Senin, 24 Januari 2022

Ukraina

 




“ Masalah ukraina itu gimana sih sebenarnya? Tanya Florence waktu makan siang tadi.


“ Ah kasus lama sejak tahun 2013.”


“ Ya ceritakan aja?


“ Ini kan masalah kepentingan Eropa dan Rusia. Kalau bicara Eropa tentulah ada juga AS atau NATO. AS punya kepentingan agar Ukraina bergabung ekonominya secara luas dengan Eropa. Secara politik dan idiologi memang Rakyat Ukraina lebih condong ke Barat atau AS daripada Rusia. Karena secara etnis maupun bahasa, kan Ukraina beda dengan Rusia. Disamping itu rakyat Ukraina punya stigma buruk terhadap Rusia semasa Unisoviet berkuasa. Tetapi karena Ukraina itu negara demokrasi, pemilu selalu dimenangkan oleh elite yang pro Rusia. Yang tidak pro Rusia jadi oposisi.


“Apa engga ada hati nurani Rusia dan Eropa untuk menciptakan perdamaian di Ukraina?


“ Ada. Tahun 2015 kan, Prancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina sudah duduk satu meja untuk perdamaian. Sudah sepakat dalam perjanjian Minsk. Eh engga sampai 3 bulan, perjajian itu batal. Karena NATO mengerahkan empat batalion ke Eropa Timur sebagai upaya mencegah invasi Rusia terhadap Ukrania. Ya Rusia marah. Apa urusannya dengan NATO. AS malah lebih gila lagi. Era Trump sampai tahun 2018, AS mengirim senjata dan ahli militer ke Ukraina. Bahkan AS mem black list 9 konglomerat Rusia yang dianggap membantu kelompok separatis yang pro Rusia.”


“ Waduh segitunya ya. Kenapa sih sampai NATO, AS begitu vulgar pengen kuasai Ukraina secara geopolitik”


“ Kalau kamu bicara geopolitik maka harus lihat juga geostrategis. Secara ekonomi, kalau Ukraina bergabung dengan Uni Eropa, maka itu jadi sumber keamanan pangan bagi Eropa. Maklum Ukraina itu penghasil gandum terbesar di Eropa. Ukraina juga penghasil baja yang sangat dibutuhkan oleh industri Eropa. Disamping itu kekawatiran Eropa adalah adanya Masyarakat Ekonomi Eurasia atu EAEC yang digagas dan didominasi oleh Rusia, yang akan memasukan Ukraina dan Uzbekistan sebagi anggota.”


“ Oh  itu sebab sulit didamaikan. Karena udah menyangkut perang geo-politik. “ Kata FLorence.


“ Nah tambah kacau lagi, gagasan Masyarakat Ekonomi Eurasia oleh Rusia itu dukung penuh oleh China.”


“ Kenapa lagi China?


“ Ya kan. Uzbekistan bersama Cina, Rusia, Kazakhstan, Tajikistan, Kirgistan, Iran, India, dan Pakistan tergabung dalam Organisasi Kerjasama Shanghai atau SCO. Ini aliansi ekonomi dan keamanan regional. Tentu China berharap Uzbekistan masuk juga dalam  EAEC. “


“ Eh busyet.. Kacau dah. Solusinya seperti apa ?


“ Tiru aja Jokowi mengatasi kepentingan geostrategis AS dan China dalam konplik Laut China Selatan. Jokowi dukung Indo Pacific, yang dalam kesepakatan universal bukan khusus. LCS harus masuk kuridor Pacific. Apa itu? Ekonomi. Siapapun masuk LCS silahkan, tetapi bawa duit. Engga ada duit ya sorry aja. Engga ada blok blok an. Kalau ada kasus hukum soal teritori selesaikan di Mahkah International. “


“ Benar juga ya. Harusnya rakyat Ukraina melepaskan diri dari group AS atau Rusia. Dengan begitu perang geopolitik antar dua group besar. bisa diredam, dan berubah jadi kekuatan geostrategis Ukraina untuk mengeskalasi ekonominya. Mengapa mereka engga paham? ”


“ Susah gua ngomong. Lue bergaul dech dengan elite mereka. Hanya selangkangan dan dolar doang dalam pikiran mereka. “ Kata saya tersenyum.


