Rabu, 04 Agustus 2021

Invisible power





Hape yang ada pegang itu keliatan sederhana. Tapi tahukah anda bahwa pada hape itu ada jantung yang memungkinkan sistem yang ada pada hape itu bisa bekerja. Apa itu? Listrik. Darimana sumber listrik itu? Ya dari baterai. Baterai mengaliri  listrik ke mikroprosesor ( Chip IC) yang merupakan otak dari komputer. Chip IC ini oleh manusia diprogram untuk menerima data digital sebagai input, memprosesnya sesuai dengan instruksi yang tersimpan dalam memorinya dan memberikan hasil sebagai output. 


Komputer itu punya dua fungsi yaitu menyimpan informasi dan mengendalikan. Fungsi menyimpan itu biasa saja. Hanya mengubah administrasi dari manual ke elektronik. Tetapi fungsi pengendali? nah ini mengubah banyak hal. Karena ia sudah jadi mesin smart buatan manusia yang sangat disiplin. Cara kerjanya efektif dan efisien. 


Awalnya fungsi pengendalian itu hanya sebatas informasi yang diolah dan menghasilkan output. Tapi belakangan bebarapa unsur mineral  yang dicampur menghasilkan material bisa dikendalikan lewat program komputer. Sehingga fungsi material itu tepat sesuai dengan kebutuhan. Artinya ada otak (Chip) di dalam otak ( Chip). Contoh baterai hape atau baterai kendaraan. Itu material yang berasal dari berapa mineral. Artinya baterai satu hal tapi otak baterai itu lain hal.  Lue punya SDA baterai tetapi engga bisa buat otak baterai itu sama saja boong.


Bagaimana dengan  sistem mikrokosmos ? seperti bakteri, fungi, virus, dan lain-lain ? Ternyata komputer juga mampu mengendalikannya. Bahkan komputer output dari mikrobilogi itu seperti enzim, alkohol,antibiotik, asam organik bisa dikendalikan. Hebatnya dengan adanya kemampuan komputer mengendalikan itu maka fungsi dari mikrokosmos dapat direkayasa menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia.   Contoh Vaksin astrazeneca,  itu virus buatan hasil copy paste dari RMA virus asli. Fungsinya memberikan informasi kepada sistem kekebalan tubuh.


Yang menjadi tantangan dan mengkawatirkan adalah apabila komputer dalam sistem jaringan (IT) tidak lagi sistem pengendalian terpusat. Tetapi sudah menjadi pengendali  otomatis seperti dalam sistem blockchain. Artinya user (mesin termasuk manusia, mikrokosmos ) sudah terintegrasi dalam sistem jaringan ( AI dan IoT). Bahkan cuaca atau iklim bisa direkayasa..Nah kalau itu yang terjadi maka regulasi dari otoritas atas nama agama dan UU tidak lagi efektif sebagai pengendali membangun peradaban. Manusia sudah jadi robot atau tidak bisa lagi bedakan mana robot dan mana manusia. Kekawatiran atau ketakutan akan wabah dan perubahan iklim itu adalah contoh nyata bagaimana tekhnologi menodong pemerintah ? Surrender or die..


***

Albert Hirschman mengatakan dalam esainya, Against Parsimony: Three Easy Ways of Complicating Some Categories of Economic Discourse: ketika kapitalisme bisa meyakinkan setiap orang bahwa ia dapat mengabaikan moralitas dan semangat bermasyarakat, public spirit, dan hanya mengandalkan gairah mengejar kepentingan diri, sistem itu akan menggerogoti vitalitasnya sendiri. Sebab vitalitas itu berangkat dari sikap menghormati norma-norma moral tertentu, sikap yang katanya tak diakui dan dianggap penting oleh ideologi resmi kapitalisme. Itulah sebabnya. Kalau ingin menyalurkan modal untuk kemanusiaan ( derma ) maka jangan sampai membuat penyaluran dana itu justru menciptakan kerakusan baru seperti yang dikumandangkan oleh risalah macam The Virtue of Greed dan In Defense of Greed,  kepada pihak yang penerima.


Dalam piramida business ada 12 orang menguasai perputaran uang dunia. Mereka berkumpul di Vatican. Mereka mengusulkan dibentuk Philanthropy fund untuk program charity. Sumber dana berasal dari perusahaan yang masuk daftar Top 500 fortune,  S&P 500 dan forbes. Dalam perkembangannya 12 orang ini menjadi penentu perusahaan layak masuk daftar Top 500 fortune,  S&P 500 dan Forbes. Artinya kalau ingin masuk daftar itu harus sedikitnya 3% dari laba disisihkan untuk program charity.


