapat itu, rakyat sebagai pemirsa mendapat tontonan menarik. Mengapa ? itu bukan karena panggungnya hebat seperti lawak Srimulat tetapi karena didalam kepala pemirsa juga punya opini sendiri sendiri. Dan setiap orang menanti ada pendapat yang sama dengan opininya dan persepsinya. Yang tidak sependat memuaskkan dirinya dengan posting di Fb sambil mengumpat.

TV atau media massa juga termasuk sosial media mendapatkan keuntungan dari komunitas baper ini. Politik seakan panggung yang menarik bagi rakyat melepaskan emosi rendah untuk marah dan memuji serta berfantasi. Pada waktu bersamaan bisnis media mendapatkan uang dari iklan dan traffic komunikasi.Para komentator dan nara sumber dapat amplop. Selanjutnya apa ? tidak ada. Karena panggung politik tidak pernah menawarkan solusi agar mencari terbaik diantara yang baik. Panggung politik hanya memberikan ruang agar konsesus terjadi diatas berbagai kepentingan. Kepentingan siapa ? ya elite politik. Prinsipnya, pendapat akan berbeda selagi pendapatan beda. Namun bila pendapatan sama maka pendapat akan sama.


Untuk hal ini saya tertarik memantau perpolitikan di China. Mengapa ? karena ketika Deng berkuasa dia menutup layar panggung politik. Menghentikan gendang agar tidak ada lagi kerumunan orang yang kepo. Meniadakan penari latar agar tidak ada orang yang baper. Deng menggantinya dengan insentip kepada setiap orang.Pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan dan pada waktu bersamaan memaksa orang belanja dari keringatnya. Untuk itulah pemimpin dipilih. Mau kapitalis , sosialis atau agama ,tak penting. Yang penting rakyat dan penguasa harus kerja dan negara dapat pajak. Selebihnya korban peradaban bagi mereka yang malas dan baper. Makanya jangan terkejut bila gubernur bank central china akhirnya harus turun jadi Walikota atau Elite partai masuk bui dan Sekretaris partai mati didepan regu tembak karena korupsi. Orang diukur dari kinerja bukan retorika dan citra.. Siapapun itu.! Politik kehilangan ruhnya sebagai lapo tuak..

Berpihak kepada kebenaran.

" Babo, saya bingung, babo itu kadang pikirannya terlalu kekanan seperti mau berdialogh dengan HTI, bahkan jadi simpatisan PKS. Tetapi dari tulisan Babo banyak sekali membela Ahok. Tapi tidak pernah sekalipun menghina ulama. Dan konsisten membela Jokowi secara militan. Sepertinya Babo tidak berdiri dimana atau ada dimana mana ?
“ Untuk kamu ketahui bahwa saya bukan pejabat negara atau politisi atau pengusaha yang dapat proyek pemerintah. Saya hanyalah rakyat biasa yang berusaha hidup atas dasar agama yang saya yakini dan melaksanakan kehidupan sosial berdasarkan hukum dan budaya yang berlaku di republik ini. “
“Tetapi die hard mendukung Jokowi ?
“ Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya segala sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”. Dalam hadits ini Rasulullah menerangkan bahwa diantara bukti sempurnanya iman seseorang yaitu ia mencintai segala sesuatu yang baik untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai kebaikan tersebut dimiliki oleh dirinya sendiri. Itulah dasar saya mengapa terkesan mendukung Jokowi..”
“ Apakah itu hanya kepada Jokowi dukung mendukung?
“ Sebetulnya bukan hanya kepada Jokowi,kepada siapapun yang punya effort dan berniat baik saya akan senang ambill bagian dari effort itu. Seperti kepada Ahok. Saya ingin effort itu berhasil dan tak penting karena itu saya harus di hina dan diolok olok. Saya lebih memilih mencintai daripada membenci.”
“ Kenapa?
“Orang yang di dalam dirinya terdapat penyakit benci sebetulnya dia ingin berperan dalam menentukan takdir yang ditetapkan Tuhan. Dia sebetulnya berperang dengan Tuhan ,bukan kepada orang yang di dibenci nya itu. Makanya jangan terkejut bila yang dibenci "anteng aja ".Karena dia sadar bahwa Tuhan yang akan menghadapinya. Sementara dia akan semakin tinggi derajatnya dihadapan Tuhan. Membenci orang lain merupakan sifat yang buruk , yang tanpa disadari dapat menimpa siapapun.
“ Jadi…”
“ Tanamkan cinta kepada siapapun. Kalau baik dukung dan kalau salah maafkan. Jangan ada istilah kritik dengan mempermalukan orang lain tapi sampaikan dengan cara yang santun, apalagi menggunakan sosmed dimana semua orang menjadi saksi siapa kamu sebenarnya. Pribadimu ditentukan dari caramu bersikap dihadapan orang banyak. Jangan bangga bila orang mendukung sifat burukmu karena mereka masuk golongan orang yang berperang dengan Tuhan. Pasti kalah! Dan lagi jangan karena politik kita nambah dosa. Yang pasti mencintai itu pahala. Benci itu dosa.”
“ Kalau semua cara berpikir seperti itu, sekarang saya yang bingung. Babo memang engga jelas dimana berdiri”

“Saya berdiri diatas kebaikan dan kebenaran untuk keadilan. Darimanapun sumbernya.”

