Sabtu, 02 Mei 2020

Memahami harga Minyak


Kalau baca polemik seputar harga minyak. Kadang saya tersenyum sendiri. Mengapa?karena mereka bicara dan beropini seperti orang buta menentukan ujud Gajah. Apapun yang dia pegang dan raba pasti salah sebagai acuan menentukan ujud gajah sebenarnya. Apalagi banyak orang Indonesia menggunakan penurunan harga minyak dunia dikaitkan dengan posisi Ahok sebagai preskom Pertamina yang dianggap gagal membrantas mafia minyak. Kali ini saya tidak akan membahas soal harga pokok minyak dan kebijakan harga eceran minyak. Saya hanya ingin membahas jenis minyak yang diperdagang di dunia.

Saat sekarang jenis minyak yang jadi acuan pasar dunia ada dua yaitu Brent dan WTI. Sebetulnya masih ada lagi yang lain seperti minyak dari Rusia, serta negara-negara OPEC lainnya Namun yang pada umumnya pasar international menggunakan Brent dan WIT ( West Texas Intermediate). Apa itu Brent ? Brent itu adalah jenis minyak yang ada di Laut Utara ( Eropa). Sementara WIT minyak berasal dari AS. Kedua jenis Minyak ini sebetulnya punya sifat sama yaitu masuk katagori Sweet Light Crude Oil. Namun walau sama, dari segi kegunaannya berbeda. Brent digunakan untuk Solar dan WIT untuk gasolin ( bensin).

Untuk Indonesia, pembelian minyak mentah ukurannya adalah pasar Brent. Bursa minyak Singapore standar nya adalah Brent. Mengapa ? Brent itu jenis minyak dengan kadar sulfur rendah. Nah refinery yang punya Pertamina, menggunakan jenis minyak brent. Karena mudah mengolahnya. Investas kilang juga tidak semahal WTI. Makanya harga minyak mentah brent jauh lebih mahal dari minyak WTI. Biasanya berkisar 4-5 USD/barel. Jadi kalau dikalkulasi sampai jadi produk BBM, perbedaan engga begitu jauh.

Lantas mengapa harga minya WTi kemarin bisa sangat rendah bahkan negatif, berbeda dengan minyak Brent yang relatif stabil? karena volume perdagangan WTI sangat besar melalui bursa NYMEX (New York Mercantile Exchange) dari CME (Chicago Mercantile Exchange). Disamping memang bensin permintaan nya sangat volatile akibat adanya new energy dan penurunan permintaan akibat pandemi COVID-19. Jadi sangat sensitif terhadap issue apapun. Berbeda dengan Brent. Karena solar pada umumnya untuk energi listik dan kapal angkut yang tidak ada ancaman akan new energi dan penurunan permintaan.

Namun WTI juga bisa kembali ke normal secara cepat. Terbukti penutupan jumat kemarin, perbedaan harga minyak WTI sudah pada posisi stabil dengan brent, yaitu USD 19,69 dan Brent USD 22,74. Jadi, engga bisa kita berpatokan dengan harga WTI, sementara indonesia acuannya adalah Brent. Kalau disalahkan Ahok, kan pantas saya hanya terseyum. Terbukti yang ngomong soal harga BBM itu seperti ayam berkotek tetapi tidak tahu dimana kepalanya. Atau sama dengan orang buta yang berdebat soal bentuk gajah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mengapa negara gagal ?

  Dalam buku   Why Nations Fail  , Acemoglu dan Robinson berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan kemakmuran atau kemiskinan suatu negara d...