Rabu, 19 Januari 2022

Keadilan Sosial ala China.

 





Tahun 2008 saya dengar recana sistem jaminan sosial di China akan diterapkan. Saya rajin membaca perkembangannya lewat media massa. Dan ulasan dari teman teman di CWDP. Ada yang menarik ungkapan Presiden Ho “ Kita harus sediakan sistem kesehatan nasional dan kemudian kita revitalisasi infrastruktur kesehatan lingkungan yang ada.  Kita juga harus tingkatkan kualitas infrastruktur rumah sakit. Tingkatkan kesejahteraan dokter  dan paramedis. Perluas jangkauan pelayanan kesehatan. Setelah itu  barulah kita terapkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. “


Mengapa ? Teman saya dari CWDP mengatakan alasan presiden Ho, dia inginkan SJSN itu karena dasarnya keadilan sosial. Sistem yang memberikan ruang kepada rakyat untuk melaksanakan kewajibannya setelah negara lebih dulu melaksanakan kewajibannya, yaitu menyediakan sarana dan aturan yang sempurna. Dengan demikian, SJSN akan jadi gerakan gotong royong rakyat menyelesaikan masalah kesehatan dan sosial lainnya.


Setelah itu. Pemerintah China butuh waktu 7 tahun untuk memperbaiki sarana dan parasarana Rumah Sakit diseluruh China. SDM untuk Dokter dan para medis ditingkatkan kualitasnya, diperbaiki tunjangan dan gajinya agar sesuai dengan standar pelayanan kesehatan berkelas dunia. IT system untuk layanan asuransi dan kesehatan dibangun agar administrasi dan supervisi dapat dilakukan secara online. Linngkungan kumuh di-revitalitasi.  Untuk itu semua, CHina menggelontor kan dana RMB 850 miliar atau setara dengan Rp 1400 Triliun.


Tahun 2008, Pemerintah CHina mendirikan Fund Provider (semacam BPJS di Indonesia )  untuk kesehatan. Chairman-nya adalah Mantan Gubernur Bank Central China. Gimana programnya ? Besaran pertanggungan asuransi ditentukan sesuai dengan progress pembangunan sarana dan prasarana sistem kesehatan nasional. Pada tahun 2009, pemerintah hanya mampu menyediakan 47,8 % biaya kesehatan, sisanya 52,2 persen dibayar langsung oleh rakyat. Pada tahun 2015, pemerintah menanggung 70%, sisanya 30% dari kantong rakyat sendiri. Selanjutnya pada tahun 2020, 100% jaminan sosial yang menyeluruh ditargetkan sudah berlaku di China.


Apa yang terjadi ? Tahun 2015 BPJS China sudah surplus. Mengapa ? Karena sistem kesehatan nasional sudah established. Tidak ada lagi lingkungan kumuh. Orang sehat. Pelayanan rumah sakit sudah lebih baik. Sehingga orang ke RS hanya untuk penyakit berat. Yang ringan ringan dilayani oleh klinik yang tersebar luas. Tahun 2016, dan sampai 2020, dana premi asuransi BPJS terakumulasi melebihi Aset satu Bank BUMN China. Tahun 2020, BPJS menanggung 100% biaya berobat. Namun pada saat itu BPJS sudah sangat kaya dan orang sakit jarang karena semakin baiknya sistem kesehatan nasional.


Lantas kemana suplus dana BPJS itu? apakah dipakai konglomerat  atau  Negara seperti AS atau di Indonesia? Oh tidak. Surpllus BPJS dikembalikan kepada rakyat dalam skema pembiayaan UKM yang aktratif dan flexible untuk kaum muda. Pada waktu bersamaan semangat wirausaha dikampanyekan secara luas. Newcomer wirausaha tumbuh cepat. Kesejahteraan terjadi meluas. Negara hanya memfasilitasi terjadinya keadilan sosial bagi semua, dan itu rakyat sendiri yang menciptakannya.


