Senin, 10 Februari 2020

Islamisme dan Kolonialisme

Banyak orang menilai saya membenci Islam karena tulisan saya. Sebetulnya itu salah pengertian. Mereka yang menganggap saya membenci Islam karena saya tidak terpengaruh dengan narasi Islam dari golongan mereka. Saya tetap focus kepada nilai nilai Islam yang saya yakini. Bahwa Islam itu mengajarkan cinta dan kasih sayang. Memang banyak literatur islam yang mendidik orang untuk berjuang menegakan syiar islam. Namun saya menilai perjuangan menegakan syariah islam bukan pada politisasi agama untuk lahirnya sistem politik Islam. Mengapa ? karena bagi saya , sistem islam itu ada dalam diri pribadi orang islam yang beriman dan melaksanakan Rukun islam. Selebihnya adalah akhlak. 

Soal akhlak adalah yang utama daripada fikih dan syariah. Artinya siapapun boleh saja menafsirkan Al Quran dan Hadith, untuk menjadi referensi bersikap. Namun kalau tafsir dan pengetahuan syariah itu tidak mendidik orang meningkatkan nilai nilai Islam, bahkan menjadikannya pembenci terhadap yang berbeda, sebaiknya utamakan Akhklak saja. Abdurahman bin Qasim, seorang pelayan Imam Malik bin Anas, menuturkan kesaksiannya selama menjadi pelayan beliau. Kata Abdurrahman, “Tidak kurang dua puluh tahun aku menjadi pelayan Imam Malik. Selama 20 tahun tersebut, aku perhatikan beliau menghabiskan 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari akhlak.

Imam malik dan para ulama yang baik lainnya, selalu menjaga kualitas akhlaknya. Akhlak kepada Allah, Rasul, dan sesamanya. Ketinggian derajat, pencapaian ilmu yang mendalam, dan kebesaran wibawa, tidak membuat mereka merasa lebih mulia dan lebih baik baik dari orang lain. Meletakkan akhlak di atas ilmu menjadi tanggungjawab umat islam. Mengapa ? Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya; yang lemah lembut tidak pernah menyakiti orang. Seorang manusia tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri dan sebelum tetangganya aman dari gangguannya.” Di sisi lain, akhlak yang buruk dapat melenyapkan amal. Banyak hadits yang menerangkan terhapusnya amal karena akhlak yang buruk.

Mengapa banyak gerakan pembaruan Islam dengan niat meninggikan syiar Islam justru menjauhkan merek dari akhlak yang baik? Justru karena akhlak buruk membuat umat islam jadi puritan, tertinggal dalam bidang sain dan tekhnologi. Tertinggal dalam pemikiran kemajuan peradaban yang terus berubah. Ini karena pemahaman islam dilembagakan dalam bentuk organisasi gerakan, yang melahirkan ekslusifitas dalam segala hal, dan memandang sinis terhadap orang lain yang berbeda walau dia islam sekalipun. Inilah yang disebut politisasi agama. Beragama dengan nafsu, bukan ikhlas. Apapun motif nya tetap saja itu akhlak yang buruk. Walau katanya ilmu luas tetapi menggenggam bara di tangan, yang berpotensi melakukan pelanggaran terhadap nilai islam. Sejarah lahirnya radikalisme dalam islamisme tidak bisa dilepaskan dari peran kolonialisme, baik penyebabnya maupun yang memanfaatkanya. Ia menjadi produk politik dan korban politik.  Mari kita bahas sejarahnya di bawah ini.

Wahabi
Wahabi berasal dari pemikiran Muhammad bin Abdul-Wahhab (1703-1792), yang melahirkan gerakan Wahabi.  Pendukung aliran ini percaya bahwa gerakan mereka adalah "gerakan reformasi" Islam untuk kembali kepada "ajaran monoteisme murni", kembali kepada ajaran Islam sesungguhnya, yang hanya berdasarkan kepada Qur'an dan Hadis, bersih dari segala "ketidakmurnian" seperti praktik-praktik yang mereka anggap bid'ah, syirik dan khurafat. Ya kalau boleh disimpulkan Wahhabi sebagai "gerakan sektarian. Tapi apakah itu memang murni sebagai gerakan untuk meninggikan syiar Islam?  Dalam perkembangannya ternyata Wahhabi dimanfaatkan oleh Inggris untuk tujuan merebut pengaruh dan kolonisasi Dinasti Islam Turki Utsmaniyyah di Timur Tengah.

Wahhab dan Saud
Hal tersebut tidak lepas dari perjalanan hidup bnu Abdul-Wahhab . Ketika ia berada di Basra, Irak, ia jatuh dalam pengaruh dan kendali seorang mata-mata Inggris, Hempher, yang sedang menyamar. Hempher punya missi menghancurkan pengaruh Kekhalifaan Utsmaniyyah di Timur Tengah dan menciptakan konflik di antara kaum Muslim. Hempher, berhasil mencuci otak Ibnu Abdul-Wahhab dengan meyakinkannya bahwa orang-orang Islam mesti dibunuh, karena mereka telah keluar dari prinsip-prinsip Islam yang mendasar. Mereka semua telah melakukan perbuatan-perbuatan bidaah dan syirik.

