Jumat, 04 Februari 2022

Mindset rakus.

 




“ Di Indonesia ini ada yang paling aneh. Pemerintah bekerja membangun jalan dan bendungan, bandara, pelabuhan, IKN dinyinyirin terus. Teriak macam macam. Seakan kebodohan dan kesalahan ada pada pemerintah. Sementara 10 tahun era SBY, uang dibakar untuk subsidi BBM ribuan triliun, tidak ada yang protes. Semua yang protes sekarang itu hidup di era SBY. Bahkan partainya berkoalis dengan SBY. Mereka happy aja. Jadi sebenarnya ini bukan lagi soal politik tetapi mental rakus. “ Kata saya kepada Oma tadi malam sebelum tidur.


Tahu rakus itu apa ? Rakus adalah sifat yang ogah kerja keras, ogah berproses melewati hambatan, tetapi pengen dapatkan uang cepat. Engga penting uang itu dapat dari ngemis. Engga penting uang itu dari subsidi negara. Engga penting uang itu didapat dari korupsi, nipu atau modus. Apapun yang memberikan ilusi kemudahan jadi orang kaya pasti diikuti. Kalau ada yang sulit pasti dihindari. Makanya jangan kaget akun selebritas paling banyak diikuti. Entah selebiritas panggung artis atau ustad atau pengkotbah. Semuanya heboh.


Akibat sifat rakus itu, batas orang baik dan jahat sulit sekali dibedakan. Karena semua mereka punya mindset sama. Sama sama pengen cepat kaya dan mudah. Kalau gagal, sama sama punya sifat ngeluh. Marah engga jelas. Nyeletuk perasaan irasional. Pemerintahlah engga adil. Orang kaya yang tidak mau berbagi. Kemudian pasti berujung kepada agama. Jadi hakim soal dosa orang lain. Jadi hakim perlunya perubahan sistem. Sementara mereka tidak kemana mana. Hanya berputar putar dari depan rumah dan dapur saja nunggu BLT pemerintah atau jamaah atau bouhier.


Kini di China banyak studio film dan TV yang sepi produksi. Akun seleb dan influencer sepi like. Karena pemerintah hapus fiture like. Artis hanya boleh dapat honor maksimum 40% dari budget produksi. Tidak boleh jadi bintang iklan yang mempromosikan hedonisme. Kini rumah produksi dan studio kesulitan dapatkan artis. Apakah mati bisnis hiburan? Tidak. By process terjadi transformasi. Yang tampil adalah mereka yang lulusan akademi teater. Film sudah jadi industri. Ukurannya bukan lagi cantik dan gateng. Tetapi passion orang terhadap pekerjaannya. Mereka pasti tidak rakus. Begitu cara China memerangi pengaruh buruk  yang membuat orang rakus.


“ Orang gagal dan sukses itu hanya karena berbeda mindset. Orang sukses melihat pekerjaan adalah ibadah. Sekeras apapun hambatan dan kesulitan, walau harus kerja diatas 10 jam tidak akan membuat mereka mengeluh. Punya uang banyak mereka tetap sederhana.  Selalu bersyukur setiap waktu. Tetapi orang gagal, apapun dikeluhkan, termasuk pekerjaan dan rezeki yang tersedia. Kurang bersyukur. Selalu melihat rumput tetangga. Selalu menengadah keatas. ..Dah gitu aja. Oma tersenyum dan memeluk saya. “ Ya gua percaya aja, mau salah atau benar, kalau laki gua ngomong pasti gua patuhi. Daripada ustad seleb”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mengapa negara gagal ?

  Dalam buku   Why Nations Fail  , Acemoglu dan Robinson berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan kemakmuran atau kemiskinan suatu negara d...