Sabtu, 22 April 2017

HIkmah kekalahan Ahok, supremasi hukum.

Pendahuluan.

Noam Chomsky, dalam Secrets, Lies and Democracy , menyebutkan melalui sitem demokrasi kepalsuan sulit di bedakan dengan kebenaran. Kepalsuan menjadi alat propaganda yang ditebar terus menerus sehingga orang menjadi percaya itu adalah kebenaran itu sendiri. Ketika ada yang menyampaikan kebenaran maka justru itu dianggap palsu. Kepalsuan digunakan bukan hanya untuk membodohi rakyat tapi juga  sebagai upaya untuk melakukan fitnah dan pembunuhan karakter lawan. Biasanya, orang baik menjadi korban fitnah, supaya ia tidak menduduki posisi penting di masyarakat, dan orang-orang korup bisa tetap dan bahkan semakin berkuasa.

Dengan kepalsuan isu utama dapat di alihkan dengan mudah. Orang digiring untuk membicarakan hal-hal remeh, sementara hal-hal yang terkait dengan kehidupan bersama terbengkalai, seperti misalnya terkait dengan korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan elit politik. Lantas mengapa kepalsuan begitu mudah menjadi alat propaganda ? Dan mudah di terima orang banyak. Ada dua bungkus yang biasanya digunakan untuk menutupi kepalsuan. Yang pertama adalah agama. Sepanjang sejarah, agama mengajarkan hal-hal luhur kepada umat manusia, supaya mereka bisa hidup di dalam kebahagiaan dan perdamaian satu sama lain. Karena daya pikatnya yang kuat, agama lalu jadi bungkus paling ampuh untuk menutupi kepalsuan. Ajaran-ajaran luhur agama digunakan untuk membenarkan kepentingan sesaat yang dilumuri kerakusan dan kebohongan.

Yang kedua adalah kepentingan nasional, atau kepentingan rakyat. Dalih ini sering digunakan untuk menutupi kepentingan-kepentingan busuk politisi tertentu. Asing dan aseng mengemuka. Pribumi di idolakan. Ya sifat rasis di bungkus dengan nasionalisme. Padahal, rakyat itu banyak dan beragam. Kedua bungkus ini adalah bungkus-bungkus luhur yang dengan mudah ternodai, ketika bersentuhan dengan kepalsuan.  Kepalsuan runtuh dihadapan orang orang yang punya akal sehat. Sebaliknya, kepalsuan menemukan air segar di tengah orang-orang yang dungu dan malas berpikir. Makanya ditengah kemiskinan massive cara cara demokrasi dengan menebar kepalsuan memang efektif, entah dengan jargon agama atau nasionalisme.

Pilkada DKI.

Apa yang menarik dari Ahok , selama kampanye dia tidak terjebak dengan retorika agama. Bahkan dia mencerdaskan rakyat untuk kritis terhadap orang orang yang membawa agama untuk tujuan politik.  Dia juga tidak terjebak dengan retorika nasionalisme. Dia berusaha menyampaikan hal hal yang realistis dan memberikan challenge kepada rakyat apa yang harus dia lakukan dan apa yang akan di rasakan oleh rakyat.  Sementara lawannya berusaha mengemukakan program populis yang walau menolak di sebut berdiri diatas kampanye seputar politik Indentitas dengan dukungan pemuka agama menebarkan emosi anti Ahok sebagai pembenaran sikap orang sholeh yang akan selamat dari neraka. Namun Anies-Sandi tidak pernah serius membantah itu. Jadi sebetulnya Pilkada DKI ini adalah pertarungan konsepsual yang realistis versus populisme.

Berdasarkan data lembaga Survey bahwa pemilih Ahok mayoritas adalah kelompok menengah atas yang terdiri dari kaum profesional yng umumnya lebih berpikir terbuka dan memahami perubahan bagaimana seharusnya jakarta di kelola sebagai kota modern. Namun cara berpikir kelompok menengah ini tidak begitu massive di terima oleh golongan menengah bawah yang secara ekonomi kehidupan mereka tidak mapan.  Ketika issue populis yang dikaitkan dengan emosi agama di kampanyekan oleh Anies -Sandi, langsung bisa di terima oleh rakyat menengah bawah. Kelompok menengah atas yang merasa terganggu bisnis nya karana kebijakan Ahok , mencoba mengikuti gelombang populis ini tanpa terkesan ikut secara langsung. Karena bagi mereka tidak penting siapa gubernur yang penting bisnis mereka lancar. Artinya mereka kelompok pragmatis. Hasilnya , Pasangan Calon gubernur Ahok ( Badja)  walau di dukung oleh ruling party dan juga sebagai petanaha , akhirnya kalah dengan hasil quick count yang lumayan besar. Kemenangan Anies-Sandi adalah bukti kemenangan populis dan dukungan kaum pragmatis dalam sistem demokrasi yang belum matang. Nilai nilai demokrasi akan terus berproses entah sampai kapan mencapai ideal.

Supremasi Hukum

Politik tetaplah politik namun hukum harus diatas segala galanya. Upaya Anies- Sandi dalam kampanye menuju DKI-1 mendapat dukungan secara tidak langsung dari ormas Islam radikal yang punya agenda sendiri. Namun sangat di sayangkan dukungan itu menggunakan issue intoleransi dengan fitnah yang berdampak hukum bagi seorang Ahok. Issue ini bukan hanya sebatas nasional tapi international. Dunia international menaruh perhatian besar kepada negara Indonesia yang merupakan mayoritas muslim dalam menegakan hukum dan HAM. Seperti dilansir CNN, Kamis (20/4/2017), media ternama Amerika Serikat (AS) itu memberi judul 'Jakarta governor concedes election after divisive campaign' "Gubernur Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama mengakui kekalahannya dalam pertaruhan pilkada, Rabu (19/4), ini mengakhiri apa yang disebut oleh salah satu surat kabar sebagai kampanye 'paling kotor, paling terpolarisasi'," sebut CNN dalam kalimat pembuka artikelnya seraya menautkan link editorial surat kabar Jakarta Post bertanggal 18 April. "Kekalahannya ini kemungkinan akan dipandang sebagai kemenangan bagi kalangan muslim konservatif negara itu, yang sungguh-sungguh berkampanye melawan Gubernur Kristen beretnis China yang dikenal sebagai Ahok itu,"

