Rabu, 25 Desember 2019

Cara China mengatasi konplik


Shenzhen
Ketika Dengxioping membuka Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus, di tepi pelabuhan Shenzhen, Deng menunjuk kearah Hong Kong. Suatu saat , Shenzhen akan mengalahkan Hong Kong.  Inggris butuh waktu 100 tahun untuk bisa membuat Hong Kong modern. Tapi Cina tidak butuh waktu selama itu untuk membuat Shenzhen seperti Hong Kong. Ketika Deng bicara itu tahun 1979. Tahun 1998, Shenzen sudah bisa sama hebatnya dengan Hong Kong. Tahun 2008, Shenzhen sudah terlalu jauh untuk bisa dikejar Hong Kong. 

HK
Sejak tahun 2013 Hong Kong dilanda krisis. Shenzhen tetap tumbuh ekonominya. Dan kini Hong Kong masuk resesi. Aksi demontrasi selama 6 bulan di Hong Kong yang tiada henti, akhirnya menyadarkan rakyat Hong Kong. Bahwa mereka semakin sulit. Yang jadi korban akibat kerusuhan itu adalah para pengusaha kecil yang hidup dari jasa dan retail. Orang kaya hengkang keluar negeri. Apakah China rugi? tidak. Financial center Hong Kong sudah lama pindah ke  Shenzhen dan Shanghai. Pusat logistik dan pelabuhan, sudah bergeser ke Guangzho. 

Sejak tahun 2013 Beijing sudah mengajukan rencana restruktur Ekonomi Hong Kong tetapi terkendala oleh kebijakan dua sistem satu negara. Elite Partai Komunis kesulitan untuk melakukan kebijakan pragmatis dan radikal terhadap Ekonomi Hong Kong. Ini masalah UUD China, dan lagi hukum international yang pasti menolak program reformasi Ekonomi Hong Kong sesuai platform China. China akan dianggap melanggar konsesus hak otonomi khusus terhadap Hong Kong. Kecuali bila rakyat Hong Kong sendiri yang minta lewat referendum atau ada kejadian luar biasa, seperti gerakan separatis yang memungkinkan China bisa melakukan apa saja terhadap Hong Kong.

Urumqi
Apa yang terjadi di Hong Kong sekarang , sebetulnya pernah juga terjadi di Xinjiang. Berawal dari aksi terorisme, kemudian berkembang ke ekstremisme, dan akhirnya mengarah kepada separatisme. Dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 terjadi ribuan serangan teroris yang kejam termasuk pemboman, pembunuhan, keracunan, pembakaran, penyerangan, kerusuhan dan kerusuhan. Sekian lama itu pemerintah China tidak bisa berbuat banyak. Tindakan preventif melalui inteligent dari pasukan antiteror dilakukan untuk mengurangi kerugian dari aksi teror. Ya sama dengan Indonesia. Hanya mengandalkan kekuatan Densus 88. Tanpa ada tindakan konkrit dan komprehensive terhadap akar masalah radikalisme.

Namun pada  2016, rakyat Xinjiang melalui perwakilan Dewan Otonomi Xinjiang minta kepada Pemerintah Pusat China melakukan kebijakan menyeluruh untuk menciptakan stabilitas di Xinjiang. Mengapa ? dampak dari aksi teroris itu, Xinjiang masuk daerah operasi militer, dan ini membuat ekonomi rakyat semakin sulit. Keadilan ekonomi bagi Uighur tidak terjadi. Sementara rakyat dari etnis Han, Hui dan lainnya, ekonomi mereka stabil. Atas dasar itulah Xinjiang langsung di bawah komando pusat dan tidak lagi di bawah kendali otonomi Xinjiang. Itu sampai keadaan stabil. Mengapa? masalah muslim uighur lebih karena faktor politik lokal Xinjiang yang memang selalu curiga dengan etnis Uighur.

