Kamis, 03 Mei 2018

Jokowi sang motivator ( Bisnis ).



“ Saya mau buat usaha tetapi usaha apa ya? Tanya anak muda.
“ Buka restoran.” Jawab saya sekenanya.
“ kan udah banyak yang lakukan. Banyak saingan.”
“ Kalau gitu kamu produksi aja gula singkong.”
“ Ah entar engga laku. Kalau saing sama gula tebu” 

Saya tersenyum seraya memilih berhenti menjawab pertanyaannya. Mengapa ? Dihadapan saya orang selalu sibuk mencari dan berpikir tetapi takut berbuat. Umumnya orang pintar terdidik baik kalah sama orang biasa saja karena ketika mereka terus berpikir, orang biasa saja berbuat. Di China saya melihat sebuah Ruko dipinggiran kota di daerah Guangxie. Satu keluarga sedang memproduksi gunting kuku, peniti, pengikat tali pinggang,  menggunakan mesin yang sederhana. Produk itu dibuat dari material serpihan atau limbah pabrik kendaraan atau material building. Limbah itu dibeli dengan harga diatas pasar. Namun sebagai UKM dia bisa membeli dengan jumlah kecil yang tak mungkin dia bisa beli bila material itu bukan limbah. Walau begitu, produknya bisa bersaing di pasar yang diproduksi oleh pabrik modern, tentu dengan harga yang lebih murah.

Itu satu contoh bagaimana orang china bisa melihat peluang dari segala keterbatasannya dan siap bersaing. Disetiap persaingan dan kehebatan tekhnologi , kalau kita berpikir positip maka akan selalu ada peluang untuk kita bermain dan menemukan rezeki disana. Menjelaskan ini kepada orang yang punya mental selalu berpikir dan malas berbuat , memang agak sulit. Namun bagaimanapun mindset wirausaha tidak boleh padam. Karena lewat wirausaha itulah peradaban bergerak maju dan kemandirian terbangun. Makanya yang saya tertarik adalah cara jokowi mengkampanyekan wirausaha dan sekaligus memotovasi orang untuk tidak ragu berbisnis di Indoensia karena begitu banyak peluang tersedia. Dan selalu ada pasar untuk semua barang.

Jokowi mendatangi pabrik bulu mata palsu dan rambut palsu yang memperkerjakan 8.600 tenaga kerja dan menghasilkan produk yang diekspor ke Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat. Mungkin sebagian besar kita tidak pernah terbayangkan ada pabrik sebesar itu yang menjual bulu mata dan rambut palsu. Kalau tidak menghasilkan laba tinggi tentu tidak mungkin bisnis itu ada.  Kemudian Jokowi memberikan informasi tentang racun kalajengking sebagai peluang bisnis. Kebayang engga sama kita bahwa hewan yang ditakuti dan beracun itu ternyata memberikan nilai bisnis yang luar biasa. Artinya begitu banyak peluang bisnis bahkan yang tak pernah terpikirkan bagi kita, orang lain sudah menikmati kemakmuran karena itu. Padahal indonesia kaya akan SDA yang itu merupakan sumber peluang yang tiada habis habisnya. Mari manfaatkan itu!

Memang yang membuat kita menjadi komunitas yang selalu nyinyir apapun hal yang tidak kita sukai karena kita terbiasa berbuat dan bersikap too good to be true. Selalu ingin gampangan dan karena itu tidak merasa rugi waktu terbuang untuk berpikir dan nyinyir apapun diluar diri kita. Padahal di era sekarang, seiring perkembangan teknologi, waktu menjadi komoditas paling mahal andai bisa dimanfaatkan dengan baik. Dengan perkembangan teknologi, dunia serasa berjalan begitu cepat. Karena itu, saat ini tidak berlaku lagi rumus yang besar mengalahkan yang kecil, melainkan yang cepat mengalahkan yang lambat. "Dan kalau yang namanya waktu menjadi komoditas mahal, artinya musuh nomor satu kita adalah buang-buang waktu," kata Jokowi. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Ekonomi kita " agak laen"

  SMI mengatakan ekonomi kita agak laen. Karena banyak negara maju pertumbuhannya rendah, bahkan seperti Jepang dan Inggris masuk jurang res...