Di suatu pagi yang cerah , diteras Hotel ketika sarapan pagi saya terlibat pembicaraan santai dengan teman. Sedikit saya cerita, teman ini Yahudi tulen. Dia mengharamkan babi, dan miras. Dia juga termasuk wanita yang sangat menjaga moral. Sangat santun kepada orang lain. Sangat menjaga komitmen bisnis. Kadang terkesan naif. Karena dia tidak bisa bernegosiasi penuh hospitality seperti SPG. Tapi saya suka dengan dia karena sebagai banker dia memang enak diajak diskusi. Dan tentu cantik. Demikian tentang dia.
“ Bisnis apa yang sangat mudah mendatangkan uang ? Katanya dengan raut serius. “Mana ada sekarang yang mudah mendatangkan uang. Semua sedang susah. Krisis.” kata saya dengan cuek.
“ Dulu tahun 32 an ketika terjadi great depresi dunia, semua orang terpuruk. Tapi etnis Yahudi menemukan titik lompatan terbaik dalam sejarah. Sampai kini kami memimpin peradaban dunia kapitalis. “ katanya.
“ Mengapa ? “ Kata saya terkejut
“ Kalau ingin lihat bagaimana kaum terbaik di planet ini maka lihatlah ketika krisis. Kalau mereka bisa unggul maka dialah sesungguhnya terbaik” Katanya dengan ciri khas Yahudinya.
“ Ok , saya bisa pahami. Tapi apa yang dilakuka Yahudi ketika krisis itu ?
“ Ketika krisis, banyak rumah tangga oleng, banyak orang muda dan lajang memadati cafe dan Bar, banyak orang memenuhi tempat ibabah. Semua berusaha mencari pengalihan masalah hidupnya yang takut mati kelaparan, takut rumah tangga hancur, takut dengan masa depan. Mereka juga menemukan cara membenci siapa saja termasuk pemerintah. Semua itu membuat mereka bisa bertahan dari kegagalan dan kekecewaan hidup. “
“ Dan Yahudi?
“ Kami mendapatkan keuntungan dari keadaan itu. “
“ Bagaimana ?
“ Kami tidak menjual miras dan tidak juga mengkonsumsinya tapi memproduksinya dan orang lain yang melakukannya dengan memadati Bar dan Cafe. Ketika mimbar kotbah ditempat ibadah semakin padat pengunjung sebagai seni panggung menghibur orang menemukan fantasinya lewat firman Tuhan. Kami menerbitkan banyak buku agama dari sang pengkotbah. Kami juga mengundang pengkotbah untuk memberikan siaran rohani di Radio. Semua itu mendatangkan uang dari penerbitan buku dan Iklan Radio. Dari itu semua kami mendapatkan kekayaan dan survive ditengah krisis. “
“ Oh. Paham saya. Tapi bagaimana kalau tidak ada krisis ?
“ Kembali kami memprovide bisnis fantasi. Orang kaya atau orang miskin sama sama suka fantasi. Hanya sudut pandang saja yang berbeda. Orang kaya yang miskin jiwa, suka berfantasi tentang kekayaan jiwa. Mereka menjadi konsumtif apa saja yang bisa memuaskan jiwanya. Orang china membangun pabrik dengan upah murah, dan hasilnya hanya laba kecil. Kami tidak membangun pabrik besar tapi menciptakan merek besar agar 1000 unit harga produksi china setara dengan 1 unit produk bermerek kami punya. Semua barang di etalage bermerek mahal ada disetiap outlet mewah dan selalu dipadati oleh orang yang ingin mendapatkan fantasi itu.
Orang miskin harta ditengah kerumunan orang kaya selalu ingin mendapatkan fantasi kekayaan harta. Tempat ibadah ramai di kunjungi orang dan para mentor menanamkan fantasi sorga kepada mereka. Bahwa kekayaan harta di sorga tak terbilang besarnya dibandingkan dengan kehidupan dunia. Dan kami mengundang pengkotbah ke stasiun TV untuk acara Talk show, yang mendatangkan uang iklan tak terbilang. Dari kegiatan on air , juga off air yang terorganisir oleh EO hebat, juga mendatang iklan dan sponsor tak terbilang. Kami menjadi mitra hebat bagi para pengkotbah itu. “ Katanya.
“ Selalu ada cara mendatangkan laba”
“ Dan …” Katanya ingin melanjutkan karena merasa saya tercerahkan
“ Apa lagi ?
“ Ketika dunia semakin sesak. Manusia semakin sulit bertatap muka. Individualisme terbangun dengan sendirinya. Semua diukur dengan pamrih. Pada saat itu kami menyediakan IT sistem yang dilengkapi jarigan sosial media , agar orang menciptakan ilusi terhadap dirinya sendiri, dan mengejek dirinya sendiri lewat postingan masturbasi kebahagiaan dan penderita, kemarahan , kekecewaan. Itu hanya dunia maya dan orang ramai tidak menyadari itu adalah maya, dan mereka baper. Akibatnya interaksi semakin meluas, meningkatkan traffic gateway internet membuat bisnis telekomunikasi untung besar, perusahaan software kaya raya tanpa harus melibatkan buruh jutaan orang dan pemasaran tercipta dengan sendirinya untuk terus tumbuh bisnis semacam ini.”
“ Ah….begitu?
“ Dan, ketika krisis financial global terjadi. Kepercayaan orang kaya runtuh kepada institusi keuangan. Tapi kami menyediakan private fund business, yang menjadi agent beragam produk investasi dan mengontrol bursa. Hampir semua negara didunia kini tergantung kepada sistem pembiayaan dari private fund. Kami tidak menguasai dunia tapi kami mengontrol dunia. Tak perlu senjata dan pasukan teroris berani mati, tapi cukup memanfaatkan sifat orang banyak yang mengaku beriman tapi tak berTuhan. Mengaku bergama tapi tak beriman ” Katanya tersenyum.
“ Maksud kamu ?
“ Kalau orang banyak sadar akan Tuhan, bisnis fantasi dalam bentuk apapun tidak akan laku, bahkan kotbah yang mendatangkan donasi akan dijauhi orang. Kalau orang ber-Agama, dia tidak mendapatkan kebahagiaan dari materi dan kotbah agama tapi dari semangat memberi dan berbuat untuk memberi. “
“ Ya semakin orang malas memberi semakin dia menjauh dari Tuhan dan semakin kehilangan nilai nilai agama. Tentu semakin mudah dimangsa oleh predator. “
“ Dan ingat…” Katanya lagi. Tapi kali ini dia tersenyum.
“ Karena orang malas memberi , bisnis bank dan private fund semakin mudah mendatangkan laba tanpa harus kerja keras. Dan kami kuasai itu. “
***
Kita tidak disuruh memerangi iblis, bahkan tidak berhak membinasakan iblis. Karena iblis adalah ciptaan Tuhan. Tapi kita diminta oleh Tuhan untuk menghindari iblis. Caranya? Dekatlah kepada Tuhan. Dengan dekat kepada Tuhan maka iblis tidak akan berani menjangkau pikiran dan hati kita untuk memprovokasi kita menjauh dari Tuhan. KIta tidak diminta membenci manusia termasuk Yahudi. Tapi kita diminta menghindari sifat tamak dan lemah iman dengan cara dekat kepada Tuhan. Selagi kita dekat kepada Tuhan dan hanya Tuhan tempat berlindung maka apapun provokasi hidup yang menawarkan fantasi akan kita hindari. Akal kita berperan untuk mudah mengetahui bahwa itu omong kosong.
Pahamkan sayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.