Media AS lainnya, New York Times (NYT), memberi judul 'Jakarta Governor Concedes Defeat in Religiously Tinged Election' dalam artikelnya soal pilkada Gubernur DKI Jakarta. NYT menyebut kekalahan Ahok ini sangat 'menghancurkan'.  Dengan mengutip pengamat politik, Bonar Tigor Naipospos, yang juga Wakil Badan Eksekutif Setara Institute for Democracy and Peace NYT menyebut Ahok terkena dampak penggunaan agama sebagai senjata politik. "Pengamat mengatakan Basuki tidak bisa pulih dari dampak yang diberikan kelompok Islamis yang menggunakan agama sebagai senjata politik, meskipun aturan pemerintahan yang berusia satu dekade melarang taktik semacam itu,"  Adapun artikel Wall Street Journal (WSJ) soal kekalahan Ahok diberi judul 'Islamist-Backed Candidate Ousts Jakarta's Christian Governor'. "Pemilih di Ibu Kota menggulingkan minoritas Kristen, orang kepercayaan presiden, dalam pemilihan gubernur, menggantikannya dengan kandidat yang menunggangi gelombang dukungan Islamis garis keras yang telah membalikkan politik di negara mayoritas muslim terbesar di dunia itu,"

Apabila kekuatan politik pengerahan massa bisa mengalahkan hukum maka akan menjatuhkan kredibilitas Indonesia dan ini akan berdampak naiknya rating country risk Indonesia. Dampaknya secara ekonomi bisa memperburuk penilaian terhadap surat utang Indonesia. Lebih jauh lagi meruntuhkan mata uang Indonesia, maka hancurlah agenda Jokowi membangun kemandirian ditengah krisis global yang sedang melanda. Target kelompok radikal memang adalah Jokowi. Namun dari proses peradilan Ahok, Nampak pemerintah tetap konsisten menjaga supremasi hokum tanpa peduli dengan tekanan massa. Jokowi tidak akan melakukan intervensi terhadap kasus Ahok, sebagaimana tidak melakukan intervensi untuk memenangkan Ahok. Mengapa ? Karena bagi Jokowi, kasus Ahok dan juga PILKADA DKI adalah bagian dari revolusi mental terhadap semua komponen bangsa. Politik memang punya ruang demokrasi yang memungkinkan orang bisa menggunakan apa saja untuk menang. Namun hokum harus tetap bisa menjamin proses demokrasi dapat berjalan dengan kuridor UU dan etika Pancasila. Dengan demikian kalau sampai Ahok bebas oleh palu Hakim maka itu bisa memberikan pelajaran mahal bagi semua orang bahwa kebenaran itu pasti mendapatkan keadilan. Semua orang di hadapan hokum sama dan berhak mendapaktan keadilan. Karena itulah reputasi negara di hadapan rakyat dan international semakin tinggi.

Era setelah Ahok.

Ahok selama menjabat sebagai gubernur telah melakukan serangkaian kebijakan yang fenomenal khususnya pelaksanaan reformasi birokrasi di jajaran Pemrov DKI. Ahok menetapkan standar SDM yang tinggi dengan gaji dan honor yang juga tinggi. Namun pada waktu bersamaan dia juga menetapkan target kerja yang tinggi kepada PNS DKI. Sistem pengawasan kinerja PNS dilakukan secara sistematis dengan indek yang transfarance. Sehingga memberi peluang siapapun yang beprestasi baik akan naik dan yang tidak qualified akan tersingkir dengan sendirinya. Memang alokasi APBD DKI meningkat tajam pada pos pengeluaran Pegawai. Namun tingginya pos pengeluaran ini ditutupi dengan efisiensi pada pos anggaran lain yang kebanyakan sebelumnya terkesan mubazir. Dan memaksa PNS meningkatkan pelayanan kepada public. Sehingga kreatifitas Ahok meningkatkan PAD dan juga dana non budgeter atau dana kontribusi pengusaha atas izin yang didapat semakin luas cakupannya. Dan APBD yang memang terbatas kemampuannya membiayai infrastrukur ekonomi dan social dapat diatasi berdasarkan kinerja yang optimal

Ahok juga menerapkan ebudgeting secara terpadu walau terkesan tidak sempurna pada awalnya namun dalam setahun lebih sudah lebih baik dan menjelang akhir masa jabatannya ebudgeting semakin sempurna sehingga sangat sulit bisa ditembus oleh aparat untuk melakukan korupsi. Semua itu bisa dilakukan oleh Ahok karena dia tidak tersandera oleh Partai atau elite politik yang punya kepentingan ekonomi atas jabatan Gubernur. Maklum bahwa sebelumnya posisi gubernur bagi Partai adalah financial resource untuk memperkuat Partai dalam memenangkan Pemilu. Walau Ahok di dukung Gerindra pada awalnya namun dia memilih keluar dari Gerindra ketika agendanya diganggu. Dan tetap menolak menjadi kader PDIP ketika PDIP mendukungnya sebagai Gubernur DKI. Itulah Ahok.

Hanya masalah waktu di pastikan Anies-Sandi akan berkantor di Balaikota. Pertanyaannya adalah bagaimana Anies-Sandi melaksanakan program populisnya sementara APBD DKI lebih separuh habis untuk belanja rutin. Dan hanya menyisakan sedikit untuk program social. Apakah Anies-Sandi akan meniru Ahok yang menekan pengusaha untuk terlibat memberikan kontribusi atas setiap izin yang diberikan PEMDA?  Keliatannya ini akan sulit karena kenaikan Anies-Sandi di dukung oleh pengusaha yang sebagian besar bermasalah dengan Ahok khsusnya karena kebijakan Ahok yang menekan pengusaha. Tanpa penerimaan di luar anggaran maka hamper tidak mungkin Anies-sandi bisa melaksanakan program plusnya. Bahkan untuk meniru prestasi Ahok saja tidak akan bisa. Kalau ini terjadi maka akan berhadapan dengan pemilih yang sudah terlanjur euphoria dengan janji program populis Anies- Sandi.

