Dalam hidup ini baik dan buruk selalu datang bersamaan. Tidak mungkin datang sendirian. Tidak mungkin terjadi jual kalau tidak ada yang beli. Tidak ada siang kalau tidak ada proses menuju malam. Dalam dunia atom juga ada elektron dan ada proton. Positip dan negatif. Satu sama lain saling tarik menarik. Mengapa ? karena begitulah realita kehidupan agar terjadi keseimbangan. Kalau anda sedang melakukan hal yang buruk maka pada waktu bersamaan suara kebaikan akan datang. Semakin anda sering berbuat buruk semakin besar suara kebaikan datang. Sebaliknya kalau anda terus berbuat baik maka dampak buruk juga akan datang bersamaan. Bisa saja kebaikan tidak berbalas terimakasih malah hujatan dan fitnah datang. Atau bisa saja keburukan yang anda lakukan berbalas kebaikan dan kemudahan.
Baik dan buruk dalam diri kita akan saling berbenturan dan saling tarik menarik. Keimanan pun trend nya bagaikan bursa saham. Kadang naik kadang turun. Kalau ada orang berkata dia orang baik atau orang sholeh maka ketahuilah bahwa dia sedang melakukan kebohongan besar. Manusia akan terus mengalami goncangan sepanjang usia. Aksi reaksi akan terus terjadi dan anda tidak akan menemukan jawaban atas aksi reaksi tersebut. Karena apapun yang terjadi mengitari kehidupan ini tidak bisa disimpulkan sebagai kebenaran absolut. Itu hanya fenomena sosial. Tanyalah sama orang sehat, pasti dia merasa ada yang kurang nyaman. Tanyalah pada orang kaya pasti merasa ada yang tidak bahagia. Tanyalah sama orang miskin, pasti ada yang merasa tidak miskin. Kalau sudah menyangkut materi maka kehidupan itu memang paradox.
Kita terjebak oleh ruang dan waktu. Sehingga hasrat kita hanya berujung kepada kesiaan siaan. Pikiran dan akal kita hanya berujung kepada kehampaan yang tidak menjawab hal yang subtansi. Semakin kita berbikir semakin kita tidak menemukan jawabannya. Menyadari itu kita tidak bisa menghakimi orang jahat akan terus berbuat jahat. Menilai orang baik akan terus baik. Tidak bisa menilai orang miskin akan terus bernasip buruk. Tidak bisa menilai orang kaya akan terus benasip baik. Keduanya akan terus datang silih berganti. Itu sebabnya rendah hati adalah sikap paling bijaksana, yang tidak melambung karena dipuji dan tidak terjatuh karena dihina dan dibenci. Tidak putus asa ketika gagal dan tidak bangga ketika sukses.
Lantas bagaimana cara cerdas melewati kehidupan yang tidak sempurna dan tidak abadi ini, tidak serba ideal ini?
Orang budha mengajarkan “ melepaskan apa yang melekat “ orang islam mengatakan “ikhlas”. Apapun yang menimpa hidup anda, jangan masukan kedalam pikiran anda. Lepaskan semua. Ikhlaskan semua. Kalau buruk yang terjadi ya lepaskan pikiran dan perasaan kawatir. Kalau baik yang terjadi maka lepaskan pikiran dan perasaan euforia. Anggap baik dan buruk biasa biasa saja. Kalau dipuji orang ya tidak usah baper. Sebaliknya kalau dibeci orang juga engga perlu baper. Karena sudah hukum alam bahwa sesuatu yang dibenci pasti akan dicintai dan yang dicintai akan berujung kepada kekecewaan. Jadi jangan terlalu benci dan tidak perlu cinta setengah mati. Tidak ada hubungan yang sempurna dan juga tidak ada takdir yang sempurna. Ketika anda ikhlas maka anda menemukan hakikat kehidupan itu dan tahu bagaimana cerdas melewati hidup yang tidak sempurna ini.
Bahwa semua dalam hidup ini hanya kesiasiaan yang seharusnya memang tidak perlu dianggap berlebihan. Lalui sajalah hidup ini bagaikan air mengalir. Dengan demikian disuasana mendung dikala senja, anda bisa tersenyum seraya makan singkong goreng dengan segelas kopi pahit. Sebentar lagi malam akan datang, pagi menjemput untuk sebuah kehidupan yang apapun bisa terjadi, kini atau besok. Senyumlah selalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.