Sabtu, 08 Juni 2019

Mencoba Memahami Mu (3)

Kisah  yang saya tulis berjudul “ Mencoba Memahami Mu" adalah kisah seputar wirausaha, yang memuat tentang kejujuran, kesabaran dan semangat. Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.***



Sepulang dari Hong Kong, Maria menyibukan diri dengan urusan persiapan pembangunan pabrik di Vietnam dalam rangka relokasi pabrik dari China. Tidak lebih sebulan persiapan itu sudah selesai. Kontraktor untuk pembangunan sudah tersedia. Yang berkaitan jasa pendukung untuk proses produksi juga sudah tersedia. Selanjutnya tugas team untuk melakukan business process. Tugas Maria boleh dikatakan selesai. Praktis semua kegiatan sudah pindah ke kantor baru di kawasan Industri Ho Chin Minh. Sementara Maria masih berkantor di distrik 1.  Sebelum pulang kantor, Robert mampir di kantor Maria. Di kantor itu tinggal Maria seorang diri. Yang lain sudah pindah ke kantor yang baru.

“ Gimana keadaan kantor yang baru “ tanya Maria ke Robert.

“ Operasional sudah berjalan. Sekarang pekerjaan focus kepada pengawasan pembangunan pabrik dan proses seleksi dengan semua supply chain yang terkualifikasi. Di harapkan dalam 7 bulan selesai. Dan langsung bisa produksi.” kata Robert 

“ OK. Bagus. Saya tinggal menanti perintah untuk pulang ke Jakarta. “

Robert terdiam. Maria melihat dari wajah Robert ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. 
“ Saya tahu ibu akan kembali ke Jakarta. Team dari Holding sedang mempersiapkan surat untuk memberhentikan Ibu. Tinggal tunggu persetujuan dari Kantor Pusat di Hong Kong. Saya maklum posisi Ibu bukan jabatan struktural di Holding. Ibu hanya proxy dari Holding. Yang ditugaskan hanya sebatas pendirian anak perusahaan. Setelah berdiri, ya harus diserahkan kepada management profesional. Tapi saya belum siap akan kepergian Ibu.” kata robert sambil menundukan wajah. 

“ Tapi bu…” Robert mendongak “ keliatannya Yen belum bisa menemukan angel investor. Kemarin Ayah Yen bilang ke Yen, agar dia bicara dengan Ibu. Menurut Ayah Yen, ibu mungkin ada solusi “

“ Robert” Seru Maria dengan lembut. Dia berpindah ke sofa dan Robert tetap dikursi menghadap meja Maria “ Saya ingin bertanya lagi kepada kamu, apakah kamu benar tidak siap sebagai wirausaha? dan hanya ingin jadi profesional “ kata Maria seraya meminta Robert duduk di sofa bersamanya.

“ Bu, siapa yang tidak ingin jadi pengusaha, punya harta banyak. Tapi pengalaman saya bertemu dengan banyak pengusaha, mereka sepertinya tidak menikmati harta itu. Justru mereka lebih miskin dari orang miskin. Tempo hari saya bertemu dengan Pak Budi di Ho Chin Minh. Sangat terburu buru dan wajahnya keliatan lelah sekali. Saya tidak ingin kehidupan seperti itu, bu. Tapi Yen paksa saya jadi pengusaha hanya karena dorongan dari Ayah nya”

“ Saya rasa persepsi kamu salah. Pengusaha sejati tidak pernah berpikir tentang uang dan harta. Mereka sudah melewati kebutuhan akan itu. Walau setiap hari mereka make money tetapi bukan uang orientasinya.” 

“ Jadi apa bu ?

“ Kekuasaan” Kata Maria dengan dingin.

“ Kekuasaan? Robert nampak bingung.

“ Ya. Kekuasaan bagaimana mereka bisa mengendalikan semua orang. Mengendalikan sahabatnya, relasinya dan tentu karyawannya, dan bahkan keluarganya. Dengan kekuasaan itu, memungkinkan agendanya dapat terlaksana. Bukankah hidup di dunia ini yang membedakan manusia dengan hewan adalah soal agenda.  Manusia punya agenda. Hewan tidak. ”

“ Agenda apa ?