Sekaya atau sebesar apapun tapi tidak mau beramal, tidak akan masuk daftar top 500 dunia, Jadi 100 pengusaha Indonesia yang masuk daftar terkaya versi majalah Forbes dan Pertamina masuk Top 500 Fortune adalah  yang mengikuti standard charity investment.  Yang hebatnya charity investment itu bagian dari program philanthropy. Pada saat sekarang data dari bloomberg Global fund management, dana yang masuk katagori code humanitarian fund atau Philanthropy Fund (FF) mencapai USD 12 triilon atau 12 kali dari GNP kita. 


Yang mengkawatirkan adalah philanthropy fund sudah menjadi kekuatan politik mengendalikan kebijakan dunia (PBB)  bidang energy, lingkungan hidup, kesehatan, pangan, bahkan Good governance. Bukan rahasia umum mereka juga membiayai program demokratasisai di seluruh dunia seperti lembaga (NGO) transparansi, corruption watch, human right, dll. Secara tidak langsung mereka punya proxy sebagai pressure group terhadap pemerintah yang ngeyel.


Lantas apa keuntungan dari perusahaan yang masuk daftar itu,? Yang jelas rating surat utangnya akan bagus dan tentu lebih mudah dapatkan financial resource dalam bentuk hutang atau venture atau IPO di bursa dunia. Lebih mudah mendapatkan mitra international untuk dapatkan market dan tekhnologi. “ Mari berkembang bersama kita” demikian slogan mereka. “ Kita” itu siapa?


***

April saham Tencent jatuh 2,2%. Yuni terkejut. Karena pemegang saham pengendali menjual  2% sahamnya senilai US$ 14,7 miliar atau setara Rp 213,15 triliun (kurs Rp 14.500/US$) “ Ternyata pemengang saham pengendalinya bukan China. Tetapi Prosus.NV, perusahaan investasi terbesar di Belanda.? katanya terkejut.


“ Nah pemegang saham pengendali dari Prosus NV adalah The Vanguard Group, Inc.” Kata saya tersenyum.


“ Eh siapa lagi itu Vanguard Group? 


“ Perusahaan investasi dengan total pengelolaan asset secara global sekitar $ 6,2 triliun. Data tahun lalu. 


“ Wah, itu sama dengan 6 kali PDB kita.  12 kali PDB Malaysia.” Katanya terpesona. Dia mengangguk ngangguk. “ Nah gimana dengan Apple. Itu kan Marcap hampir USD 1 trilion atau sama dengan PDB kita. Siapa yang punya ? Lanjutnya


“ Saham pengendali Apple itu ada tiga, yaitu Vanguard Group Inc, BlackRock Inc, Berkshire Hathaway Inc. Tetapi yang terbesar dan pengendali tetap saja Vanguard Group Inc. “ Kata saya tersenyum.


“ Duh saya pikir tadi Warren Buffet dengan Berkshire Hathaway, yang kuasai Apple.”


“ Justru pemegang saham pengendali Berkshire Hathaway adalah Vanguard Group. “ Kata saya.


“ Eh alaah. Dia lagi lagi. Terus gimana Facebook.?


“ Ya facebook pemegang saham pengendalinya ada empat, yaitu Vanguard Group Inc, BlackRock Inc, FMR LLC, T. Rowe Price Associates Inc. Tetapi dari keempat itu, sebagai pengendali adalah Vanguard Group Inc. “ 


“ OMG. Kenapa semua raksasa dunia selalu Vanguard Group Inc sebagai pengendali. Terus, Microsoft gimana ?


“ Pemgang saham utamanya ada tiga, Vanguard Group Inc, BlackRock Inc, State Street Corp. Tetapi tetap saja pengendali adalah Vanguard Group Inc. “ Kata saya tersenyum.


“ Terus gimana dengan Alibaba?


“ Pemegang saham pengendalinya adalah Silver Lakes. Itupun terhubung dengan Vanguard Group Inc. “ kata saya tersenyum. 


Nama besar seperti Bill Gate, Pony Ma, Masayoshi Son, Jack Ma, Mark Zuckerberg, Warren Buffet, adalah pemilik trust dari investor. Mereka dengan ide besar dan kerja besar, berhasil membuat investor utama kaya raya. Sementara investor tidak pernah tampil dipermukaan dan tidak  masuk daftar 100 orang terkaya di dunia.