Wahhab dan Hempher
Hempher juga menciptakan mimpi liar dan mengatakan bahwa dia bermimpi Nabi Muhammad SAW mencium kening (di antara kedua mata) Ibnu Abdul-Wahhab, bahwa dia akan jadi orang besar, dan meminta kepadanya untuk menjadi orang yang dapat menyelamatkan Islam dari berbagai bidah dan takhayul. Akhirnya, setelah kembali ke Najd, Ibnu Abdul-Wahhab mulai berdakwah dengan gagasan liarnya di Uyayna. Karena itu, akhirnya ia disusir dari tempat kelahirannya. Kemudian dia pergi berdakwah di dekat Dir’iyyah, di mana sahabat karibnya, Hempher dan beberapa mata-mata Inggris lainnya yang ada dalam penyamaran, ikut bergabung dengannya.

Sebetulnya banyak pihak yang menentang ajaran Ibnu Abdul-Wahhab yang keras dan kaku itu, termasuk ayah kandungnya sendiri dan saudaranya, Sulaiman Ibnu Abdul-Wahhab. Namun dengan uang, mata-mata Inggris telah berhasil membujuk Syekh Dir’iyyah, Muhammad Saud, untuk mendukung Ibnu Abdul-Wahhab. Akhirnya, pada tahun 1744, Saud  dan Ibnu Abdul-Wahhab membangun sebuah aliansi politik, agama, dan perkawinan. Ketika itu paham Wahabi sampai masuk ke Sumatera Barat, yang memang sengaja dibiarkan berkembang oleh Belanda dengan tujuan mengadu domba antara umat islam, khususnya islam dari kaum adat. Untuk apa ? agar gerakan islam melemah

Di Arab sendiri aliansi Wahhab- Saud melahirkan aksi kekerasan terhadap paham islam lainnya, yang  tentu menimbulkan kemarahan kaum Muslimin di seluruh dunia, termasuk Kekhalifaah Utsmaniyyah di Istanbul. Sebagai penguasa yang bertanggung jawab atas keamanan Jazirah Arab, Khalifah Mahmud II memerintah sebuah angkatan perang Mesir dikirim ke Jazirah Arab untuk menghukum klan Saudi-Wahabi. Akhirnya Sulaiman Ibnu Abdul-Wahhab dan Muhammad Saud ditangkap. Wahabi runtuh? Tidak. 

Ternyata beberapa anggota Saudi-Wahabi sudah mengatur untuk melarikan diri; di antara mereka adalah Imam Abdul-Rahman al-Saud dan putranya yang masih remaja, Abdul-Aziz. Dengan cepat keduanya melarikan diri ke Kuwait yang dikontrol Kolonial Inggris. Ketika di Kuwait, Abdul-Rahman dan putranya, Abdul-Aziz memohon uang, persenjataan dan bantuan kepada Inggris untuk merebut kembali Riyadh. Pada 1902, akhirnya Abdul-Aziz si Imam Wahabi berhasil merebut Riyadh. Salah satu tindakan biadab Imam baru Wahabi ini adalah menteror penduduknya dengan memaku kepala al-Rasyid pada pintu gerbang kota. Abdul-Aziz dan para pengikut fanatik Wahabi-nya juga membakar hidup-hidup 1.200 orang sampai mati.

Begitulah sejarah, melalui strategi licin, Kolonial Inggris dengan cepat menghancurkan Kekhalifaan Islam Utsmaniyyah dan sekutunya klan al-Rasyid secara menyeluruh, dan Kolonial Inggris pun memberi dukungan kepada Imam baru Wahabi, Abdul-Aziz. Imam Wahabi, Abdul-Aziz, yang dikenal di Barat sebagai Ibnu Saud ini, juga adalah loyalis Inggris. Itu karena Inggris mendukungnya dengan uang, senjata, dan para penasihat. Berangsur-angsur Imam Abdul-Aziz dengan bengis dapat menaklukkan hampir seluruh Jazirah Arab di bawah panji-panji Wahabisme untuk mendirikan Kerajaan Saudi-Wahabi ke-3, yang kini disebut “Kerajaan Saudi Arabia”. Pengaruh dan ajaran wahabi salafi ini berkembang terus sampai sekarang, menyebar keseluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Ikhwanul Muslimin (IM).
Amerika Serikat melalui CIA pertama kali bersekutu dengan Islam ekstremis selama era Perang Dingin. Saat itu, Amerika melihat dunia dalam istilah yang agak sederhana: di satu sisi, Uni Soviet dan nasionalisme Dunia Ketiga, yang Amerika anggap sebagai alat Soviet; di sisi lain, negara-negara Barat dan Islam politik militan, yang dianggap Amerika sebagai sekutu dalam perjuangan melawan Uni Soviet.  Direktur Badan Keamanan Nasional di bawah Ronald Reagan, Jenderal William Odom mengatakan, "Dengan ukuran apa pun AS telah lama menggunakan terorisme untuk mencapai tujuan geopolitik dan geostrategisnya. 
Selama tahun 1970-an, CIA menggunakan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir sebagai penghalang, baik untuk menghalangi ekspansi Soviet dan mencegah penyebaran ideologi Marxis di kalangan massa Arab. Mengapa sampai Ikhwanul Muslimin sampai dimanfaatkan oleh AS.? Kalau kita cermati sejarah, kita akan tahu,  AS dengan mudah menunggangi gerakan islam dengan memanfaatkan radikalisme ini. Mengapa ? 

