Senin, 03 Juni 2019

Mencoba Memahami Mu (1)


Kisah  yang saya tulis berjudul “ Mencoba Memahami Mu" adalah kisah seputar wirausaha, yang memuat tentang kejujuran, kesabaran dan semangat. Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.***


”Ini kali pertama aku datang ketempat ini. Inikah tempat persembuyian mas ?.” Kata Maria sambil memandangi sekitar tempat itu. Sebuah villa yang berada diatas bukit yang serba hijau, Sekeliling Villa di tanami bunga. Seakan Villa ini berada ditengah taman. Romantis sekali Budi memilih tempat ini.

”Saya juga. Ini tempat sengaja Saya pilih agar kita bisa bicara tanpa ada kenangan masa lalu.?” 


“ Hmmm..Masa lalu ? Belum juga setahun.“ 

“ Tapi setahun juga kan waktu..”

“ Terserah Mas ajalah.”

“ Kamu merindukan saya ? 


“ Kenapa tanya ? Apakah Mas sedang mentertawakan aku ?

“ Tidak. Saya hanya sekedar bertanya. Engga boleh ?

“ Terserah Mas ajalah,” Kata Maria acuh.

“ Ketus amat sih. Lihat saya sekarang ada di hadapanmu. Tidak kah kau merindukanku” Kata Budi. “ayo peluk aku,” Kata Budi sambil merentangkan kedua tangannya. Maria merebahkan kepala di dada Budi. Mata Maria terpejam “ Lama sekali...” Katanya pelan seakan bicara kepada dirinya sendiri. “Betapa aku sangat merindukanmu Mas. Namun karena sifat egoisku, aku bertahan untuk tidak ingin bertemu dengan mu. Setahun rasanya beabad abad. Aku selalu menanti Mas telp aku.  aku selalu menantinya. Seperti sekarang ini. Kata Maria. 


Kemudian Maria melepas pelukannya, Budi tersenyum menatapnya. Wajah mereka dekat sekali.  “Mata itu bicara. Mata itu merindukan. Mata itu dahaga ku. “ Kata Maria dalam hati. Dia segera melepas pagutan tangannya dari Budi, dan menjauh kearah Jendela. Maria dan Budi sudah saling kenal satu sama lain. Tak ada rahasia diantara mereka. Maria merasa dia telah ada dalam tubuh Budi beratus-ratus tahun yang lalu. Maria tahu sekali pertemuan ini harus terjadi dan entah kenapa dia percaya sejak awal bahwa dia tidak akan secure hidupnya tanpa Budi. 

“Kamu seperti orang patah hati deh...” kata Budi

” Memang. Mas juga seperti orang stress.?” 

”Memang. Jadi kita sama- sama orang cacat neh?” 

”Cacat?”

” Iya, cacat emosi.” 


Mereka tertawa bersama. Dulu atau sejak Maria masih menjadi eksekutif Perusahaan Budi, Maria sering punya kesempatan menikmati malam bersama Budi. Mereka menghabiskan waktu di cafe berkelas. Melihat orang datang dengan tawa dan senyum palsu. Wine berbotol dan wiski berloki loki di iringi musik jazz membuat suasana penuh kepalsuan terasanya nyata. Maria sangat suka cara Budi mentertawakan semua hal , termasuk derita. 

Bagi Budi tidak ada orang baik yang ada orang cerdas. Orang pergi ke tempat ibadah bukan karena dia ingin mencari Tuhan tapi karena stress memikirkan hidup yang tidak ramah. Mereka butuh pengalihan waktu barang sejenak agar bisa bertahan dalam kekalahan dan rasa kawatir. Juga orang yang datang ketempat hiburan. Bukan mencari kesenangan dan kebahagian dari uang berlebih. Tapi hanya sekedar lari dari kegalauan hutang yang belum dibayar, keluarga yang tak menentramkan, kompetisi hidup yang menyesakan. Semua orang berusaha recharge bateray kehidupannya, dan soal apakah itu tempat hiburan atau tempat ibadah sebagai pelarian hanyalah situasi dan kondisi kantong aja. 

” Pelangi itu indah.” Kata Maria memandang dari teras  villa kearah ujung langit. 

“ Setiap pelangi yang indah hanya akan muncul ketika hujan deras berakhir. Sama seperti manusia yang harus merasakan lelahnya usaha untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sama seperti kata pepatah "Berakit-rakit ke hulu berenang renang ke tepian", tiada mimpi yang dapat tercapai tanpa usaha yang giat dan kerja keras. Oleh karena itu, kamu harus selalu berani memwujudkan mimpimu ya! Kata Budi.

“ Tapi pelangi itu tidak lama kehadirannya.”

“ Pelangi bertahan dalam waktu yang tidak begitu lama, namun pelangi selalu memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi siapapun yang melihatnya. Begitu juga seharusnya manusia memandang bahwa hidup ini begitu singkat untuk dihabiskan dengan amarah dan benci. Genggam waktu yang kamu punya dengan erat, dan pergunakanlah itu dengan sebaik mungkin.”

“ Oh ya. Memang begitu seharusnya. lantas apa makna warna pelangi itu ? Kata Maria.

“ Setiap warna dalam pelangi punya makna sendiri, contohnya seperti merah yang melambangkan kasih sayang, kuning yang melambangkan kecerian dan semangat. Begitu juga dengan setiap manusia yang hidup, mereka juga punya cerita masing-masing dalam hidup ini. Kamu juga punya banyak kisah dalam perjalanan hidupmu bukan? Oleh karena itu, kamu tidak boleh menilai seseorang tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. Semua warna yang berbeda dalam pelangi itulah yang menciptakan pelangi menjadi fenomena alam yang begitu indah dan menawan. Keberagaman yang ada tidak boleh sama sekali menciptakan perbedaan, melainkan keberagaman adalah hal yang indah bila bersatu. Oleh karena itu, selalu rawat keberagaman yang ada di sekitar dirimu.“

“ Hanya sebuah pelangi, begitu luas maknanya. Apa hikmahnya “ kata Maria tersenyum. 

“ Kekuatan pelangi untuk menginspirasi orang memang tidak diragukan lagi. Tidak heran bila begitu banyak orang yang berhasil memunculkan ide yang beragam dari fenomena alam yang satu ini. Kamu juga harus bisa menginpirasi dan membantu satu sama lain, meskipun mungkin orang tidak menghargaimu usahamu. Ingatlah bagaimana pelangi selalu tulus kepada semua orang.”
“ Iya dech…” Kata Maria. ” Mas adalah  hadiah semesta. Aku mencintai Mas...”.

” Kamu tidak mencintaiku tapi hanya terpesona saja?”

” Mengapa Mas bilang itu ? Kita telah bersama sama lebih dari 10 tahun. Apakah itu tidak cukup bagi mas untuk mengetahui seoranga wanita mencintai atau tidak ”

” Kebersamaan 1000 tahun belum tentu ada cinta. Tapi sehari ada cinta sama dengan kebersamaan 1000 tahun. Kamu tidak pernah mencintaiku. Tepatnya kamu hanya terpesona saja. Tapi hubungan kita akan selalu baik baik saja” Kata Budi menegaskan. 
” ya sudahlah. Engga usah bahas soal cinta. “ Maria ketus.

”Baiklah. Deal “ Budi tersenyum

“ Jadi, untuk apa pertemuan ini ? Maria berkerut kening.


“ Kembali bekerja denganku.” Suara Budi dengan lembut.

“ Kantor yang lama ?

“ Ya. Tapi tugas kamu sebenarnya bukan itu. Karena kantor itu sudah jalan sistemnya. Aku inginkan kamu terlibat dalam business process pendirian pabrik. “

“ Ah itu bukan masalah serius. Mengapa harus aku ? Kata Maria penuh selidik. 


“ KIta butuh tekhnologi” Kata Budi singkat.

“ Dan Mas tidak bisa membeli teknologi itu dengan mudah kan. Seperti dulu waktu aku ditugaskan di Amrik ?

“ Tepat.” Kata budi tersenyum. Yakin Maria paham dengan tujuannya.

“ Dan mas butuh aku?”

“ Sinergi tepatnya. Saling membutuhkan.”

“ Yang pasti kalau Mas butuh orang, Mas akan bujuk orang, Termasuk aku yang sudah dibuang dipungut lagi.”

“ Jangan begitulah. Aku tidak pernah buang kamu dan tidak pernah tinggalkan kamu. Kamu yang pergi dari ku. Sekaragn aku panggil kamu, dan kamu datang. Tentu aku berharap ada deal.”

“ Aku rasa tidak ada sesungguhnya deal. Yang ada adalah aneksasi. “
“ Aneksasi ?
“ Ya karena aku tergila gila dengan Mas dan mau melakukan apa saja demi Mas, ya kan ?

“ Duh..bisa engga jangan ketus terus. Pening kepalaku, sayang”

“ Aku marah dan kesal dengan Mas tapi tidak punya alasan untuk menghilang dari Mas.”

“ Ya karena kamu mencintaiku.”

“ Naip ya.”

“ Engga juga. Lebih baik mencintai daripada membenci.Itu berkah dari Tuhan. Sabar aja. Lihat sisi lain dari hubungan kita.”

“ Entahlah…” kata Maria menoleh kesamping.

“ Jadi gimana ? mau kerja lagi engga dengan aku.?

“ Mengapa Mas harus tanya lagi. Mas kan tahu aku wanita yang terjebak dari kerakusan pria yang kucintai namun tidak pernah bisa kumiliki. Aku tidak bisa menolak. Paham!

“Paham ” Kata budi mengangguk

“ Puas !” Mata maria melotot.

“ Biasa sajalah. Aku senang aja kamu kembali.”

“ Kapan mulai kerjanya ? Kata Maria seraya duduk  disofa disamping Budi. Dekat sekali.

“ Kapan kamu siap ? “

“ Sekarang aja.” kata Maria. Nafasnya terasa menyentuh pipi Budi. Budi tidak bereaksi apapun. Pandangannya tetap kedepan. Kemudian Budi tersenyum seraya menyentuh kedua pipi Maria dengan kedua telapak tangannya. “ Kamu terlalu cantik untuk wanita etnis tionghoa. Sangat oriental. “ Maria menanti. Tapi Budi segera berdiri dari sofa dan melangkah ke arah taman. Maria mengikuti langkah Budi. 


“ Pada tahap awal kamu akan menempati Pos di Vietnam. Tugas kamu sebelum masuk ke agenda utama saya adalah melakukan relokasi pabrik di China ke Vietnam. Pastikan kamu eksis dulu. Setelah itu baru masuk agenda utama“ 

“ Operasi ini tidak melibatkan holding di Hong Kong dan tidak boleh satupun tahu. Kalau terjadi apa apa, aku yang tanggung resiko “ Kata Maria sinis.

“ Tidak akan ada resiko. Percayalah”

“ Ya aku percaya.”

“ Ya sudah. Sebaiknya kita pulang. Di jalan nanti kita bahas detail tugas kamu.

***
Malam merangkak begitu lamban di antara deru terbang burung layang-layang. Langit merah jambu menyelubung Hanoi. Hening mengepung dirinya yang terkurung di sebuah kamar hotel berbintang. Dia kembali termenung. Ingatannya pada kenangan kali pertama menjadi eksekutif Budi dan ikut bisnis trip ke Changsa. Bagi Maria itu kali pertama berkunjung. Sementara Budi, sudah puluhan kalinya. Karena dia punya pabrik filter knalfot kendaraan untuk mobil rendah emisi. Itu business proteksi. Tekhnologi dia dapat dari German dan ditingkatkan kecanggihannya di Wuhan. Berkat koneksinya dengan petinggi militer di China dia dapat konsesi business monopoli di kota itu. 

Maria terlihat takjub dengan kunjungan itu. Sepertinya Budi ingin menunjukan kepada Maria bahwa dimana saja kekuasaan bisa dimanfaatkan asalkan tahu bagaimana membeli jiwa orang. Hormati orang dan pastikan orang merasa nyaman untuk bersama kita. Setelah itu banyak hal bisa di lakukan. Itu nasehatnya kepada Budi kepada Maria.

