Sabtu, 12 November 2016

Indonesia jangan di Suriah-kan...

Anak anak suriah menanti ajal.
Teman saya seorang aktifis International yang bermarkas di Dubai mengirim email ke saya. Baiknya saya lampirkan emailnya sebagai berikut (terjemahan bebas ).

My dear friend,
Saya merasa prihatin dengan keadaan Indonesia belakangan ini. Dari sumber saya di Jakarta mengatakan bahwa politisi berbasis Islam berusaha memperovokasi gerakan bawah tanah islam radikal , aktifis kampus yang berbasis Islam , ormas islam untuk ikut ambil bagian dari hard game menuju Pemilu 2019. Masalah Ahok hanyalah pintu masuk menuju hard game itu. Demontrasi kemarin tanggal 4 november adalah sebagai tabuh genderang bahwa hard game di mulai. Konsolidasi di antara mereka terus terjadi paska demo 411.  Namun saya senang sikap TNI sangat jelas, bahwa gerakan itu sudah di petakan dengan baik. Wawasan TNI sangat luar biasa. Sehingga bukan hal yang sulit di hadapi hard game itu. Jokowi telah dengan tegas memerintahkan TNI untuk tidak ragu mempertahankan kebinekaan NKRI dari rongrongan pihak manapun.

Gerakan dalam negeri untuk menciptakan situasi kacau tak lain adalah bagian dari proxy war yang sudah di laksanakan sejak 8 tahun lalu atau sejak Obama berkuasa. Proxy war ini merupakan smart power dengan membentuk pion pion dari berbagai kalangan untuk menciptakan opini permusuhan kepada pemerintah. Apalagi ketika Jokowi naik sebagai presiden gerakan proxy war semakin kencang. Ini di sebabkan di awali kebijakan Toll laut namun sebetulnya juga memotong geostrategi Amerika dalam penguasaan kawasan Asia Pasicif yang di dalamnya menyimpan konplik laut China Selatan. Penguasaan blok Marsela untuk kemudian refinery di lakukan di darat, yang memungkinkan Indonesia dapat membangun pangkalan perang di pulau itu. Dan ini semakin sulit bagi Amerika untuk menjangkau Papua bila terjadi perang laut. Itu sebabnya Indonesia tidak bisa lagi di tekan dalam negosiasi soal Freeport oleh AS. Sikap tegas Indonesia telah membuat Freeport kehilangan trust di bursa, Harga saham freeport terus jatuh. Tahun 2019, Freeport harus tunduk dengan UU Minerba atau hengkang dari Indonesia. KK tidak ada lagi.

Juga menjadikan kawasan Natuna sebagai wilayah clean dari semua kapal Asing, telah membuat China dan Amerika semakin sempit ruang manuver nya. Indonesia akan menempatkan pangkalan perang di Natuna. Ini membuat Beijing harus mengkoreksi kebijakan geopolitik dan geostrategis nya terhadap Indonesia khususnya kawasan laut Natuna. Itu sebabnya Beijing dengan cepat menyikapi bahwa Laut Natuna tidak termasuk dalam nine node yang di claim China sebagai wilayahnya. Kalau tidak maka itu akan merugikan China bila harus berhadapan dengan Amerika. Berteman dengan Indonesia akan lebih baik. Sementara Amerika, mulai melunak dengan memberikan akses pemerintah Indonesia kepada  FATCA, the Foreign Account Tax Compliance Act, yang merupakan sistem pengawasan rekening di wilayah bebas pajak dan lalu lintas dana haram. Dengan akses ini memungkinkan Indonesia dapat sukses besar menjaring dana hidden warga Indonesia di luar negeri melalui program TA.

Kebijakan Jokowi ini memang politik berani dengan taruhan besar. Sementara kekuatan politik dalam negeri tidak sepenuhnya mendukung. Dampak dari kebijakan ini memang banyak TNC Amerika kesulitan melakukan fundraising atas sumber daya yang mereka kuasai di Indonesia. Karena kontrol yang ketat atas cost recovery setelah reformasi Migas. Sementara kini  Pertamina tercatat sebagai perusahaan MIGAS terbaik dunia. Banyak industri perikanan Cina yang gulung tikar akibat kebijakan perikanan indonesia atas wilayah lautnya. Singapore sebagai financial center bagi warga Indonesia, kini meradang karena terjadi rush dana di bank  pindah ke Indonesia. Memang di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia semakin mengkukuhkan dirinya sebagai negara berdaulat namun membuka diri untuk bermitra dengan siapapun atas dasar kepentingan nasional. Namun kemitraan yang setara ini tentu tidak di inginkan oleh siapapun. 