Muncul paham radikal atau tepatnya islamisme, karena penolakan idiologi sekular yang dibawa oleh Barat melalui kolonialisme. Memang setelah jatuhnya Khilafah Ustmani, semua wilayah Timur Tengah yang tadinya dibawah khilafah Ustmani diambil oleh kolonial Barat. Masing masing wilayah dibagi bagi diantara sekutu yang menjatuhkan Ustmani. Pihak Barat sebagai kolonial memperlakukan penduduk lokal secara tidak adil. Tetapi bukan hanya soal ketidak adilan. Karena toh waktu di bawah Ustmani ketidak adilan tetap ada. Yang jadi masalah adalah mereka tidak ingin diperlakukan tidak adil oleh penguasa yang bukan islam, dan dipimpin dengan sistem yang tidak sesuai dengan syariat islam.  Solusi keadilan bagi umat islam, hanya satu ,yaitu khilafah. 

Dari sinilah lahir gagasan untuk membangun kekuatan umat islam , dan sekaligus melawan penguasa dengan narasi yang sama. Apapun paham tentu lahir dari pemikiran manusia. Kapitalisme karena Adam Smith. Komunisme dan sosialisme karena pemikiran Karl Marx, Paham nasionalisme lahir dari Joseph Ernest Renan. Nah  Radikalisme islam ini lahir dari dua tokoh pada awal abad 19. Yaitu Hasan Al Banna dan Sayyid Qutb. Namun sebetulnya Banna tidak pernah mengajarkan radikalisme. Dia lebih cenderung moderat. Cara berjuangnya lebih kepada pendekatan sosial dan ekonomi. Dia menggunakan motedologi pencerahan. Agar menjangkau masyarakat luas, tahun 1928 dia mendirikan Ikhwan Al Muslimin (IM ). 

Awal kebangkitan IM memang tidak ada riak yang sehingga menimbulkan kecurigaan oleh penguasa. Namun setelah IM berkembang besar sebagai Ormas, maka timbulah niat untuk mendirikan partai. Apa alasannya? Dia ingin merebut kekuasaan untuk menjalankan sistem Islam. Apa tujuannya? mengakhiri sistem partai dan mengarahkan komunitas politik pada satu arah yaitu interpretasi teologis teks-teks Islam. Dalam pandangan Al Banna, sebuah sistem partai politik berbahaya, penyebab perselisihan dan kejahatan dalam masyarakat, dan mengancam jalinan masyarakat Islam. Karenanya perlu kekuasan Islam, untuk  menghacurkan sistem sekular, yang bertumpu kepada partai. Tujuan akhirnya adalah menghidupkan kembali sistem khilafah yang  pernah berjaya di Era Dinasti Ustmani. Namun cara cara Banna tidak bisa instan. Butuh waktu dan proses, perubahan slow motion. 

Kemudian muncullah Sayyid Qutb. Pemikirannya tertuangkan dalam bukunya Ma’aalim al-tariq. Buku ini menjadi rujukan semua ulama IM. Dalam buku ini ia menyerang nasionalisme Mesir dan Arab, sosialisme, dan rezim Naser yang menurutnya menggabungkan semua ide yang sesat itu. Jelas IM menentang semua paham di luar Islam. Tentu ada dasar pemikiran ini, tetapi sebetulnya lebih karena  pengalamannya waktu kuliah di AS selema 2,5 tahun. Dia meliat fakta kehidupan keseharian masyarakat AS seperti tingginya konsumerisme, diskriminasi seksual, dan pergaulan bebas, yang menurutnya mengikuti budaya Jahiliyah.

Qutb bergabung di IM setelah dia pulang dari AS tahun 1951. Setiba di Mesir, tidak butuh lama dia sudah menjadi tokoh penting dalam struktur IM. Dalam periode 1951-1954, Qutb menjadi salah satu anggota dewan pimpinan IM dan ia menyebarkan pemikiran radikal di tengah aktivis IM. Ia memandang bahwa pemerintah Mesir tidak Islami, jahiliyah, sehingga harus dilawan agar mau menerapkan sistem Islam dalam pemerintahan. Kritikan-kritikan terbuka yang dilakukan Qutb membuatnya ditahan pada tahun 1954 dan divonis 25 tahun penjara atas tuduhan makar.  Hukuman itu hanya dilaluinya selama 10 tahun. Tahun 1964 dia dibebaskan. Namun setahun kemudian dia ditangkap lagi oleh Rezim Naser. Tahun 1966 dia dihukum mati.