Pada kunjungan ke Changsa itu, memang tak ada yang istimewa. Hanya sekedar kunjugan business. Dan kalaupun ada selingan, maka itu hanya jalan jalan ke mal, makan, ke spa , nonton theater, dan jika masih ada sisa waktu, nongkrong di kedai kopi. “ Aku ingin membuatmu terkesan. Ingin membuatmu merasa aku berbeda dari orang-orang yang selama ini pernah kau kenal dalam hidupmu. Aku tahu kamu sangat sulit mempercayai orang lain, sampai kamu lebih merasa nyaman dengannya. Tapi, aku yakin, kau dengan perasaanmu padaku, akan mudah mengikuti hubungan kita secara akal sehat. Mitra bisnis yang lahir dari persahabatan. Engga ada masalah kan“ kata Budi.Maria terpesona.

Di kedai kopi yang menghadap ke taman. Maria dan Budi bersediam. Melihat warna langit yang berubah perlahan. Menyaksikan terang beranjak gelap. Minum segelas air kopi seharga 15 Yuan. Mendengarkan suara pengamen yang bernyanyi. Saling bercerita tentang kehidupan masing-masing. Maria dengan keluarganya, dan Budi dengan impian-impiannya. Sejak kunjungan itu Maria lebih mengenal diri Budi. Selanjutnya dia berharap bisa pergi bersama Budi ke Eropa, Melihat keindahan Eropa seperti cerita Budi. Menjelajah kota kota eropa timur. Tapi harapan itu tak kunjung datang. Budi selalu sibuk dengan bisnisnya dan Maria juga sibuk dengan tugas sebagai eksekutif dari salah satu perusahaan Budi.

Maria menyadari bahwa bagi Budi pada akhirnya terlihat lebih nyaman bila dia tidak banyak menuntut untuk bertemu. Namun, ada hal yang menyentuh hati Maria. Budi sangat peduli dengan putrinya dari pernikahannya yang gagal. Itu sangat tulus. Maria merasa Budi sangat sempurna sebagai ayah. Padahal itu bukanlah anak kandungnya. “ Tapi sikapnya membuat aku terperangkap dalam jiwa bahwa aku memang tak berdaya. Dia memberiku kesempatan menjadi wanita dan menghormati peranku sebagai ibu dihadapan anakku. “ Kata maria dalam hati. Dia menangis. Kalau ingat semua kebaikan Budi. Tapi apakah hanya sebuah kebaikan saja. Apakah Budi tidak pernah berpikir untuk membalas cintanya atau menidurinya.?

“ Mengapa Mas tertarik denganku ? Kata Maria suatu waktu.

“ Ingat engga.” Kata Budi sambil tersenyum” Ketika kamu menuju mall tempat kita akan bertemu, aku kaget sewaktu kamu meneleponku bahwa kamu naik bus karena sulit menemukan taksi yang tidak berpenumpang. Aku lihat dari lounge hotel, kamu turun di seberang mall dan menaiki jembatan penyeberangan. Kamu bertemu denganku ekspresi khawatir. Tak kamu pedulikan keringat yang membasahi wajah dan rambutmu. Rupanya kamu setengah berlari dari pintu mal untuk bertemu denganku. Kamu segera menjabatku dan berbisik bahwa kamu khawatir pertemuan ini gagal. Karena maklum udah berkali kali kamu ingin betemu denganku.. Saat itu kamu begitu polos atau tepatnya wajah keibuan. “

“ Dan dari pertemuan itu, Aku gagal menaklukan mas sebagai konsumen.“ 

“ Ya. Tapi kamu berhasil menaklukan ego ku. Dan akhirnya kamu mendapat lebih dari yang kamu harapkan.” 
***
Terakhir bersama dengan Budi di Singapore membekas rindu dan malu. Apakah Budi bisa memahami betapa dia selalu merindukan kebersamaan dengannya?. Entahlah. Maria sadar, itu lebih baik daripada dia bersama dengan orang yang tidak dia cintai. Tapi kini entah mengapa dia juga merindukan pria lain. Pria berkwarga-negaraan Canada yang ramah dan tahu menghormatinya sebagai orang kepercayaan Budi. Kesan pertama ketika bertemu dengan Robert membuat jantungnya berdebar kuat.

Terdengar getar dari telp selular Maria.Tertera disitu nama Robert. Maria segera menerima.
" Yes Robert "

“ Hei..Maria, gimana kalau kita nongkrong di cafe. Bukankah besok kamu akan terbang ke Ho Chi Minh.”

“ Senang sekali. Kamu dimana ?

“ Aku ada di loby hotel.”

“ Segera aku turun “

“ OK”

Hati Maria terasa melambung. Kesepian di kamar akhirnya di ceriakan dengan kehadiran Robert di hotel. Apalagi ini hari terakhir di Hanoi.

“ Vietnam sekarang sedang berbenah. Ekonomi menggeliat dan pertumbuhan ekonomi pesat. Arus investasi asing semakin kencang masuk ke Vietnam. Ini karena stabilitas politik dan keamanan yang terjamin. Sehingga hampir tidak pernah ada demo buruh atau apalah. Pemerintah vietnam sangat kuat mengontrol segala galanya.” Kata Robert mengawali pembicaraan. Tetap terkesan formal namun santai.

“ Apakah di sini ada juga Organisasi Buruh ?

“ Saat ini satu satunya serikat yang diakui adalah Vietnam General Confederation of Labour. Setiap perusahaan dengan modal asing wajib mengakui organisasi yang mewakili pegawai mereka.

“ Bagaimana dengan upah buruh ?

“ Upah di Vietnam diatur sesuai distrik. Namun secara keseluruhan jauh lebih murah di bandingkan upah di Indonesia. Sebagai pembanding, upah tertinggi di Vietnam adalah Rp. 1,4 juta per bulan’

“ Wah rendah sekali. “

“ Ya bukan hanya rendah dari segi uang tapi dari segi nilai juga sangat rendah karena output nya lebih tinggi dari buruh yang ada di Indonesia. Soal output, hanya china yang bisa mengalahkan Vietnam.”
“ Sekarang saya paham, mengapa Budi pindahkan pabriknya di China ke Vietnam, bukan ke Indonesia. “

" Ya, bahkan banyak pabrik sepatu yang hengkang dari Indonesia ke Vietnam. " Kata Robert.

" Ya saya tahu itu. Makanya kalau buruh Indonesia tidak meningkatkan etos kerjanya maka akan di gilas oleh persaingan ASEAN. Apalagi sekarang sudah ada MEA"

Maria terdiam sambil sekilas memperhatikan wajah Robert. Ah, pria ini begitu santunnya terhadapku. Pikirnya. Mungkin karena Budi memerintahkan dia agar menjaga dan membantunya dan memperlakukannya dengan hormat.

“ Ceritakan kepadaku tentang vietnam. Bagaimana negara ini bisa bangkit dari puing puing perang saudara. ? Kata Maria sekedar menghilangkan kebisuan.

“ Hmm…” Robert nampak bingung dari mana harus mulai bicara. “ Baiklah, lanjut Robert. “ Kamu tahu, Pada 30 April 1975, tank-tank Vietnam Utara mendobrak gerbang istana kepresidenan di Saigon, menumbangkan rezim bagian selatan yang didukung oleh Amerika Serikat. Kemenangan itu mengakhiri sebuah perang yang telah menewaskan jutaan warga Vietnam, sekitar 58.000 tentara AS dikirim untuk menghentikan serangan komunis tersebut.

Empat puluh tahun kemudian, masyarakat menyaksikan pawai militer dan mendeklarasi kembali kemenangan komunis di bekas istana kepresidenan. Para tentara melambaikan bendera palu dan sabit dan kaum perempuan menari bertema Star Wars dengan tulisan, “Hidup Partai Komunis Vietnam”. Dalam sebuah pidato yang disiarkan secara nasional, Nguyen Quoc Khanh, seorang letnan jenderal tentara, menjelaskan kemenangan pada 30 April tersebut sebagai “titik balik bagi rakyat Vietnam”.

Tapi beberapa blok dari acara tersebut, sentimen serupa diungkapkan Vo Xuan Son, seorang wanita berusia 60 tahun yang menjual kue ala Vietnam dengan keranjang. “Ini adalah hari negara kita,” katanya, sambil menaburkan pate pada roti yang dipanggang. “Hari ini sangat penting bagi semua orang karena tidak ada perang, tidak ada orang tewas. Anak-anak kita tidak perlu ikut berjuang bersama tentara.”

Maria terpesona menyimak setiap kata dan cara Robert bercerita, Sangat menarik dan terasa hidup.

“ Saigon telah berkembang jauh dalam 40 tahun. Lanjut Robert’ Tahun 1986, setelah bertahun-tahun sosialis gagal, Partai Komunis mengumumkan doi moi, serangkaian reformasi yang melonggarkan cengkeraman negara terhadap perekonomian dan menciptakan sistem “sosialisme yang berorientasi pasar.” Ketika Vietnam dibuka kembali kepada dunia, masuklah investasi asing, kehidupan ekonomi meningkat dan banyak orang terangkat dari kemiskinan. Saat ini kota ini dengan delapan juta orang telah berubah selama beberapa dekade terakhir. Ada gedung-gedung tinggi, jalan-jalan diperlebar, dan banyak hal yang berubah dalam cara yang positif.”

“ Jadi sejak reformasi sosialis , ekonomi vietnam tumbuh pesat. Sama dengan China? Kata Maria

“ Tepat sekali. Tapi itu hanya nampak di bagian selatan atau yang sekarang di kenal namanya Ho Chi Minh , yang dulu di sebut kota Saigon. Sementara Hanoi tetap dengan sosialisnya.”

“ Bagaimana dengan politiknya ?

“ Para pendukung pemerintah berpendapat bahwa reformasi ekonomi telah mengangkat rakyat dari kubangan kemiskinan, tetapi para silent oposisi lebih skeptis. Dalam praktek, reformasi telah menjadi peluang bisnis bagi orang-orang memiliki koneksi dengan elite politik.”

“Ya, perekonomian telah terbuka tentu kompetisi terbuka juga. Orang akan melakukan segala cara untuk unggul. Wajar saja. “ kata Maria

“ Benar. kata Robert “tapi mereka berusaha membuka diri terhadap mekanisme pasar dan tidak setimpal dengan keterbukaan politik.”

“ Maksudnya ? Tanya Maria berkerut kening.

“ Partai Komunis sudah lama mengabaikan cita-cita sosialis Ho Chi Minh. Korupsi luar biasa di Vietnam akibat dari hanya satu partai. Jika vietnam ingin mengubah ini maka elite nya harus mau juga mereformasi politik nya. Sudah saatnya multi-partai, demokrasi, dan hak asasi manusia,” katanya Robert dengan sikap humanisnya.

“ jadi korupsi adalah topik sensitif akibat satu partai Vietnam, dimana media tetap di bawah kontrol negara yang ketat.Benar ?

“ Benar sekali.”

“ Lantas apakah ada gerakan dari rakyat yang berani secara langsung menentang ini ?

“ Tidak ada. Namun perlawanan datang dari pemuka agama. Dia Pastor Anthony Le Ngoc Thanh, seorang imam Katolik yang mengelola situs Redemptoris News, salah satu media independen di Vietnam, telah ditahan tiga kali akibat menerbitkan berita tentang HAM dan penganiayaan agama oleh negara. Dia berusaha membuka mata publik tentang apa yang telah di lakukan pemerintah, termasuk soal kebohongan. Tapi, meskipun banyak keluhan dari rakyat , rakyat tidak menentang kapitalisme. Rakyat tidak suka KKN. Itu saja. “

“ Jadi orang vietnam tidak anti investasi asing” Tanya Maria untuk menegaskan pemahaman tentang penerimaan publik terhadap asing.

“Bahkan, hasil survei terbaru , 95 persen dari warga Vietnam mendukung kebijakan kapitalis. Itu index tertinggi dari 45 negara yang disurvei”
“ Jadi sama juga dengan rakyat CHina yang tidak menial kapitalisme tapi tidak suka dengan budaya KKN. “

“ Tepat sekali. Tapi sekarang sudah mulai ada kemauan politik dari pemerintah untuk berubah. Banyak putra elite partai yang duduk di BUMN di berhentikan dan di gantikan dengan professional. Ini suatu tanda bagus. Yang pasti rakyat vietnam tidak suka keributan. Budaya malu masih ada di kalangan elite dan walaupun rakyat tidak protes secara terbuka namun cara rakyat bersikap sudah cukup membuat mereka malu dan harus berubah.”