Lantas bagaimana solusinya ? Ada program Anies-Sandi yang luar biasa, yang bila diterapkan akan jadi revolusi ekonomi yang dahsyat. Apa itu. Melakukan sinergi birokrasi dan pemerintahan provinsi dengan berbagai elemen civil society untuk membangun paradigma “pembangunan berbasis gerakan”. Dengan modal dukungan ormas Islam, Anies –Sandi bisa meniru kota Zhejiang di China. Provinsi Zhejiang yang berbatasan dengan Taiwan. Kota ini awalnya tidak dirancang sebagai pusat industri tapi pusat pertahanan militer karena berbatasan dengan Taiwan. Hanya selat yang membatasi . Daerah ini sangat sedikit sekali mendapatkan anggaran dari Pusat dan hampir tidak mungkin untuk menciptakan pertumbuhan namun rakyat yang ada di Zhejiang bangkit dengan kemampuan kemandirian. Pembangunan dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pendanaan dari budaya arisan. Kebiasaan masyarakat china yang suka berkelompok berdasarkan pertemanan serta hobi hidup hemat dan gemar menabung telah menjadikan system arisan ini mampu sebagai amunisi menuju kemakmuran.

Dengan Modal Dukungan Ormas Islam tentu bisa menjadikan masjid sebagai basis gerakan umat dan pola yang sama bisa juga diterapkan oleh umat non muslim dimana tempat ibadah bukan hanya tempat melaksanakan ritual agama tapi juga sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sosial. Para pemuka agama berperan sebagai pencerah mengenai kebijakan  Rencana Tata Ruang Wilayah. Sehingga program relokasi dapat dilaksanakan dengan skema bukan hanya memindahkan warga tapi juga skema meningkatkan kesejahteraan rakyat di bidang ekonomi. Misal Rakyat tidak mendapatkan ganti rugi tanah namun rakyat berhak atas saham dari RUSUN yang di bangun dimana disamping mereka dapat rumah juga dapat rumah untuk disewakan. Sehingga mereka dapat passive income. Hal ini juga dilakukan di zhinjiang. Di setiap RUSUN yang dibangun harus mampu menciptakan kota baru dengan dukungan sarana terpadu. Artinya RUSUN tidak berdiri sendiri tapi berdekatan dengan perumahan elite Swasta, yang bisa menjadi pelanggan atas barang dan jasa yang mereka jual.

Bagaimana pembiayaannya ? PEMDA bisa mengeluarkan Limited Government Fund Vehicle dengan jenis Revenue Bond atau SUKUK. Artinya Revenue bond itu diterbitkan atas nama proyek yang membungkus dirinya dalam bentuk koperasi namun di organize oleh PEMDA secara tidak langsung dengan mengarahkan institusi terkait mendukung. Siapa pembelinya ? Mereka yang kaya tentu akan membeli karena adanya jaminan pasar dari Pemda, dan pemuka agama akan mendorong terbentuknya dana baitul maal agar cost of fund menjadi murah. Seperti halnya di China , setiap proyek social rakyat merupakan gabungan dana public dan dana arisan. PEMDA tidak harus mengemis dana CSR kepada pengusaha. Tapi bisa mendorong pengusaha menempatkan penyertaan modal dalam bentul dana maal atas proyek social yang akan di bangun. Seperti yang di lakukan oleh Inggeris dengan Community Interest Company (CIC). CIC adalah suatu solusi yang merupakan badan usaha yang bertujuan sosial. CIC khusus untuk usaha yang berhubungan dengan kepentingan publik seperti pengadaan trasnfortasi umum, pengadaan air bersih, perbaikan lingkungan, sarana umum lainnnya mencakup renewel energy. Sebagai suatu badan usaha, CIC tetap boleh mendapatkan laba namun bukan sebagai tujuan utama. Tujuan utamanya adalah bagaimana melibatkan masyarakat dalam kemandirian menyediakan segala kebutuhannya. Maksimum dividen boleh dibagi sebesar 5% dari total keuntungan. Sisanya digunakan untuk pengembangan usaha.

Kepemilikan saham dalam CIC bisa lebih dari dua orang. Jumlah modal disetor tidak dibatasi. Namun di Inggeris untuk mendapatkan izin pendirian CIC tidak mudah. Ada Dewan khusus yang dibentuk pemerintah untuk mempelajari konsep usaha serta pribadi pribadi masing pendiri CIC. Dewan ini bertugas memastikan bahwa izin yang diberikan memang benar benar usaha yang berhubungan dengan orang banyak. Bila izin CIC diberikan maka CIC bisa melakukan pooling fund kepada publik. Pendukung penyertaan modal ini adalah mereka yang terkait langsung dan tidak langsung dengan usaha CIC. Artinya komunitas sendiri yang membiayai secara gotong royong namun legimate dan terorganisir dengan baik. Tak perlu ragu karena penerimaan setiap pooling fund ini diawasi oleh Dewan dengan ketat. Ya layaknya OJK. Dari awal perencanaan sampai pembangun project diawasi ketat oleh dewan. Contoh pembangunan kawasan perumahan, perbaikan lingkungan hidup , penyediaan mikro financing dan lain lain. Dari sinilah program cluster to cluster atau ring to ring di lakukan. Dari masyarakat untuk masyarakat. Apabila program ekonomi itu menunjukan hasil maka dana program yang disediakan pemerintah pusat untuk pengadaan rumah murah, kredit murah, kredit tanpa agunan, bantuan modal bagi new comer entrepreneur, dana bedan rumah dan lain sebagainya dapat di sinergikan.