Meskipun Qutb sudah tiada, pemikirannya terus diduplikasi berbagai kelompok radikal di Mesir. Pada tahun 1970-an muncullah beberapa kelompok militan Islam yang terinspirasi dari pemikiran radikal Sayyid Qutb tentang takfirisme. Kelompok yang paling menonjol itu adalah Saleh Sirriyya, seorang Palestina. Paham Takfirisme ini adalah menganggap siapapun kafir kalau dia mendukung rezim yang tidak sesuai dengan syariat islam menurut versi mereka. Tentu tidak semua pengikut IM setuju dengan paham Takfirisme ini. Tahun tahun  inilah AS memanfaatkan mereka menggulingkan rezim yang pro UniSoviet. Tentu sebelumnya AS belajar dari Inggris yang memanfaatkan Wahabi untuk menjatuhkan kekuasaan Turki Ustmanni di Arab. 

IM juga secara tidak langsung dimanfaatkan oleh Agen Barat ( inggris) guna menekan pendudukan wilayah Palestina yang diinisiasi oleh AS.  Karena bagaimanapun pihak Barat tidak ingin keberadaan Israel bisa menjadi proxy AS untuk menguasai Timur Tengah. Sebagaimana diketahui, Israel dideklarasikan tahun 1948 dengan berlandaskan Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1947 yang memberikan sebagian tanah Palestina untuk dijadikan negara khusus Yahudi. Menurut IM, Israel adalah entitas yang didukung oleh semua kekuatan anti-Islam. Di saat yang sama, pandangan ini juga didukung oleh para ulama mainstream, misalnya ulama Al Azhar, ‘Ali Jadd al Haqq, menyatakan bahwa kekuatan kolonial yang pernah menjajah negara-negara Arab masih ingin meneruskan penjajahan mereka dan melalui tangan Zionisme internasional, negara- negara Arab terus dipecah-belah. 

Pembelaan terhadap Palestina dan perlawanan terhadap AS yang mendukung Israel pun menjadi salah satu isu utama yang berperan penting dalam rekrutmen IM. Adanya issue soal Palestina. Di sini IM mendapatkan narasi baru dan lebih luas memperjuangkan konsep islamisme nya. Pada tahun 1948, IM menggalang dana, membeli senjata, mendirikan kamp. militer, dan mengirimkan petempur untuk berperang melawan Israel. Dan di saat yang sama, anggota IM membesar hingga lebih dari setengah juta orang. Isu Palestina pula yang akhirnya membuat pemerintah Mesir memutuskan untuk membubarkan IM. Kawatir ini akan menjatuhkan pemerintah Mesir. Sebagai respon, militan IM menembak Perdana Menteri Mahmoud Fahmi Nuqrashi. Rezim Mesir pro Unisoviet membalasnya dengan memerintahkan pembunuhan terhadap pemimpin IM, Hasan Al Banna pada Februari 1949. Peristiwa ini disusul berbagai aksi kekerasan lainnya dan ribuan aktivis IM kemudian dipenjarakan.

Namun tidak membuat IM melemah. Malah semakin militan mereka. Bahkan di rezim Anwar Sadat, IM semakin solid. Yang hebatnya militansi IM ini melahirkan inspirasi lahirnya banyak kelompok radikal. Sadat kemudian tewas dibunuh oleh anggota militer Mesir yang menjadi anggota kelompok radikal ‘Al Jihad’. itu salah satu buah dari ispirasi dari IM.  Dalam gelombang Arab Spring, kekuatan IM berhasil naik ke puncak pemerintahan Mesir, dengan terpilihnya Mohammad Morsi sebagai presiden pada 30 Juni 2012. Namun, hanya selang setahun, ia digulingkan dalam aksi-aksi demo anti IM yang didukung militer. Pada 3 Juli 2013, Morsi dipaksa mundur dan pemerintahan Mesir kini berada di tangan Jenderal Al Sisi yang kemudian melakukan berbagai aksi represif terhadap aktivis IM.  Menghukum mati Morsi  dan jajaran petinggi IM. Sebagaimana di ketahui rezim Al Sisi didukung oleh AS. Mengapa AS dibalik kejatuhan Morsi? Karena ketika berkuasa Morsi tidak mau menerima agenda AS. Namun begitu pemikiran IM terus tersebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia, seperti PKS

Al Qaeda.
Apakah setelah Hasan Al Banna dan Sayyid Qutb meninggal , IM mati?  Tidak. Pimpinannya boleh punah. Tetapi pemikiran IM terus hidup di tengah pengikutnya. Justru kondisi ini semakin meradikalisasi aktivis IM. Banyak di antara mereka yang kemudian bergabung dengan kelompok- kelompok ekstrimis Islam, tentu juga membawa pemikiran IM untuk melahirkan gerakan radikalisme. Seperti halnya Al Qaeda yang didirikan oleh Osama bin Laden. Laden juga terinspirasi oleh IM.  Saat kuliah di King Abdul Aziz university di Jeddah, Arab Saudi, ia selalu menghadiri ceramah Muhammad Qutb, saudara laki-laki Sayyid Qutb, yang menyebarkan pemikiran radikal Qutb, yaitu melakukan perlawanan revolusioner atau jihad untuk menegakkan Islam. Osama bin Laden juga mendapatkan inspirasi dari Abdullah Azzam, aktivis IM Yordania,  yang diidentikasikan oleh beberapa ahli sebagai arsitek intelektual jihad melawan pendudukan Soviet 1979-1989 di Afghanistan.