“ Paham sekali, Robert. “

“ Besok pagi kamu harus terbang ke Ho Chin Minh. Sebaiknya kamu istirahat ya. “Kata Robert dengan santun.

Maria terdiam barang sejenak, Karena sebetulnya dia masih ingin terus bersama Robert. Namun akhirnya dia segera berdiri juga “ Baiklah, Selamat malam” Kata Maria melangkah.

“ Besok saya jemput di hotel untuk ke bandara”

“ Terimakasih..”
***
Sebelum berangkat tidur, Maria tertegun karena telp bergetar. Dia berharap telp itu dari Robert tapi tidak ada nama tertera. Itu dia yakin dari Budi. Hanya Budi yang tahu telpnya di Vietnam. Ini jam 1 dini hari.
" Maria " terdengar suara telp di seberang dengan suara serak serak basah.

" Ya Mas "

" Gimana kerja Robert ? Dia bantu kamu dengan baik ?

" Baik sekali dia Mas. Saya senang dia bantu saya."

" OK. Keliatanya kamu ceria banget ?

" Ini barusan selesai makan malam dengan Robert"

" Dating ?

" Enggalah..hanya ngobrol aja. Mau tahu banyak soal Vietnam."

" OK. Dia tadinya dosen di universitas di Hanoi dan bergabung dengan saya sejak tiga tahun lalu. "

" Oh i see."

" Besok kamu ke Ho Chi Minh ?

" Ya Mas.."

" Kamu ingin Robert dampingi kamu di Ho Chi MInh?

" hmmm "

" Jawab aja ?

" eh ya ya Mas..boleh?"

" Ok. Besok saya minta Robert dampingi kamu ke Ho Chi Minh. "

" Mas..."

" Ya..

" Boleh request engga ?

" Apa?

" Apa bisa Robert jadi staff saya selama saya bertugas di Ho Chi Minh?
" Engga tahulah. Nanti saya tanya dengan HRD holding di Hong kong. "

" Baik saya paham."

" udah ya.."

" Mas dimana sekarang ?.

" Di Jakarta. Ini lagi jalan pulang ke rumah."

" Engga minum kan "?

" Enggalah.." Terdengar Budi menahan tawa.

" Minum kan.?"

" Engga "

" Bohong.."

" Engga .. "

" jaga kesehatan kamu ya ..."

" Kamu juga..Udah ya.."

" OK. Bye now.

***
Sesampai di Bandara Udara Internasional Tan Son Nhat, Maria langsung menuju Sherwood residence Hotel dimana dia akan tinggal selama berada di Ho Chin MInh. Semua sudah diatur oleh Robert. Perjalanan dari Bandara ke apartement hanya 20 menit. Jadi pilihan yang tepat untuk tempat tinggal. Disamping tenang, Sherwood berada setengah kilometer dari pusat kota. Sesampai di Hotel, hanya istirahat 1 jam, dia minta diantar Robert ke pusat kota, distrik 1. Ketika itu hari menunjukan jam 9 malam.

Di distrik 1 , Maria mendapat kesan bahwa Ho Chi Minh City, dikenal sebagian orang sebagai Saigon, berdenyut dengan energi yang berbeda dari kota lain di Vietnam. Kota ini digerakkan oleh bisnis dan berkembang pesat. Namun sesibuk apa pun kota ini, penduduknya tahu persis cara bersantai, biasanya sambil menikmati es kopi atau koktail. Di District 1, pencakar langit menjulang bersedekat dengan museum-museum Prancis tua. Di jalanan rombongan motor berderu menyusuri ruas jalan. Tak ubahnya dengan Jakarta.

“ Begitu matahari terbenam dan lampu neon menyala, Ho Chi Minh City menjawab seluruh kebutuhan kita untuk menikmati malam, mulai dari tempat minum bir sederhana hingga bar koktail mewah dan kelab malam yang mengentak. Begitu banyaknya pilihan, mungkin kita baru akan tertidur saat matahari terbit. Ini tidak terjadi di tempat lain di Vietnam. Dari restoran mewah hingga outlet siap saji tersedia di sini. “ Kata Robert menjelaskan kepadaku sambil berjalan di Ben Thanh Market. Kawasan kaki lima untuk kuliner.

Robert mengajak Maria makan malam di L’usine restoran. Maria menyukai restoran ini. Harga makanannya hanya setengah dari harga restoran serupa di Jakarta. Sementara, hidangan yang disajikan, tidak jauh berbeda dengan cafe eksklusif di hotel bintang lima. Robert memastikan menu tanpa babi.

“ Boleh tahu ? Apa agama mu ? tanya Maria

“ Islam “ kata Robert dengan mantap

“ Oh i see. “

“ Sejak kapan masuk islam ?

“ Waktu kuliah dulu di Toronto.”

“ Mengapa kamu masuk Islam ? Tanya Maria penasaran.

“ Islam itu agama yang mudah. Tidak sesulit agama lain. Di Islam tidak ada pemujaan terhadap tokoh, Tidak ada pemimpin sprituall seperti agama Khatolik atau agama lainnya. Islam hanya ada satu yang ditinggikan yaitu Allah. Selain Allah adalah fana dan pasti tidak sempurna. Semua umat islam memimpin dirinya sendiri dan bertanggung jawab sendiri sendiri di hadapan Tuhan atas perbuatannya “

“ Pemahaman yang sederhana namun jelas.”

“ Agamamu apa ? Tanya Robert halus.

“ Islam”

“ Jadi kita bersaudara. Bukankah sesama muslim bersaudara.”

“ Ya tapi pemahaman agama saya tidak sehebat kamu. Agama saya masih cetek. Makanya saya sendiri tidak yakin apakah amalan saya sudah benar di hadapan Tuhan. “ Kata Maria dengan wajah mendung.

“ Ilmu agama saya juga tidak luas. Bahkan saya tidak bisa membaca AL Quran. Namun literatur terjemahan Al Quran banyak dijual dari buku sampai CD , bahkan ada digiital system melalui perangkat lunak pintar yang bisa menjawab semua pertanyaan kita sekitar hukum dan syariat. Islam itu agama yang sederhana, moderat dan adil. Jadi bukan hal yang sulit di pahami oleh siapapun."

“ Mengapa ?

“ Karena hanya ada lima rukun islam, Ingat ! hanya lima. yaitu bersahadat, sholat, saum, zakat dan haji.Tidak banyak kan namun tentu didasarkan oleh keyakinan sesuai rukun Iman. Sedari kecil kita sudah diajarkan oleh orang tua kita tentang rukun islam itu. Bahkan di ajarkan sambil bersenandung indah mengantar kita tidur. Tidak sulitkan menghafalnya. Itulah islam.

“ Lantas apa yang sulit ?

“ Menghayati makna dibalik rukun islam itu. Itulah yang sulit. Karena bila kamu sertakan nafsumu maka kamu tidak akan pernah bisa memahami makna di balik rukun islam itu. Bersahadat bukan hanya melafalkannya tapi memahami bahwa Tidak ada satupun yang kita sembah kecuali Allah. Engga ada tuhan harta, tuhan jabatan, tuhan pangkat, tuhan cinta dunia, tidak ada tuhan manusia. Semua hanya senda gurau, fana. Yang ada dan kekal hanyalah Tuhan. "

“ Bagaimana kita sebagai umat islam memahamii itu ?

“ Belajarlah dari pribadi Rasul yang di tugaskan menyampaikan wahyu dari Allah. Rasul adalah teladan terbaik dan terlengkap untuk semua aspek kehidupan. Beliau adalah manusia biasa dan melaksanakan misi kerasulannya dengan prinsip sunatullah. Pernah menang ,pernah kalah. Pernah untung , penah juga rugi. Dicerca dan di asingkan, dan kemudian di puja dan di hormati. Akhlak beliaulah yang menjadi teladan kita. Bahwa islam itu rahmat bagi alam semesta, yang tentu menentramkan bagi semua.”

“ I see. Bagaimana dengan kewaiiban sholat ?

“ Sholat adalah cara kita memahami tentang dimensi gaip khususnya tentang eksistensi Tuhan. Sholat adalah koneksi keruang tanpa batas dalam makna tak terdefinisikan, kecuali meninggikan Tuhan dan merendahkan diri kita bahwa kita bukanlah siapa siapa tanpa pertolongan Tuhan. Bahwa semua berawal dari Tuhan dan berakhir kepada Tuhan. Apapun itu. Selagi kita terus terkoneksi dengan Tuhan sepanjang usia lewat sholat maka secara sunatullah karakter kita akan terus berkembang menjadi lebih baik.”

“ Mengapa sampai begitu ?

“ Karena kita merasa selalu menyatu dengan Tuhan yang maha pengasih lagi penyayang. Hidup kita penuh cinta. Tanpa “ada prasangka buruk, tanpa berpikir negatif dan selalu ikhlas.”

“ Bagaimana dengan puasa ?

“ Apabila sholat dalam dimensi tanpa batas, maka puasa adalah dimensi yang terbatas. Puasa sebagai latihan jiwa untuk sabar dan rendah hati dengan menahan hawa nafsu dalam kurun waktu tertentu. Tidak ada yang tahu kita puasa kecuali Allah. Di sinilah di uji keimanan kita. Apakah kita benar berpuasa karena Allah ataukah karena rasa hormat dari manusia. Bila ikhas karena Allah, maka puasa itu menyehatkan raga dan jiwa. Badan kita sehat, dan jiwa terlatih stablil menghadapi segala kemungkinan dimasa depan. Bukankah kita tidak sabar dan tidak ikhlas karena nafsu, dan nafsu itu ada diperut dan alat kelamin. Kendalikan itu maka kita kendalikan nafsu kita.

“ Sederhana ya. “ Kata Maria tersenyum.

“ Benar”

“ Bagaimana dengan Zakat. “

“ Zakat adalah nutrisi jiwa. Kamu memberi tanpa berharap apapun dari manusia kecuali mengharapkan ridho Tuhan. Apabila kamu lakukan ini maka rasa bahagia akan membuncah dalam jiwamu. Empati terbangun dan cinta menghiasi hatimu untuk senang memberi , dan bukan meminta. Dengan memberi jiwamu akan kokoh, tentu ragamu akan jauh dari penyakit. Perasaan bahagia yang dari sikap memberi itu mampu meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit. “

“ Wow luar biasa. ?

“ Dan bila rukun islam dari satu sampai empat dapat kamu lakukan dengan istiqamah maka puncak agama tauhid adalah ibadah Haji. Itu melodrama perjalanan spirtiual untuk tiada tuhan selain Allah ,Itulah puncak agama Tauhid. “

“ Hanya lima rukun islam itu tapi maknanya luas dan menyeluruh untuk kesehatan jiwa dan raga kita. Benarlah , apapun yang kita lakukan dalam beragama kembali kepada diri kita sendiri. Allah tidak mendapatkan manfaat apapun namun Allah bangga bila kita bisa memenuhi ketentuanNYA.”

“ Ya benar. Hanya lima. Namun kita tidak bisa mengatakan yang penting sahadat tapi sholat tidak di lakukan, Itu salah, Atau yang penting sholat dan zikir tapi etos kerja lemah sehingga rezeki tidak cukup untuk membayar zakat. Itu juga salah. Tidak juga yang penting memberi tapi puasa tidak, sholat tidak. Itu sikap yang salah. Lima rukun itu harus di lakukan secara penuh tanpa bisa kurang satupun. Engga sulit kan?

“ ya engga sulit kalau mau konsisten. Tapi kenapa kadang umat islam tersekan rumit ? kadang saling menghujat orang yang berbeda”

“ Itu hanya apabila islam masuk ke ranah politik. Bukan islamnya salah tetapi orangnya salah. Salah memaknai agama islam. Islam itu agama berfocus kepada Akhlak. Tentu dasarnya adalah keimanan. BIla akhlak baik maka apapun urusan jadi baik. Saya melihat itu ada pada Pak Budi. “ Kata Robert. Maria hanya tersenyum. Karena Budi memang agamais sekali tapi kalau sudah bicara bisnis kadang dia raja tega. Humanisnya hilang.
Pesanan makan datang terhidang di meja. Kuperhatikan Robert membaca doa sebelum makan. 