Selasa, 18 Januari 2022

Keadilan Sosial?

 






Karl Marx punya philosofi bahwa ketidak adilan itu terjadi karena perbedaan kelas.  Soviet era Lenin dan China era Mao, menerapkan prinsip itu. Maka manifesto Komunis melahirkan kebijakan anti kelas. Sama rata sama rasa. Di Indonesia, manifesto itu diterapkan oleh PKI dengan slogan, ganyang kaum feodal !. Tetapi apa yang terjadi pada Soviet dan China? Soviet akhirnya bangkrut. China, Mao meninggal dalam keadaan  hopeless dengan ambisinya membawa China lompatan jauh ke depan. PKI pun tergusur dalam peta politik Indonesia.


Tahun 2006, Diskusi dengan team China western Development Program,  soal keadilan sosial itu dibahas dengan sangat intens. Tetapi anehnya tidak ada yang memuaskan semua orang.  Bicara tentang kewajiban negara mendelivery tanggung jawab sosial dalam bentuk penyediaan rumah, pakaian, dan pangan kepada rakyat. Ya, konsep keadilan sosial seperti literatur state welfare atau negara kesejahteraan itu akan melemahkan produksi dan menempatkan negara sangat kuat. Eropa sedang menuju sunset karena program state welfare yang sangat mahal ongkosnya. Kaum kapitalis menentang itu. 


Kaum kapitalis menawarkan konsep Humanitarian capitalism. Penguasaan modal untuk kemanusiaan. Dalam konsep spread ownership dan collaboration antara pemodal dan publik. Alasannya, tidak bisa modal dibagikan tanpa effort yang nyata. Pemodal harus dihormati sebagai hukum kausalitas. Tidak ada keadilan sosial tanpa pertumbuhan laba. Tidak ada laba tanpa produktifitas. Untuk menjaga batas antara modal dan kekuasaan, maka perlu ada HAM dan kebebasan individu dalam sistem demokrasi. Tetapi nyatanya konsep keadilan itu justru menimbulkan krisis moneter dan ekonomi berkali kali. Rasio GINI meningkat.


Diskusi terus bergulir. “ Konsep perencanaan pembangun untuk mensejahterakan petani tidak bisa diteruskan selagi definisi keadilan sosial ini tidak sama persepsi diantara kita” Kata saya kepada peserta diskusi.


“ Lantas apa keadilan sosial itu? Pemahaman ini penting. Kita harus paham. “ Kata teman di CWDP. Karena Buku Karl Mark, tentang pamflet , Manifesto Komunis, dan karya tiga volume Das Kapital. tidak diperhatikan orang banyak ketika dia hidup. Tidak dibahas untuk dapatkan klarifikasi dari dia.  Baru jadi hebat setelah dia meniggal. Kita mau bertanya gimana? Tidak ada refferensi pandapat ahii yang pernah diskusi langsung dengan Mark sewaktu dia masih hidup. Jadi gimana ?


Di Changsa pada musim dingin tahun 2006 saya duduk termenung lama di museum Mao. Saya duduk di dalam kelas, kursi dimana  Mao duduk. Saya tidak melihat kemewahan dalam kehidupan Mao. Tetapi dia memilik kemewahan idealisme yang luar biasa. Bisa menginspirasi ratusan juta rakyat China. Kalau Mao salah, tidak mungkin semua orang China semudah itu dibodohi Mao. Kalau Mao, benar, mengapa dia gagal? 