CIA melahirkan Osama Bin Laden dan menyusui organisasinya selama tahun 1980-an. Mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Robin Cook, mengatakan kepada House of Commons bahwa Al Qaeda tidak diragukan lagi adalah produk dari agen intelijen Barat. Mr Cook menjelaskan bahwa Al Qaeda, yang secara harfiah berarti singkatan dari "basis data" dalam bahasa Arab, pada awalnya merupakan basis data komputer dari ribuan ekstrimis Islam, yang dilatih oleh CIA dan didanai oleh Saudi, untuk mengalahkan Rusia di Afghanistan. Hal ini terkonfirmasi pada oktober 2012, pemimpin Al Qaeda pasca tewasnya Osama bin Laden, Ayman Al Zawahiri, menyebarluaskan pesan video yang berisi pernyataan bahwa Bin Laden adalah anggota IM cabang Arab Saudi. Makanya anggota IM Saudi-lah yang terbanyak bergabung saat Abdullah Azzam menyerukan jihad di Afghanistan.

Hubungan Amerika dengan Al Qaeda selalu menjadi hubungan cinta-benci. Bergantung pada apakah kelompok teroris Al Qaeda tertentu di wilayah tertentu lebih jauh dari kepentingan Amerika atau tidak, Departemen Luar Negeri AS mendanai atau secara agresif menargetkan kelompok teroris itu. Bahkan ketika para pembuat kebijakan luar negeri Amerika mengklaim menentang ekstremisme Muslim, mereka secara sadar menjadikannya sebagai senjata kebijakan luar negeri. Seperti contoh ISIS, adalah mesin teror AS, seperti halnya Al Qaeda, tentu saja akhirnya menjadi bumerang. ISIS bagian rankaian cara CIA memanfaatkan radikalisme islam. Maklum, Invasi Amerika dan pendudukan Irak tahun 2003 menciptakan prasyarat bagi kelompok-kelompok Sunni radikal, seperti ISIS, untuk berakar. Amerika, agak tidak bijaksana, menghancurkan mesin negara sekuler Saddam Hussein dan menggantinya dengan pemerintahan mayoritas Syiah. Pendudukan A.S. menyebabkan pengangguran besar di wilayah Sunni, dengan menolak sosialisme dan menutup pabrik dengan harapan naif bahwa tangan ajaib pasar bebas akan menciptakan lapangan kerja. 

Di bawah rezim Syiah baru yang didukung AS, kelas pekerja Sunni kehilangan ratusan ribu pekerjaan. Tidak seperti Afrikaner kulit putih di Afrika Selatan, yang diizinkan untuk menjaga kekayaan mereka setelah perubahan rezim, kelas atas Sunni secara sistematis kehilangan aset mereka dan kehilangan pengaruh politik mereka. Alih-alih mempromosikan integrasi dan persatuan agama, kebijakan Amerika di Irak memperburuk perpecahan sektarian dan menciptakan lahan subur subur bagi ketidakpuasan Sunni, dari mana Al Qaeda di Irak berakar dan melahirkan ISIS. Dulu sebelum 2010, ISIS adalah Al Qaida di Irak. Setelah 2010 kelompok itu mengubah citra dan memfokuskan kembali upayanya pada Suriah.

Pada dasarnya ada tiga perang yang dilakukan di Suriah: satu antara pemerintah dan pemberontak, satu lagi antara Iran dan Arab Saudi, dan satu lagi antara Amerika dan Rusia. Ini adalah pertempuran ketiga, Perang neo-Dingin yang membuat pembuat kebijakan luar negeri AS memutuskan untuk mengambil risiko mempersenjatai pemberontak Islam di Suriah, karena Presiden Suriah, Bashar al-Assad, adalah sekutu penting Rusia. Agak memalukan, banyak dari pemberontak Suriah ini sekarang ternyata adalah penjahat ISIS, yang secara terbuka mengacungkan senapan serbu M16 buatan Amerika. Kebijakan Timur Tengah Amerika berputar di sekitar minyak dan Israel. Invasi ke Irak telah memuaskan sebagian kehausan Washington akan minyak, tetapi serangan udara yang berkelanjutan di Suriah dan sanksi ekonomi terhadap Iran ada hubungannya dengan Israel. Tujuannya adalah untuk menghilangkan musuh-musuh tetangga Israel, Hizbullah Libanon dan Hamas Palestina, dari dukungan penting Suriah dan Iran.