“ Besok kita akan menunjuk agent untuk mengurus segala izin untuk pendirian perusahaan. Setelah izin di dapat , kita akan sewa kantor di kawasan distrik 1. Setelah itu tugas saya selesai dan kembali ke Hanoi. Kamu bisa lanjutkan untuk proses pendirian pabrik. “ kata Robert kembali mengingatkan rencana kerja yang harus Maria lakukan.

Maria berharap Budi bisa membantu menempatkan Robert sebagai stafku di Ho Chi Minh. Walau hanya sebentar berteman dengan Robert, dia merasakan ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Maria juga merasakan sikap Budi selama ini tidak ada yang salah terhadap dirinya. Hanya saja karena dia terlalu menempatkan cinta manusia sebagai tuhan sehingga membuat dia terpasung dalam kekalahan dan derita yang tidak perlu. 

***
Ketika sampai di hotel jam sudah menunjukan pukul 2 pagi. Maria baru sadar ada 4 missecall dari luar negeri. Nomor tidak di kenal. Maria yakin itu yang telp pasti Budi. Benarlah, hanya berselang beberapa menit sebelum dia tidur telp bergetar.

" Maria " terdengar suara Budi di seberang.

" Ya Mas."

" Sudah di hotel kan."

" Ya sudah."

" Pastikan dalam seminggu urusan pendirian perusahaan selesai dan kamu harus sewa kantor agar management bisa bekerja. Setelah itu kamu harus terbang ke Dongwan China untuk persiapan relokasi pabrik."

" Ya Mas. Maria paham. Tapi sampai izin keluar butuh waktu 1 bulan"

" Ya Engga apa. Yang penting proses izin pendirian sudah kamu lengkapi.  Itu pasti keluar kok Izinnya. Dengan itu kamu sudah bisa sewa kantor."

" Mas dimana sekarang ?

" Di Medan. Besok ke KL. Mungkin weekend kita bisa ketemu di Ho Chi Minh."

" Benar ya.!” Kata Maria setengah berteriak.

“ Kamu kangen aku ya ?" Terdengar Budi tertawa. 

" GR kamu ah. “Kata Maria cepat

“ Ya udah. Saya mau bicara dengan teman di sana yang mau jual property”

" Hotel ?

" ya resort hotel. Tapi itu ekspansi bisnis di Hong kong.”

" Oh i see. Oh ya Robert bisa bekerja untuk kamu. Udahan ya. Nanti sambung lagi."

" Terimakasih Budi, Kamu baik sekali. OK bye."

Maria merasa bahagia karena mendengar kabar dari Budi bahwa Robert akan tetap di Ho Chi Minh untuk membantunya. Itu artinya kebersamaan dengan Robert akan terus berlangsung.

***
Maria tidak merasa kecewa ketika dia tahu Budi datang ke Ho Chi Minh selama weekend tapi tidak menghubunginya. Dia sadar tidak ada istilah kangen kepada wanita bagi Budi. Hidup bagi Budi adalah bukan hanya bagaimana bertahan dari kesulitan tapi juga dari rasa bahagia. Apapun disikapi dengan biasa biasa saja. Tak pernah nampak rasa kawatir berlebihan dan juga senang berlebihan. Maria tak ingin menelpon untuk mengingatkan Budi bahwa dia akan menanti sepanjang malam. Karena dia tahu pasti Budi bukan pria yang suka diingatkan soal urusan yang tidak ada kaitannya dengan bisnis. Tapi dia sadar bahwa Budi tidak melupakannya dan Maria akan selalu memahami sikapnya.

Senin , hari kerja pertama Maria di Ho Chi Minh, ditatapnya dari jendela hotel sambil berkata “ Aku harus melupakan emosiku kepada Budi. Aku harus berusaha professional saja. Dia dengan sikapnya dan aku dengan sikapku”

Maria tersenyum ketika dapat pesan singkat dari Robert bahwa sudah stand by di loby untuk mengatur bertemu dengan agent yang akan mengurus segala sesuatunya pendirian perusahaan di Ho Chi Minh.

“ Selamat pagi Bu? Kata Robert menyapa ketika keluar dari Lift

“ Pagi Robert. Kita langsung ke tempat agent itu kan?’

“ Ya bu. Ibu tunggu aja di depan loby, Saya akan ambil kendaraan“ Robert melangkah cepat kearah parkrr kendaraan.
Dalam perjalanan Robert mengatakan bahwa tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari Budi. Dia sudah bekerja lebih dari 2 tahun namun belum pernah dapat kesempatan duduk satu meja dengan Budi. Tapi dia senang karena posisinya mendapatkan penghargaan luar biasa untuk mendampingi ibu selama proses pengurusan pemindahan pabrik di Cina ke Vietnam.
“Apa cita cita kamu sebenarnya ? tanya Maria

“ Aku ingin mendirikan sendiri perusahaan. Berharap suatu saat bisa jadi mitra venture Pak Budi”

“ Kamu yakin dengan harapan kamu itu ?

“ Yakin, Bu. “

“ Mengapa ?

“ Tuhan akan menolong kita sesuai dengan keyakinan kita. Seberapa besar keyakinan kita sebesar itulah pertolongan Tuhan.” Kata robert.

“ Apakah itu bersifat umum ?

“ Maksud kamu ?

“ Gimana keyakinan untuk hal yang buruk? Kejar Maria.

“ Sama saja. Tuhan berbuat seperti pikiran kita. Soal baik dan buruk, itu soal pilihan kita. Dan Tuhan mentunaikan pilihan itu.”

“ Wah bahaya juga. Gimana kalau semua orang punya keyakinan untuk berbuat jahat tentu dunia ini akan hancur”

“ Kamu juga harus ingat. Ini soal pilihan. Ada yang memilih keyakinan yang buruk tentu ada juga yang baik. Di sinilah hukum kompetisi terjadi. Sunnatullah. Yang menang tentu yang paling yakin dengan pilihannya.”

“ Jadi kalau ada orang yang keliatan baik, sholeh, tetapi kalah dengan orang yang jahat, itu bisa saja karena yang nampak baik itu sebenarnya tidak begitu yakin dengan pilihan hidupnya. Makanya dia jadi pecundang’

“ Tepat sekali. Hidup ini soal pilihan. Kapasitas orang diukur seberapa besar keyakinannya atas pilihannya.”

“ Lantas dimana keadilan Tuhan? Kalau pada akhirnya orang jahat menguasai orang baik” kata Maria mengerutkan kening.

“ Keadilan Tuhan itu di dunia bukan diukur dari baik dan buruk atau agama yang dianut orang tetapi dari hasil yang didapatnya sesuai dengan takaran keyakinan. Orang yang ragu tidak mungkin hasilnya sama dengan orang yang full yakin, walau keyakinan itu hal yang jahat.”

“ Lantas dimana keadilan Tuhan? kembali Maria bertanya. Dia semakin pening dengan kata kata Robert.

“ Kalau kamu inginkan keadilan Tuhan, maka tidak di dunia ini tetapi kehidupan setelah mati. Disitulah baik buruk akan mendapatkan keadilan paling adil. “

“ Tapi itu soal keyakinan beragama. Faktanya selalu orang jahat lebih banyak menangnya “

“ Jangan salahkan orang jahat. Tetapi coba kembali ke diri kita sendiri. Apakah kita sudah sangat yakin dengan kebaikan yang kita perjuangkan. Masalahnya banyak orang yang begitu yakin dengan kebenaran sebagai pilihanya tetapi sangat renta keyakinanya ketika dihadapkan soal keinginan yang menggoda. Sekali dia tergoda saat itu dia jadi peragu atas pilihan utamanya.Sejak itu dia jadi pecundang atas dirinya sendiri. Engga usah salahkan orang lain.”

“ Bagaimana kamu bisa memahami hidup seperti itu ?

“ Memahami agama dengan akal dan mencoba berprasangka baik kepada Tuhan. “
“ Kesimpulan yang sederhana namun tidak mudah diterapkan.”


Robert hanya tersenyum. Maria semakin tertarik dengan Robert. Cara berpikirnya tidak ubahnya dengan Budi. Maria pernah bertanya kepada Budi, mengapa Jokowi nampak berani membuat keputusan meng-eksekusi proyek yang sebetulnya oleh presiden sebelumnya selalu dihindari. Dengan santai Budi berkata bahwa itu karena Jokowi sangat yakin dengan pilihannya. Sekeras apapun tantangan, dia tidak goyah. Bahkan tekanan dari lawan politiknya begitu besar atas keputusannya. Dia juga tidak peduli.

Mungkin para pembantunya juga ada yang ragu tetapi Jokowi dengan penuh keyakinan , tidak sulit baginya untuk mengajarkan hal yang konstruktif kepada bawahannya agar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir , merasakan dan kemampuannya memfungsikan semua potensi positip, sebuah cara hidup dan cara menjadi yang transformative.

“ Bu” seru Robert. Maria terkejut dari lamunannya.

“ Ya”

“ Saya diterima bekerja di Hong Kong karena rekomendasi teman saya yang sudah sukses sebagai mitra venture Pak Budi. Dan saya senang sekali ditunjuk sebagai kepala perwakilan Perusahaan di Hanoi. “

“ Berapa orang staf kamu di Hanoi ?

“ Hanya tiga orang “

“ Selama 2 tahun lebih apa yang sudah di lakukan di Hanoi?

“ Hanya kumpulkan informasi apa saja yang bagus untuk dijadikan peluang. Membangun network dengan pengusaha dan pejabat Vietnam. Mencari mitra sebagai agent dan distributor yang qualified. Masih banyak lagi. “

“ Tentu ada SOP nya ya”

“ Ya. Holding di Hong kong mengawasi dengan ketat setiap pekerjaan yang ditugaskan.”

“ Ya paham saya. “ Kata Maria mengangguk.


Kendaraan berhenti di Iwa Square di kawasan Distrik 1. Agent yang ditemui ternyata seorang wanita Vietnam yang nampak cerdas. Proses administrasi berlangsung cepat. Maria menyerahkan document yang berkaitan dengan statusnya sebagai authorize penuh dari perusahaan Budi di China yang berencana melakukan relokasi pabrik ke Ho Chi Minh.

“ Setelah akta pendirian perusahaan dan pembukaan rekening bank settle, Holding di Hong Kong akan mengirim uang sebagai setoran modal.” Kata Robert.

“ Ya. Kamu pastikan proses itu selesai dengan cepat.”

“ Ya bu.”

“ Bagaimana dengan kantor ?

“ Hari ini kita ke Saigon Center tower untuk lihat kantor yang akan disewa. Engga jauh dari sini. “ Kata Robert sambil melangkah kearah tempat parkir.
***
Maria sudah memutuskan untuk menyewa kantor di Saigon Center Tower dengan luas 100 meter persegi. Jam makan siang, semua urusan sudah selesai. Robert mengajak Maria makan di Quan An Ngon Restaurant.

“ Robert, boleh saya minta pendapat soal pribadi ? kata Maria

“ Kalau kamu percaya saya..” Kata Robert dengan sopan.

“ Tentu saya percaya kamu “

“ Silahkan”

“ Usia saya sudah 43 tahun. Punya seorang putri. Saya merasa sudah mati sebelum waktunya. “

“ Maksud kamu ?

“ Entahlah. Semoga kamu bisa paham apa maksud saya “ Maria murung. Bayangannya kepada Budi. Kebersamaan dengan Budi bagaikan dilangit tak bergantung di bumi tak berbijak. Tertawa hanya menumpang tawa. Tapi selalu menangis di tempat sepi.

“ Dari awal ketika kita bertemu, saya merasakan ada sesuatu pada dirimu. Tapi kamu terlalu hebat bisa menyembunyikannya. Namun kadang tanpa kamu sadari, mendung itu datang tiba tiba di wajahmu. Aku perhatikan itu.”

“ Oh gitu. “ Maria bersemu merah wajahnya. Artinya Robert punya perhatian khusus terhadapnya.

“ Masalah apa ?

“ Aku merasa selama hidupku selalu gagal dan kalah, khususnya dalam percintaan. Aku mengingat peristiwa ketika diusir oleh suamiku bersama putri kecilku. Hanya karena dia merasa gagal sebagai suami akibat PHK. Dia kecewa karena aku tidak mendapatkan uang setelah dia ijinkan untuk bekerja. Padahal dia tahu aku bekerja sebagai sales asuransi yang pendapatannya tergantung deal terjadi. Setelah bercerai aku bekerja di perusahaan Pak Budi di Jakarta. Namun setelah itu kegagalan berumah tangga datang silih berganti di dalam hidupku.