Penutup.

Keberadaan Ahok adalah hikmah terbesar bagi umat islam khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Ahok telah meletakan fondasi yang memungkin system pemerintah DKI bisa punya reputasi tinggi di hadapan Rakyat. Ahok telah melahirkan paradigm baru bahwa kekuatan real bukanlah partai tapi rakyat. Ahok telah memberikan contoh bahwa siapapun bisa menjadi pemenang. Siapapun berhak memimpin. Ahok telah memberi contoh bahwa seburuk apapun kampanye Pilkada, namun demokrasi tetaplah sistem terbaik yang ada. Ini harus di jaga dan bahkan di tingkatkan dengan pemberdayaan masyarakat lewat program kemandirian. Janji populis tetap di pertahankan namun tidak di delivery dengan to good to be true tapi melalui serangkai kerja keras dan ikatan kebersamaan yang kokoh dengan menjadikan agama sebagai inspirasi melahirkan spiritual setinggi langit namun membumi menyelesaikan masalah keseharian melalui cara cara yang  praktis. 

Apabila Anies-Sandi gagal maka akan merusak reputasi ormas islam yang telah mendukungnya dan juga reputasi PKS. Jadi manfaatkanlah kemenangan Anies ini sebagai pembuktian kepada publik dalam dan luar negeri bahwa umat islam itu memang hebat. Jadi tidak ada gunanya gerakan agama memaksakan kehendak dengan agenda yang justru meragukan keberadaan  hokum dan idiologi Pancasila. Itu hanya buang waktu dan sia sia. Politik sudah selesai setelah PILKADA menetapkan gubernur baru terpilih dan selanjutnya bagaimana hidup tertip sebagai warga negara yang patuh hokum dan loyal kepada negara dengan percaya bahwa supremasi hokum berpihak kepada kebenaran, untuk keadilan bagi semua…



Sabtu, 15 April 2017

Rubuhnya adat..


“ Assalamualaikum “ terdengar suara Uni Ana diseberang.
“ Uni, ada Bang Man?.”
“ Dia ke masjid sholat Maghrib. Ada apa Li?
“ Bang Amsar masuk rumah sakit. Keliatannya gawat”
“ Ya Allah. Sakit apa. ?
“ Belum tahu sakitnya apa. Ini Li sedang menuju rumah sakit."
“ Ya ya nanti uni kabarkan ke Bang Man.”
“ Assalmualaikum “ Kataku bersegera akhiri telp.
“ Waalaikum salam." Kata Uni.

Benarlah tak berapa lama telp selularku bergetar “ Li, Ada apa dengan bang Amsar?
“ Tadi sehabis sholat Lohor terjatuh di toko nya. “
“ Sekarang bagaimana keadaannya ?
“ Masih di rumah sakit, bang. Abang cepatlah datang. Ini Li sedang di jalan sama Uda.”
“ Ya tapi Bang Man ada kegiatan di Masjid sehabis Isya. “ 
“ Abang..dulukanlah datang ke rumah sakit. Mandeh sudah Li kabarin. Sekarang sudah di bandara untuk terbang ke Jakarta. “
“ Tapi engga semudah itu meninggalkan jamaah Li.” 
“ Ah Abang. Ya udahlah suka suka abang ajalah.”
“ Nanti sehabis acara di masjid Bang Man akan datang ke Rumah sakit.”
“ Ya udah.”

Aku hanya menghela nafas panjang. Nampak di sebelah Uda ADi, memandang keluar jendela kendaraan. Nampak dia paham betul kelakuan Bang Man. 
“ Sudah kau hubungi, si Tias ?
“ Malas aku telp dia. “
“ Telp lah. Dia adik  laki laki kau. “
Kalaulah bukan suami yang suruh tak mau aku telp Tias.  
“  Hallo “ Terdengar suara di seberang 
“ Aku hanya mau kabarin Bang Amsar  sakit keras. Sekarang di rumah sakit.Datang lah.”
“ Ya Allah, sakit apa ?
“ Tak tahu aku. Cepatlah kau datang”
“ Ya Uni. Tapi aku sudah di Bandara mau ke luar negeri.“ 
“ Tak bisa kau tunda pergi ke Luar negeri.”
“ Tak bisa Uni. Ini sudah di jadwalkan dari minggu lalu. Minggu depan aku sudah pulang. Aku segera ke rumah sakit.  Aku doakan semoga Bang Amsar sehat sehat saja.”

Sesampai di Rumah Sakit , nampak semua putra putri Bang Amsar sudah kumpul.  Uni Mar tambak tabah mendampingi Bang Amsar yang belum juga sadarkan diri. Menurut  Uni Mar, keadaan bang Amsar tak menentu. Penyakitnya karena gula darahnya tinggi sekali dan karena itu penyebab stroke. Selepas Isya, Bunda sudah datang di rumah sakit bersama Paman Datuk. Nampak tak sekalipun Bunda melepaskan tanganya menggenggam jemari Bang Amsar. Aku tahu Bunda berdoa kepada Allah untuk bang Amsar. Kadang nampak Bunda sedang membisikan sesuatu ke telinga Bang Amsar.  Paman berdiri di unjuran tempat tidur sambil memperhatikan keadaan Bang Amsar. Paman bersedih. Selang beberapa lama setelah kedatangan Bunda, telah berlaku takdir untuk Bang Amsar. Dia di panggil pulang oleh Allah. Bunda berlinang air mata namun tak terdengar maratap. Putra putri Bang Amsar nampak tabah walau tak bisa menyembunyikan duka mereka.