ISIS bukan sekadar alat teror yang digunakan Amerika untuk menggulingkan pemerintah Suriah; itu juga digunakan untuk menekan Iran.  Terakhir kali Iran menginvasi negara lain adalah pada tahun 1738. Sejak kemerdekaan pada tahun 1776, AS telah terlibat dalam lebih dari 53 invasi dan ekspedisi militer. Terlepas dari apa yang diteriakkan oleh perang media Barat yang Anda yakini, Iran jelas bukan ancaman bagi keamanan kawasan, Washington tetap melakukannya. Sebuah Laporan Intelijen yang diterbitkan pada 2012, yang didukung oleh enam belas badan intelijen AS, menegaskan bahwa Iran mengakhiri program senjata nuklirnya pada tahun 2003. Kebenarannya adalah, ambisi nuklir Iran mana pun, nyata atau yang dibayangkan, adalah akibat dari permusuhan Amerika terhadap Iran, dan tidak sebaliknya.

Amerika menggunakan ISIS dalam tiga cara: untuk menyerang musuh-musuhnya di Timur Tengah, untuk bertindak sebagai dalih bagi intervensi militer AS di luar negeri, dan di rumah untuk menimbulkan ancaman domestik yang dibuat, digunakan untuk membenarkan perluasan pengawasan domestik invasif yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan secara cepat meningkatkan kerahasiaan dan pengawasan pemerintah, pemerintahan Obama meningkatkan kekuatannya untuk mengawasi warganya, sementara mengurangi kekuatan warganya untuk mengawasi pemerintah mereka. Terorisme adalah alasan untuk membenarkan pengawasan massa, dalam persiapan untuk pemberontakan massal. 

Apa yang disebut "Perang Melawan Teror" harus dilihat apa adanya: dalih untuk mempertahankan militer AS yang terlalu besar dan berbahaya. Dua kelompok paling kuat dalam pembentukan kebijakan luar negeri A.S. adalah lobi Israel, yang mengarahkan kebijakan Timur Tengah A.S., dan Kompleks Industri-Militer, yang diuntungkan dari tindakan-tindakan kelompok sebelumnya. Sejak George W. Bush mendeklarasikan "Perang Melawan Teror" pada Oktober 2001, pembayar pajak Amerika harus membayar sekitar 6,6 triliun dolar dan ribuan putra dan putri yang jatuh; tetapi, perang juga telah menghasilkan miliaran dolar bagi elit militer Washington. Faktanya, lebih dari tujuh puluh perusahaan dan individu Amerika telah memenangkan hingga $ 27 miliar dalam kontrak untuk bekerja di Irak dan Afghanistan pascaperang selama tiga tahun terakhir, menurut sebuah studi baru-baru ini oleh Pusat Integritas Publik. Menurut penelitian tersebut, hampir 75 persen dari perusahaan swasta ini memiliki karyawan atau anggota dewan, yang baik melayani, atau memiliki hubungan dekat dengan, cabang eksekutif pemerintahan Republik dan Demokrat, anggota Kongres, atau tingkat tertinggi dari militer.

Semua aktifis IM sudah bermetamorfosa menjadi berbagai gerakan dan kelompok. Itu karena CIA menjadikan mereka proxy dengan memberikan dana dan senjata, termasuk ISIS, Namun AS tidak segan segan menghabisi mereka bila terjadi pembelotan terhadap agenda AS di Timur Tengah. ISIS kini sudah musnah, namun kapanpun AS bisa kembali menghidupkan ISIS, bila kepentingannya terancam di Irak atau Suriah.

Islamisme di Indonesia.
Anies Matta waktu tahun 2008 pernah memuji Osama Bin Laden. Padahal Osama Bin Laden adalah Al Qaeda, yang berbeda dengan PKS terafiliasi dengan ikwanul muslimin ( IM ). Lantas mengapa sampai Anies Matta memuji Osama Bin Laden? Karena memang idiologi AL Qaeda khsusunya Osama Bin Laden itu berakar dari ikhwanul muslimin. Tokoh PKS sangat terinspirasi dengan ulama IM, termasuk Anies baswedan. Bahkan tokoh otak lahirnya ISIS, Abu Ali al-Anbari juga pengikut pemikiran dari Ulama IM. 

Pendiri HT ( Hizbut Tahrir) ,  syaikh Taqiyudin an-Nabhan, termasuk yang terinspirasi dengan pemikiran dari Hassan Al Banna. Yang ingin mengembangkan pemikiran Islam untuk berdirinya khilafah. Namun an-Nabhan menolak pemikiran dari Sayyid Qutb untuk melakukan penyebaran pemikiran itu lewat aksi kekerasaan. Dia ingin berjuang dengan cara damai. Walau HT mengharamkan Partai, namun demi bersiasat berjuang merebut kekuasaan, mereka juga bisa saja mendirikan partai atau beraliansi dengan Partai islam yang mau menjalankan agendanya. 