Sebuah kegagalan yang mungkin tidak harus ku ratapi lagi. Tapi kalau ingat rasanya aku merasa terpanggang dalam kesendirian. Dalam keadaan depresi aku terpaksa mengundurkan diri bekerja di perusahaan pak Budi. Padahal aku sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Aku kembali kepada Budi setelah setahun bekerja sebagai volantir kemanusiaan di luar negeri. Dan berharap keadaan berubah setelah itu.” Kata Maria berlinang air mata. Budi terdiam agak lama menanti suasana hati Maria tenang.

“ Maaf, apakah boleh aku bicara ? Kata Budi dengan perlahan.

“ Silahkan. Aku butuh nasehat kamu.”

“ Baiklah, aku ingin sampaikan pandangan yang mungkin kamu bisa pahami. Manusia itu merasa bisa berbuat segala galanya tapi realita nya manusia tidak bisa berkuasa atas waktu. Ketahuilah bahwa setiap waktu, bisa saja peristiwa menyakitkan begitu saja terjadi, tidak meninggalkan apa pun selain kesan kehilangan; sebuah perasaan kekalahan yang terus tertunda. Kita selalu berpikir bahwa kegagalan adalah cara baik untuk kuat. Namun bila saatnya datang tidak semua orang bertambah kuat karena itu. Banyak juga yang tambah hancur. Masalahnya apakah kita termasuk orang yang hancur karena kegagalan atau bertambah cerdas dan kuat? Lagi lagi itu soal pilihan. Mau move on atau stuck?

“ Jadi...?

“ Hidup penuh ketidak pastian. Satu satunya yang pasti adalah kematian. Setiap orang tidak berdaya terhadap waktu bila saatnya kematian menjemput. Jadi tidak perlu menganggap bahwa hidup ini adalah liang kesedihan yang bisa membuat kita depresi atau ruang pesta membuat kita selalu euforia. Kamu dengan kegagalan perkawinan memang sangat menyedihkan. Tapi apakah kamu pernah bertanya berapa banyak istri yang rumah tangganya kandas, berujung sebagai PSK. Sementara kamu hidup terhormat karena Tuhan mengirim orang seperti Pak Budi untuk mengusap dukamu dan menuntunmu ke mata air. Agar kamu mensyukuri kehidupan ini. “ kata Robert.

“ Entahlah..Kesedihan sangat akrab didalam hidupku. Kesedihan bukanlah barang asing lagi. Akan tetapi, telah menjelma menjadi seorang kawan lama yang bisa kapan saja datang; mengetuk pintu rumahku; berbicara panjang lebar seraya melemparkan lelucon tentang hidup yang sebenarnya sudah sangat menyedihkan; kehidupan yang seharusnya jadi bahan tertawaan. Kesedihan adalah candu yang harus aku sesap berulang kali.” Kata Maria seakan tidak peduli dengan kata kata Robet.

“ Apapun yang kamu alami itu adalah perjalanan spiritual kamu menuju Tuhan. Bahagia, menderita, kalah atau menang adalah proses menuju jalan ke Tuhan. Engga usah terlalu larut dengan keadaan masa lalu dan juga engga perlu kamu terus bertanya mengapa tidak begini, mengapa begitu. Itu hanya membuang energy. Apa yang harus kamu lakukan adalah nikmati kehidupan hari ini dan syukuri kamu masih makan dengan badan tetap sehat. “ Kata Robert dengan sabar untuk mencerahkan. Maria terkesima. Sikap hidup Robert tidak jauh beda dengan Budi. Tapi Budi matang karena usia diatas 50 , sementara Robert dapat bijak dalam usia muda.

“ Boleh tahu mengapa kamu bercerai ? Tanya Maria.

“ Saya bisa saja cerita apa alasan perceraian. Tapi untuk apa?. Alasan hanyalah sunattullah tapi penyebab utamanya adalah soal pilihan. Sudah sampai disitu usia jodoh saya. Mau gimana lagi?“

“ Apakah kamu menderita karena itu?

“ Tidak.” Jawab Robert dengan tersenyum tanpa beban apapun.

“ Mengapa ? Apakah semua pria bisa dengan mudah melupakan perpisahan dan berdamai dengan kenyataan?

“ Ini bukan soal mudah melupakan dan berdamai dengan kenyataan tapi sikap hidup. Apapun di dunia ini tidak ada yang abadi. Bahkan tidak ada hubungan yang sempurna. Kalau toh akhirnya kami berpisah, itu juga bagian dari kenyataan hidup. Yang penting saya dan mantan istri saya tidak larut dalam kegagalan. Tidak harus saling membenci. Kami punya cara sendiri untuk berdamai dan melanjutkan hidup.”

“ Bagaimana dengan anak ?

“ Anak ikut mantan istri saya namun biaya hidup anak saya tanggung setiap bulannya. ya kami kerjasama. Dia menggunakan tenaganya dan saya membantu uang. Biasa saja.”

“ Semudah itu ?

“ HIdup kita milik Tuhan. Apapun itu hanya Tuhan yang menjadi sandaran kita. Sikap bijak menerima dan melaluinya dengan ikhlas adalah kata kunci sebagai orang beriman.”

“ Luar biasa. Sebegitunya kamu bisa berdamai dengan kenyataan hanya karena kamu percaya kepada Tuhan.” kata Maria seraya mengacungkan jempolnya. Robert hanya tersenyum mendengar kesimpulan yang terucap dari Maria. Maria tak ingin bicara banyak. Setelah makanan terhidang, Maria nampak kembali riang.

“ Saya harus jemput Pak Budi di hotel dan antar ke Bandara. Hari ini dia akan terbang ke Bangkok.”

“ Oh Pak Budi masih di Ho Chi Minh ? Kamu tahu dari mana? Kata Maria berkerut kening.

“ Ya. Saya dapat email dari Hong Kong tadi pagi untuk antar Pak Budi ke Bandara. Emang ada apa ?

“ Ah engga. “

Maria terdiam agak lama. Mengapa Budi tidak menghubungiku? Ah sudahlah. Mungkin tidak ada yang penting untuk di bahas oleh Budi. Toh pekerjaan di Ho Chi Minh telah dibantu oleh Robert dan itu juga berkat permintaanku. Pikir Maria.

“ Oh ya kamu mau ikut ke Hotel Pak Budi ?

“ Boleh ?

“ Saya hanya staf dan kamu boss saya yang juga executive Pak Budi. Emang ada larangan eksekutif ketemu Pak Budi ?

“ Engga ada larangan “

“ Ya udah kita sama sama saja antar Pak Budi ke Bandara. Kan hari ini kita engga ada lagi kerjaan yang harus di urus”

***
Budi menginap di Park Hyatt Saigon yang juga di kawasan distrik 1. Sesampai di Hotel, Robert menghubungi Budi via telp bahwa dia sudah ada di loby. Tak berapa lama menanti, Budi keluar dari ruangan longe executive bersama seorang wanita. Nampaknya wanita Korea. 

“ Hi Maria! “ Seru Budi “ Udah kenalkan Wenni ?. Kami sedang menjajaki akuisisi hotel di Saigon.” Lanjut Budi. Maria dengan agak ragu menyalami Wenny yang nampak sangat dekat di samping Budi.

“ Ok Robert, ambil kendaraan sekarang, Saya tunggu di pintu loby. “ Kata Budi dengan berwibawa. “ dan kamu ikut saya ke Bandara “ Sambung Budi kepada Maria yang masih nampak mematung. Maria hanya mengangguk dan mengikuti langkah Budi ke pintu loby utama. 

Dalam perjalanan menuju bandara Budi duduk di sebelah Maria dan Wenni duduk di depan. Dalam bahasa Indonesia , Maria setengah berbisik berkata kepada Budi “ Mas  engga kangen aku ya. “

“ Aku sibuk “ Kata Budi sekenannya.

“ Sibuk dengan Wenny  ?

“ Maksud kamu ?.”

“ Sibuk apa selama weekend ?

“ Meeting dengan relasi di sini.”

“ Wenny  ?

“ Bukan lah. Dia baru datang pagi tadi dari Hong Kong. Saya akan ajak dia ke Bangkok, biar urusan akuisisi diserahkan dengan perusahaan yang ada di Bankok.”

“ Hmmm “Maria hanya berguman. Tapi dia percaya. Budi tidak mudah mengajak tidur wanita tanpa alasan yang kuat. Apalagi wanita sebagai mitra bisnis tidak pernah dia dekati secara emosional. Business is business. 

“ Gimana kalau kamu ikut aku ke  Bangkok ?

“ Ngapain ?

“ ya ikut aja.”

“ Tapi ..” Maria memikirkan pekerjaannya di Ho Chi Minh.

“ Itu udah ada Robert yang bantu kamu di sini. Bukankah kamu harus terbang ke Shenznen minggu ini. ? 

“ Pakaian ku di Hotel ?

“ Beli aja di Bangkok nanti. Yang penting passport “

“ OK. Tapi engga ganggu,kan ? 

“ Ah sudahlah. Mau ikut engga ?

“ Ya mau.” Aku mencubit lengan Budi seraya tersenyum. 

***
Di Bangkok , Budi tinggal di Hotel Grand Millennium.  Itu karena sahabatnya dari US datang ke Bangkok untuk bertemu membahas rencana akuisis hotel. Maria mendampingi Budi makan malam. Juga hadir mitra Budi dari Hong Kong, Wenny. Awalnya Maria tidak begitu peduli karena pembicaraan lebih kepada masalah business. Seperti aspek legal business yang akan di lakukan di Bangkok. Kemudian membicarakan soal business model yang tepat, siapa international chain yang layak dirangkul. Design dan lain lain. Beranjak soal financial engineering tentang bagaimana merancang pembiayaan, Apakah melalui project funding atau project equity.  Terakhir membahas mengenai project settlement sebagai dasar dilakukan financial closing.  

Namun menjadi menarik pembicaraan ketika masalah business usai di bahas. Budi berdiskusi dengan mitranya dari AS soal ekonomi Thailand dan Politik. Maria menyimak dengan seksama.

“ Kamu tahu, Mr B. “ seru teman Budi dari AS.” China bisa besar seperti sekarang karena revolusi kebudayaan melahirkan Dengxioping sebagai pemimpin fenomenal sepanjang sejarah China. Deng bisa membalik keadaan China yang terpuruk setelah revolusi kebudayaan, dalam 20 tahun kemudian menjadi naga raksasa yang mengeliat, membuat negara maju terpukau dengan kehebatan China berubah.  AS menjadi hebat karena usai perang dunia kedua punya pemimpin Dwight  Eisenhower. Presiden Amerika Serikat ke-34. Eisenhower-lah yang punya ide dimulai pembangunan US high way. Dari barat ke timur. Dari utara ke selatan. Seperti papan catur. Membelah-belah seluruh  daratan Amerika. Total panjangnya: 45.000 Km. Tidak terbayangkan ada presiden yang punya ide seperti itu. Setelah Eisenhower. meninggal program itu terus dilanjutkan. Karena itu ekonomi AS tumbuh pesat sekali.  Bagaimana dengan Indonesia?”

“ Indonesia punya seorang Gus Dur dengan wakilnya seorang wanita, Megawati. Kamu bisa bayangkan, ketika krisis moneter melanda Indonesia, krisis politik juga terjadi. Indonesia tidak bisa lebih dulu menyelesaikan krisis moneter sebelum masalah politik dibenahi.  Lima tahun kekuasaan pemimpin dari hasil demokrasi lansung itu seakan sebuah simponi indah bagaimana seorang berlatar belakang Ulama intelek mampu mereformasi TNI dan mengubah UUD 45 yang berorientasi kepada HAM universal. Kemudian dilanjutkan Megawati dengan mulai melakukan kebijakan mendasar menyelesaikan krisis moneter dengan mengeluarkan  MSA terhadap debitur yang gagal bayar atau program penyesahatan perbankan, dan pada waktu bersamaan mengesahkan berdirinya KPK, dan menuntaskan perubahan UUD 45. Megawati juga mengawal proses Pemilu 2004 yang jujur dan adil sesuai UU. Megawati telah memberikan legacy bagaimana demokrasi itu harus dihormati walau karena itu dia kalah sebagai petanaha. 

