Kamis, 06 Agustus 2020

XI Jinping yang bangkit dari revolusi kebudayaan.



Dia lahir tahun 1953. Sebagai anak dari keluarga elite partai komunis, kehidupan masa kanak kanaknya seperti kebanyakan kaum bangsawan di China. Roti dan keju adalah makanan kesehariannya. Berpakaian seperti kaum bangsawan. Berbeda dengan rakyat jelata. Namun tahun 1960an ketika awal revolusi kebudayaan dicanangkan Maosetung, ayahnya ditangkap. Karena dianggap anti program partai. Fitnah itu sangat kejam. Padahal ayahnya termasuk salah satu pendiri Partai Komunis. Ayahnya dipenjara. Sementara dia  harus masuk program “ pendidikan ulang”. Kerja paksa di pedesaan terpencil. 

Pada tanggal 23 Januari 1969, dia berangkat bersama beberapa pemuda yang masuk program brainwashing partai. Desa terpencil itu tidak ada fasilitas listrik dan tidak ada toko. Jalan desa hanya berupa tanah. Yang musim hujan akan jadi kubangan. Musin panas akan berdebu. Dia tinggal di sebuah rumah gua yang digali di lereng bukit. Sebuah papan kayu berfungsi sebagai pintu masuk ke gua. Interior rumah itu dilapisi kertas. Tempat tidur dari bata tanah liat. Alas tidur dan selimut dari jerami.  Dia tinggal berlima  bersama  temannya selama lebih dari dua tahun. Bakat kepemimpinan sudah nampak ketika itu. Temannya yang lain membiarkan dia tidur dekat perapian. Kemudian dia pindah ke rumah penduduk. Namun tinggal di paviliun bersama   hewan ternak. Itu berlangsung lima tahun.  

Awal kedatanganya yang membuat ego bangsawannya luluh adalah ketika dia memberi seekor anjing dengan bekal roti tersisa yang dibawanya dari Beijing.  Orang kampung bertanya tanya. Apa itu roti ? Mereka tidak pernah tahu roti, apalagi memakannya. Di desa dia merasakan dan menyaksikan betapa rakyat sangat miskin. Ada istilah dalam kegetiran. Di bulan Januari kamu kaya, di bulan Februari miskin. Dan sekitar bulan Maret atau April, kamu setengah mati. Yang dimakan petani adalah bubur tepung jagung, gandum, dan millet. Di musim semi, ketika masyarakat kehabisan makanan, untuk bertahan hidup orang-orang memakan tumbuhan dan tumbuhan liar. Tetapi sebagian orang harus menahan selera agar bisa menabung makanan untuk para pekerja di ladang. Perempuan dan anak-anak harus hidup kekurangan gizi.


Apa yang dilakukan oleh dia kepada rakyat pedesaan?. Dia membangun sumur agar rakyat aman dari musim kering dan menerapkan tekhnologi tepat guna agar mudah menimba air.. Prinsipnya orang China ketika minum air yang di ingat adalah siapa menggali sumur.  Dia juga membantu petani menerapkan tekhologi tepat  guna dalam bercocok tanam dan panen. Ketika dia dapat hadiah dari partai berupa motor, dia gunakan motor itu untuk menggerak mesin giling gandum dan jagung.  Di kamp kerja paksa. Dia bekerja keras di ladang, lebih keras dari pemuda lainnya. Karena dia sadar produksi itu membatu petan makan. Sifat rendah hati membuat dia disukai oleh semua rakyat desa.

Selama tujuh tahun dalam program brainwashing, terjadi perubahan besar dalam dirinya. Awalnya sebagai anak bangsawan  dia tidak tahu bagaimana melakukan apapun dan harus bergantung pada orang lain. Tetapi kemudian, dia perlahan-lahan belajar banyak hal. Dia bisa melakukan apa saja. Misalnya, dia bisa memintal benang. Walau masih belum pandai merajut kaus kaki wol. Tapi dia bisa memperbaiki robekan pakaian dengan baik. Bila awalnya kulitnya alergi dengan kutu jerami. Namun lambat laun kulitnya sudah terbiasa. Tidak lagi alergi. Darah bangsawan tidak lagi mengalir dalam dirinya. Dia sudah jadi rakyat jelata.

Pada tahun 1975 dia akhirnya mendapat izin untuk kembali ke Beijing. Tak lama kemudian, ayahnya sepenuhnya direhabilitasi dan dibebaskan dari penjara. Deng Xioping adalah sahabat ayahnya yang juga dipenjara bersama ayahnya, dibebaskan. Deng diangkat sebagai Presiden. Ayahnya mendapat posisi sebagai wakil PM. Dia mendaftar  di Universitas Tsinghua jurusan Tekhnik Kimia. Tahun 1979 dia bisa menyelesaikan pendidikanya.