Makanya kekuatan infiltrasi asing melalui proxy dari kekuatan oposisi di Indonesia terus di lakukan. Menjelang tahun 2019 adalah to be or not to be bagi mereka untuk memastikan kekuasaan Jokowi dapat di tumbangkan. Hal ini memang lebih leluasa di lakukan, karena  Indonesia negara demokrasi, yang memberikan kebebasan siapapun dan media massa melakukan perang opini yang bisa efektif merusak reputasi pemerintah. Sehingga pemerintah lemah. Dan mudah untuk di kendalikan dan di jatuhkan dengan menempatkan orang yang tunduk dengan  kebijakan asing. Apakah semudah itu? Semua tahu bahwa kekuatan Indonesia adalah persatuan atas dasar kebinekaan. Benteng persatuan ini adalah umat Islam. Namun semua juga tahu bahwa kekuatan islam menyimpan konplik karena paham sekterian dan radikalisme. Keadaan inilah yang memungkinkan kesatuan itu bukan saja kuat tapi juga renta di provokasi menjadi api yang mudah membakar hangus NKRI, akhirnya di kuasai asing…

My dear friend,
Ingat engga dulu waktu kita di Beijing dalam rehat seminar di sebuah cafe, kita menonton acara TV yang memuat berita kerusuhan di Suriah, bahwa itu tidak mungkin oposisi begitu terorganisirnya bergerak dengan satu tekad menjatuhkan rezim Bashar AL Assad tanpa ada dukungan kuat dari AS/Barat, juga Israel. Saya liat kamu sempat tersenyum. Kamu kira aku sedang membangun teori tentang konspirasi. Padahal menurut kamu bahwa ini murni kehendak mayoritas rakyat Suriah yang ingin tegaknya demokrasi. Mereka sudah bosan dibawah rezim Alwalid yang berasal dari minoritas Syiah yang berlaku otoriter. Saya dapat maklum apa yang kamu sinyalir. Menurut saya ketika itu , ada hal yang sangat mudah di ledakkan di Suriah, yaitu masalah hubungan sunni dengan Syiah. Maklum saja di Suriah, sunni adalah kelompok mayoritas namun elite kekuasaan berada di tangan keluarga Alwalid dari sekte Syiah. Perseteruan ini sengaja di kobarkan lewat operasi intelligent.

Sejak Obama terpilih sebagai presiden upaya smart power AS untuk menjatuhkan rezim Alwalid ini telah dilaksanakan dengan systematis. Para intelektual Muslim Sunni yang ada di suriah serta militer dari kelompok reformis  di dekati oleh AS lewat program binaan secara langsung maupun tidak langsung. Motor dari operasi pembinaan para oposan ini adalah Departement Luar Negeri As melalui US Institute of Peace dengan dibantu oleh Negara Eropa Barat sekutunya. Program pelatihan yang di adakan di Jerman dengan dukungan ahli intelligent ini, meliputi program agitasi dari aspek ekonomi, social ,politik,budaya dan agama. Para mereka yang telah dilatih  ini , kembali ke Suriah membina pressure group dari kalangan LSM yang pro demokrasi, ulama sunni dan militer intelektual. 

Presssure group inilah yang melakukan propaganda sistematis kepada seluruh rakyat untuk terjadinya gelombang revolusi. Maka ketika harga pangan melambung tinggi dan rezim Alwalid tidak bisa mengatasi krisis pangan, maka momentum ini digunakan untuk melakukan revolusi rakyat. Ditambah lagi keberhasilan people power di Mesir menjatuhkan Hosni Mubarak , Libia yang membuat hengkang Khadafi , ikut berperan sebagai trigger meluasnya perlawanan rakyat. Jadi kesimpulannya kerusuhan ini tercipta karena by design oleh AS dan sekutunya. Bila kekacauan terjadi, apapun bisa terjadi. Diawali oleh aksi demo yang tak terkendali dan terprovokasi hingga terjadi benturan keras antara rakyat dan aparat. Selanjutnya meluas hingga terbentuk group pemberontak. Bila sudah begini, maka sikap negara di manapun akan sama, yaitu menghadapinya dengan tegas. Tindakan berontak adalah tidakan makar. 

Semua tahu di belakang kelompok oposisi ada kekuatan AS/Barat. Ini operasi intelligent AS/Barat untuk menciptakan chaos dan sekaligus menebarkan berita bohong yang sengaja dibesar besarkan oleh media barat untuk membangun bad image atas rezim Suriah. Sahabatku, Indonesia harus waspada dengan cara cara gerakan oposisi yang seperti itu, yang akhirnya menjadikan suriah kawasan perang dan pembantaian. Sangat mengerikan. Enam bulan lalu saya berhasil masuk ke Damaskus bersama akfitis international lainnya. Saya melihat negeri yang di berkati rasul itu hancur seperti negeri tidak ber Tuhan. Perang saudara ini sudah menewaskan lebih dari 250.000 orang, sebanyak 80.000 orang adalah warga sipil, termasuk 13.500 orang anak-anak. Sedikitnya 1 juta orang terluka dalam konflik ini. Sedikitnya 250.000 anak-anak hidup di kota-kota yang terkepung dalam kondisi mengenaskan.  Sebagian besar dari mereka terpaksa menyantap makanan hewan atau daun demi bertahan hidup. Lebih separuh rakyat Suriah eksodus keluar negeri mencari perlindungan di negeri orang. Ongkos sosial akibat perang itu seakan tak tertanggungkan oleh siapapun yang waras. 