Paman bersegera memeluk Putri Bang Amsar yang nampak terkulai lemah “ Upik sabar ya sayang. ini sudah kehendak Allah. Mulai sekarang , Upi akan jadi tanggung jawab Babo”. Kata Paman.
Putra bang Amsar kupeluk agar dia tetap tenang walau aku sendiri tak bisa menyembunyikan rasa kehilangan kakak tersayangku. Kakak yang bertanggung jawab terhadap ku sejak Abak meninggal. Dia tanggung biaya pendidikanku sampai jadi sarjana.  Dia pula yang mengurus perkawinanku. Setiap ada masalah, Bang Amsar selalu ada untukku. Beda sekali dengan Bang Man dan Tias. 

***
Seusai Sholat Maghrib, kami berkumpul di ruang tamu. Bang Man datang bersama anak dan istrinya. Tias juga datang bersama istri dan anak anaknya. Aku datang bersama Uda Adi dan anak anaku. Putra putri Almarhum Bang Amsar duduk di samping Bunda. Uni Mar masih belum bisa menghilangkan dukanya walau telah seminggu kepergiaan Bang Amsar. Seakan airmatanya tak pernah kering. Selalu berlinang airmatanya bila ingat Bang Amsar. Aku memeluk bahu Uni Mar agar tetap kuat.  Hari ini kami berkumpul untuk membicarakan soal masa depan ponakan kami.

“ Paman kumpulkan kalian karena ini menyangkut  ponakan kalian. Abang kalian tidak meninggalkan warisan berlebih kecuali hanya toko di pasar tradisional itu. Si Yudi sekarang masih kuliah. Si Murni tahun depan akan kuliah. Sekarang di keluarga besar kita  kau , Herman yang tertua. Bagaimana pendapat kau ? “ Kata paman sambil pandangan ke pada kami semua. 

“ Paman, Kehidupan ekonomi ku tak mampu menanggung biaya mereka. Penghidupanku hanya dari guru mengaji dan pengurus Masjid. Ekonomi keluagaku ditopan oleh istriku yang berdagang buku buku agama di halaman Masjid. Jadi maafkan aku paman. “ Kata Bang Man.

Paman menatap seksama Bang Man yang berusaha menyembunyikan wajahnya dengan menunduk.  
“ Baiklah. Paman paham. Bagaimana dengan kau Tias.”
Tias sebetulnya ingin mengucapkan sesuatu namun mata takutnya terpancar ketika menatap wajah istrinya. Akhirnya dia tertunduk wajah juga.  
“ Maaf paman. “ Kata istri Tias. “ Bukankah Almarhum Bang Amsar punya warisan rumah dan toko. Kami rasa itu lebih dari cukup. Nanti kalau ada kurang, kami akan bantu sebisanya. “ 

Paman seakan tak pedulikan kata kata istri Tias “ Bicaralah kau Tias. Sudah hilang sifat laki laki minang kau ? Berubah gadang sarawa kau ?   Kata paman tegas.

Tias hanya diam.  
Paman mengalihkan pandangan ke arah Bunda. Seakan minta Bunda bicara. 
“ Anakku. Dari kecil Mandeh dan Abak kalian membesarkan kalian dengan cinta. Kami bukan orang kaya. Abak kalian hanya pengawai rendahan di kabupaten. Namun dari kecil kami tanamkan kepada kalian untuk saling mengasihi. Yang tua menjaga yang kecil, Yang kecil menaruh hormat kepada kakaknya. Tapi entahlah karena zaman keadaan berubah. Melihat kehidupan kau Tias, Herman, mandeh sedih. Kalian di besarkan oleh didikan agama dan adat yang kental. Tapi kini kalian bukan lagi putra minang dan bukan orang beragama yang beradat. “ Kata Bunda dengan suara datar. 

“ Mandeh..” Kata Bang Herman. “ Saya berhenti bekerja di Bank karena ingin mewakafkan ilmu agama yang ku pelajari dari guru. HIdupku tak sekaya Bang Amsar dan Tias. Tapi aku berjihad karena Allah. Kita harus berjuang agar tegaknya syariah di negeri ini “ Sambung Bang Herman.

“ Herman. Mandeh tidak melarang kamu belajar ilmu Agama. Mandeh senang. Tapi sebaik baiknya jihad adalah apabila yang wajib telah kamu penuhi.  Pastikan rumah tangga mu aman secara materi terlebih dahulu. Jangan kau bebani istrimu dengan pekerjaan yang seharusnya itu menjadi tanggung jawabmu. Apalagi kau mampu berbuat lebih dengan tenaga dan pendidikanmu. Setelah aman keluargamu, maka bantulah orang terdekatmu dengan hartamu, dengan ilmu yang kamu punya. Bantu mereka berdiri dan melangkah dan tercerahkan.  Kalau masih ada lebih harta itu, bantulah tetanggamu, anak yatim dan piatu. Bantu mereka sebisa kamu lakukan. Tapi ini, kau mengaku berjihad tapi hidupmu di topang oleh istrimu dan berharap orang lain menyumbang setiap dakwah mu.  Kau berjuang ingin mengubah negeri ini bersyariah tapi menjadikan dirimu lebih baik saja tidak mampu. Kau menumbang hidup dari gerakan dakwah mu. Seharusnya Nak, besar besarkanlah syiar islam tapi jangan kau mencari makan dari syiar Islam. Yang kau lakukan benar benar bukan sifat pria minang. Kau beragama tapi tak beradat. “ 

“ Aku sadar Mandeh. Tapi untuk bisa seperti yang mandeh sampaikan itu, perlu harta tidak sedikit. Perlu waktu banyak, kapan lagi ada waktu aku mengurus umat ? 

