Kita tidak bisa menunjuk diri kita dipercaya. Tetapi itu ditentukan oleh orang lain. Dalam hal negara atau korporat tentu ada lembaga independent yang melakukan penilaian itu. OECD adalah Lembaga penelitian dan survey terhadap akses makanan, pekerjaan, kinerja kepemimpinan dan kesejahteraan. Survey dilakukan diseluruh dunia di negara dibawah keanggotaan OECD ( Organization for Economic Co-operation and Development). Survey ini dilakukan untuk mengetahui peringkat setiap negara terhadap berbagai issue penting. Para peneliti terdiri dari Ilmuwan berkelas dunia. Apa nama survey itu ? Ia adalah Gallup World Poll. Digelas pertama kali sejak tahun 2005 dan telah melakukan penelitian di lebih 160 negara yang mencakup 99% populasi dunia. Untuk apa hasil survey ini? Maklum sejak berakhirnya kapitalis klasik, financial resource di kuasai oleh swasta. Itu artinya demokratisasi kehidupan semakin tinggi. Nah rakyat diseluruh dunia ingin tahu data yang valid untuk membuat keputusan investasi disuatu negara. Survey ini tidak ada kaitannya dengan emosi politik dan teknis survey sama disemua negara.
Tahun 2017 hasil survey dari Gallup World Poll menempatkan pemerintah Jokowi rangking pertama di dunia sebagai pemerintah yang paling dipercaya oleh rakyat ( Trust and Confidence in National Government). Rangking kedua adalah Swiss, di bawahnya India, di bawahnya lagi Luksemburg, di bawahnya lagi Norwegia, diikuti oleh Kanada, Rusia, Turki, Selandia Baru, dan Irlandia. Angka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu mencapai 80%. Ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), seperti Amerika Serikat (30 persen), Inggris (31 persen), Jerman (55 persen), dan Perancis (28 persen). Tidak hanya negara yang tergabung dalam OECD, negara yang tak tergabung di dalamnya juga masih di bawah Indonesia, yakni India (73 persen), Brazil (26 persen), dan Afrika Selatan (48 persen ).
Apa saja faktor yang menjadikan penilain Gallup World Poll menempatkan Indonesia rangking pertama. Faktor-faktor itu, di antaranya, masyarakat menganggap pemerintah dapat diandalkan, cepat, tanggap, adil serta mampu melindungi masyarakat dari risiko sekaligus memberikan pelayanan publik secara efektif. Hasilnya, 80 persen responden menyatakan, pemerintah memenuhi hal itu seluruhnya. Apakah ini prestasi ? jelas prestasi. Tahun 2007 angka Indonesia hanya mencapai 52%. Artinya terjadi peningkatan significant diera Jokowi sebesar 28%. Capaian hebat ini kurang mendapatkan apresiasi media massa. Beda dengan di India yang semua media massa memberitakan. Padahal India rangking tiga. Mengapa ? karena seluruh investor institusi dan private menjadikan indikator penelitian Gallup World Poll sebagai referensi mengambil keputusan.
Keberhasilan Indonesia menempatkan rangking pertama versi GWP sebetulnya sudah ada indikasi tahun 2016 ketika Bloomberg menempatkan Jokowi merupakan satu-satunya pemimpin negara yang memiliki performa positif dalam seluruh aspek. Penilaian karena Jokowi berhasil menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun), dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen). Peningkatan ini diraih setelah Jokowi menekan otoritasnya pada lembaga-lembaga politik selama 2016, yaitu dengan berhasil mengendalikan dua per tiga kursi di parlemen. Program keberhasilan “amnesti pajak” juga mampu membiayai program pembangunan infrastruktur. Atas alasan ini, Bloomberg menilai Jokowi merupakan satu-satunya pemimpin dunia yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori, yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi, dan rating penerimaan publik.
Tetapi bukankah masih banyak rakyat yang tidak suka dengan Jokowi? Ada perbedaan tidak suka atas dasar emosi perasaan dengan dasar akal. Yang waras berdasarkan rasio terpelajar 80% percaya kepada Jokowi. Mengapa ada perbedaan? Ini berkaitan dengan intelektual dan spiritual. PBB dalam laporan World Happiness Report alias Laporan Kebahagiaan Dunia 2017 menempatkan indonesia rangking 81 dari 155 negara. Penduduk yang paling bahagia rangking pertama adalah Norwegia, kemudian diikuti Denmark, Islandia, Swiss, dan Finlandia. Hasil survey ini membuktikan perbedaan itu. Memang masyarakat indonesia masih jauh untuk bisa bahagia namun sebagian besar mereka punya akal atau rasional bersikap. Karena itu mayoritas atau 80% rakyat Indonesia percaya kepada Jokowi.
Peta daerah blusukan Jokowi |
Lantas mengapa orang percaya kepada Jokowi ? Kebijakan yang di buat Jokowi itu memang sesuai dengan keinginan rakyat. Jokowi mendelivery apa yang diinginkan rakyat. Menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jerry Sumampouw, dengan blusukan, Jokowi bisa langsung mendengar apa saja persoalan, keluhan, jeritan, keinginan, dan harapan rakyat paling bawah. Ini juga pernah diakui sendiri oleh Jokowi dalam sebuah wawancara, menurutnya masyarakat ingin melihat kalau pemimpinnya benar-benar bekerja. Selain itu, bila pemerintah mampu membangun sistem dengan baik, maka otomatis akan mampu meraih kepercayaan. Memang gaya blusukan Jokowi ke daerah dan kampung-kampung susah ditiru oleh politikus lain. Blusukan yang ia lakukan otentik dan itu penting bagi kepemimpinan. Kalaupun ada yang meniru, efeknya akan berbeda dan belum tentu mendapat simpati publik. Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing juga sependapat, menurutnya blusukan Jokowi bukan pencitraan, seperti yang banyak dituduhkan. Ini memang nature dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.