Senin, 27 September 2021

Cebong dan Kampret

 




Dulu di  Yunani orang yang dikenai hukuman, budak, pengkhianat, di cap dengan tato pada dada dan punggungnya. Cap itu akan melekat selamanya sebagai stigma. Jadi kalau sudah ada stigma di tubuhnya maka orang itu tidak lagi  diperhitungkan dalam politik dan wajib disingkirkan.  Dalam sejarah politik di Indonesia, stigma itu selalu hadir.  Belanda menyebut orang pribumi dengan stigma :  Inlander dan ekstrimis, yang harus dicurigai dan dibenci. Di era Orde lama, era demokrasi terpimpin, orang yang berbeda pendapat dengan Soekarno disebut kontra-revolusioner. Misal, Partai Sosialis dan Masyumi ( Islam) punya stigma kontra-revolusioner, pengkhiatan revolusi. Sementara PKI dan ABRI disebut kaum revolusioner. Atas dasar itu para pemimpin PSI dan Masyumi ditangkapi dan partainya dibubarkan.


Era Soeharto, stigma beralih ke PKI. Stigma PKI sebagai pengkhianat melekat pada setiap orang yang berani bersebarangan dengan Soeharto. Atas dasar itu Soeharto dengan leluasa menangkapi pro demokrasi dan gerakan Islam. Sempat kita menikmati era tanpa stigma. Yaitu era Habibie, Gus Dur,  Megawati dan SBY. Seakan semua dalam satu barisan tanpa tato (stigma).


Era Jokowi sekarang, di era Sosmed, polarisasi politik melahirkan kreatifitas soal stigma. Cebong dan Kampret. Kampret memberikan stigma PKI , kaum SIPILIS (sekularisme, pluralisme, liberalisme) kepada Cebong, yang harus dibenci. Sementara Cebong memberikan stigma kepada Kampret, Islam radikal, Taliban, Wahabi, dan lain sebagainya. Mereka dianggap pengkhianat bangsa dan anti Pancasila yang harus ditangkap dan dipenjarakan sebagai teroris.


Lantas siapa yang menciptkan stigma itu ? ya para pemain Politik lewat influencer. Pada Pemilu mereka sengaja menciptakan polarisasi di tengah masyarakat dan sehingga masing masing golongan menciptakan stigma, sebagai bentuk kebencian yang tidak sudah. Sementara mereka, para elite politik dari kubu Cebong dan Kampret menikmati kemelimpahan fasilitas negara sebagai anggota DPR, Menteri, Gubernur., Bupati, wako, elite partai,  Preskom  BUMN, yang juga mendapatkan kemanjaan dari para pengusaha rente. 


Apa artinya? , para elite politik di negeri ini mendidik orang awam dalam stigma saling menyerang, sehingga mereka ada excuse atas kegagalan mereka memimpin dan mensejahterakan rakyat. Ditengah atmosfir saling stigma itu, selalu ada alasan dan retorika untuk kembali membujuk rakyat agar memilih mereka lagi…


Masalah kita sebagai rakyat bukan diantara kita tetapi mereka yang kita pilih. Itulah sumber masalah. Kritik mereka secara terpelajar agar janji mereka tunai. Kalau diantara kita saling serang, kita jadi pecundang dihadapan mereka para elite. Sementara para elite politik dari kedua kubu duduk bareng minum kopi sambil hisab cigar dan tertawa lepas tanpa tersirat mereka saling membenci seperti para followernya.

Minggu, 12 September 2021

Angka NOL.

 



Angka nol (0) kali pertama diperkenalkan pada abad 130 Mesehati oleh ahli algoritma, Ptolomeus. Namun belum  bermakna apapun. Kemudian pada abad ke 7 seorang matematikawan India, Brahmagupta memperkenalkan sifat bilangan nol. Namun masih bingung menetapkan sifat bilangan nol dalam pembagian. Kemudian abad ke 9 dikembangkan oleh Ilmuwan Persia, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Ia yang pertama memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem itu disebut sebagai sistem bilangan desimal.