“ Kau tak perlu berlaku seperti Allah. Seakan tanpa kau , urusan umat terbengkelai, Yang urus umat itu, ya Allah. Hidayah itu dari Allah, bukan karena kamu orang bertambah baik dan sholeh. Negeri ini sudah merdeka dan sebagian besar pendiri negara adalah Ulama besar di zamannya. Mengapa pula kau mau ubah? Kalaulah memang kehendak Allah negeri ini bersyariah, mengapa tidak dari awal saja negeri ini negara Islam ? Bukannya Pancasila. Jangan kau menggantang asap,anakku. Hidup dalam angan angan adalah dosa besar. Itu tipu daya iblis, anakku. Tirulah Bang Amsar. Dia tidak kaya seperti Tias, tapi dia pekerja keras. Dia taat beragama. Dia urus Uni kau si LIli sampai jadi sarjana dan menikahpun dia tanggung. Anakmu pun sekolah dia bantu, Tetangganya yang miskin di bantunya. Walau tak ada uang berlebih namun seminggu sekali dia sempatkan diri mendatangi setiap kios di pasar untuk mengambil tromol amal untuk anak Panti Asuhan. Walau Bang Amsar mu meninggal tak berharta  berlebih, mandeh yakin Allah akan menjaga keselamatan Anak anaknya. Karena kebaikan yang ditebar akan berbuah kini atau besok, kepada kita atau kepada keturunan kita. Paham kau ?

Bang Man terdiam. Tak sanggup dia memandang wajah Mandeh.

“ Kau, Tias ? Mata Mandeh di arahkan kepada Martias, adikku. “ Entahlah bagaimana mandeh harus katakan kepadamu Nak. Kau kejar harta dan tengggelamkan hidupmu hanya untuk keluargamu. Kau tak peduli dengan keluarga besarmu. Kalau kepada keluarga saja kau berhitung bagaimana kau bisa ikhlas membantu orang lain ? Tirulah Bang Amsar kau, Dia tidak kaya tapi dia tanggung biaya kau sampai jadi Sarjana. Tak pernah dia tinggalak sholat dan puasa. Itulah karena dia putra minang, yang paham bahwa anak di pangku , ponakan dibimbing, orang kampung di patenggangkan. Berkali kali Mandeh memohon agar kau jangan tinggalkan sholat tapi kau abaikan dengan alasan sibuk. Kau berdalih dengan akalmu bahwa Allah akan maklum akan kesibukanmu mengurus pabrik yang menampung ribuan pekerja. Itu bagimu juga amal ibadah. Bagaimana kau bisa mengakui Islam kalau sholat tak kau lakukan. Harta telah membuatmu menjauh dari agama dan melupakan adat. Kau bukan lagi putra minang. Bukan.“ 

Tias hanya diam, Dia memang tak berdaya dengan istrinya karena posisinya diperusahaan hanya melanjutkan warisan dari mertuanya. Tapi benar kata bunda, Tias tak bisa menegakan agama  di rumah tangganya bahwa istri harus patuh kepada suami. Itu semua karena karena takut melangkahi hak istrinya.  Bang Man, tak bisa bersuara sama sekali. Dia sadar bahwa cara hidupnya selama ini lebih mementingkan akhirat tanpi di bumi dia tidak berpijak. Dengan alasan dakwah dia tidak merasa malu mendapatkan uang santunan dari umatnya. Dan bermimpi suatu saat jadi ustad selebritis yang kaya dari berdakwah.. Bagiku mereka tidak pernah mencintai siapapun, Mereka hanya mencintai dirinya sendiri. Tias mengutamakan istri karena kawatir kehilangan posisi sebagai dirut perusahaan. Bang Man, mengutamakan dakwah nya karena berharap santunan dan takut masuk nereka.  ya benar kata paman dan Mandeh, mereka bukan pria minang. 

“ Baiklah..” terdengar suara paman dengan bergetar. “ Paman akan ambil alih tanggung jawab kedua anak abang Amsar kalian. Dan Paman juga akan ambil alih menjaga ibu kalian. Ini bukan soal apa. Tapi hanya menegakan agama kita. Adat bersandi sara, sara bersendikan kitabullah.. Agama berkata , adat mamemakai. “ Kata paman sambil berdiri. Segera kupeluk Mandeh yang sampai menitikan airmata ketika pama usai berbicara. Di peluk Mande kedua cucunya dengan mengusap kepala mereka satu persatu. Penuh cinta dan penuh kasih seperti dulu beliau membesarkan kami…

“ Entahlah anakku…Mungkin zaman telah mengubah jalan kalian. Adat di hapus karena agama dan agama terhapus karena harta. Itu karena kalian berakal tapi tak beriman atau beriman tapi tak berakal. Seharusnya hiduplah berakal agar mati beriman. Semoga ALlah membukakan jalan kebenaran untuk kalian. Agar hidup kalian paling banyak manafaatnya bagi orang lain. Doa mandeh akan selalu untuk kalian…”




Selasa, 04 April 2017

Pemahaman Islam di China.



Lima tahun lalu saya mampir di toko buku yang ada di Bandara Hong Kong. Saya terkejut karena ada terjemahan buku dalam bahasa inggeris yang di tulis oleh Wang Tai Yu, judulnya " Chinese Gleams of Sufi Light". Wang adalah ulama dan juga intelektual islam di China abad 17. Saya langsung beli. Mengapa? Karena menurut cerita orang orang yang sudah baca, buku ini bisa membuka tabir bagaimana sebetulnya orang china memandang Islam. Sebelum abad 17, para ulama besar China menulis buku berisi tentang bagaimana memahami ajaran Islam, bukan bagaimana Islam bisa melahirkan semangat kemandirian ditengah masyarakat. Bagaimana mentranformasi dari masyarakat yang nrimo, apatis , pesimis, korup menjadi masyarakat yang progressive, passion, berikhsan. Komunitas Islam di CHina tumbuh seperti itu dan Wang menangkap bahaya untuk eksitensi Islam. Karena itulah dia terpanggil menulis.