Hasil Pemilu 2004 menempatkan mantan Militer menjadi Presiden. SBY tidak lagi dibebani dengan agenda pemulihan politik. Dia hanya focus bagaimana menempatkan kapal besar Indonesia yang duduk diatas karang bisa lepas dan melaju menuju dermaga harapan. Lima tahun periode pertama kekuasanya, dia berhasil melepaskan indonesia dari jeratan fundamental. Eksport tumbuh dan ekonomi bergerak naik. Kepercayaan pasar semakin meningkat. Periode kedua, dia focus membuat perencanaan pembangunan fisik khususnya infrastruktur agar presiden berikutnya dapat melaksanakan program itu. Perencanan ini tidak mudah. SBY berhasil dengan tugasnya, terutama dia bisa menjaga proses demokrasi berjalan tertip dengan lahirnya pemimpin baru berlatar belakang pengusaha kreatif. Jokowi.

Di era Jokowi semua perencanaan yang dibuat SBY dieksekusi dengan cepat. Karena Jokowi tidak lagi dibebani dengan perencanaan yang rumit dan semua perangkat UU sudah tersedia. Dia tinggal melaksanakan dan mengawasi proses pembangunan dengan sedikit mungkin mengorbankan kepentingan pembangunan untuk rakyat kecil yang masih butuh keadilan dan keberpihakan. Kini ditengah keadaan dunia sedang suram, Indonesia tetap bisa tumbuh ekonominya dan pada waktu bersamaan proses perbaikan terus terjadi disemua bidang. “ Kata Budi.

“ Wow…hebat. Seharusnya Thailand belajar dari Indonesia.

 “ kata mitra Budi dari AS.”

“ Sebetulnya paska krisis 1998, Thailand mendapatkan berkah. Tuhan mengirim Thaksin Shinawatra sebagai perdana menteri tahun 2001. Thaksin adalah alumni Eastern Kentucky University AS,  S2 Criminal Justice dan phd di Sam Houston State University. Thaksin yang berlatar belakang sebagai pengusaha,tahu betul bagaimana melakukan reorientasi ekonomi Thailand. Dia focus bagaimana mengembangkan kemampuan ekonomi domestik."

" Bagaimana caranya ?  

" Dalam upaya mengakhiri krisis mata uang tahun 1997, Thailand sejak awal telah berupaya meningkatkan ekspornya. Pertumbuhan ekspor tahun 2002 Thailand tercatat sudah mengalami kenaikan sebesar 2,8%. Agar sektor UKM bisa menjadi penopang kekuatan domestik, Thailand membentuk BUMN nirlaba yang bertugas membeli produksi dalam negeri dan kemudian di distribusikan kepada retail tradisional dengan harga subsidi. Bank central Thailand memberikan program kredit bagi UKM retail tradisional yang mau meningkatkan usahanya. Otomatis sektor tradisional bergairah tumbuh pesat menjadi jaring pengaman paska krisis.

Thaksin juga tidak takut membuat defisit anggaran samakin melebar agar negara lebih besar kemampuan melakukan ekspansi. Anggaran defisit pemerintahan Thailand pada tahun 2002 sekitar 3,4%, sengaja ditingkatkan dari 0,8% pada tahun 2001. Tetapi kebijakan ekspansif sektor fiskal itu tidak untuk belanja konsumsi tetapi untuk barang modal (infrastruktur ) yang banyak menyerap angkatan kerja. Sehingga memungkinkan permintaan domestik meningkat. Penganguran berkurang dan daya beli domestik meningkat. Selama 5 tahun atau periode pertama kekuasaan Thaksin, pendapatan rakyat meningkat, terutama petani dan UKM. Pada masa itu juga Thailand mampu membayar lunas utangnya sebesar 17 miliar USD ke IMF.

Tetapi model pembangunan Thaksin yang pro kepada rakyat dan sektor real ternyata tidak membuat elite politik happy. Thaksin merusak oligarki politik dalam bidang ekonomi. Thaksin juga membabat birokrasi yang dinilai menjadi penghambat kemajuan ekonomi dan bisnis. Pemerintahan Thaksin menganggarkan sedikitnya 10 miliar baht untuk membiayai program reformasi birokrasi, dengan mengurangi 5 persen dari jumlah pegawai negeri yang mencapai 1,7 juta orang. Bisnis  non tradeble dipangkas. Dampaknya semakin mengecilnya rasio GINI. “ kata Budi.

“ Benar kamu. tahun 2005 laju ekonomi Thailand kemudian melambat. Harga BBM yang naik meningkatkan inflasi dan suku bunga. Tahun 2006 ekonomi Thailand mencatat pertumbuhan sekitar 4,2% tidak jauh berbeda dengan 4,5% pada tahun 2005. 

Pertumbuhan ini adalah yang paling lambat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Momentum ini digunakan oleh elite politik Thailand untuk menjatuhkan Thaksin. Apalagi kalau bukan issue asing yang digunakan oleh Elite politik menjatuhkan Thaksin.  Kebetulan dalam rangka meningkatkan ekonomi non utang lewat investasi asing secara langsung, Thaksin membuat kebijakan Asing boleh menguasai saham dari tadinya 25% menjadi 49%.  

Sejak tahun 2005-2006, issue investasi asing terus digoreng oleh oposisi. Sehingga menimbulkan aksi demontrasi besar besaran dengan tuntutan agar Thaksin mundur. Pada tanggal 19 September 2006, Dewan Reformasi Demokrasi mengumumkan pengambil-alihan kekuasaan dari tangan PM Thaksin Shinawatra. Suksesnya menjatuhkan Thaksin karena pihak oposisi didukung oleh militer. Padahal ketika itu Thaksin baru saja unggul dalam pemilu periode kedua kekuasaannya.

Setelah Thaksin jatuh, maka ekonomi Thailand kembali kepada lebih besar porsi non trandeable nya. Rasio GINI melebar. Pertumbuhan ekonomi terus merosot yang berdampak semakin rendahnya kapasitas nasional menyediakan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. 

Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi masih 5 % namun empat tahun kemudian atau tahun 2009 tinggal -0,7%. Tahun 2010 sempat naik sebesar 7,2% karena likuiditas murah dari the Fed. Tetapi tahun 2011 drop lagi menjadi 0,8%. Tahun 2012 naik lagi karena kebijakan QE AS yang mensuplai uang ke emerging market. Tahun 2013-2017 rata pertumbuhan hanya 3%. Itu lebih dipicu oleh sektor manufaktur yang berorientasi ekspor. Sementara konsumsi domestik stuck dan agak tertolong karena bisnis pariwista yang tumbuh autopilot.

Utang pemerintah tahun 2017 terhadap PDB sebesar 41% . Kalau termasuk utang swasta tentu lebih besar lagi, bahkan mencapai 60% dari PDB. Bandingkan dengan  Indonesia yang penduduknya 4 kali thailand rasio utang hanya 30% dari PDB. Itu sebabnya sangat sulit bagi Thailand untuk bertahan terus dengan jebakan utang yang begitu besar sementara pertumbuhan ekonomi dibawah 3% setiap tahun. Golongan intelektual di kota Bangkok dan kaum pengusaha yang tadinya mendukung tindakan kudeta junta militer terhadap pemerintahan PM Thaksin tanggal 19 September 2006 mulai kecewa. Issue nasionalisme menjatuhkan Thaksin ternyata tidak membuat Thailand lebih hebat. Bahkan terpuruk. “

“ Indoensia beruntung punya presiden seperti Jokowi,  yang tulus namun cerdas mengelola ekonomi ditengah arus globalisasi dan tahu menjaga kepentingan domestik. Bukan retorika tetapi track record nya membuktikan itu.”

“ Harap dicatat bahwa tanpa stabilitas politik yang sudah dirintis presiden Megawati dan  SBY, tidak mungkin Jokowi bisa bekerja dengan tenang.” Kata Budi.

***

Pagi itu ketika breakfast di restoran Hotel, Maria perhatikan Budi asyik membaca lembaran kertas yang ada diatas meja makan. Tak berapa lama , Budi melirik makanan di piringnya. Dia meletakan lembaran kertas itu diatas meja. Dia kembali makan dengan tenang. Tapi Maria tahu, pikiran Budi tidak pada makanan tapi ke hal lain.

“ Kenapa kamu buat analisa seperti itu ? Kata Budi kepada  Wenny yang duduk disebelah Maria.

“ Menurut saya investasi jangka panjang di Vietnam, khususnya perhotelan engga layak. Karena kurs tidak stablil. Sementara uang kita berasal dari pinjaman. Kalau kita lakukan hedging tentu akan mahal sekali. Dan lagi apa ada banker yang mau kontrak jangkan panjang untuk hedging hutang itu“

“ Lantas kamu pikir pemerintah vietnam itu kumpulan orang bodoh atau lebih bodoh dari kamu? Ingat, mereka itu satu satunya bangsa yang bisa mengalahkan Amerika, bahkan mempermalukan AS. Apakah itu kurang cukup membuat kamu yakin bahwa masa depan bangsa ini akan baik baik saja.” 

“ Saya tidak mengerti soal Politik. Saya realistis saja. Keadaan sekarang pemerintah tidak bisa mengendalikan moneter. Kalaupun ada investasi masuk ke vietnam, itu lebih karena faktor upah buruh untuk industri yang life cycle nya sudah pada titik terendah. Itu saja. “

“ OK. Saya catat kekawatiran kamu. Tapi itu tidak cukup untuk menghentikan rencana saya mengambil alih hotel itu. Ini sudah direncanakan lebih setahun. Apalagi ? 

“ Kan tidak harus semua rencana dijalankan. Pada akhirnya akal sehat harus jadi patokan”

“ Ya masalahnya kamu berpatokan dengan hal yang tidak pasti. Gimana saya harus mengerti.”

“ Bukankah data forcasting itu adalah bukti.”

“ Itu hanya ramalan dengan menggunakan variable data masa lalu dan mengaitkannya dengan angka masa depan yang juga unpredictable”

“ Rencana bisnis memang begitu, bos. Kan anda yang ajarin saya.” Kata Wenny cepat.

“ Saya tidak sedang membahas ilmu perencanaan bisnis. Saya bicara tentang execute bisnis. Maaf ini ruang saya sebagai boss, bukan ruang kamu untuk berdebat.”

“ Mengapa ?

“ Satu satunya kesalahan dalam bisnis adalah tidak melaksanakan rencana yang sudah dibuat.  Satu satunya akal sehat kita tidak berfungsi baik karena kita terlalu kawatir dengan masa depan “ kata Budi.

“ Saya catat. Jelaskan kepada saya. Apa maksud kamu itu ?

“ Masih belum jelas ?

“ Ya”

“ Baik. Saya tanya sekarang. Mengapa kita membuat perencanaan?” Kata Budi.

“ Karena kita  tahu  bahwa masa  depan serba tidak pasti.”

“ Ya tepat sekali.  Itu keyakinan kita kepada Tuhan. Bahwa hanya Tuhan yang bisa mengetahui akan masa depan. Bukan kita. Semakin detail perecanaan kita buat semakin kita sadar kelemahan kita dihadapan Tuhan. Dan ketika kita lakukan, effort kita harus total, agar kita pantas berserah diri kepada Tuhan. Paham? “

“ Paham. Kita harus kerja keras menghadapi kesulitan dan tantangan agar terjadi perubahan kearah yang lebih baik sesuai harapan kita.” Kata Wenny menyimpulkan

“ Hanya itu tugas kita sebagai manusia. Itulah visi bisnis. Itulah visi seorang manusia. Terus bergerak dan berbuat, bukan berhenti diatas banyak keraguan. Paham kamu.”

“ Tapi boss. Apakah lender bisa diyakinkan soal ini?

“ Partners saya dari Amerika sudah setuju untuk ikut dalam pembiayaan ini. “

“ Skemanya ?

“ Kerjasama.”

“ Kenapa mereka mau ?

“ Karena saya tawarkan bisnis model yang kebetulan sesuai dengan kepentingan client nya yang punya International hotel chain. Mereka yakin, setelah akuisisi hotel ini selesai, clients nya bersedia masuk sebagai pemegang saham sedikitnya 30%. Value hotel akan naik. Karena kita akan tetapkan tarif kamar dengan USD bukan mata uang lokal. Ini akan menambah 30% portfolio bisnis holding.”