“ Siapa saja pengelola asset raksasa di dunia ini? tanya Yuni.


“ Hanya 7 Group perusahaan. “


“ Jadi seperti langit ya. Ada 7 lapis. Siapa saja?


“ BlackRock, Fidelity Investment, JP Morgan, Bank of New York, State of street, UBS, Vanguard Group. Kalau ditotal seluruh asset mereka, itu sama dengan 2/3 PDB dunia”


“ OMG, jadi merekalah penguasa dunia sebenarnya.  AS dan China tidak ada arti dihadapan mereka. Itu sebabnya Uda sangat bijak menyikapi politik dimanapun. Ternyata bandul politik itu diatur oleh 7 raksasa itu ya.” Kata Yuni. Saya hanya tersenyum.


***

Kolonialisasi era IT

Tahun 2017 staf SDM kantor saya di China memperlihatkan aplikasi algoritma profil seseorang berdasarkan akun sosial media. Dari aplikasi itu hanya dalam hitungan 1 menit bisa diketahui attitude seseorang seperti malas, passion, cerdas, penyendiri, intropet, hipokrit, kreatif dll. Masing masing ada score nya. Tingkat error 1%. Bahkan setelah itu, ada aplikasi menganalisa kinerja perusahaan. Darimana datanya? Dari data online tingkat penggunaan listrik ruang kantor dan pabrik. Penggunaan air di pabrik juga dapat dianalisa. Jadi tidak ada yang tertutup. Semua serba terbuka.


Bahkan di china pada waktu terjadi lockdown di Wuhan, pemerintah china menggunakan sosial media untuk mengetahui pergerakan mereka, sikap psikis mereka. Dari analisis algoritma itu, pemerintah mengendalikan emosi mereka lewat konten sosial media dengan menggunakan jutaan akun palsu. Sehingga masyarakat Wuhan punya penilaian positif terhadap pemerintah dan mereka bersatu untuk semangat “ Wuhan pasti menang “


Donald Trump pada  Pemilihan Presiden 2016 lalu menggunakan algoritma komputer untuk mempengaruhi pemilih akunsosial, itu dikenal dengan istilah Cambridge Analytica. Konsultan analisa, Strategic Communication Laboratories (SCL) dibayar untuk melakukan itu. Sehingga team kampanye Trumps bisa "menemukan pemilih dan mengarahkan mereka untuk beraksi".Itulah kehebatan kampanye berbasis data dan diperkuat sebuah tim yang terdiri dari para ilmuwan data dan psikolog prilaku.  Trumps yang bukan politisi bisa menang.  Padahal Trumps 8 kali bangkrut berlindung dibalik UU pailit. 


Namun bagi AS ulah Trumps itu dianggap pelanggaran etika, termasuk facebook dan YouTube yang ikut membocorkan data pemilik akun. Itu menjadi skandal yang memalukan bagi facebook. Tapi tidak bisa menganulir Trump sebagai presiden. Bahkan chaos paska Pilpres Trumps kemarin dikendalikan oleh algoritma komputer. Mendorong  orang melakukan aksi demo anarkis. Selama pandemi covid 19, ada 16 miliar konten tentang covid. Yang sehingga mampu membentuk persepsi penduduk planet bumi kepada satu arah saja, mampu mengalahkan persepsi tentang Tuhan yang sudah terbentuk ratusan abad. Mampu mengubah persepsi nasionalisme yang diperjuangkan dengan darah.


Semua pemilik sosial media seperti facebook, YouTube, tweeter, instagram dan lain lain dan penyedia platform market place pasti terhubung dengan satu group hedge Fund player, yang salah satu bagian dari kekuatan elite financial global. Itu sebabnya china melarang keberadaan akun sosial media itu. China punya sendiri akun sosial media dan hanya pemerintah yang bisa mengakses dan mengendalikannya. Mengapa ? Teman saya di china berkata “ Di era digital, sistem pertahanan nasional tidak bisa dilepaskan dari kekuatan sistem IT”. 


Saya ingat platform Covid Indonesia menggunakan Google platform cloud. Tentu pemilik platform memiliki akses penuh terhadap data orang Indonesia. Apapun bisa mereka gunakan untuk kepentingan strategis maupun politik. Secara  IT kita memang tidak lagi berdaulat. Maka dalam aspek apapun kita tergantung asing. Entah bagaimana cara berpikir elite politik terhadap amanah kemerdekaan Indonesia. ?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...