Minggu, 20 Februari 2022

Bisnis di Indonesia.

 





Di Indonesia ini ada yang aneh. Yang mengelola tol itu adalah para mereka yang bermental kotraktor. Dapat proyek tol. Pinjam uang ke bank untuk biaya kontruksi. Untung dari biaya kontruksi. Dari investor private dapat lagi untung dari harga tanah yang dibebaskan. Jadi sebelum jalan toll beroperasi mereka sudah untung duluan. Soal nanti tol sepi dan cash flow macet bayar bunga dan cicilan hutang. Mereka ajukan rencana divestasi. Dapat duit lagi dari divestasi.


Padahal sebenarnya, Tol itu harus dibangun dengan visi development. Apa itu? Bisnisnya bukan dari jalan tol tetapi pembangunan kawasan yang ada disepanjang jalan tol. Akses toll itu bisa dibangun kawasan industri dan perumahan. Disitulah untungnya. Lucunya lagi di Indonesia. Yang menikmati keutungan bisnis dari jalan tol itu adalah pengusaha real estate yang hidup dari rente tanah. Tak ubahnya dengan Kereta Cepat PT KAI mengandalkan laba dari jual ticket. Sementara yang nikmati adanya akses kereta cepat adalah pengasaha real estate.


Begitu juga dengan kawasan Industri. Proyek itu dibangun dengan visi jual tanah dan kaveling. Akibatnya, banyak kawasan industri yang sepi tenan. Mengapa? Karena lokasi tidak berada dilingkungan strategis. Cari tanah yang murah dan berharap bisa jual dengan harga berlipat. Sekarang sebagian besar KEK itu hanya rame ketika awal dibangun, Setelah itu deadduck. Sementara yang kelola KEK sudah untung duluan. Darimana ? ya dari pinjaman bank. Pastilah semua harga di mark up. Kalau akhirnya gagal bayar, ya surrender aja. Negara juga akhirnya yang bailout.


Apapun bisnis infrastruktur kalau mau dibangun, Pasti ramai. Siapapun bicara atas nama rakyat dan HAM. Tetapi sebenarnya hanya cari peluang dapat uang diam. Lucunya pemda dan aparat ikutan ngompori dan seakan jadi pendamai. Tetap aja ujung ujungnya minta bagian dari aksi ribut itu.  Dengan kondisi begitu. Kalau anda mau berbisnis semacam itu di Indonesia. Hanya dua kemungkinan. Anda setan atau malaikat. Kalau anda setan, silahkan nikmati bisnis lendir dan tahi kebo. Makanlah itu. Kalau malaikat. Siaplah jadi pecundang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.