Berkat bilangan desimal itu konsesus ilmuwan  terhadap berbagai fenomena alam dan kehidupan ekonomi bisa dirumuskan dan dihitung berdasarkan matematika.  Ilmuwah Italia Leonardo Pisano memperdalam ilmu ajbr dari Idia, dan  Persia itu. Dari dialah dikenal istilah zero, yang kemudian dijadikan bahasa inggris. Sejak abad ke 17 ditemukan bilangan biner oleh Gottfried Wilhelm Leibniz. Kita semua tahu bahwa bilangan biner ( 1 dan 0)  merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Sejak itu peradaban modern digelar menuju masyarakat sain, sampai kini. 


Saya tidak akan membahas lebih jauh tentang perkembangan ilmu matematika. Apa yang unik dari angka nol ini? Coba perhatikan. Apabila bilangan itu ditempatkan disebelah kiri, maka berapapun bilangan didepannya jadi tidak ada arti. Kalau awalnya nol atau niatnya engga ada maka apapun retorika dan kerjaan didepan tidak ada nilai apapun. Hampa. Artinya, apapun perbuatan harus diawali dari niat. Baik buruk itu diukur dari niat. Tetapi apapun itu bila didepannya nol, itu akan bernilai tambah,  misal 1110. Artinya kalau akhir dari perjalanan itu kita tidak lagi berharap apapun, nilai kita akan tinggi sebagai manusia yang hanya tahu Tuhanlah maha segalanya.


Selanjutnya apabila bilangan dibagi nol hasilnya tak terhingga atau tak terdefinisikan. Kalau niat anda berbagi tanpa syarat atau nol hasrat, itu nilainya tak terhingga. Itulah yang disebut dengan tulus atau ikhlas.  Hebatnya, apapun bilangan kalau ditambah atau dikurangi dengan nol tidak akan berubah. Artinya siapapun anda kalau tidak ada kapasitas dan kualitas diri maka miskin atau kaya, sama saja. Engga ngaruh apapun. Engga penting amat dalam tatanan sosial. Tidak akan menjadi bagian perubahan yang lebih baik bagi peradaban.


NIlai spiritual bilangan nol itu lahir dari ilmuwan India dan Islam, yang merupakan ilmuwan berbasis agama. Jadi wajar saja kalau maknanya sangat berarti dan karena itu ilmu matematika tercipta. Sehingga kita bisa masuk peradaban modern berbasih sains


Sabtu, 11 September 2021

Korupsi dari masa ke masa

 




Zaman Soeharto korupsi APBN itu dianggap bagian dari politik kekuasaan. Itu cara Soeharto menguasai birokrat dan ABRI. Memang tidak besar nilai korupsi. Karena APBN belum sebesar sekarang. Hampir semua kepalada Daerah dan Gubernur adalah TNI. Bahkan Direktur BUMN dan Komisaris pasti ada TNI. Kelebihan TNI adalah Mereka sangat disiplin melaksanakan program yang diperintahkan Soeharto. Bangun listrik masuk desa, membangun 60.000 Puskesmas, SD inpres, revitalisasi desa, Irigasi dan Bendungan. Jalan trans sumatera, sulawesi, kalimantan. Itu semua dikerjakan sesuai dengan target dan tepat waktu. Tidak ada istilah mangkrak.


Hampir semua komoditas pertanian dimonopoli. Dan itu benar benar tujuannya tercapai. Apa itu? stabilitas harga. Ruang BUMN, Swasta besar dan UMKM dijaga dengan disiplin. Bahkan diproteksi agar tidak saling bunuh dan mengahabisi. Setiap pekerjaan besar berspektrum jangka panjang dan strategis, diserahkan kepada BUMN, seperti Petrokimia, Baja, Semen, Dirgantara dijadikan cost center agar terbangunnya industri hilir yang luas. Korupsi jelas ada. Terbukti tidak ada satupun BUMN itu yang untung. Negara ambil resiko didepan. Jadi seakan BUMN strategis itu dijadikan cost center. Kalau dipertanyakan, jawaban pak Harto “ Itu untuk kepentingan nasional” ( National interest ).


