Kamis, 18 April 2024

Yield dan trust ?

 



Dalam dunia investasi pada surat utang dikenal dengan istilah Kupon  dan Yield atau imbal hasil.  Kupon itu bunga tetap. Biasanya dibayar per 6 bulan. Pada pasar perdana SBN dijual bisa saja par ( seharga nominl ) kalau permintaan normal. Tapi kalau permintaan rendah ya bisa dibawah Par ( dibawah harga nominal ) atau kalau pemerintaan tinggi, harga bisa saja diatas par ( diatas harga nominal ). Jadi tergantung market.  


Dan Yield terjadi ketika masuk ke pasar sekunder lewat mekanisme trading. Kan tidak semua investor yang pegang SBN mau tunggu sampai jatuh tempo. Bisa saja mereka jual untuk dapatkan uang tunai. Nah dari mekanisme trading ini terbentuklah harga obligasi. Semakin tinggi yield semakin banyak yang mau jual. Kawatir akan default. Semakin rendah yield semain banyak permintaan. Karena motive profit taking. Sederhananya rumus yield itu adalah  nilai kupon dibagi dengan harga obligasinya.


Apa yang mempengaruhi harga SBN ? ada banyak faktor yang memengaruhi harga, mulai dari suku bunga acuan. Nilai tukar rupiah yang melemah, dan imbal hasil ( Yield) acuan (benchmark) obligasi pemerintah bertenor 10 tahun.


Apa yang terjadi sekarang terhadap pasar SBN ? Imbal hasil ( Yield)  SBN tenor 10 tahun terpantau melonjak hampir ke level 6,88% pada Selasa (16/4/2024). Imbal hasil ini merupakan yang tertinggi sejak 14 November 2023 atau dalam sekitar 5 bulan terakhir. Kenaikan yield SBN, yang mengindikasikan harga turun, akibat aksi jual investor. Kawatir default.  Kurs semakin melemah sudah out of control, karena band jual dan beli lebar sekali. Mengindikasikan tingkat TRUST  terhadap IDR rendah.


Secara teori, bila suku bunga acuan BI turun, harga SBN di pasar sekunder bisa naik. Mengapa? SBN  memiliki kupon yang bersifat tetap -- tidak turun bahkan saat acuan turun -- dan ini bisa menguntungkan bagi investor. Yang jadi masalah, BI tidak mungkin menurunkan suku bunga selagi the fed tidak turunkan suku bunga. Ya motif menjaga Differential ratio antara Rupiah dan USD. Artinya kalau suku bunga Indonesia lebih rendah dari the FED ya orang geser uangnya ke USD. Dampaknya rupiah bisa terjun bebas. Memang dilematis. Karena kelola keuangan dan moneter selama ini onani sabun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Perjalanan China jadi raja Agro dunia.

  Tahun 1930, Pei-sung Tang dan Tsung-Le Loo kembali ke China. Tadinya Pei Sung Tang sekolah dan terlibat dalam Litbang Pertanian Modern di ...