Dalam salah satu kliping koran dinding. Saya terkejut. Mao menulis tentang semangat kebersamaan dan gotong royong atas senasip sepenanggungan. Mao mengutip nama Ong Soong Le dalam tulisan nya. Belakangan saya tahu dari teman di CHina bahwa nama Ong Soong Le adalah nama lain dari Tan Malaka yang mendidik pemuda china mengenal ajaran Marx ,Komunisme dalam konteks budaya China. Sepertinya Tan Malaka sendiri tidak begitu tertarik dengan Karl Marx tetapi mencoba memahami jalan pikiran Marx berdasarkan pemikiran Friedrich Engels  


Aha, kenapa saya tidak kembali baca buku Madilog Tan Malaka, Saya yakin di dalam buku itu saya akan menemukan jawabab apa definisi keadilan sosial. Saya membaca  buku Tan Malaka waktu SMA. Dan setelah itu berkali kali saya baca. Tetapi ketika membaca orientasi saya tidak jelas. Saya hanya sebatas kagum atas pemikirannya. Ya sama seperti saya membaca AL Quran. Orientasi saya soal keimanan, bukan pengetahuan. Saya harus baca dengan orientasi jelas.  Selama dua hari saya tinggal di hotel membaca buku Madilog. Setelah tamat, saya tercerahkan. 


Di Jakarta, saya mulai baca buku tentang humanitarian capitalisme. State welfare dan lain lain. Saya pergi ke perpustakaan. Memahami pemikiran NU, karena tokoh sentral dan perekat antara golongan  agama dan nasionalis adalah NU. Tentu ada dasar pemikiran mereka setuju terhadap keadilan sosial dalam pancasila. Ternyata pemikiran NU itu dirumuskan dalam Aswaja.  Aswaja bukan suatu madzhab, tetapi manhaj al-fikr atau cara berpikir, yakni suatu cara berpikir meletakkan aspek tawasuth, tasamuh, sebagai suatu bentuk kompromi antara idealita dengan kondisi empiris.


Akhirnya saya tulis paper sederhana untuk diserahkan kepada team CWDP. 


Saya telah membaca semua buku Karl Mark, Friedrich Engels, dan  buku yang membahas standar pemikiran dari state welfare, humanitarian capitalism. Tidak ada yang salah, Semua benar. Hanya mungkin dalam taraf implementasinya terjadi distorsi pemikiran, kadang tercampur adukan antara kapitalis, dan sosialis oleh sikap pragmatis sesuai dengan pengaruh budaya dan lingkungan yang berubah. Karena itu antar pemikiran saling berlawanan dan semua orang merasa diperlakukan tidak adil. Semua dengan sudut pandang berbeda, apalagi kalau sudah menyangkut rasa keadilan.


A Sarjana. Secara hukum normatif dia pantas mendapatkan strata sosial lebih tinggi dari B yang tidak Sarjana. Itu terbukti kalau buka lowongan kerja atau profesi atau calon menantu,  A langsung qualified dibandingkan dengan B. Secara tidak langsung hukum sosial normatif telah menvonis B tidak berhak mendapatkan keadilan atas perlakuan istimewa karena status sosialnya. Ketidak adilan bagi B, adalah keadilan bagi A. Itu ada pada budaya dan segala macam pemikiran.


A tokoh agama, atau B orang kaya, hukum normatif menempatkan A dan B mendapatkan perlakuan keistimewaan dibandingkan C penjaga pintu kereta dan D dagang sempak di kaki lima. Dalam keadilan feodalisme hal tersebut biasa saja.  Orang kaya dapat fasilitas atas sumber daya negara. Mereka semakin kaya. Sementara D, boro boro dapat fasilitas, malah disebut usaha informal. Dan itu realita masih kita rasakan dan alami dalam kehidupan sehari hari kita. Lihat aja tokoh, dapat tempat duduk di depan. Orang kaya duduk di kursi first class dan tinggal di real estate.


Bahwa konsep keadilan sosial itu dibuat ketika masuk abad 19, dimana semua orang bosan terhadap kolonialisme yang bertaut erat dengan feodalisme. Itu harus dipahami lebih dulu.  Bapak bangsa ingin menghapus kolonialisme dalam bentuk phisik maupun pemikiran. Ingin menghapus feodalisme dalam bentuk apapun. Mereka ingin mendirikan negara dalam kotenks satu bangsa dengan satu tujuan keadilan sosial. Apa itu keadilan sosial?