Dengan keadaan ini maka dapat di pastikan ekonomi Suriah mengalami kemunduran hingga tiga dekade, karena sebagian besar pendapatannya terhenti dan banyak infrastruktur hancur, deindustrialisasi dan tutupnya berbagai jenis usaha. Rakyat mengalami kebangkrutan yang berujung pada maraknya penjarahan dan penghancuran. Sejak 2011, ekspor Suriah anjlok hingga 90 persen dan di saat bersamaan Suriah juga menderita sanksi internasional.  Di sisi lain, sebagian besar rakyat Suriah hidup tanpa listrik akibat hancurknya 83 persen infrastruktur kelistrikan negeri itu. Semoga neraka di Suriah tidak pernah terjadi di Indonesia.

My dear friend, 
Kini pemerintah Amerika di pimpin oleh Donald Trump. Kamu tahu bahwa dia sudah melakukan aliansi bisnis dengan pengusaha yang juga politisi di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Trump akan melakukan apa saja untuk menyelematkan Freeport dan merebut kembali Marsela sebagai jalur strategis menguasai Asia pacific. Trump akan melakukan kebijakan shock banking melalui peningkatan suku bunga the Fed. Ini lebih dahsyat daripada bomb nuklir, yang bisa membuat rupiah terkoreksi negatif akibat capital outflow. Saat itulah kekuatan proxy semakin dapat angin untuk merebut kekuasaan. Mereka di gerakan oleh kaum oportunis dengan menjadikan agama sebagai isyu utama. Di balik isyu itu ada agenda utama  yaitu bagaimana menguasai SDA Indonesia.  Sementara yang memperjuangkan agama itu hanya di jadikan kayu bakar untuk kemudian setelah berkuasa, kayu bakar yang telah jadi debu itu akan di buang begitu saja…Itu terjadi di mana mana, sejarah membuktikan…

My dear friend,
Menghadapi situasi kedepan memang tidak mudah. Ini tantangan bagi rakyat Indonesia untuk berselencar dalam gelombang panas dalam konstelasi global. Mengapa ? Indonesia punya potensi besar untuk unggul yaitu mempunyai geografi daratan dan lautan yang kaya akan SDA. Ini harus di kelola dengan baik dan bermanfaat. Indonesia punya demografi hebat yakni kearifan lokal, yang juga harus di barengi dengan revolusi mental dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Indonesia harus menjadi negara agraris, negara maritim, dan negara industri. Hanya dengan cara itu Indonesia bisa selamat. Jangan sampai potensi hebat ini jadi hancur hanya karena sekelompok orang yang sebetulnya mereka hanyalah proxy asing untuk membakar revolusi di negeri ini. Semoga TNI  bisa tegas bahwa NKRI harga mati.

Semoga rakyat Indonesia menyadari ini dan bersikap berhati-hati atas setiap provokasi yang bisa menmbulkan gejolak dalam negeri dan bersatu dalam barisan negara kesatuan tanpa bisa di pecah belah karena isyu SARA. Semoga TNI tetap menjadi pembela NKRI dan memang prajurit TNI terlatih membaca geopolitik dan geostrategis karena Indonesia kaya dengan pengalaman jatuh bangun kekuasaan. Saya yakin indonesia semakin dewasa karena di dera masalah dan kini Indonesia di bawah presiden Jokowi akan terus begerak menjadi marcu suar sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam yang mampu berdualat di atas keberagaman tanpa bisa di tembus oleh kekuatan asing dalam bentuk apapun…Suriah adalah pelajaran mahal sekali bagi umat islam di Indonesia..sangat mahal. Kalau sampai terjadi, ongkos kemanusiaan sangat mahal dan tak mungkin anak cucu kita bisa menanggungnya. Cintai generasi masa depan dengan mewariskan kehidupan cinta damai dan kesejahteraan di bawah lindungan Tuhan yang pengasih penyayang..

Salam hangat selalu.
JC 

4 komentar:

  1. sepakat....isu SARA lebih berpotensial untuk menghancurkan NKRI, sebagai seorang Muslim saya merasa harus membela kitab yang saya yakini kebenarannya, tapi Bacalah.....ini yang saya renungkan, jangan sampai dalih SARA ini akhirnya Indonesia menjadi korban skenario barat dan timur.....Allohu Akbar, saya setuju dan sependapat dengan pemikiran anda .....izin share bang, semoga dengan tulisan dan informasi ini bisa membangunkan kedamaian di Negeri tercinta

    BalasHapus
  2. informasi sangat penting,mohon di izinkan untuk share agar rakyat indonesia bisa waspada

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mengapa negara gagal ?

  Dalam buku   Why Nations Fail  , Acemoglu dan Robinson berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan kemakmuran atau kemiskinan suatu negara d...