Buku tersebut mengubah prakonsepsi - prakonsepsi tentang peran Islam di China. Seorang perwira Militer China, ketika saya tanya mengenai buku Wang, dia mengatakan bahwa apa yang ditulis oleh Wang tentang islam, menyimpulkan bahwa islam adalah ajaran yang luar biasa. Dan kami mengakui itu. Kehebatan Wang dalam menyapaikan ajaran islam itu, dia tidak sama sekali menghilangkan ajaran konfusian, namun dia menyebut dengan Neo Konfusian. Cara dia menyampaikan ajaran itu tidak menggunakan bahasa arab tapi menggunakan padanan bahasa yang ada pada konfusiasisme, taoisme dan budhisme. Tradisi China yang memang tidak melanggar Tauhid ya tidak di hapus atau tidak dikatakan bidaah. Dan kalaupun dinilai melanggar Tauhid maka di luruskan dengan modifikasi yang tetap tidak menghilangkan tradisi China. Seperti cara Walisongo menyiarkan islam di tanah jawa. Tradisi jawa tidak di hilangkan namun di perbaiki sesuai dengan prinsip tauhid.

Walau Partai komunis selama revolusi kebudayaan melarang umat islam melaksanakan ritual agama secara bebas namun hakikat islam tetap hidup didalam jiwa orang china. Mengapa ? Karena Agama dan budaya melekat dalam diri mereka. Sehingga tidak sulit menyebar kepada non islam. Mungkin sebagian besar orang China tidak mengucapkan dua kalimasahadat. Tapi mereka paham konsep Tuhan dalam Islam dan mengakui bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah dan tiada tuhan selain Allah. Tentu mereka tidak menyebut seperti bahasa Arab, yaitu Allah tapi dalam bahasa China seperti Chen Chu atau Tuhan sejati atau Chen-I atau Esa sejati, atau Chen Tsai atau Penguasa sejati .Ya sama seperti orang jawa menyebut Allah, gusti pangeran, dan lain sebagainya. Sementara sebutan rasul adalah Sheng -Hsien atau orang orang arif dan berguna. Sama seperti orang jawa menyebut Rasul, Kanjeng Nabi.

Sementara ajaran islam itu mereka sebut Ch'ing- Chen Chiao atau kalau diterjemahkan ajaran yang suci dan sejati. Mereka tidak membaca AL Quran tapi buku yang ditulis ulama China mereka baca dan pahami. Mereka tidak perlu pertanyakan apakah tafsir itu benar atau salah. Selagi tidak bertentangan dengan budaya atau tradisi mereka ya itu dianggap sudah benar.  Bagi mereka,  Agama selain bagai elang yang terbang dengan idealisme spiritual yang tinggi untuk mencapai kesempurnaan pribadi, tetapi juga membumi bagai induk ayam yang terlibat secara etis pragmatis dalam keseharian. Paham neo konfusian itu sebagai lampu rakyat China bagaimana mereka membangun peradaban.

Melihat islam di China jangan hanya liat suku Urghu yang pakai baju gamis dan berjenggot tapi anda harus melihat tradisi China lainnya yang memang Islami. Karena bersumber dari islam itu sendiri. Mereka pekerja keras, patuh kepada orang tua, setia kawan, patuh pada negara, berpikir positip, menghindari konplik, dan suka memberi dan jujur , rendah hati dan lain sebagainya. Mereka cerdas menyikapi fenomena zaman. Mereka menerima komunisme tapi tidak menjalankan cara berpikir Karl Mark. Komunisme hanya di pakai sebagai metodelogi mengelola masyarakat. Mereka gunakan sosialisme untuk melindungi rakyat yang lemah dan menjadikan kapitalisme untuk lahirnya kemampuan bersaing bagi mereka yang kuat, Dan negara ada ditengah tengah sebagai hakim untuk keadilan sosial.

Lantas apa sebetulnya kunci dari ajaran neo Konfusian itu? ya Akhlak.! 

Lantas apa agama itu sendiri? Seorang lelaki menemui Rasulullah Saw dan bertanya,
” Ya Rasulullah, apakah agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kanannya dan bertanya, 
“Ya Rasulullah, apakah agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kirinya, 
“Apa agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari belakang dan bertanya,
”Apa agama itu?”
Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, “Belum jugakah engkau mengerti? (Agama itu akhlak yang baik). Sebagai misal, janganlah engkau marah.”(Al-Targhib wa Al-Tarhib 3: 405).