Benarlah. Hanya butuh beberapa bulan, pemerintah Pusat masuk ke Xinjiang, keadaan sudah bisa dikuasai. Keamanan terjaga penuh Pada 2017, pertumbuhan ekonomi Xinjiang melesat dari 1% jadi 7,6 persen. Ini karena ditopang oleh bisnis Pariwista yang bisa mendatangkan wisatawan sebanyak 100 juta lebih setahun.   Pendapatan rakyat meningkat drastis sebesar 8,5% setahun diatas tingkat inflasi yang di bawah 2%. insentif pajak diberikan kepada industri yang masuk ke Xinjiang. Bahkan pemerintah China memberikan subsidi upah bagi pabrik yang memperkerjakan etnis Uighur. Pemerintah Cina membangun pusat pendidikan dan pelatihan bagi etnis uighur. Termasuk program deradikalisasi. 

Yang pasti sejak Pemerintah pusat China terlibat langsung, sejak tahun 2016 sampai 2019, tidak pernah ada lagi aksi teror, demontrasi, kerusuhan di Xinjiang. Semua baik baik saja. Karena China menyelesaikan masalah Xinjiang secara menyeluruh. Bukan hanya soal keamanan tetapi juga rasa aman dari kemiskina dan kelaparan. Keadilan ekonomi adalah kata kunci yang ditekankan oleh Xijinping ketika memerintahkan untuk membenahi  Xinjiang. Pemberontakan etnis dipicu oleh kecemburuan sosial dan tugas negara untuk memastikan keadilan ekonomi bagi kelompok minoritas.

Seorang teman di Cina berkata, selain Hong Kong dan Xinjiang, daerah lain tidak lagi punya agenda soal politik. Mereka sudah selesai soal politik sejak Partai Komunis berkuasa. Mereka hanya focus soal ekonomi. Sementara Hong Kong dan Xinjiang rakyatnya masih belum bisa menerima mereka bagian dari China. Namun itu soal politik yang memang mudah diprovokasi oleh oposisi China. Ketika orang diperlakukan tidak adil, maka agama menawarkan narasi untuk mereka berjuang. 

Namun ketika ekonomi menciptakan rasa keadilan, maka narasi agama jadi penyejuk hati dalam menghadapi kompetisi, untuk membuat mereka terus bersemangat tanpa berputus asa. Solidaritas umat islam terhadap Uighur itu sah saja. Tetapi untuk apa solidaritas bila tidak ada solusi konkrit soal keadilan ekonomi. Apakah solidaritas terhadap umat islam di Yaman, Suriah, India, Afganistan melahirkan solusi? Tidak. Bahkan karena solidaritas itu, rakyat jadi korban perang proxy. Perang Asimetris yang tak berkesudahan. Korban kemanusiaa tak terbilang. 

Masalah Xinjiang masalah keadilan dan China sedang berjuang memperbaikinya.  Xinjiang akan baik baik saja. Sama halnya dengan Hong Kong, yang sekarang sedang proses recovery setelah 6 bulan dilanda kerusuhan. Sekretaris partai komunis Guangzho  telah mendapat mandat dari Pusat untuk melakukan apa saja demi stabilitas Hong Kong. Kedepan ekonomi Hong Kong akan lebih pro kepada keadilan. Tidak bisa lagi tergantung kepada segelintir orang kaya saja. Xinjiang akan menjadi makmur sebagai kota wisata dan penghasil gas terbesar di dunia.

Mungkinkah China Menguasai Dunia.
Tahun 2010 saya sempat terkejut ketika teman di Eropa berkata bahwa jalur sutra ke Eropa telah ditembus oleh China dengan usainya proses pengambil alihan Pelabuhan Laut ( Yunani ) Pier Two oleh Cosco ( BUMN china dibidang pelayaran ) dan Jalur kereta Beijing- Polandia yang melintasi iran sudah rampung. Jalur kereta Beijing Turkey sedang dalam proses. Jalur kereta Iran--China- Pakistan sebentar lagi rampung. Jalur kereta China- Vietnam Thailand, Malaysia- Singapore sudah rampung. Memang cara pendekatan china untuk menguasai kawasan tidak sama seperti AS yang menggunakan kekuatan lembaga Multilateral seperti IMF, World Bank. China, melalui kekuatan BUMN nya dibidang Energy, Kontruksi, Mining, Tekhnology dll, terlibat aktif dalam program pembangunan diwilayah strategis. Artinya kebijakan atas dasar business to business ( B2B).