“ Jadi kita hanya masuk 30% saja.? Kata Wenny berkerut kening.

“ Ya. Tentu engga sulit kamu cari pinjaman karena bank tentu akan meliat siapa mitra venture kita. “

“ Siap boss.”

Maria menyimak dengan seksama dialog antara Budi dan Wenni pagi itu. Sangat efisien diskusinya dan langsung ada keputusan. Maria sangat kenal gaya Budi. Memang begitu. Kalau dia sudah ada maunya dan semua prosedur bisnis sudah dilalui maka dia tidak akan pernah ragu untuk membuat keputusan dan melewatinya sampai tuntas. Apakah semua sukses ? tidak. Dari 10 keputusan bisnis dia buat, 80% gagal. Tapi kegagalan itu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan bisnis yang berhasil dia laksanakan. Dan lagi setiap kegagalan itu bisa diminal karena kehebatannya mengelola resiko. Sangat terukur. Cepat masuk, cepat keluar, dan move on dengan peluang yang lain. Begitu seterusnya.

” Tidak ada bisnis yang salah. Yang salah kita tidak berbuat apa apa. Tidak ada bisnis tanpa resiko. Tidak ada resiko tanpa proses pembelajaran. Kalau tidak berbuat, bagaimana kita tahu ada resiko dan bagaimana kita bisa belajar dari keadaan untuk berubah lebih baik dimasa depan?” Demikian nasehat Budi yang tidak pernah Maria lupa.

“ Maria” seru Budi. “ Hari ini kamu langsung ke Shenzhen. Urus proses relokasi pabrik ke Vietnam. Team holding di Hong Kong akan bantu kamu.” 

“ Hari ini ? Seru Maria.

“ Sekarang kamu pergi ke Air port. Sebelum sampai di bandara ticket kamu sudah di-issued. Kantor di Hong Kong sudah siapkan itu”Kata Budi dengan tegas.

Maria terdiam.

“ Kamu tunggu apalagi ?

“ Ya. Maksud saya gimana dengan Mas ? 

“ Sebaiknya kamu berangkat.”

“ OK. sekarang saya berangkat. “ kata Maria seraya berdiri dari tempat duduknya. Kemarin dia menenami Budi meeting dengan relasinya dari Amerika sampai jam 2 pagi. Setelah itu Budi kembali ke kamarnya dalam kelelahan. Dia juga kembali ke kamarnya. Jam 7 pagi sudah ada di restoran untuk breakfast. Sekarang dia harus segara pergi. ya dia harus profesional. Harus melupakan perasaannya.

***
Dari Hotel menuju Bandara, Maria ditemani oleh Robert.

“ Maaf Bu. Sepertinya hubungan ibu dengan Pak Budi sangat istimewa.” Kata Robert ketika dalam perjalanan dari Bandara ke Hotel.

“ Bagaimana kamu punya kesimpulan seperti itu? 

“ Saya merasakan itu ketika kemarin ibu bertemu dengan Pak Budi”

“ Dia sahabat saya, guru saya, juga kakak saya. “Kata Maria sekenanya.  Robert melihat sisi lain yang bisa di dapatnya dari bekerja dibawah Maria. Setidaknya dia bisa mendapatkan akses kepada Budi langsung. 

“ Bu, Saya punya impian untuk membangun pabrik kliker dengan tekhnologi dari china bisa terkabulkan. Apalagi pasar rumah murah di Vietnam sangat besar. Pemerintah Vietnam punya program rumah untuk rakyat miskin sebagai bagian dari penataan wilayah komersial. “ Kata Robert.

“ Tapi …” Kata Robert terkesan ragu.

“ Apa ? Seru Maria.

“ Apakah ibu tidak keberatan menyampaikan proposal proyek ini kepada Pak Budi. Maaf bu, kalau saya lancang”

“ Mengapa harus saya. Mengapa tidak langsung kamu sampaikan ke Holding di Hong Kong.?

“ Ada niat ingin menyampaikan proposal langsung kepada Holding di Hongkong namun saya tidak yakin akan mendapatkan response yang cepat. Dan lagi tugas saya hanya membantu ibu ,tidak ada kaitannya dengan obsesi saya..” 

“ Mengapa kamu terlalu terobsesi dengan proyek itu ?

“ Proyek ini datang dari teman wanita saya. Namanya Yen. Dia putri pejabat tinggi di Vietnam. Dia sangat ingin proyek ini berhasil dibangun. Itu semua karena dia mencintai saya. “

“ Cinta ? Maria terkejut.

“ Kami berencana kalau proyek ini selesai di bangun atau  setidaknya ada persetujuan dari investor, kami akan menikah.”

“ Mengapa kamu tidak minta pengaruh ayahnya untuk dapatkan fasilitas pinjaman dari Bank ?

“ Dia sudah menghubungi banyak orang kaya dan juga banker di Hanoi dan Ho Chi Minh namun hampa. Karena semua punya alasan yang hampir sama bahwa tekhnologi itu tidak familiar. Mereka masih percaya dengan produk semen dari portland. Dan lagi tekhnologi dari China itu tidak populer di pasar eksport. Peruntukannya hanya sebatas perumahan kelas murahan.” Kata  Robert nampak bingung.
“ Berapa usia Yen” Kata Maria lambat.

“ 28 tahun. Dia sarjana dari China namun nampak seperti anak remaja yang belum dewasa. Maklum mungkin karena dibesarkan oleh keluarga kaya.”

“ Baik, tolong sampai alasan bisnis  mengapa proyek itu harus dibangun di Vietnam ?

“ Bahan material semen yang hemat biaya. Bahkan menghemat sampai 80% dari harga semen yang telah ada di pasaran. Semen ini juga punya daya tahan lebih baik dibandingkan dengan semen Portland. China menggunakan tehnologi dalam program rumah murah. Tekhnologinya tidak pernah di trasfer ke negara lain. Tapi untuk vietnam, cina bersedia memberikan tekhnologinya .Maklum sama sama komunis”

“ Oh i see.” Maria terdiam. Tangannya terasa dingin. Jantungnya berdebar kuat. Dia seperti jatuh ke lubang jurang yang dalam ketika mengetahui Robert sudah punya pacar, bahkan sudah berencana menikah. Apalah dia dibandingkan dengan Yen yang usianya 15 tahun lebih muda dari dia.

“ Bu “ seru Robert memecah keheningan.” Besok senin kantor sudah siap. Izin pendirian perusahaan sudah selesai. Kita tinggal action saja.”Kata Robert.

“ Terimakasih Robert.” Kata Maria sambil menatap kearah depan. Seakan sedang berpikir sesuatu. “ Kamu siapkan SDM untuk tiga orang dulu ya. Bagian legal dan umum, akuntansi, Sekretaris.  Saya harap, saya kembali semua SDM sudah tersedia”

“ Siap Bu.”

Nampaknya Robert  menanti Maria memberi perintah lagi. Namun Maria malas bicara banyak lagi. 

“ Bu..”

“ Ya. “

“ Boleh saya bicara soal lain? 

“ Bicara aja “

“ Untuk kesekian kalinya Yen menelphon mempertanyakan kapan bisa merealisasikan pembangunan pabrik kliker itu. Aku sudah kehabisan alasan untuk meyakinkan Yen bahwa usahanya akan berhasil mendapatkan investor. Tapi siapa ?. Kejar Robert. Seakan ingin mendapatkan respon yang baik dari Maria. Tapi Maria diam saja.

Dalam kegalauan itu , Robert menerima telp dari seseorang. Setelah usai bicara lewat telp, Robert kelihatan tegang“ Yen, marah. Dia mau ketemu dengan saya.” Katanya mengusap kepalanya sendiri.

“ Nanti setelah sampai Bandara, kamu segera temui dia. “

“ Kira kira gimana bu  ?

“ Kirim proposal itu lewat email. Saya akan pelajari dan mencari waktu yang tepat bicara dengan Pak Budi.”

“ Terimakasih bu..Terimakasih bu” kata Robert. Terpancar dari wajahnya penuh harapan.

Sampai di Bandara, Robert segera berlalu. Maria menatap kosong kearah kendaraan Robert sampai hilang dari pandangannya. Entah mengapa air matanya berlinang “ Yang salah aku. Terlalu berharap pria mencintaiku.” Kata Maria dalam hati. Dia usap airmatanya dan melangkah pasti ke dalam bandara.

***

Telah seminggu Maria di China. Mungkin malam ini sesuai jadwal Maria akan mendarat di Ho Chi Minh. 

“ Robert, jemput Maria di Bandara ya jam 7 Malam” Kata Maria lewat telp
“ Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara. “ Kata Robert. 

Maria tak bicara banyak. Hanya menutup telp dengan mengucapkan terimakasih.  Dalam perjalanan ke hotel dari bandara , Robert kembali bicara soal bisnisnya dan berharap Maria bisa bertemu dengan mitranya, Yen. 

“Setidaknya saya bisa cerita siapa ibu dan yakinkan Yen bahwa ibu sebagai wakil dari Holding.”

“ Robert, saya akan bantu kamu bicara dengan Holding untuk mendapatkan dukungan membangun proyek kliker dengan tekhnologi dari China. Tapi pastikan proyek ini dapat dukungan politik baik pasar maupun bahan baku. Dan Pastikan Yen memang punya kemampuan melobi pemerintah Vietnam. Bisa ?“ 

“ Bisa. Bu. Sangat bisa. Ayah Yen salah satu petinggi Parai Komunis Vietnam. Pengaruhnya besar sekali. “ Kata Robert meyakinkan Maria. 

“ Apakah ibu yakin proposal ini tidak akan mengganggu posisi saya di hadapan holding karena melanggar SOP ?” 

“ Tidak ada masalah, Salah satu tugas kamu adalah penghubung perusahaan dengan pihak pihak yang punya akses politik dan business network di vietnam.” Kata Maria dengan santai. 

“ Ibu tahulah. Aku sangat menginginkan pekerjaan di perusahaan ini.” Kata Robert dengan wajah memelas sambil mengalihkan wajahnya ke samping. 

“ OK sekarang atur saya bertemu dengan Yen”

“ Baik bu. 

Tak berapa lama Yen datang ke restoran dimana Maria dan Robert sudah menanti. Dalam pertemuan itu Yen mencoba menjelaskan peluang pasar Vietnam dan tekhnologi yang dia yakin akan didapat dari China. Yen meremas jemari Robert dengan penuh keyakinan bahwa mereka akan menghadapi bersama sama. Maria terhenyak dan kelabu. 
***
Setelah makan malam dengan Robert dan Yen, Maria dapat merasakan ada sesuatu antara Yen dan Robert yang tak mungkin berpisaha. Sebagai wanita Maria dapat dengan mudah merasakan itu. Terutama tanpa sadar Yen memanggil Robert dengan sebutan “ Honey”. Sempat terkesiap jantung Maria ketika mendengar Yen memanggil dengan nada sayang yang teramat dekat. Tapi mengapa Maria sampai tidak merasa nyaman terhadap sikap Yen? Bukankah hubungan Maria dengan Robert hanya sebatas atasan dan bawahan. Kalaupun hubungan terkesan dekat itupun karena sikap Maria yang mampu membuat orang bekerja dengannya merasa nyaman. 

Apakah Maria telah salah menebak bahwa Robert menyukainya. Atau Maria terlalu berharap dapat dengan mudah menaklukan Robert. Maria sadar 
bahwa dia harus berdamai dengan kenyataan. Bahwa banyak pria yang mudah didekati tapi tidak mudah mengajak mereka berkomitmen untuk hubungan yang lebih serius. 

Malam ini Maria  merasa sangat kesepian. Hidup diusia kepala empat tanpa hati untuk berlabuh. Budi memang sahabat yang baik namun ruang hatinya sudah penuh sesak dengan kedua anak dan istrinya. Maria hanya berada di beranda hati Budi, tanpa bisa masuk kedalam. Namun walau hanya di beranda kadang Maria merasa itu sudah berkah luar biasa. Tapi bagaimanapun dia ngin ada ruang khusus di hati seorang pria. Biar ruang itu kecil , tak apalah. Dia bisa menyendiri di ruang itu sambil menghitung bintang di langit mengantarnya  tidur dalam pelukan seorang pria. 