“ Ya macam macam. Ada yang punya agenda untuk aktualisasi dan hegemoni agar orang mengagumi dan memujinya. Dia permainkan emosi semua orang dengan uang dan harta nya. Umumnya bisnis mereka dalam bidang non tradable. Ini disebut dengan animal capitalism“

“ Tradable ? apa maksudnya ?


" Bisnis yang nilai tambahnya untuk peningkatan lapangan kerja sangat kecil. Umumnya bisnis dikembangkan dengan kekuatan modal untuk mempengaruhi pasar dan mendapatkan keuntungan dari pasar dengan harga yang mereka kendalikan.  Seperti penguasaan SDA, Bisnis property, financial market. Nah Bagi orang yang dapatkan uang dari bisnis semacam ini maka uang adalah segala galanya. Banyak orang menumpuk uang karena menghindari miskin. Mereka takut akan kemiskinan. Berbagai cara dilakukan, mulai dari yang masuk akal sampai dengan yang fraud, untuk menghindari kemiskinan. Padahal, rasa takut akan miskin adalah kemiskinan itu sendiri. Usaha untuk menghindari kemiskinan akan menghasilkan kemiskinan itu sendiri. Ketika orang berusaha untuk menghindari kemiskinan, maka kemiskinan itu akan bertambah."

" Benar, Bu. Banyak orang berusaha mencari kedamaian dalam hidupnya melalui uang. Salah satunya menyimpan uang sebanyak banyaknya di bank. Namun, keinginan untuk merasa damai justru menciptakan perasaan tidak damai. Segala upaya untuk mencapai kedamaian hanya akan menghasilkan ketakutan. Ketakutan itulah yang menjadi akar dari rasa tidak damai.   Orang yang mencari segala cara untuk melampaui ketakutannya justru akan selamanya dijajah oleh rasa takut di dalam hatinya. Banyak orang menyimpan uangnya dan takut memberi, karena mereka takut kehilangan. Akhirnya, mereka menjadi pelit. Mereka menutup diri dari dunia, dan hidup semata untuk dirinya sendiri. Padahal, di dalam hidup ini, semakin banyak kita melepas, semakin banyak kita mendapat. Orang harus keluar uang, guna mendapat uang. Orang harus memberi, guna mendapat. Orang harus melepaskan keinginan untuk damai, jika ingin memperoleh kedamaian di dalam hidup"

" Dan ingat, kasus jatuhnya Lehman Brothers tahun 2008, itu berawal karena banyak orang menghindari rasa takutnya dengan menyimpan uang di bank. Akibatnya bank bleeding sehingga melahirkan kreatifitas produk pasar uang dengan lahirnya instrument CDS sebagai pemicu membanjirnya pasar derivative. Memang dengan adanya pasar uang dan dibolehkan bank terlibat sebagai investment banker, bank tertolong dari bleeding tapi lambat laun tidak ada lagi ruang untuk menahan peningkatan harga dipasar yang sudah terlanjur bubble.  Akhirnya mudah ditebak. Pasar uang jatuh, berdampak sistemtik. Karena sebagian besar uang itu berasal dari bank, uang nasabah. Negara terpaksa mem bail out perbankan agar dampak sistemtik tidak meluas. Sampai sekarang dampak buruknya masih belum sepenuhnya di atasi." Kata Maria. Robert nampak antusias menyimak. Karena ini sesuatu yang baru bagi dia.

" Terus.."

" Ada juga yang punya agenda selain itu. Dia membangun bisnis untuk tujuan moral atau kemanusiaan, atau istilah keren nya humanitarian capitalism. “

“ Apakah dalam prakteknya humanitarian Capitalism itu berbeda dengan animal bisnis”

“Dalam prakteknya tidak ada perbedaan. Prinsip mereka buy low sell high and pay later. Sama saja. Hanya saja dari segi philosopy dan proses berbeda. Animal business cenderung mengutamakan hegemoni capital lewat konglomerasi. Sementara Humanitarian capitalisme berorientasi kepada kemitraan, sinergi, kolaborasi dengan membangun stakeholder yang lentur. Kalau animal business membangun capital, namun humanitarian capitalism membangun trust. “

“Wah jadi menarik. Baru tahu saya. Menurut ibu, yang dilakukan Pak Budi itu apa ?

