Orang kadang kagum dengan teknis financial engineering. Mereka ingin belajar gimana caranya dapatkan sumber pembiyaan proyek dengan mudah.Tetapi setelah tahu sedikit, mereka mulai bertanya, gimana dapatkan kepercayaan dari pemilik modal. Pertanyaan ini muncul karena pada akhirnya financial engineering itu terjadi karena faktor trust. Tidak gampang mendapatkan trust. Mengapa ?karena trust berhubungan dengan mental atau dalam istilah mesranya adalah Akhlak. Orang bisa saja mempelajari aspek mental yang berhubungan moral dan akhlak. Banyak buku dan banyak seminar motivator menawarkan cara menjadi pribadi yang jempol. Tetapi tetap tidak mudah menjadi pribadi yang jempol. Hanya segelintir oran saja yang mampu menjadi pribadi hebat. Kuncinya adalah ikhlas.
Ada pembantu rumah tangga bernama Afung , yang meminjam uang kepada majikannya untuk biaya berobat orang tuanya sedang sakit keras. Majikannya memberikan pijaman dengan melebihinya untuk ongkos pulang kampung. Semiggu kemudian pembantu itu kembali bekerja. Orang tuanya sudah membaik dan dia berterimakasih kepada majikannya. Karena majikannya mengikhlaskan uang itu sebagai pemberian. Kemudian lima tahun majikannya pergi meninggalkan rumah dan sekembalinya kerumah, keadaaan rumah masih utuh dan pembantunya masih setia menjaga rumah itu. Bayangkanlah selama lima tahun pembantu itu tidak terima gaji namun kesetiaannya tidak berkurang. Untuk hidupnya, pembantu itu bekerja sebagai pembersih restoran selama 3 jam setiap harinya, selama 5 tahun dalam penantian.
Saya punya mentor yang boleh dikatakan konglomerat. Bertahun tahun saya berusaha dekat dengan dia. Semua orang menduga bahwa saya berharap akan modal dari dia atau menjadi mitra dia. Namun itu tidak benar. Saya dekat dengan dia karena saya butuh mentor. Walau dia tidak terpelajar namun pengalaman dan kebijakannya dalam keseharian mengelola bisnis bisa jadi pelajaran bagi saya. Setiap bulan , pasti saya sempatkan telp dia dan tanyakan kesehatannya. Kalau dia ajak saya makan malam bersama relasinya, saya selalu membayar bill terlebih dahulu sebelum bill datang ke meja. Bahkan ketika dia sakit , saya menjaganya di rumah sakit. Waktu dia berobat ke Guangzhou saya juga mendampinginya. Sampai kini, saya masih menaruh hormat dan tetap datang kalau dia panggil.
Apa yang terjadi kemudian terhadap Afung dan Saya dalam cerita ini ? Tahun 2010 Afung di beri modal oleh majikannya untuk buka salon di kota Camuto, China dan sekarang salonnya sudah punya empat di shenzhen dan juga restoran. Dari mana Afung dapat modal dan berkembang pesat ? Karena sikap mentalnya yang selalu berusaha merebut hati orang dengan dasar ikhlas. Kalaulah tanpa keikhlasan engga mungkin dia bisa bertahan lima tahun bekerja tanpa di gaji. Sikapnya itu bukan hanya kepada majikannya tapi juga kepada orang lain. Makanya engga kaget setiap effort nya , tanpa dia minta orang membantunya dengan ikhlas juga.
Saya pernah ada masalah transaksi yang membuat saya tersudut. Mentor saya terlibat membantu. Padahal saya tidak minta tolong kedia. Dan ketika dia bantu, itupun tanpa bertanya mengapa itu terjadi. Kalaulah dia tidak mengenal saya bertahun tahun tentu dia akan menghindar dan menjauh dari saya. Karena informasi yang dia terima sangat buruk terhadap saya. Tapi justru buruk itulah dia terlibat membantu. Apa alasanya?, “ ketika semua orang menyudutkan kamu dan kamu tidak membalas dan focus menyelesaikan masalah, maka kalau saya tidak terlibat bantu kamu maka saya lebih buruk dari orang lain. Mengapa? saya mengenal kamu tapi orang lain tidak mengenal kamu. Dan saya percaya tuduhan orang terhadap kamu tidak beralasan. " Demikian kata mentor saya. Kalau saya berkali kali lolos dari masalah dan bisa bangkit lagi , bukanlah datang dari mitra bisnis atau professional di lingkungan perusahaan tapi dari mereka yang merupakan jaringan cinta saya. Investasi bertahun tahun atas dasar ikhlas dan penuh prasangka baik, itulah yang menyelamatkan saya. Begitu juga dengan Afung. Yang bisa cepat berkembang dan sukses, karena tabungan investasi kebaikan dan keikhlasannya yang sehingga itu kembali kedia dengan segala kemudahan mencari rezeki.
Apa hikmah cerita ini? Kesetiaan adalah kehormatan sebagai manusia..begitu banyak orang pandai mengucapkan terimakasih dengan bermanis muka ketika menerima pemberian tapi kelak bila sedikit saja suasana hatinya terganggu maka dia lupa dengan terimakasih yang pernah dia katakan. Padahal kata kata tetaplah kata namun sikap adalah segala galanya. Menyempitnya rezeki , umumnya karena menyempitnya hati, yang sebagian besar penyebabnya tidak pandai berterimakasih. Orang yang tidak pandai berterima kasih selalu melihat pemberian orang terlalu kecil bila tidak sesuai dengan ekpetasinya. Selalu mengeluh dan menyalahkan orang lain dan hidupnya memang tidak ikhlas. Semua atas dasar transaksional, yang menempatkannya malah terlalu buruk untuk di transaksikan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.