Minggu, 18 Agustus 2024

Monster itu memangsa yang melahirkan.

 




Sebelum dan selama abad 20 sebagian besar negara, bahkan China merupakan negara agraris. Hidup dari SDA. PDB mereka belum bergantung kepada Ekspor. Masuk abad 21, tahun 2001 China bergabung dalam WTO. Awal abad 21, AS lead dunia memasuki era baru atau new world order.  Sebagian besar Industri yang sudah berkembang di AS dan Eropa mulai mengalihkan rantai pasokannya ke ASIA yang upahnya murah. Ini dimanfaatkan oleh China dengan baik. Mereka bentangkan karpet merah kepada investor asing terutama dari AS dan Eropa. Saat itu AS sangat percaya bahwa mereka akan terus lead. Maklum yang melahirkan Globalisasi adalah AS.


Globalisasi dan demokrasi adalah derivate dari Kapitalisme. AS lupa akan prinsip idiologi China bertumpu kepada tiga hal, yaitu etika, demokrasi dan Sains. Tiga hal ini  menjadi dasar China memasuki Globalisasi..  Apa yang membuat kapitalisme itu jahat karena mudah mengabaikan Etika. China perkuat UU anti monopoli dan kejahatan korporat. Apa yang berbahaya dari Demokrasi adalah terbentuknya kartel atau oligarki yang melibatkan korporate. China mengeluaran UU anti Korupsi. Kapitalisme, yang mengharuskan terjadinya proses kompetisi. Penguasaan Sains adalah kunci memenangkan kompetisi global.


Nah Ketika AS dan Eropa melakukan transformasi ekonomi dari padat karya ke padat modal dan tekhnologi, itu dimanfaatkan China dengan menekan upah murah. Lambat namun pasti tumbuh industry dan manufaktur di China secara massive. Mereka menjamin rantai pasokan terhadap Industri di AS dan Eropa. Selanjutnya, secara bergelombang perusahaan raksasa di AS dan Eropa relokasi, membangun pusat produksinya di China, sebutlah, Apple, GE, Audi, Marcedez dan lain lain. Ya motive ekonomi,  mendekati sumber daya. Sekian decade pertumbuhan ekonomi China dua digit setiap tahunnya.


Pada waktu bersamaan Lembaga riset diperkuat oleh China dengan anggaran yang terus membesar dari tahun ke tahun.  Secara terprogram sector industry tumbuh berkat riset mandiri yang mempu berproduksi beragam barang dan semakin kompit di pasar global. Lambat laut perusahaan raksasa AS diakuisisi oleh China, seperti hal IBM yang berganti Lenovo. Bahkan lewat bursa mereka akuisisi perusahaan legendaris seperti Audi dan lain lain. Tentu perusahaan ini setelah diakuisisi terjadi transformasi ala China.


Sementara AS dan Eropa tidak menyadari keadaan dimana infiltrasi ekonomi China sudah terlalu dalam masuk. Pemerintah tidak bisa melarang proses relokasi pabrik ke China. Maklum AS dan Eropa menganut demokratisasi ekonomi, yang memberikan kebebasan korporat memilih dimana mereka akan berproduksi. Tidak bisa melarang konsumen mereka lebih memilih produk China yang jauh lebih murah. Tidak bisa melarang wallstreet dan bursa utama menjadi financial resource perusahaan China. Tidak bisa melarang pasar uang lebih banyak mengalir ke China.


Setelah kejatuhan Lehman, yang berdampak luas terhadap ekonomi Eropa dan negara satelit AS seperti Korea, jepang dan lainnya. AS dan Eropa belum juga sadar bahwa mereka sudah disalip China. Justru mereka masih yakin tetap lead terhadap globalisasi. Tidak ada upaya strategis untuk melakukan koreksi dan transformasi. Mereka malah terjebak dengan program populisme lewat stimulus ekonomi yang bersifat inflatoir dan fake growth. Paska COVID, baru AS dan Eropa menyadari bahwa mereka telah kehilangan nilai nilai lama sebagai bangsa pembaharu dan pionir.


Kini AS dan Eropa yang dulunya mengalihdayakan produksi ke lokasi yang lebih murah di Asia, kini mencoba membentuk kembali rantai pasokannya sendiri atau nearshoring. Berusaha tidak tergantung pada rantai pasokan China. Pada waktu bersamaan mereka menaikan tarif impor atas produk China. Tetapi AS dan Eropa lupa lagi. Karena adanya globalisasi, sejak tahun 2008, sudah banyak relokasi industry padat karya China ke Asean, Amerika latin dan anak benua Asia. Bahkan sampai ke Afrika. Kalaupun  ada restriksi tarif tentu tidak ada pengaruhnya secara significant. Apalagi dengan adanya tekhnologi AI, proses produksi semakin murah. 


Tidak ada yang salah dengan struktur ekonomi ERopa dan AS. Semua well organize dan well design. Itu bisa dimaklumi karena dari merekalah lahirnya Globalisasi. Dengan misi dan visi We are the world. Membuat dunia dalam satu platform menuju kehidupan  masa depan yang lebih baik atau seperti makna MDGs. Namun mereka lupa dibalik kemelimpahan dan kemudahan mesin kapitalisme itu, ada polusi yang berbahaya. Apa itu? Moral hazard. Melahirkan pemerintahan rendah etika, demoralisasi demokrasi dan rendah spirit sains dalam menyelesaikan masalah ekonomi, sosial dan politik. Apa pasal? Korupsi, kolusi dan nepotisme. Karena itu globalisasi yang dilahirkan AS menjadi Monster yang  memangsa diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Dampak kebijakan Trump ..

  Trump bukanlah petarung sejati. Dia tidak punya seni bertahan sebagai seorang petarung yang punya ketrampilan bela diri dan kesabaran. Ret...