“ Ya humanitarian capitalism. Dia punya banyak kesibukan bisnis walau hutang tak terbilang ,dia happy aja karena uang tidak disimpannya atau dikonsumsikan yang tidak produktif tapi dipakai untuk terjadinya arus melalui hubungan antar sumberdaya. Maka hIdupnya stabil, makan enak ,tidurpun pulas dan pandai memanfaatkan waktu dengan happy. Senang berbagi, spiritualnya makin tinggi karena dia selalu ingin dekat dengan Tuhan agar aman melewati hidup penuh resiko. "

" Bagaimana dengan hari esok, soal hutang? 

" Besok jangan dipikirkan , itu urusan Tuhan. Yang pasti di masa depan semua orang mati. Bagi orang seperti Pak Budi,  bagaimana hari ini bisa berbuat dengan maksimal tanpa culas dan tetap sibuk..dan terus punya energy untuk ambil bagian membangun peradaban. Berbagi dengan cara modern. Memberikan kesempatan orang berkembang lewat profesional maupun bisnis. Semua mendapat ruang dalam seni berbagi. dan Pak Budi memberikan kesempatan itu kepada semua pihak untuk berprestasi sebaik mungkin. “

“ Wow…mulia sekali. "

“ Dan dia tidak pernah menghargai kegagalan. Sekali orang gagal dia tidak akan beri kesempatan kedua kalinya. “

“ Mengapa ?

“ Pak Budi ingin orang itu hijrah ketempat lain dimana atmosfir nya lebih mendukung untuk bisa berkembang. Karena dari awal dia sadar bahwa kebijakan bisnisnya tidak mungkin memuaskan semua orang. Tidak  semua orang bisa berkembang. Dia sadar betul itu.  Semua orang di uji lewat proses yang ketat.”

“ Bagaimana ibu sampai bisa dipercaya Pak Budi.” kata robert. Walau dia tahu ini lancang tapi entah mengapa, dengan cara Maria berbicara dia merasa dekat.

“ Pak Budi punya cara yang genial untuk tahu orang itu dapat dipercaya atau tidak.  Menurutnya, kalau ingin menguji orang maka ujilah dengan kemudahan dan kesulitan. Dan lihat apa hasil nya. Tidak pernah bohong. Umumnya orang ketika diberi kemudahan terutama uang, dia cenderung menggampangkan urusan dan terlalu banyak berharap serba mudah dan enak.. Dengan kesulitan , orang mudah mengeluh dan putus asa. Kadang prasangka buruk datang. Tetapi kalau dengan kemudahan, dia tetap apa adanya dan tidak rakus maka dia pantas dipercaya. Kalau diberi kesulitan dia bersabar tanpa mengeluh, maka dia pantas dipercaya. “

“ Dan proses itu tentu butuh waktu yang tidak sebentar. “

“ Saya butuh waktu 2 tahun lebih sampai dia percaya. “

“ Bagaimana ibu bisa bertahan?

“ Bersabar dan lagi Pak Budi jago menjaga emosi kita agar tetap positip. Itu kelebihannya.”

Robert terdiam. Dia merasa mendapatkan pelajaran berharga dari Maria. Wanita yang awalnya dia pikir lugu masalah agama namun ternyata Maria kaya akan pemahaman kehidupan yang pelik ini. 

“ Nah Robert, kamu belum jawab pertanyaan saya. Mau jadi pengusaha atau profesional ?

“ Saya…” Robert terdiam…Kemudian dia menatap Maria dan kembali menunduk. Tidak bisa meneruskan kata katanya.

“ Bersikap lah “ Kata Maria lembut.

“ Apakah mungkin saya menjadi profesional yang pengusaha?

“ OK. Saya paham.” Kata Maria tegas. “ Kamu benar benar siap ya ? 

“ Siap Bu.”

“ Ok saya ada usul. “ Kata Maria berdiri dari tempat duduknya menghadap ke jendela kaca. “ Kamu bersama Yen bentuk perusahaan yang khusus sebagai proyek sponsor untuk pabrik klinker. Saya akan carikan angel investor. Resiko atas dana angel investor itu, ada pada saya. Tapi kamu dan Yen harus ikuti arahan saya. “

“ Bagaimana dengan kerjaan saya di anak perusahaan Holding ? “

“ Kamu bisa cuti selama 2 tahun, Saya akan bicara dengan Pak Budi agar Holding mengizinkan.Jadi kalau proyek klinker ini gagal, kamu bisa kembali bekerja di Holding.”