Kamis, 03 Mei 2018

Jokowi sang motivator ( Bisnis ).



“ Saya mau buat usaha tetapi usaha apa ya? Tanya anak muda.
“ Buka restoran.” Jawab saya sekenanya.
“ kan udah banyak yang lakukan. Banyak saingan.”
“ Kalau gitu kamu produksi aja gula singkong.”
“ Ah entar engga laku. Kalau saing sama gula tebu” 

Saya tersenyum seraya memilih berhenti menjawab pertanyaannya. Mengapa ? Dihadapan saya orang selalu sibuk mencari dan berpikir tetapi takut berbuat. Umumnya orang pintar terdidik baik kalah sama orang biasa saja karena ketika mereka terus berpikir, orang biasa saja berbuat. Di China saya melihat sebuah Ruko dipinggiran kota di daerah Guangxie. Satu keluarga sedang memproduksi gunting kuku, peniti, pengikat tali pinggang,  menggunakan mesin yang sederhana. Produk itu dibuat dari material serpihan atau limbah pabrik kendaraan atau material building. Limbah itu dibeli dengan harga diatas pasar. Namun sebagai UKM dia bisa membeli dengan jumlah kecil yang tak mungkin dia bisa beli bila material itu bukan limbah. Walau begitu, produknya bisa bersaing di pasar yang diproduksi oleh pabrik modern, tentu dengan harga yang lebih murah.

Itu satu contoh bagaimana orang china bisa melihat peluang dari segala keterbatasannya dan siap bersaing. Disetiap persaingan dan kehebatan tekhnologi , kalau kita berpikir positip maka akan selalu ada peluang untuk kita bermain dan menemukan rezeki disana. Menjelaskan ini kepada orang yang punya mental selalu berpikir dan malas berbuat , memang agak sulit. Namun bagaimanapun mindset wirausaha tidak boleh padam. Karena lewat wirausaha itulah peradaban bergerak maju dan kemandirian terbangun. Makanya yang saya tertarik adalah cara jokowi mengkampanyekan wirausaha dan sekaligus memotovasi orang untuk tidak ragu berbisnis di Indoensia karena begitu banyak peluang tersedia. Dan selalu ada pasar untuk semua barang.

Jokowi mendatangi pabrik bulu mata palsu dan rambut palsu yang memperkerjakan 8.600 tenaga kerja dan menghasilkan produk yang diekspor ke Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat. Mungkin sebagian besar kita tidak pernah terbayangkan ada pabrik sebesar itu yang menjual bulu mata dan rambut palsu. Kalau tidak menghasilkan laba tinggi tentu tidak mungkin bisnis itu ada.  Kemudian Jokowi memberikan informasi tentang racun kalajengking sebagai peluang bisnis. Kebayang engga sama kita bahwa hewan yang ditakuti dan beracun itu ternyata memberikan nilai bisnis yang luar biasa. Artinya begitu banyak peluang bisnis bahkan yang tak pernah terpikirkan bagi kita, orang lain sudah menikmati kemakmuran karena itu. Padahal indonesia kaya akan SDA yang itu merupakan sumber peluang yang tiada habis habisnya. Mari manfaatkan itu!

Memang yang membuat kita menjadi komunitas yang selalu nyinyir apapun hal yang tidak kita sukai karena kita terbiasa berbuat dan bersikap too good to be true. Selalu ingin gampangan dan karena itu tidak merasa rugi waktu terbuang untuk berpikir dan nyinyir apapun diluar diri kita. Padahal di era sekarang, seiring perkembangan teknologi, waktu menjadi komoditas paling mahal andai bisa dimanfaatkan dengan baik. Dengan perkembangan teknologi, dunia serasa berjalan begitu cepat. Karena itu, saat ini tidak berlaku lagi rumus yang besar mengalahkan yang kecil, melainkan yang cepat mengalahkan yang lambat. "Dan kalau yang namanya waktu menjadi komoditas mahal, artinya musuh nomor satu kita adalah buang-buang waktu," kata Jokowi. 



Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...