Hasil survey CSIS selalu berfocus kepada keunggulan Anies. Contoh survey mereka pada bulan agustus 2022 bahwa Anies unggul (37,8%) terhadap Prabowo, Ganjar untuk kalangan pemilih usia muda dan dipastikan bisa menang dalam Capres 2024. Hal ini sama dengan tahun 2013 bulan oktober ketika CSIS melaporkan hasil survey nya bahwa Jokowi unggul (34,7% ) terhadap capres Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Wiranto, Jusuf Kalla, Megawati Sukarnoputri, Mahfud MD dan Hatta Rajasa. Terbukti walau dikroyok lawan dengan koalisi gemuk tetap aja Jokowi menang.
Saya yakin sebagian besar anda kenal Center for Strategic and International Studies (CSIS). Ya. Ia adalah lembaga think tank Amerika yang berbasis di Washington DC. Didirikan oleh Universitas Georgetown pada tahun 1962. Kegiatannya mencakup penelitian kebijakan untuk memajukan ide-ide praktis. Mereka melakukan studi kebijakan dan analisis strategis politik , isu-isu ekonomi dan keamanan di seluruh dunia, dengan fokus khusus pada isu-isu mengenai hubungan internasional , perdagangan, teknologi, keuangan, energi, dan geostrategi.
CSIS memiliki jejaring luas universitas dan lembaga penelitian di seluruh dunia, dan menyokong nilai nilai demokrasi lewat berbagai program seperti Fulbright-Hays Program, program pertukaran pelajar. Milken Institute, didirikan oleh hedge Fund player legendaris, Michael Robert Milken. World Economy Forum, didirikan oleh Klaus Schwab. Dia bukan orang biasa. Yahudi German, konglomerat financial legendaris. UN Foundation, Ted Turner, pendiri CNN. CSIS juga menjalin kuat hubungan dengan lembaga influencer politik dan lembaga survey. Di ASEAN membentuk konsorsium 10 Think thank ternama.
Di Indonesia, CSIS itu digagas oleh Pater Beek. Siapa pula Peter Beek ini? Dia sebenarnya aset dari Langley untuk operasi inteligent di Indonesia. Di era Soekarno dia punya koneksi kuat dengan TNI dan ikut terlibat melahirkan struktur Sekber Golkar, yang kemudian di era Soeharto berubah menjadi Golkar, yang selanjutnya mengawal Soeharto selama 32 tahun kekuasaan. Ali Murtopo dan LB Moerdani, yang kita semua tahu kedua orang itu adalah ahli inteligent. Mereka dibina oleh Pater Beek. Kedua mereka inilah arsitek terbentuknya CSIS di Indonesia tahun 1971. Makanya jangan kaget bila tokoh Inteligent indonesia berikutnya terhubung dengan CSIS, seperti Hendro Priyono, Sutioso, LBP dll,
Di AS, CSIS sendiri lembaga nir laba. Mereka dibiayai oleh konglomerat Migas dan tambang. Di negara manapun CSIS berada, pembiayaan dari pengusaha. Kebetulan di Indonesia dibiayai oleh kalangan pengusaha orde baru, yang sampai kini mereka masih exist dengan jaringan proxy nya yang menggurita. Tahun 80an memang mereka menempatkan para ex KAMI masuk dalam struktur bisnis seperti dikenal dengan Kongsi Delapan /Kodel , yang diantaranya adalah Soegeng Sarjadi, JK, Aburizal Bakrie, Fahmi Idris, Pontjo Sutowo,Sofian Wanandi, Abdul Latief, Jan Darmadi.
Tahun 2014, CSIS menerbitkan Buku “Menyibak Tabir Orde Baru: Memoar Politik Indonesia 1965-1998″. Salim Said, doktor ilmu politik lulusan Ohio State University, Ohio, USA, mengomentari, Ini buku amat penting. Salah satu yang membuat buku ini amat penting adalah terungkapnya sejumlah hal yang sayangnya belum sempat secara saksama diuraikan penulis. Tapi ini lalu harus ditafsirkan, Jusuf Wanandi (sebagai penulis), sadar atau tidak, memberi tugas kepada para peneliti politik dan sejarah agar meneliti dan mengungkapkan hal-hal tersebut.
Hakikat dari gerakan Reformasi adalah menumbangkan pemerintahan otoriter orde Baru dan menggantinya dengan pemerintahan yang demokratis. Selanjutnya menuntaskan pembersihan hingga ke akar-akarnya. Di antara pilar-pilar rezim Orba adalah ABRI, Golkar, Korpri yang kesemuanya sudah direformasi. Tapi orang sering lupa, bahwa pemikiran Centre For Strategic and International Studies (CSIS) yang mempengaruhi Orde baru bertahan 32 tahun dan di era reformasi mereka jadi merasa pahlawan, dan tetap jadi influencer politik di Inodnesia. CSIS bagaimanapun aset bagi kepentingan Washington terutama dalam kebijkan softpower AS.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai, Presiden Joko Widodo juga memberikan dukungan ke Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Hal itu ditunjukan saat Anies menemui Jokowi di Istana Negara setelah tak lagi menjabat Gubernur DKI Jakarta. Saya tidak mau berspekulasi. Karena politik di Indonesia memang digerakan oleh inteligent. Sulit ditebak dengan otak awam. Tapi sebagai rakyat jelantah saya sedih. Karena dalam hal politik saja kita tidak mandiri..bagaimana bisa mandiri dalam ekonomi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.