Robert berdiri dari tempat duduknya. Mendekati Maria. 
“ Ibu, mengapa ibu baik sekali kepada saya.” Kata Robert dibalik punggung Maria. 
Maria menghadap kearah Robert.
“ Karena kamu orang baik. Saya suka mendukung orang baik.’ Kata Maria dingin. 

“ Terimakasih Bu. Terimakasih Bu..” Kata Robert seraya mengulur tangan untuk menjabat tangan Maria. Maria menyambut jabatan tangan Robert dengan tersenyum.

“ Nah saya undang Yen dan Kamu makan malam hari ini. Hubungilah Yen. “

“ Baik baik Bu. Yen pasti senang sekali.” Kata robert seraya menelphone Yen. Tanpa menutup telp, Robert bicara kepada Maria. “ Apa boleh Ayah Yen ikut makan malam ?
Maria mengangguk tanda setuju. Dengan ceria Robert menutup telp. “ Kita pergi bareng ya bu. Yen dan Ayah nya akan ketemu kita di restoran. Saya udah kasih tahu nama restoranya. Tempat biasa kantor jamu tamu relasi “

***
Ini kali pertama Maria bertemu dengan Ayah Yen. Memang keliatan sederhana sebagaimana pejabat Vietnam. Namun bahasa inggerisnya bagus sekali. Nampak terpelajar . Usia sekitar 54 tahun.  Sedikit lebih tua dari Budi.  Robert menyampaikan usulan Maria itu kepada Yen dan Ayahnya dalam bahasa inggeris. Wajah Ayah Yen dan Yen bersinar ceria. Mereka berdua mengucapkan terimakasih.

“ Saya kagum dengan kemajuan orang China dan AS yang hebat dalam berbisnis.  Mereka pekerja keras“ kata Ayah Yen.

“ Saya sering bertemu dan bergaul dengan orang asing; China, Eropa, AS, dan lain lain. Saya perhatikan mereka tidak lebih hebat dari kita. Kalau dibilang mereka kerja keras , saya rasa kita  lebih keras kerjanya. Perhatikan saja, sebagian besar petani kita masih menggunakan tenaga kasarnya untuk membajak sawah. Di Cina dan AS engga ada lagi petani gunakan cangkul. Mereka sudah gunakan traktor. Bahkan cara menyemai bibit pun sudah menggunakan tekhnologi modern. Jadi tidak perlu kerja keras. Setiap waktu mereka ingin lebih ringan kerja daripada kerja keas.Makanya inovasi tekhnologi mendapat tempat di masyarakat. Tetapi kalau lebih keatas lagi, semakin kita tahu kita paling banyak kerja keras tapi sedikit hasilnya.” Kata Maria.

“ Mengapa ? Tanya Yen.

“ Penyebanya adalah karena orientasi kita bukan berkembang secara ekonomi tetapi berkembang secara hewani. KIta itu tidak bekerja untuk sebuah nilai yang real. Sebagian besar nilai itu lebih kepada hal yang imaginer. Kalau kita punya uang berlebih maka yang dia pikirkan bukannya meningkatkan nilai uang itu agar dia punya penghasilan tambahan tapi kita gunakan untuk membeli barang yang justru menjadi sumber biaya baru bagi kita. Padahal itu hanya memuaskan imaginasinya saja. Punya uang berlebih, ya beli rumah yang lebih besar, bukanya di tempatkan di reksadana atau saham atau jadi angel investor. Kalau semakin kaya, malah istri ditambah, Piknik dibanyakin. Aksesoris di perbanyak. Akibatnya kita  tidak berkembang. Dan terus kerja keras dan kawatir harta berkurang. Terjadi krisis atau kena PHK, ya tumbang begitu saja. Mengeluh tiada habisnya. Padahal itu salah kita sendiri. ' Maria mencoba menjelaskan secara sederhana.

“ Ya itu masalah mental “ kata Robert.

“ Seharusnya kalau ada pendapatan lebih yang dipikirkan pertama kali adalah bagaimana mendapatkan side income."

" Tetapi kan engga gampang. Kata Yen.

