Sabtu, 10 Juli 2021

Jadilah diri sendiri.

 






Ada teman. Dia sangat piawai main piano. Ternyata dia lulusan akademi musik. Pantas saja bukan hanya jago main piano tetapi juga wawasan musik juga hebat. “  Piano itu bisa dipelajari. Tetapi kehebatan seseorang berpiano terletak kepada improvisasinya. Improvisasi itu karena pikiran kita bebas dan terukur. Ya seimbang“ Katanya. Tetapi hobi main piano itu tidak dia gunakan untuk cari uang. Dia justru terjun ke dalam bisnis portfolio private equity. Tetapi justru talenta piano itu membuat dia keliatan  cerdas mengelola portfolio. 


Ada teman jago melukis. Itu kebiasaan dia sejak kecil yang memang doyan melukis. Tetapi dia tidak cari uang dari melukis tap bisnis property. Apa katanya “ justru karena wawasan melukis itu saya percaya tidak ada rencana pembangunan property yang salah.  Dalam melukis tidak ada toresan kuas yang salah. Yang salah itu bila kita tidak focus dan berhenti. Selagi kita terus bergerak. Apapun itu pasti akan berhasil walau tidak semua harus sesuai dengan design awal. Orang bijak berkata “ Seni adalah ketidak sempurnaan yang memungkinkan kita menyadari tentang kebenaran”


Setiap kita terlahir adalah seniman. Hanya saja perkembangan kita tidak menjamin  kita tetap berjiwa seni. Mengapa ? karena pengaruh dogma yang disampaikan lewat pendidikan dan propaganda dalam berbagai bentuk yang sehingga kita kehilangan jiwa seni. Kehilangan kebebasan berkreasi menggunakan kecerdasan kita sebagai manusia. Jangan kaget kalau  kebebasan bekreasi hilang maka kita juga kehilangan akal sehat. Hidup kita di create orang lain. Secara kolektif kita terjebak dalam komunis zombil. Komunita tanpa jiwa bebas.


Tanpa disadari anda merasa tidak nyaman kalau ke masjid engga pakai baju gamis. Atau tidak yakin aman kalau tidak pakai jilbab. Tidak merasa pede kalau berbisnis dengan aksesoris personal yang tidak branded. Dan yang lebih bahaya adalah kita stuck karena roadblock yng sudah terbentuk akibat pemikiran orang lain. Dan kita bagian dari korban sebuah komunitas yang terprogram. Padahal manusia itu sudah diprogram oleh Tuhan sebagai mahkluk freewill. Agar kita tidak follow siapapun  kecuali Tuhan. Agar kita menjadi diri kita sendiri seperti programnya Tuhan.


Ketika saya memberikan otoritas kepada James saya berkata “ Jangan berjalan di belakang saya karena saya bukan penentu pikiranmu. Jalanlah disamping saya, sebagai sahabat saya. “ Itu juga saya katakan kepada anak anak dan istri. Mengapa? dengan kebebasan itulah mereka menjadi manusia seutuhnya dan bisa gagah menjemput takdirnya tanpa sesal. Orang yang berkeluh kesah dan menyesal, itu karena hidupnya follow orang lain. Memang menyedihkan seperti Zombie. Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter, and those who matter don't mind.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mengapa negara gagal ?

  Dalam buku   Why Nations Fail  , Acemoglu dan Robinson berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan kemakmuran atau kemiskinan suatu negara d...