Tetapi di Indonesia HT tidak bisa beraliansi dengan PKS. Namun dengan organisasi radikal yang tergabung dalam Forum Ulama Indonesia, FPI,Mujahideen Indonesia Barat, Mujahideen Indonesia Timur, Jamaah Tawhid Wal Jihad, Forum Aktivis Syariah Islam, Pendukung dan Pembela Daulah, Gerakan Reformasi Islam, Asybal Tawhid Indonesia, Kongres Umat Islam Bekasi, Umat Islam Nusantara, Ikhwan Muwahid Indunisy Fie, Jazirah Al-Muluk Ambon Ansharul Kilafah Jawa Timur, Gerakan Tawhid Lamongan, Khilafatul Muslimin, Laskar Jundullah, DKM Masjid Al Fataa, RING Banten Jamaah Ansharut Tauhid, Halawi Makmun Group, HTI sangat besar pengaruh pemikirannya. Terus menjadi ancaman paham nasionalisme berdasarkan Pancasila. 

Hebatnya pemikiran dari Ulama IM adalah mereka sangat moderat dalam satu sisi dan sangat radikal di sisi lain. Itu perpaduan Al Banna dan Qutb. Contoh dia menghalalkan minuman keras asalkan alkoholnya rendah. Dari teman aktifis Islam, saya dapat pemahaman tentang dalil membolehkan melakukan apa saja untuk bersiasat dalam berjihad. Termasuk kerjasama dengan orang Kafir dan atau syiah sekalipun. Bahkan para kader yang punya posisi sebagai pejabat pemerintah boleh korup asalkan uang korupsi dipakai untuk berjihad, demi tegaknya syariah Islam. Pengikut boleh merampok orang kafir asalkan untuk tujuan berjuang. Karenanya tidak sulit bagi CIA membeli mereka untuk tujuan politik AS. 

Yang aktif langsung dalam aksi teror adalah Pertama adalah kelompok Jemaah Anshorut Daulah (JAD) dengan pemimpin ideologisnya yakni Aman Abdul Rahman. Kelompok ini memiliki tokoh di Suriah yakni Abu Jandal. Kelompok kedua adalah kelompok Bahrun Naim. Kelompok ini berbeda dengan JAD, memiliki jaringan sendiri. Seperti tim Hisbah di Solo serta kelompok HTI yang bergerak dengan Bahrun Naim. Kelompok ketiga ada nama Bahrun Syah. Ia adalah tokoh penting ISIS Indonesia pada 2017. Namun di Indonesia kelompok ini tidak banyak pengikutnya. Kelompok Bahrun Syah di Indonesia banyak beroperasi di Poso dan Mindanau, Filipina.

DPR periode sebelumnya, era Fadli Zon, pada Mei 2015 pernah menyerahkan bantuan sebesar 20.000 USD kepada FIPS ( Forum Indonesia Peduli Syam)  dan diterima oleh Angga Dimas dari HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia). Angga Dimas tercatat sebagai daftar anggota Al Qaida. Dia bersama Bachtiar Natsir masuk dalam dafter teroris international. Apa itu FIPS? FIPS merupakan forum yang menggabungkan beberapa “lembaga yang peduli pada Palestina dan Suriah”, antara lain Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), KISPA, HASI, Sahabat Al Aqsha, Sahabat Suriah, Spirit of Aqsha hingga organisasi wartawan Jurnalis Islam Bersatu (JITU). Tahun jayanya ISIS 2015, FIPS membuat situs bernama bumisyam.com dan bila kita membaca artikel-artikel di situs itu terlihat jelas keberpihakan mereka kepada “mujahidin”, antara lain Ahrar Syam, Jabhah An-Nusrah, dan Jundul Aqsa. Namun situs itu sekarang sudah tidak bisa diakses. Tahun 2016 mereka ada di balik demo akbar 411 dan 212 menyerang istana dengan alasan penodaan agama oleh Ahok.

Bukan rahasia bila Amerika Serikat juga secara terbuka mendukung Sarekat Islam melawan Sukarno di Indonesia. Dan di Era Soeharto, memang tidak ada riak berarti gerakan Islam karena Soeharto adalah proxy AS. Namun di era Reformasi, gerakan islam tidak bisa dilepaskan dari proyek kepentingan geopolitik dan geostrategis AS, yang ingin mengontrol pemeritahan demokratis. Itu sebab politisasi Islam mendapat lahan subur untuk berkembang, sebagai penyeimbang dari paham nasionalisme. Selagi konflik dan terror  terus terjadi, selama itu juga posisi tawar AS tetap besar di Indonesia, siapapun rezim yang berkuasa.

Setelah ISIS kalah.
Sejak tahun 2017 kita mendengar istilah bendera Tauhid, dengan istilah bendera hitam. Dalam banyak kegiatan bendera hitam itu berkibar. Pemerintah tidak bisa melarang karena itu kalimah tauhid. Walau sebetulnya itu tidak sesuai dengan semangat kebangsaan yang hanya mengakui bendera merah putih. HTI tidak mengatakan itu benderanya. Menurutnya HTI, itu bendera Rasulullah. Tetapi itu tidak punya argument yang kuat. Sebetulnya bendera Tauhid yang berwarna hitam itu adalah mitos tegaknya kejayaah khilafah islam. Mitos yang dibahas secara luas, tentang ramalan “Panji hitam akan keluar dari Khorasan" di akhir zaman.