" Benar. Kalau ada niat hidup secara ekonomi tentu orang terpanggil belajar untuk mendapatkan penghasilan diluar bidangnya. Bukankah belajar itu adalah proses seumur hidup. Bukan hanya belajar tentang hal yang kita minati  dan yakini tetapi juga belajar di luar diri kita sendiri. Contoh, Petani Pisang di China, setiap dapat uang panen dari Pabrik pasta Banana, tidak pernah mereka pesta atau membeli rumah lebih besar atau beli barang mahal. Mereka berpikir bagaimana membeli alat produksi agar proses kerja lebih cepat dan mereka lebih santai, sehingga punya waktu untuk kerja yang lain.” Kata Maria.

“ Benar juga. “ Kata Ayah Yen. “ Di pemerintahan maupun di perusahaan mindset seperti itu juga tumbuh. Vietnam di era sebelumnya hampir semua kementrian bangun gedung baru. Kantor pemda diperbaiki. Itu semua investasi yang memakan ongkos baru sepanjang waktu. Tetapi investasi secara ekonomi yang menghasilkan value dan pendapatan, seperti jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, Irigasi tidak mendapaktan prioritas. Karena bagi birokrasi lebih senang membuat kebijakan belanja non ekonomi daripada ekonomi yang memaksa harus disiplin dalam perencanaan dan hemat. Tapi sejak lima tahun belakangan ini, Vietnam sudah berubah banyak. Kami mulai mengelola pemerintahan dengan cara modern dan terbuka. Sama dengan Indonesia di era Jokowi ” sambung Ayah Yen.

“ Bagaimana dengan utang negara ? tanya Robert.

“ Selagi keuangan negara di kelola secara terbuka, tentu masalah utang tidak  perlu dikawatirkan. Utang itu menjadi momok menakutkan bila utang untuk konsumsi non value, yang  selalu berujung kepada penyitaan dan kebangkrutan. Ya jelaslah. Karena utang bukan menambah harta produktif tetapi menambah ongkos baru. Tapi kalau belanja barang ekonomi maka utang adalah berkah. Karena ia mendatangkan value yang nampak dari meningkatnya pendapatan, juga meningkatkan value hidup yang lebih terencana dan disiplin mengelola uang agar utang menimbukan trust permanent. Sehingga mudah menambah utang baru untuk terjadi pengaruh berganda dalam bidang ekonomi dan sosial , meningkatnya asset dan hidup lebih sejahtera walau kerja tidak keras. Pembangunan juga adalah pembangunan karakter kita sebagai bangsa yang modern.” Kata Maria.

Ayah Yen nampak berbinar wajahnya. Dia tahu Maria wanita yang cerdas dan berwawasan luas. Kalau tidak, mana mungkin dapat kepercayaan begitu besar dari International Holding. Ayah Yen berharap Maria bisa mendidik Yen jadi pengusaha seperti Maria. Maria menyanggupi dan berjanji akan melakukan yang terbaik.

“ Kira kita siapa angel investor itu “ Tanya Ayah Yen.

“ Relasi saya di Kuala Lumpur. “

“ Mitra Pak Budi juga ? Kejar Ayah Yen.

“ Bukan. Ini relasi saya, Dia baik sekali dengan saya. Moga dia bisa memberikan dukungan dana. “

“ Kapan deal itu akan dilakukan.” Kata Yen

“ Besok saya akan telp dia. Mungkin lusa kita terbang ke KL. 

“ Apa rencana kita sebelum bertemu dengan angel investor itu “ tanya Robert.

“ Besok kita akan meeting untuk mendalami proposal binsis agar nanti kalau meeting dengan angel investor dapat tampil prima “

“Siap bu.”

Kemudian Ayah Yen menyinggung tentang keluarga Maria. 

“ Saya single parent. Ibu dari seorang putri usia 20 tahun. “ Kata Maria singkat.

“ Wah sama dengan saya. Saya juga single parent. Ayah dari seorang  putri “ Kata Ayah Yen menoleh kearah Yen.”

“ Mengapa tidak menikah lagi. Anda masih muda kok “ Kata Ayah Yen.

Maria hanya tersenyum.  Naluri wanitanya mengatakan bahwa Ayah Yen sedang berusaha memancing emosinya.  Cara pria semua sama.  Selalu menganggap janda mudah dimanfaatkan. Tetapi sebagai pejabat dia bisa saja berusaha berempati kepada Maria. Makanya Maria tak ingin melanjutkan pembicaraan soal pribadinya.