Periode pertama dan Kedua, semua berjalan sangat ideal. Pak Harto selalu blusukan ke desa desa bertemu dengan petani, perternak dan pedagang kecil. Penguasaan tekhnisnya tentang pertanian dan ternak sangat detail. Dia menjamin 9 bahan pokok selalu tersedia dan murah. Setiap tahun Pak Harto keliling Indonesia meresmikan proyek demi proyek. Selalu retorika yang tidak pernah lupa disampaikannya adalah “ Tidak mungkin pemerintah menyengsarakan rakyatnya. “. Tapi masuk periode ke tiga dan seterusnya, keadaan berangsur ansur berubah. Apalagi putra putrinya sudah tahu enaknya bisnis.


Para pengusaha mendekati putra putrinya dan juga keluarganya.  Keluarga jauh dan dekat mulai jadi magnit terbentuknya rente. Saat itu, pak Harto sudah tidak mau dikritik. Tidak lagi mendengar para senior dan tokoh masyarakat. Bahkan mereka dibungkam dan dihilang hak politiknya atau istilah kerennya “ Dicekal”. Setiap gerakan islam radikal dibonsai dan dihabisi. Puncaknya di periode ke lima, Pak Harto mulai menyadari bahwa musuh terbesar dia bukan oposisi tetapi partai pendukungnya dan mereka yang ada di ring satu kekuasaannya.


Saat itulah Pak Harto mulai beralih kepada kekuatan islam Modern untuk merevitalisasi Golkar yang didominasi oleh TNI-ABRI. Puncaknya pada peride ke enam, Habibie jadi Wapres. Semua tahu bahwa Habibir adalah ketua ICMI. Kabiner didominasi oleh ICMI. Tapi semua sudah terlambat. Saat itu, Golkar dan ABRI merasa akan ditinggakan. Ketika terjadi badai krismon, dimanfaatkan oleh TNI dan Golkar untuk menjatuhkan Soeharto. Caranya? menggunakan kekuatan arus reformasi dan pro demokrasi berserta Mahasiswa. ABRI mengizinkan gerbang Gedung MPR di buka dan Golkar merekomendasikan Soeharto diberhentikan. Namun pak Harto sudah lebih dulu mengundurkan diri.


Belajar dari kasus kekuasaan Soeharto kita dapat hikmah. Bahwa korupsi yang paling berbahaya itu adalah mind corruption, yang memberikan ruang kepada pengusaha untuk menguasai sumber daya negara. Karena yang pertama kali pengusaha jarah adalah sitem perbankan untuk membiaya bisnis rente. Dan akhirnya memaksa negara bailout. Sementara pemupukan modal hanya kepada segelintir orang saja. Era reformasi,  sistem demokrasi diharapkan dapat menjaga keseimbangan agar tidak lagi terjadi ketidak adilan distribusi sumber daya negara. 


Tetapi nyatanya dengan sistem demokrasi tercipta kartel politik untuk kepentingan pengusaha dan pemodal. Tidak ada perubahan, yang ada justru reformasi melahirkan rasio GINI semakin melebar dan ketergantungan kepada korporat semakin besar. Jokowi yang tidak ada kaitannya dengan rezim masa lalu: bukan TNI, bukan Tokoh agama, bukan birokrat, bukan akademisi, hanya rakyat jelata namun dipilih rakyat jadi presiden. Itu adalah sikap muak rakyat kepada rezim reformasi yang lebih buruk dari rezim Soeharto. Sikap egaliter Jokowi adalah cara smart mengubah mental korup itu. Tetapi ternyata tidak mudah…


Plural.