Ramalan tersebut berasal dari revolusi Abbasiyah abad ke-8, sebuah revolusi yang dimulai di Khorasan dan melihat akhir dari keistimewaan orang Arab daripada orang non-Arab di kerajaan Islam. Secara khusus, penyebutan hadis memberikan referensi kekuatan tambahan. Simbologi bendera hitam ini penting bagi jihadis sejak kali pertama di kibarkan di Afghanistan, yang merupakan bagian dari Khorasan, di tahun 80-an melawan Soviet sampai sekarang. Literatur apokaliptik Islam telah menjadi tema sentral bagi beberapa kelompok jihadis di seluruh dunia.

Kalau istilah khilafah versi HT tidak punya dalil kuat dalam Islam, dan masih banyak perbedaan pendapat di kalangan umat islam, namun panji hitam Tauhid punya landasan sejarah untuk Narasi bangkitnya khilafah islam yang pernah berjaya. Istilah Khorasan digunakan oleh kelompok-kelompok Jihad modern, terutama yang berbasis di luar negara-negara Arab. Sebagian besar anggota Al Qaeda berasal dari khorasan ini. Kelompok jihadis di Pakistan juga menggunakan label Khorasan, bendera Tauhid, bendera hitam. Tapi di Suriah istilah khorasan tidak begitu populer karena kelompok jihadis lebih banyak orang Arab. Istilah ISIS lebih dominan.

Sejak tahun 2017, sejak ISIS kehilangan sebagian besar wilayahnya, Istilah bendera hitam, bendera tauhid ini mulai tampil kepermukaan dalam narasi pejuang syariah islam. ISIS bisa saja hilang dari daftar teroris. Tetapi akan berganti nama lain dengan tujuan sama, yaitu menciptakan kekacauan dengan dalih perjuangan menegakan panji Islam namun sebetulnya bagian dari operasi intelijen AS. Mengapa saya simpulkan begitu? karena hanya beberapa minggu setelah iSIS tumbang, pejabat AS menyebut nama baru sebagai ancaman. Apa nama itu ? Khorasan. Kelompok khorasan ini adalah bagian dari kelompok jihadis asing di bawah Al Qaeda yang bergabung dengan kelompok Jabhat al-Nusra. Toh Jabhat al-Nusra juga bagian dari Al Qaeda.

Mungkin bagi sebagian besar orang tidak mengenal kelompok khorasan. Baiklah saya akan gambar secara ringkas apa itu Khorasan. Khorasan sebetulnya nama wilayah. Wilayah bersejarah yang meliputi Iran timur laut, Turkmenistan selatan dan Afghanistan utara. Itu sebagai bagian dari wilayah dinasti Sasan, kekaisaran Iran terakhir sebelum kebangkitan Islam. Namanya secara harfiah berarti "Negeri Matahari,”. Di zaman Khilafah Umar bin Khatap , di bawah panglima Islam, Saad bin Abi-Waqqas dan khalid bin Walid, wilayah ini bisa ditaklukan. Ini menandai berakhirnya dinasti Sasan. Setelah wilayah diambil alih, Khorasan menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah, dan dengan itu, bagian dari budaya Islam awal, dan penaklukan.

Makanya kalau anda sering melihat orang menggunakan label Tauhid hitam dalam berbagai aksesoris, itu bagian dari kampanye khorasan untuk mengembalikan khilafah islam di seluruh dunia. Tadinya mereka memuja ISIS, dan setelah ISIS kalah mereka bilang itu buatan AS, kini berbalik kepada bendera hitam bendera Tauhid. Sebetulnya bendera Tauhid itu juga creator nya adalah AS sebagai bagian dari reorganisasi besar besaran pada tubuh Al Qaeda, setelah ISIS tumbang. Itu berlaku bukan hanya di Timur Tengan tetapi di seluruh dunia dimana jaringan al Qaeda ada.

Selanjutnya nama Al Qaeda mungkin akan hilang, memori publik tentang buruk laku AS mendukung Al Qaeda dan kelompok teroris akan hilang. Kelak akan ada musuh baru : Khorasan, bendera Tauhid, bendera Hitam. Proyek baru CIA dan kekacauan baru, dengan narasi baru tentunya. Cover nya tetap sama. Islam! Makanya wacana pemulangan ex ISIS itu hanya politik. Pihak intel indonesia sudah sangat paham akan virus radikalisme ini, yang akan bermutasi jadi bendera hitam. Engga bisa dibohongi dengan ISIS sudah bubar. Mereka tobat. Itu sebabnya kita menolak EX ISIS, dan kalaupun ada WNI dari Suriah pulang dengan passport Indonesia tetap akan ditolak oleh imigrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...