Yen berusaha mengalihkan pembicaraan soal sikap Pak Budi yang begitu ramah. Dia terkesan sekali waktu kunjungan ke Hong Kong. Tadinya dia membayangkan Budi orang yang keras. Ternyata orangnya ramah dan rendah hati.

***

Jam 7.30 pagi, Maria sudah sampai di Kantor.  Jam 8 pagi, Yen dan Robert datang. Maria mengajak mereka meeting di kamar kerjanya. Dengan seksama Maria membaca proposal bisnis yang sudah di koreksi Robert. Berselang beberapa menit kemudian, Maria menatap kepada Robert “ Perpect sekali. Anda cepat sekali belajar “ Kata Maria.

“ Berdasarkan arahan Ibu, saya berusaha melakukan desk research dan mencoba mendapatkan informasi darimanapun. Hasilnya ya seperti itu.  Terimakasih udah menuntun saya jadi lebih baik “ 

“ Baik. Jadi anggaran diperlukan USD 3 juta. Waktu yang dibutuhkan 7 bulan. Ketat sekali waktunya.  Kamu perlu team 5 orang. Ahli geologi, keuangan, marketing, termasuk kamu dan Yen. “ 

“ Ya bu. “

“ Mengapa gaji Team kecil ?

“ Ya saya engga enak bu, kalau gaji besar. Kan masih pra operasional. Kita berusaha memperkecil resiko keuangan. Lebih focus kepada proses mendapatkan legitimasi dan dukungan dari stakeholder.”

“ Begini Robert. Gaji besar atau kecil itu relatif. Kamu harus focus dengan target yang hendak dicapai. Kalau gaji kecil bagaimana orang bisa focus kerja dan apa mungkin kamu dapatkan orang profesional membantu kamu ?  Tetapkan gaji sesuai standar normal aja. “ 

“ Baik. Bu, akan saya koreksi. “

“ Ya ok. Tapi engga significant koreksinya. Sekarang saya akan tambahkan business plan ini dengan business model, marketing strategy, production strategy. Ini untuk memastikan bisnis yang akan kita jalankan berbeda dengan yang sudah ada. “ Kata Maria seraya berdiri mengajak mereka pergi ke ruang meeting kantor yang tersedia alat proyektor. 

“ Perhatikan, “ kata Maria memulai presentasi bisnis “ KIta asumsikan bahwa technologi China untuk klinker itu  memang sudah provent seperti yang sudah dipakai oleh proyek perumahan di China.  Pilihan strategi bisnis  kita ada dua yaitu pertama menjual ke pabrik semen yang ada di Vietnam dan negara lain.  Kedua, kita membuat sendiri pabrik semen yang menyatu dengan pabrik material building. Namun dengan skala kecil saja. Kita akan create produk untuk perumahan dengan sistem precast. Sistem precast ini merupakan teknologi pembangunan perumahan dengan menggunakan sistem cetak pasang. Beberapa bagian rumah dicetak di pabrik, kemudian hasil cetakan tersebut baru dibawa ke lokasi pembangunan rumah untuk dirangkai. 

Jadi kita juga terlibat dalam pembangunan perumahan. Dengan demikian harga rumah bisa murah. Dengan demikian kita create market dan educated market. Kalau ini sukses maka akan mengundang mitra dalam dan luar negeri untuk terlibat kerjasama membangun industri precast , dan kita pada akhirnya akan focus mengembangkan industri klinker saja, kembali ke core kita, sebagai supply guarantee. Di perkirakan biaya investasi untuk melaksanakan srategi bisnis ini akan mencapai USD 1 miliar. “ Kata Maria.

“ Oh Tuhan. Sebegitu besarnya investasi” Kata Robert menggeleng gelengkan kepala.

“ Sebetulnya kalau hanya bangun pabrik klinker saja untuk kapasitas sedang, tidak begitu besar namun karena ini produk baru dengan tekhnologi baru, maka kita perlu strategi marketing mendidik pasar dan meyakinkan pasar. Ini perlu effort besar dan tentu besar pula resikonya.” Kata Maria berdiri didepan slide

“ Apa ibu yakin Holding ada uang biayai proyek ini?  apalagi dengan resiko besar dan investasi besar ? Tanya Yen.