Setelah lulus sarjana kimia  masuk dalam jajaran Partai Komunis. Antara 1979 dan 1982, dia bertugas di Komando Militer Pusat di kantor wakil perdana menteri, mendapatkan pengalaman militer yang berharga. Pada saat itulah dia menikahi istri pertamanya, Lingling, putri duta besar Tiongkok untuk Inggris Raya. Tetapi pernikahan itu kandas setelah beberapa tahun. Dari tahun 1983 hingga 2007, dia menduduki posisi kepemimpinan di empat provinsi, dimulai dengan Hebei. Selama masa jabatannya di Hebei, Xi melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan tinggal di Iowa bersama keluarga Amerika, mempelajari modernisasi  pertanian dan pariwisata.  

Setelah kembali dari AS, ia menjabat sebagai wakil walikota Xiamen di Fujian. Tahun 1987 setelah menduda, dia menikah dengan  Peng Liyuan, yang juga perwira tinggi angkatan darat di Tentara Pembebasan Rakyat. Mereka memiliki seorang putri, Xi Mingze, yang belajar di Universitas Harvard dengan nama samaran.

Setelah itu karir terus melesat, dengan posisi sebagai gubernur provinsi Fujian dan Zhejiang. Kemudian sekretaris partai pada  wilayah tersebut. Pada 2007, terjadi skandal dana pensiun mengguncang kepemimpinan Partai di Shanghai. Dia dipercaya  sebagai sekretaris partainya. Tugasnya menghabisi semua kader partai yang terlibat korupsi. Dia sukses dengan gemilang. Selanjutnya Shanghai bisa bangkit dengan reputasi baru sebagai financial center berkelas dunia. Tahun 2007 juga dia diangkat sebagai anggota tetap  Komite Polit Biro Partai. Tahun 2008 dia bertugas mempersiapkan olimpiade musim panas Beijing. Olimiade itu sukses dan paling spektakuler sepanjang sejarah Olimpiade.

Pada awal 2012, dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama dan anggota kabinetnya. Dia juga melakukan perjalanan nostalgia kembali ke Iowa dan kemudian mengunjungi Los Angeles. Selama kunjungannya, dia berbicara tentang meningkatkan kepercayaan dan mengurangi kecurigaan antara kedua negara sambil menghormati kepentingan satu sama lain di kawasan Asia Pasifik.

Pada 15 November 2012, dia terpilih sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis dan ketua Komisi Militer Pusat. Dalam pidato pertamanya sebagai sekretaris jenderal, dia keluar dari tradisi kuno. Dia terdengar lebih seperti politisi Barat, berbicara tentang aspirasi orang kebanyakan dan menyerukan pendidikan yang lebih baik, pekerjaan yang stabil, pendapatan yang lebih tinggi, jaring pengaman pensiun dan perawatan kesehatan yang lebih dapat diandalkan, kondisi kehidupan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih baik. Dia juga berjanji untuk memberantas korupsi di dalam pemerintahan di tingkat tertinggi. Dia menyebut visinya untuk bangsa sebagai "Impian Cina".

Pada 14 Maret 2013, sampailah dia diatas puncak piramida kekuasaan China. Dia terpilih sebagai presiden Republik Rakyat Tiongkok, posisi seremonial sebagai kepala negara. Dalam pidato pertamanya sebagai presiden, dia berjanji untuk memperjuangkan kebangkitan bangsa China dan kedudukan internasional yang lebih menonjol. Siapakah dia ? Dia adalah Xi Jinping. Pada wawancara 2004, arsip televisi, Yan'an: "Ide dasar saya terbentuk di dataran tinggi Shenbei. Seluruh jalan hidup saya ditentukan di sana.” Katanya. Itu mengingatkan masa 7 tahun terpanjang dalam pendidikan karakter, proses revolusi mental. Bahwa dia adalah rakyat jelata, bukan kaum bangsawan. Programnya adalah program rakyat. Para insinyur China dan sarjana China harus bisa menterjemahkan semua keinginan rakyat dan memastikan terjadi emansipasi dari rakyat. 

Di era  Xi Jinping, revitalisasi perumahan desa dilakukan secara luas dengan total 53 juta unit. Reviltalisasi desa dengan standar kota dan modern. Petani tidak lagi dipajaki dan dibebaskan sewa tanah kepada negara. Di era dia program kembeli ke desa di canangkan dengan memberikan insentif kepada perusahaan yang mau invest di desa. Agar arus urbanisasi tidak terjadi terus menerus. Kalau petani tidak makmur, untuk apa partai komunis ada ? Demikian prinsipnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Inflasi momok menakutkan

  Dalam satu diskusi terbatas yang diadakan oleh Lembaga riset geostrategis, saya menyimak dengan sungguh sungguh. Mengapa ? karena saya tid...