Seperti halnya tekad China untuk menguasai jalur logistik Migas di wilayah Laut China selatan melewati Selat Malaka, Samudra Hindia, hingga ke Teluk Arab. Ini meliputi rangkaian wilayah di sepanjang garis lepas pantai dan pada pelabuhan-pelabuhan strategis yang terletak mulai dari Pakistan , Sri Lanka , Bangladesh Burma, Kamboja dan Thailand (Kra Istmus). Di wilayah ini kepentingan china akan keamanan jalur pelabuhan laut , jalur pipa minyak dan sumber minyak harus dikelola dengan baik. Makanya bantuan economy dan militer mengalir deras ke rezim yang berkuasa lewat kuridor CAFTA ( China-ASEAN Free Trade Area) , IndoPacific.

Bagaimana dengan Afrika ? tanya saya. Teman saya menegaskan bahwa hubungan China dengan Afrika sudah terjalin lama sejak tahun 1950. Di Sudan, China mengontrol sebagian besar ladang MIGAS lewat, CNPC (China National Petroleum Corporation). Begitupala di Uganda, Nigeria dan setiap tahun hubungan ini terus meningkat. Kemudian hubungan ekonomi ini ditingkatkan secara regional dengan adanya Strategic Partnership antara China dan Afrika dalam Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC).

China masuk ke Timur Tengah pada momen yang tepat, di saat negara Timur Tengah kesulitan dana untuk mendiversifikasi ekonominya dengan mengurangi ketergantungan akan hidrokarbon. China datang menawarkan program OBOR. Kerjasama China dengan Mesir, Arab Saudi, Oman, Qatar dan sebelumnya sudah lengket dengan Iran, dan Irak, bertujuan merestruktur ekonomi negara tersebut, yang disambut dengan baik. Di saat AS memporak porandakan persatuan Arab, China berusaha memperbaikinya, dan China memenangkan hati negara Timur Tengah. Bahkan upaya China membangun kembali Suriah dari puing kehancuran, mendapat simpati negara Timur Tengah.

Bagaimana dengan Asia Tengah ? tanya saya. Bagi China, Asia Tengah merupakan connecting door antara Eastern dan Western. Wilayah ini berbatasan langsung dengan China di sebelah barat ( Xinjiang ). Untuk menciptakan stabilitas diwilayah Xinjiang yang penduduknya mayoritas islam maka Pemerintah China mengedalikan otonomi Khusus provinsi Xinjiang ( SAR – Special Auhtority Region ) di bawah program deradikalisasi. Dengan upaya ini , diplomasi China terhadap Negara Asia Tengah yang merupakan pecahan dari UniSoviet, yang mayoritas muslim dapat efektif. Melalui The Shanghai Five ( China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Tajikistan ) dibangun aliansi untuk menyatukan wilayah Asia Tengah dalam satu kuridor loby China. Kemudian ditingkatkan menjadi Shanghai Cooperation Organization (SCO). Harap di catat bahwa Asia Tengah memiliki SDA dan MIGAS yang mungkin potensi resource nya lebih besar daripada Timur Tengah.

Apakah ada ambisi China untuk menjadi pemimpin dunia menggantikan AS? . Tanya saya. Tentu ada, jawab teman saya, tapi untuk mencapai itu sangat jauh? mengapa ? sepanjang perjalanan sejarahnya, China belum pernah menjadi negara adidaya yang mempengaruhi keseimbangan kekuatan global. Bahkan ketika mengadopsi Komunisme, China terkesan agak malu malu membawa ideologinya itu keluar dari perbatasannya. Kebijakan luar negeri China berpusat pada pembangunan ekonomi domestik semata. Bahkan dalam hal persaingan militer dan persenjataan antara Beijing dengan Washington, pada hakikatnya hanya sebatas perebutan pengaruh ekonomi di Asia dan Afrika . China tidak ingin berperang. Bahkan kepada musuhnya (AS) sekalipun, China memberikan pinjaman triliunan dollar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Ekonomi kita " agak laen"

  SMI mengatakan ekonomi kita agak laen. Karena banyak negara maju pertumbuhannya rendah, bahkan seperti Jepang dan Inggris masuk jurang res...