Minggu, 02 April 2017

Azim Jamal dan Zakir Naik


Pernah saya di undang dalam sebuah seminar tentang Power of giving di Shanghai. Ketika itu yang hadir semua executive dari China. Pengantar bahasa seminar menggunakan bahasa inggeris. Yang menarik bagi saya adalah semua yang di sampaikan oleh pembicara itu bersumber dari Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi. Pembicara seminar adalah Azim Jamal sang celebritis seminar yang punya penghasilan 6 digit setahun. Bukunya pun best seller. Hampir semua perusahaan yang terdaftar dalam 500 fortune menggunakan jasanya sebagai pembicara dan pelatihan management.
Walau tidak mencantumkan Al Quran dan Hadith sebagai narasumber namun semua yang disampaikan adalah mutiara indah yang ada dalam kitab mulia dan Hadith. Tapi mengapa orang china yang non muslim begitu tertarik mempelajarinya. Setelah usai seminar saya katakan kepada teman yang mengundang saya bahwa semua yang dikatakan itu bersumber dari khasanah islam. Saya juga menjelaskan siapa itu Rumi dan bagaimana islam memaknai sufi. Teman itu mengatakan " apa yang disampaikan itu begitu indah dan mengena sekali. Kami terinspirasi untuk mengubah sudut pandang kami tentang bagaimana mencintai keluarga, mencintai sahabat, mencintai karyawan dan mencintai perusahaan, mencintai negara.. Karena begitu hebatnya, kami juga tidak perlu bertanya dari mana sumbernya."
Dan kalau ternyata itu bersumber dari islam, mengapa umat islam tidak menerapkannya? Katanya dengan wajah bingung. Saya paham karena perspektif dia tentang islam adalah situasi timur tengah yang selalu bergejolak. Aksi teror atas nama jihadis. Indek korupsi tertinggi negara di dunia justru ada pada negara yang penduduknya mayoritas islam. Saya katakan" pemahaman agama akan terasa indah apabila tingkat wawasan seorang semakin luas. Kamu bisa nilai materi seminar itu indah karena tingkat pendidikan dan wawasan kamu luas, bergaul dengan berbagai etnis, pikiran kamu terbuka, tentu kamu bisa langsung memahaminya. Tapi bagi orang awam, agama masih sekedar pelengkap status sosial. Agama mengisolasi dirinya akan rasa kagum ( sorga ) sekaligus gentar ( neraka). Mereka stuck dalam pikiran yang tertutup.
" Sekarang saya dapat paham" katanya. " Bahwa pada tingkat pendidikan rakyat masih rendah, kemiskinan massive karena kebodohan, seharusnya kehidupan beragama diatur oleh negara. Karena jika tidak diatur, ia mudah di provokasi oleh petualang politik atau bisnis yang bisa merusak dirinya sendiri, dan orang sekitarnya. Mereka bisa jadi militan untuk memaksakan keinginannya yang irasional. Mereka belum bisa diberikan kebebasan beserta tanggung jawab yang mengikutinya dalam sistem demokrasi" Sambungnya.
Pemahaman tentang islam seperti yang disampaikan oleh Azim Jamal, sang investment banker yang mewakafkan hidupnya berdakwah tentang nilai nilai islam, telah berhasil mengubah sudut pandang orang banyak tentang nilai nilai kehidupan untuk lahirnya perdamaian dunia, seni berkompetisi berubah jadi sinergy, hutang piutang berubah menjadi kemitraan, kekayaan bukan uang tapi distribusi usaha dan modal. Sebetulnya yang disampaikan Azim adalah tentang akhlak. Dan rasul bertugas tidak lain adalah memperbaki akhlak. Tapi ketika amarah dan teriakan sinis rasis, kebencian yang tak sudah, saya pikir memang sudah seharusnya agama diatur negara agar rakyat tidak merusak dirinya sendiri dan orang lain. Para petualang yang mempolitisir agama seharusnya memang di "amankan" agar jinak.
***
Mana yang lebih baik Azim Jamal dan Zakit Naik? tanya nitizen kepada saya setelah saya menulis tentang Azim Jamal. Saya tidak mau menjawab siapa yang lebih baik. Tapi saya lebih suka mengatakan walau sama sama Islam mereka berbeda dalam memperkenalkan agama yang mereka yakini. Azim Jamal tidak mau berdebat dengan orang yang berbeda agama. Azim Jamal berusaha menghindari agama sebagai ruang debat untuk menyatakan yang lain salah dan hanya dia yang benar. Azim Jamal bukan pedebat perbandingan agama. Tapi ia memang seorang inspirator profesional yang sangat visioner. Sikap rendah hatinya mampu membius jutaan pendengarnya di seluruh dunia. 
Selama dua dekade Azim Jamal berbicara tentang Keseimbangan Hidup, Kepemimpinan, Spiritualitas, dan Perubahan.Jutaan orang menyerap pesan-pesan dan pandangan-pandangan bijaknya lewat seminar, pelatihan ataupun sesi interaktif di 26 negara, seperti Kanada, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Inggris, Portugal, dan Prancis. Selain berhasil mengelola beberapa perusahaan yang dia dirikan sendiri, Azim Jamal juga mengabdikan hidupnya sebagai relawan sosial sejak 25 taun silam. 
Cara pendekatan yang di sampaikan Azim Jamal dalam setiap ceramahnya adalah cinta. Dia terinspirasi dengan pemahaman islam dari kacamata sufi. Makanya dia mendirikan Sufi Incorporate. Baginya agama bukan dilihat dari bentuk tapi esensinya. Apa yang ada di luar tidak seperti yang ada didalam. Artinya kalau kita melihat orang dari pakaiannya, kita akan tertipu. Karena pakaian tidak ada hubungannya dengan hati. Bagi Jamal benar bahwa kita hidup di dunia tapi bukan merupakan bagian dari dunia itu sendiri. Kita hanya bagian dari skenario Tuhan yang di ciptakan untuk menjalankan narasi Tuhan. Karenanya hidup harus seimbang. Antara materialisme dan spritualisme harus seimbang. Tanpa materi kita tidak bisa mengaktualkan cinta secara sempurna. Bahkan kita tidak bisa memperkaya spiritual kita.
Orang berubah menjadi lebih baik di tandai semakin besar manfaatnya bagi orang lain. Ketika manusia tidak punya manfaat bagi orang lain maka itu tandanya dia mempunyai “ halangan”. Kebanyakan “ halangan” ini ada karena manusia kehilangan arah. Agama ditempat setinggi langit tapi dia tidak berada di bumi. Terlalu focus kepada ritual semata. Kerja adalah proses melahirkan cinta dan menebarkan cinta. Orang malas bekerja maka dia juga tidak punya kekayaan cinta. Hakikat agama adalah cinta itu sendiri. Kita tidak bisa mendekati Tuhan dengan sempurna tanpa kekayaan cinta. Pendekatan dengan rasa takut akan melemahkan keyakinan kepada Tuhan itu sendiri. Jalan hidup adalah bagaimana kita dapat berguna dan dapat melayani orang lain bukan doa, tasbih atau pun jubah panjang.
Audience Azim Jamal kebanyakan pebisnis dan orang yang sehari hari bergelut dengan pengelolaan organisasi, yang memang butuh kekuatan spiritual untuk menghadapi tantangan akibat ketidak pastian masa depan. Namun belakangan orang awam juga menyukai sudut pandangnya tentang Cinta. Ketika dia ceramah, yang hadir bukan hanya orang islam tapi juga krisiten,katolik, budha, bahkan atheis. Mereka menemukan kelengkapan dari apa yang disampaikan Azim Jamal dan mengakui dengan cinta, dunia akan menjadi rahmat bagi semua, dan itulah Azim Jamal sebagai seorang muslim yang taat..

Dampak kebijakan Trump ..

  Trump bukanlah petarung sejati. Dia tidak punya seni bertahan sebagai seorang petarung yang punya ketrampilan bela diri dan kesabaran. Ret...