Maria menatap Yen beberapa detik. Dia kembali ketempat duduknya.  Dia terdiam sebentar seakan berpikir.  Kemudian menghela nafas. “ Sebelum saya jawab, baik saya jelaskan hal yang mendasar untuk kamu ketahui. Bagi orang awam yang terbatas wawasan keuangannya, dia hanya mengenal satu kata money atau uang. Dia dapat uang dari gaji atau laba usaha dan kemudian dibelanjakan sesuai dengan pendapatannya, kalau ada lebih dia tabung. Dalam kasus ini uang ya uang. Tapi ada juga orang yang menyebut uang itu adalah arus terus menerus atau Currency. Perhatikan, dia tidak menyebut uang tapi arus.. ya sama dengan arus listrik. Kalau di analogikan, uang menjadi sumbu negatif dan aktifitas usaha adalah sumbu positip. Karena adanya sumbu positip dan negatif maka terjadilah current atau arus listrik yang bisa menimbulkan energy untuk bergeraknya roda ekonomi kedepan tanpa henti.

Rekening di bank atau perusahaan di sebut rekening arus ( Current account). Bagi mereka uang bukan lagi selembar kertas. Bukan hanya alat transaksi. Bukan. Tapi uang sebagai sarana menghubungkan satu sumber daya dengan sumber daya lain agar terus terjadi hubungan arus yang tiada henti. Contoh bagaimana menghubungkan sumberdaya manusia dengan sumber daya material, Sumber daya material dengan sumber daya uang. Sumber daya uang dengan sumber daya pasar, dan lain sebagainya.   Selagi hubungan antar sumberdaya itu terus terjadi arus maka itulah uang sebenarnya. Itulah uang dalam perngertian kapitalis. Dimana sebetulnya uang itu omong kosong. Uang itu hanya sarana pemicu distribusi capital untuk terjadi beragam aktifitas terbentuknya peradaban. Jadi bukan jumlah berapa banyak uang yang dikumpulkan tapi seberapa banyak aktifitas usaha yang bisa di kembangkan karena uang.

Untuk menjaga momentum hubungan itu , uang tidak harus berupa uang kertas atau emas. Tapi bisa juga dalam bentuk lembaran obligasi umum. Tidak harus obligasi umum, bisa juga obligasi khusus.Tidak harus obligasi khusus bisa juga obligasi sintetik. Begitu seterusnya. Dari beragam jenis uang itulah pasar uang terbentuk. Dari pasar yang diatur secara umum sampai yang diatur secara khusus. Jenis penerapannya bisa jangka pendek atau menengah atau jangka panjang. Penyelesaiannya bisa melalui opsi beli atau juat, bisa juga diserahkan nanti atau dibayar sekarang atau sebaliknya. “

“ Bukankah itu semua hutang? 

“ Benar. Tapi bukan hutang seperti persepsi kamu yang hanya tahu uang berupa lembaran kertas atau logam mulia .Bukan. Tapi itulah currency. Selagi arus atau current terus terjadi dengan ditandai aktifitas usaha tidak terhenti maka tidak ada hutang yang perlu dikawatirkan.”

“ Tidak perlu kawatir ? 

“ Karena current mempunya energy yang bisa dengan otomatis menciptakan hutang baru atau uang baru. Itulah miracle of capital. Akan terus begitu. Nah, kalau uang di tangan kamu tidak sampai terjadi arus berkesimbungan maka kamu telah tertipu oleh sistem.”

“ Mengapa ? 

“ Karena kamu akan terjebak dengan sikap pelit, menyimpan uang takut berbagi. Menyimpan uang takut ambil resiko bisnis. Hanya masalah waktu kamu akan jadi orang paling miskin dan bego dunia. Uang itu akan menjauhkan kamu dengan lingkungan kamu dan pada waktu bersamaan membuat kamu rakus berkosumsi lemah produksi, yang justru merusak jiwa dan phisik kamu sendiri.  Jatuhnya Eropa dan AS ,Jepang paska krisis wall street karena Generasi yang sekarang tertipu dengan uang. Mereka gila nabung dan  berinvestasi dengan produk tanpa barang. Mereka menciptakan money game. Laba tercipta tapi tidak ada pabrik terbangun. Akhirnya arus atau currency, lambat laun melemah karena sektor real sebagai sumbu positip semakin kehilangan daya tarik karena pertumbuhannya kalah cepat dengan tumbuhnya uang. Beda dengan China dimana keseimbangan antara sumbu positip dan negatif terus terjaga dengan baik sehingga melahirkan economic in balance. Berapapun hutang, itu bukan masalah. Arus terjadi karena barang , jasa dan uang terus menciptakan energy tiada henti. Paham” Kata Maria mencoba mengubah persepsi Yen soal uang.

