Selasa, 07 Juli 2020

Peluang Ttrumps terpilih lagi?


Berbeda dengan Indonesia di mana pemilihan presiden hanya terjadi sekali dengan pemilihan langsung oleh rakyat, di AS pemilihan presiden melalui beberapa tahapan. Capres dengan suara rakyat mayoritas belum tentu menang. Ia harus melewati proses electoral college di mana sejumlah negara bagian menunjuk utusan untuk memilih presiden usai popular vote digelar. Untuk menang, kandidat Capres harus mengamankan setidaknya 270 suara, dari total 538 suara.

Hasil survey Gallup poll, tingkat elektabilitas Trumps adalah 38%. Jauh di bawah pesaingnya, Joe Biden yang sebedar 49%. Namun dukungan dari Partai cukup besar. Persetujuan Partai Republik terhadap Trump meningkat dari 85% menjadi 91%. Sementara Partai Demokrat turun dari 5% menjadii 2%. Gallup mengatakan perbedaan 89 poin antara dukungan Partai Republik dan Demokrat adalah yang terbesar yang pernah dicatat dalam beberapa dekade pemungutan suara. Dukungannya dari pemilih independen yang digambarkan sendiri merosot dari 39% menjadi 33%.

Menurut Gallup, penurunan elektabilitas Trump terlihat jelas di berbagai subkelompok pemilih. Elektabilitas Trumps sekarang kurang dari tingkat mayoritas di antara kelompok-kelompok "yang biasanya lebih menguntungkan baginya, termasuk orang kulit putih Amerika non-Hispanik, pria, orang Amerika yang lebih tua, orang Selatan dan mereka yang tidak memiliki gelar sarjana.

Namun kalau ingin tahu peluang Trumps saya lebih berpatokan kepada Moody survey. Mengapa ? Model survei yang dilakukan Moody's telah teruji di AS sejak 1980. Dari semua survei yang dilakukan, lembaga ini hanya sekali salah menebak, di tahun 2016 soal Clinton dan kemenangan Trump. Menurut Moody's Analytics memperkirakan Presiden AS Donald Trump akan meraih kembali kemenangan dalam Pemilihan Presiden 2020. Ia bisa kembali meraih kemenangan elektoral dengan mudah. Bahkan di atas kemenangannya atas Hillary Clinton.

AS itu negara kapitalis. Pemilu pada akhirnya tergantung dari pemain bursa.  Kalau pemain bursa mendukung maka tidak sulit orang jadi presiden. Moody adalah lembaga rating international untuk surat utang. Kemenangan Trumps pada periode pertama karena didukung oleh team dari Goldman yang merupakan investment banker terkemuka di AS. Para pemain bursa ahli membangun persepsi. Karena itu instrument investasi dari kelas sampah ( junk ) sampai premium laku diperdagangkan. Apalagi membangun persepsi untuk seorang calon Presiden.  

Pemain bursa terutama pemain hedge fund punya akses ke influencer dari kalangan kampus, jurnalis, editorial, LSM, dan bahkan tokoh agama. Selagi ada harga, mereka bersedia membangun persepsi sesuai pesanan. Apalagi dengan adanya sosial media dan media digital, membangun persepsi lewat media akan lebih efektif. Mengapa pemain hedge fund mendukung trumps ? Keputusan Trumps mengeluarkan stimulus USD 3 triliun itu sangat exciting bagi pemain pasar uang. Bandul Wallstreet tergantung Trumps.  Koreksi di pasar modal 12% positip menjelang Pemilu, itu sudah memastikan kemenangan untuk Trumps. Dan pemain pasar sangat paham karakter Trumps. Mereka tahu bahwa Trumps pebisnis yang besar karena persepsi. Situasi pasar dan ekonomi akan dimanfaatkan Trumps agar menguntungkannya secara politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Memahami ekonomi makro secara idiot

  Berita media massa soal kinerja pemerintah dan terkait utang selalu bias. Bukan pemerintah bohong. Tetapi pejabat  yang menyampaikan infor...