Karenanya Maria bertekad dalam hati bahwa dia  akan bersaing mendapatkan Robert. Bagaimanapun dia dalam posisi lebih menguntungkan bagi Robert di bandingkan Yen. Tanpa keputusan dari Budi tak mungkin proyek itu bisa jalan. Robert akan lebih memihak kepadanya. Itulah keyakinannya.

Sekarang tinggal berpikir bagaimana meyakinkan Budi. Maria tahu percis sifat Budi yaitu tidak bisa ditebak, Namun Budi bisa jujur akan sikapnya ketika mengambil keputusan. Mungkin Maria  akan merasa kecewa namun Budi selalu punya alasan yang rasional atas keputusannya. Maria akan meyakinkan Budi secara rasional bahwa investasi di kliker itu menguntungkan dan sekaligus pintu gerbang menjalin hubungan dengan elite partai di vietnam. 

Maria  tahu betul bahwa bagi Budi keneksi politik itu sangat dia inginkan. Walau dia tidak pernah terlibat secara langsung bermain politik namun soal bagaimana memanfaatkan akses politik untuk mengembangkan bisnis dia memang jagonya. Budi selalu punya ide hebat untuk memanfaatkan kekuasaan politik. Caranya sangat halus dan tak pernah takut akan resiko. Selalu pada akhirnya dia jadi pemenang. 

Maria meliat ke mononitor computernya. Nampak notifikasi incoming email. Dia  bersegera membuka mail box tersebut karena tertera pengirimnya adalah Yen. Semua data proyek dan studi kelayakan terlampir pada email tersebut. Dengan seksama Maria mempelajari data proyek sampai jam 2 dini hari. Kemudian dia  membuat resume proyek untuk di sampaikan kepada Budi. Berharap keesokan paginya dia  akan dapat jawaban dari  Budi. Itu kebiasaan Budi yang selalu menjawab email dari orang orang yang bekerja dengannya. 

Dengan lelah dan kantuk kurebahkan tubuhnya di tempat tidur. Namun belum sempat dia terlelap , terdengar telp cellularnya bergetar. “ Maria ” Suara Budi diseberang.

“ Ya Mas..” 

“ Maaf ganggu ya”

“ Engga apa apa. Aku senang Mas  telp. “

“ AKu sudah baca resume kamu. Bagus.”

“ Jadi gimana Mas ?

“ Aku hanya mikirkan gimana kamu bisa atur pekerjaan kamu yang sedang memproses pemindahan pabrik dari China ke Ho Chi Minh”

“ Engga ada masalah Mas. Kalau diizinkan , beri saya otoritas untuk menugaskan Robert untuk proses peluang bisnis ini.”

“ OK. Lah. “

“ Terimakasih Mas.”

“ Oh Ya. boleh aku juga usul ?

“ Apa ?

“ Gimana kalau Robert juga dibantu oleh salah satu orang dari team aku yang ada di Jakarta. “

“ Mengapa ?

“ Untuk efektifitas aja. Dan sekalian memberikan wawasan mereka bekerja secara international”

“ Engga ada masalah Mas.”

“ OK thanks. Besok aku ke Hong Kong.”

“ Ok. Jadi kapan kita ketemu lagi ? Kata Maria harap.

“ Kamu kangen yaaa” Terdengar Budi tertawa.

“ Ya. Emang Mas  engga kangen?

“ Kangen juga tapi aku sibuk. “

“ Ya aku maklum”

“ Tadi Maya telp aku. Dia tinggal di apartement aku sama teman temannya selama liburan di Hong Kong. Perhatikan, dia memang patuh dengan janjinya akan selalu ada di bawah pengawasan kita. Apapun dia lapor. “ 

“ Kapan usai libur musim panasnya ?

“ Katanya minggu depan. “

“ Kok Maya  engga telp aku, mamanya?

“ Cobalah kamu perbaiki hubungan kamu dengannya. “

“ Bagaimana caranya ? Mas lebih dia percaya dibandingkan aku” 

“ Dia putri kamu. Kamu lunakan hatimu sedikit. Jangan mudah paranoid. Anak jaman sekarang engga bisa kita paksa seperti mau kita. Kamu harus lebih dulu mengerti dia dan memahami dia untuk merebut hatinya. Bagaimanapun dia bukan kamu dan dia adalah milik dirinya sendiri yang punya takdir sendiri. Kita sebagai orang tua hanya mendukungnya selagi benar. Kalau salah ya kita peringatkan dengan dialogh bukan perintah. Paham ya sayang” 

“ Ya. Aku menyadari itu. “

“ Gimana kalau setelah urusan Ho Chi Minh selesai kamu ke london temani Maya disana selama 1 bulan”

“ Benar ya.” Maria setengah berteriak.

“ Benar.”

“ Mas  ikut antar aku ya.”

“ Engga janji. “

“ Ayolah. Setidaknya selama seminggu sampai Maya dan aku kembali normal. BIsa ya.”

“ Lama sekali?

“ Please. “

“ OK. Tapi engga janji ya.”

“ Tapi...” Maria tersekat.

“ Apa ?

“ Bisa engga dia putuskan hubungan dengan si negro itu.”

‘ Kenapa ?

“ Aku engga suka”

“ tapi kamu kan bukan Maya.”

“ Aku orang tuanya”

“ Ya udahlah. Kembali kita berbeda pendapat. Kenapa sih kamu mau atur soal pribadi putri kamu sampai sejauh itu? Beri dia kepercayaan dan doakan agar dia bisa mengambil keputusan yang terbaik. Dan lagi dia masih berproses untuk mencapai dewasa. Kuliah juga masih 2 tahun lagi selesai” 

“ Aku engga suka?

“ Apa salahnya pria itu ? Dia sarjana. Bekerja di Bank di London. Dari keluarga baik baik. “

“ Aku ingin dia menikah dengan orang Indonesia?

“ Mengapa ?’

“ ya itu yang aku suka”

“ Tidak ada jaminan jodoh itu lebih baik seperti kita tahu. Seperti kamu dapat jodoh dari Indonesia. Apakah itu baik untuk kamu? tidak juga kan.  Kamu akhirnya bercerai. Jodoh bisa datang dari mana saja. Dan keluarga utuh bukan karena cinta tapi karena nilai persahabatan yang terbangun. Aku senang Maya menentukan pilihannya bukan karena melihat pria itu ganteng , kaya atau hebat. Tapi melihat sikap pria itu memang sahabat yang baik untuk dia. Dan dia merasa punya tempat aman berlabuh.” 

“ Ya...” Maria  terdiam. ‘ Terimakasih kamu begitu peduli dengannya, sampai kamu luangkan waktu untuk mencari tahu siapa pria yang jadi pacar dia. Andaikan Maya punya ayah kandung seperti kamu tentu akan lengkap sekali hidup kami” 

“ Maria  , Dia memang bukan putri kandungku tapi dari usia Balita aku ikut membesarkannya sejak kamu bercerai dengan suami kamu. Tolong jangan lagi di bahas soal anak kandung atau bukan. Itu engga baik kalau di dengar oleh Maya Paham, kamu.

“ Ya. Paham sayang.”

“ Ya. udah tidur sana. “

 “ Aku kangen nih. “

“ Tidur kamu. Udah ya.. “ Ya. “ 

*** 
Tak lebih sebulan Robert di minta Budi untuk berangkat ke Hong Kong bertemu dengan Business development group di Holding. Budi  minta Maria agar mendampingi Robert. Dan tak lupa juga Budi ingatkan agar membawa Juga Yen. 

Dengan penerbangan pertama , mereka berangkat ke Hong Kong. Dalam peneberbangan , Budi  duduk bersama Yen dan Maria  duduk di ruang business Class. Kadang Maria  sempat lirik kearah belakang. Mungkin mereka sedang menikmati kebersamaan dan impian akan masa depan yang indah. Apalagi kedatangan mereka atas undangan resmi dari Holding. 

Setiba di kantor Holding, Budi minta bicara secara pribadi dengan Yen namun didampingi oleh Lena sekretaris Budi. Maria tidak tahu apa yang dibicarakan. Namun setelah pertemuan itu, Budi  mengajak Yen dan Robert rapat bersama BDG. Budi  menjelaskkan peluang yang ada dan meminta agar BDG membuat lebih detail rencana bisnis tersebut. Usai meeting, Yen mengundang mereka makan malam bersama professor dari Tianjin. Katanya professor itu sahbaat ayahnya. Maria tahu Professor itu juga adalah sahabat Budi , yang termasuk elite partai komunis di China. Ada apa ini? Apakah Yen ingin  gunakan pengaruh ayahnya agar melunakan sikap Budi. Ataukah Yen ingin memastikan bahwa peran Maria jadi  kecil kalau sampai ada keputusan proyek ini dijalankan. 

Dalam acara makan malam itu , Budi nampak akrab sekali dengan Professor dan ketika hendak berpisah usai makan malam itu , Maria mendengar pasti Budi berkata kepada Professor itu “ Saya akan follow up proyek ini dan saya akan jaga Yen sebagaimana permintaan ada untuk sahabat anda di Vietnam.” Professor itu nampak senang sekali. Tapi ketika Yen nampak tersenyum kearah Budi, hati Maria teriris. Apalagi ketika Robert merangkul pinggang Yen ketika melangkah keluar dari restoran. 

Maria kembali ke Hotel bersama Budi. Dalam perjalanan ke hotel, rasanya Maria ingin menangis meratapi nasipnya. Tapi dia  berusaha kuat. Akankah sahabatnya  mengerti keadaannya. Akankah Budi bisa diajak memahami sikapnya yang harus mendapakan Robert dari Yen ? akankah ? 

“  Aku dengar sekarang Doni udah jadi boss. Pegang posisi puncak di anak perusahaan developer kawasan industry di China ? Kata Maria. Doni mantan sahabat Maria  yang tak pernah mencintainya.

“ Ya. Itu keputusan HRD”

“ Bukan keputusan Mas? 

“ Bukan.” Jawab Budi tegas.

“ Beruntung sekali Yolanda.” Kata Maria. Yolanda adalah sahabat Maria yang   juga istri Doni.

“ Ada apa dengan kamu ?Budi menoleh kesamping.

“ Engga apa apa “

“ Masih inginkan Doni. Masih belum move on?

“ Aku udah lupakan dia. Tapi…”

“ Tapi..apa ?

“ Semua pria yang pernah menolak aku adalah pria hebat dan yang justru menerimaku  adalah pria pecudang. Kenapa ?

“ Ah kamu. Mulai dech baper. Sekarang focus aja kerja “

“ Mau focus gimana ? sebentar lagi Yen akan jadi boss di pabrik itu dan menikah dengan Robert. Aku akan kembali mimpin holding di Jakarta. “ 

“ Emang masalah buat kamu ? Kata budi mengerutkan kening.

“ Engga. Kalau itu sudah keputusan Mas , ya mau gimana lagi. Apalah aku? 

“ Duh..nada bicara kamu sepertinya ada sesuatu …”

“ Aku hanya sampaikan kenyataan. Kenapa pula Mas jadi berpikir macam macam?

“ Ok. Saya paham” 

“ Dan…

‘ Apalagi ?

“ Maya semakin jauh dariku. “ Entah mengapa Maria menangis. Budi terkejut. Dia segera mendekap Maria. Mendekatkan kepala Maria kebahunya untuk   bersandar. “ Mas...” Kata Maria dengan menumpahkan air mata sejadinya. Tapi Maria tidak mau meratap.  
Budi hanya diam. Tapi Maria merasakan jantungnya bergetar hebat. Budi menahan emosi dan bisa merasakan perasaan Maria. Tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Bisnis adalah bisnis dan Maria bagian dari proses bisnis bagi Budi. “ Kalau masih menggunakan perasaanku maka aku akan terluka. Dan Aku hanya berdiri di pangkal akanan. Merasakan hangat matahari dan cahaya senja. Tap aku tidak akan pernah menjangkaunya…” kata Maria dalam isak tangis. 

" Jangan mengeluh. Hidup kamu adalah pilihan kamu sendiri. Hadapi hidup itu dengan tegar. Berusahalah sabar dan bersyukur " kata Budi berusaha menentramkan Maria.

***
BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Ekonomi kita " agak laen"

  SMI mengatakan ekonomi kita agak laen. Karena banyak negara maju pertumbuhannya rendah, bahkan seperti Jepang dan Inggris masuk jurang res...