Sepanjang yang saya pahami, Keadilan itu banyak dimensi, Tergantung konteksnya. Misal keadilan dalam state welfare tentu berbeda dengan konsep state capitalism.  Namun Keadilan sangat berbeda dengan konsep adil kalau digabungkan dengan " sosial". Keadilan sosial tidak terkait dengan keadilan hukum negara. Keadilan sosial itu bukan  adil menurut anda tetapi orang lain. Keadilan sosial bukan mindset mengutamakan hak, tetapi kewajiban


So, keadilan sosial adalah keadilan proporsional. Ukuran proporsional itu bukan dari segi budaya dan hukum atau agama, tetapi manfaatnya bagi orang banyak. Semakin besar manfaat anda bagi orang lain, semakin tinggi keadilan sosial bagi anda. Semakin rendah manfaat anda bagi orang lain semakin rendah keadilan sosial bagi anda. Asas manfaat itu yang disebut dengan nilai sosial.  Jadi yang utama adalah kewajiban, baru kemudian hak.  Atau kewajiban jalankan lebih dulu maka hak akan datang secara proporsional. Itu tidak ditujukan kepada negara saja tetapi kepada semua orang, semua golongan, semua agama, semua adat. 


Dengan pengertian tentang keadilan sosial itu maka konsep kerja dan produksi serta  berbagi harus diutamakan bagi semua orang. Tertanam pada diri setiap orang, Mereka harus percaya bahwa keadilan sosial akan mereka dapatkan ketika mereka bisa mendelivery kewajibannya. Soal rasa keadilan tergantung effort dan kompetensi mereka sebagai makhluk sosial. Dengan demikian, setiap orang sadar dimana posisinya, tanpa merasa diperlakukan tidak adil karena status sosial, RAS. Keadilan sosial bukan pemikiran politik tetapi human being. That was all.


Ternyata pengertian saya tentang “ keadilan sosial “ itu diterima oleh Profesor Wang sebagai pembina kami.” Darimana kamu tahu pemikiran ini? Tanyanya waktu bertemu saya di Beijing. Saya senyum saja. Saya terbayang bapak bangsa saya yang melahirkan falsafah Pancasila. 


Setelah itu saya tahu, tahun 2008 reformasi  sistem pertanian dilakukan china secara meluas dan mendasar. Revitalisasi desa dilakukan secara besar besaran. Proses produksi dan distribusi barang dan modal diperbaiki. Tidak lagi menerapkan negara sebagai lokomotif untuk keadilan sosial, tetapi gotong royong dalam mekanisme kolaborasi, sinergi, spread ownership.  Diatas sistem itu negara hadir sebagai wasit yang adil. Materialisme tergantung pilihan  orang perorang, Tidak ada kecemburuan sosial, karena setiap orang tahu diri:  Siapa dia? dan apa yang telah disumbangkan bagi orang lain dan negara. ? 


Tahun 2018 sistem jaminan sosial diterapkan di China. Itupun benar benar gotong royong. Tidak ada uang negara terlibat. Setiap orang dapat jaminan sosial sesuai kemampuannya. Bahkan akumulasi dana jaminan sosial itu dikembalikan ke rakyat dalam bentuk skema pembiayaan usaha.

Senin, 17 Januari 2022

Masalah kita banyak.

 




Kemarin saya undang teman makan siang. Mereka semua pejabat. Setelah bicara bisnis untuk mencerahkan mereka tentang VISI logistik dalam pembangunan nasional. Saya ngobrol santai. 


“ Keliatannya oposisi pakai strategi baru menyerang. Memframing rezim ini korup. Mereka sengaja kirim sinyal itu kepada rakyat lewat laporan ke KPK. Ahok , Eric, dan Anak jokowi dilaporin. Soal benar atau engga. Engga penting. Yang penting viral. Entar kalau dikasuskan karena pasal fitnah atau mencemarkan nama baik, ya Framing berikutnya masuk.  Pemerintah anti demokrasi. Ini akan mengegelinding terus. Kalau anti demokrasi, ya otomatis juga anti HAM“ Kata teman.