“ Paham Bu. “

“ Kalau kamu paham, jadi engga perlu tanya apakah holding ada uang.  Uang bukan milik holding tapi milik pasar. Holding punya financial resource untuk melaksanakan program bisnisnya. Mereka punya trust untuk itu. Jadi engga perlu kawatirkan soal uang. Tugas kita sekarang, bagaimana memastikan bisnis ini bisa layak dijalankan secara ekonomi dan secara tekhnis bisa dikerjakan dan secara hukum didukung oleh pemerintah. Itu saja. “

“ Nah Robert, “Seru Maria “ Sekarang kamu perbaiki angka biaya gaji dan kita gabung proposal kamu itu dengan strategi bisnis dari saya. Hari ini harus kita tuntaskan. Sebentar lagi saya akan telp relasi saya di KL. “ Kata Maria dan melangkah ke kamar kerjanya.

Dari kamar kerjanya dia telp Budi.

“ Ya Maria “ terdengar suara Budi.

“ Sedang dimana ? 

“ Di Bandung, Dirumah anak.”

“ Lagi ngapain sepagi ini “

“ Ini lagi nyuapin cucu makan. Ada apa ?

“ Proposal bisnis sudah siap. Sesuai saran Mas, saya sudah sampaikan ke Robert, Yen dan Ayah Yen. Mereka setuju. Sekarang gimana dengan rencana ke KL “

“ Kalau sudah selesai semua, ya langsung aja terbang ke KL. Ajak Wenny ya.. “

“ Kenapa ajak Wenny ?

“ Dia lebih kenal dengan Direksi yang di KL. Tapi kalau kamu engga mau ajak dia, saya akan suruh Wenny atur perjalanan kamu ke KL. “ 

“ Engga mas. Aku malah senang jalan bareng Wenny.”

“ Ya udah. Ada lagi ?

“ Sepertinya udah sebulan di Indo ya.”

“ Ya. Memberikan kesempatan sama istri agar tenang sebelum bicara.”

“ Oh ya ya…Mas harus bicara dengan ibu secara terbuka. Aku yakin ibu akan dukung Mas. “

“ Oh Ya.Maria. Kemarin Ayah Yen telp saya. Dia sangat memuji kamu. “

“ Emang apa katanya ?

“ Kamu cantik, cerdas, dan sangat bijak.” 

“ Laki laki selalu gombal Mas. Entar kalau udah dapat apa maunya, mulai dech ceritanya engga jelas “

“ Aku rasa dia engga gombal. Dia jujur dan serius.”

“ Ah sudahlah. "

“ Ya udah ya. Saya lagi repot suapin cucu nih. Hati hati ya. Kabarin saya kalau ada masalah di KL”

“ Ya Mas. “ 

Usai bicara di telp dengan Budi, Maria kembali ke ruangan meeting bertemu dengan Robert dan Yen “ Besok kita KL. Apabila ada green light dari angel investor, kalian harus buat Perusahaan dimana pemegang sahamnya kalian berdua. Saya engga ikut campur berapa porsi masing masing saham. Diskusikan dengan Ayah Yen. Saya akan gunakan uang pribadi saya untuk membentuk perusahaan itu, termasuk saham yang disetor.  Nanti setelah dana ventura masuk, kalian kembalikan ke saya. OK” Kata Maria.

Mereka berdua mengangguk “ Ibu baik sekali bu. Ayah saya bilang, Ibu seperti mama saya.  Baik sekali, Makanya ayah tidak pernah menikah lagi setelah mama meninggal. “ Kata Yen berlinang air mata.

Maria hanya tersenyum dengan wajah merona. 

BERSAMBUNG>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Di balik tataniaga Timah.

  Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Ahmad Dani Virsal mengatakan bahwa Indonesia kini merupakan produsen timah terbesar kedua di dunia. Dia...