“ Keliatanya, islam fundamental engga laki seksi untuk anti pemerintah. Mereka gunakan issue korupsi“ Kata teman satunya lagi.


“ Padahal faktanya, oang orangnya sama saja. Itu itu aja yang bikin ribut, .” Kata mereka tertawa.


“ Singkatnya,  taktik mereka hancurkan  image personal  orang yang dianggap potensi sebagai capres 2024. Lucunya dari capres mereka sendiri engga di-laporkan. Tetapi Anies selalu di-framing orang yang dizolimin dan di bully. Prabowo orang yang bersih dan sukses sebagai menteri. Sandi juga dibilang orang hebat.” Katanya.


“ Sebenarnya mereka kesel aja karena permintaan perubahan aturan Presiden Threshold ditolak. Mereka anggap kita tidak peduli akan nasip bangsa yang membutuhkan kader terbaik sebagai pemimpin bangsa. Padahal yang menentukan baik atau tidak ya rakyat. Dan rakyat itu diwakili oleh partai. Lah kalau partai baru berdiri atau suara dibawah satu digit merasa punya calon presiden hebat. Ya lucu aja. “Kata mereka.


“ Masalah kita” Kata saya ikut nimbrung” Itukan karena anda anda semua di elit menciptakan cluster komunikasi politik. Padahal dalam UUD kita yang sistem presidentil, tidak ada istilah oposisi. Dalam konteks Pancasila, kita semua bersaudara dalam sekat perbedaan agama, idiologi dan etnis. Ya seharusnya duduk bersama menyelesaikan bangsa ini dan tak perlu sampai muncul ke permukaan. Yang membuat rakyat terpolarisasi.” Lanjut saya. Mereka tersenyum.


" Masalah bangsa kita banyak sekali. PR Jokowi itu banyak sekali. Negeri ini by design tidak dibangun dengan dasar riset. Nah Pak JOkowi udah tunjuk IBu Mega melaksanakan Visi riset dan inovasi untuk rakyat.  Ayo focus kesana. Ingat loh kita sangat ketinggalan dalam hal riset. Sampai sekarang kita belum mandiri dalam industri downstream SDA. Itu kan konyol. Padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka. Akibatnya value added SDA kita negara lain nikmati. Dan kita masih terus bahas issue omong kosong dan remeh remeh.


Kita masih terjebak dengan rente ekonomi yang membuat negara ini tidak efisien dalam semua programnya. Nah Pak Jokowi sudah rampungkan hambatannya dalam bentuk UU Cipta kerja. Tetapi mudah banget digugat oleh rakyat. Kalian engga jaga itu dengan baik. Seperti mempermainkan agenda presiden, agenda rakyat. Gimana sih. Akibatnya kita kembali terjebak dalam ekonomi rente. Sementara hutang terus bertambah.


Dalam hal penegakan hukum, kalian saling sandera. Gimana kita bisa jadi negara hukum yang punya rasa hormat dan martabat di hadapan negara lain. Kalau memang Anies itu salah, ya tuntaskan kasusnya. Kalau terbukti bersih, ya umumkan. Kalau terbukti salah, penjarakan. Jangan digantung terus. Kalau memang Ahok itu kasusnya sudah selesai, ya umumkan oleh KPK. Jangan digantung terus sama seperti kasus Ganjar. Kalau memang ada kasus mafia alutsista, ya usut Prabowo. Jangan biarkan dibuat ngambang.  Adilah dari sejak dalam pikiran.” Kata saya.


“ Ya sulit lah. Ini kan politik, Mana pula polos polosan. “ Kata mereka. “ Medan politik kan medan perang. To be or not to be “


‘ Dan akhirnya kalian yang menimbulkan tumpukan bangkai. Sementara burung pemakan bangkai yang pesta. Pengusaha rente juga yang menikmati.  Kan konyol banget” Kata saya tersenyum. Usai makan siang dengan mereka saya  pergi ke spa sama teman teman.