 




Di kawasan perumahan saya 80% orang non islam. Ada lahan fasum yang sudah diserahkan developer kepada pemerintah. Oleh pemerintah tanah diizinkan tempat ibadah. Voting 350 Rumah, semua ingin bangun gereja. Kami yang minoritas ya menerima saja. Tetapi nyatanya warga non islam justru menyerahkan opsi bangun tempat ibadah itu kepada warga muslimn yang 20%. Ketika izin masjid diajukan. Semua warga dikomplek kami termasuk umat kristiani, mendukung. Keluarlah izin. 


Saya tanya “ mengapa kalian serahkan kepada kami tanah itu? 


“ Kalian minoritas. Kalau sokongan beli tanah tentu besar sekali. Sementara kami mayoritas, kalaupun beli tanah sendiri, gampang sokongannya. Engga terasa beratlah.”


" Tapi apa engga ganggu kalian kalau ada suara azan?


" Enggalah. Lama lama juga terbiasa. " 


Sikap warga komplek kami itu , tidak melihat keberadaan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006. Salah satu isi peraturan bersama ini mengenai pendirian rumah ibadah. Dalam PBM, persyaratan khusus pendirian rumah ibadat yang juga harus dapat dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang disahkan oleh lurah/kepala desa. Nah kalaulah mayoritas warga itu adalah orang kristen  dan mereka keberatan,  tentu izin masjid tidak keluar. itu juga tidak bisa disalahkan. Itu hak mereka. UU memberikan ruang kepada mereka bersikap. Tetapi orang kristen, justru melepaskan hak itu demi alasan kemanusiaan dan kerukunan. Tidak kawatir akan murtad.


Dalam hidup ini kita harus bisa memisahkan mana sikap karena UU dan mana sikap secara personal. Sehingga kita tidak terjebak dengan narasi subjectif. Kalau ada orang islam yang menolak berdirinya gereja, itu memang hak mereka yang disediakan secara politik lewat UU. Engga bisa dianggap mereka anti perbedaan atau anti keberagaman. Itu harus disikapi sebagai sebuah konsesus yang harus kita hormati dalam negara yang berdasarkan konstitusi. Artinya kalau akhirnya mereka setuju padahal mereka mayoritas di lokasi itu, itu juga dihormati sebagai sikap personal yang memang diatur dalam UU.


Memang ada wacana untuk mengubah PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006. Namun sampai kini pemerindah dan DPR tidak siap dampak politiknya. Mengapa? Pemerintah dan Partai, tidak punya kapasitas membina rakyat untuk cerdas menggunakan hak politiknya.  Mereka cari jalan pintas saja. Yaitu lewat UU dan aturan. Walau secara nyata, UU itu anti kebersamaan dan anti pluralis. Itulah yang terjadi pada negeri rakyat jelantah

.


Rabu, 08 September 2021

Takdir kita…?

 





Sampai saat ini belum ada kecanggihan industri dan sistem produksi yang bisa mengalahkan sistem sel dalam tubuh kita. Bayangin aja. Kalau anda terluka. Sel darah membentuk zat pembeku dengan cepat. Dan tidak mungkin salah tempat. Pasti ketempat yang luka. Bayangin aja canggihnya.  Genom manusia mengandung 23 molekul DNA, atau yang disebut juga kromosom. Ukuran molekul DNA ini adalah sepanjang 1.7 sampai 8.5 cm, atau rata-rata sekitar 5cm jika dibentangkan. 


Seluruh mekanisme kehidupan sel-sel itu benar-benar mengagumkan, sangat canggih dan kompleks, begitu ter-organisir. Bekerja secara otomatis dengan presisi tinggi, zero salah. Padahal ada sebanyak 37 triliun sel pada tubuh manusia; maka, bila seluruh DNA dalam tubuh manusia dibentangkan dan diuntaikan, maka total panjang molekul tersebut dapat mencapai 2 * 10^14 meter, sementara jarak bolak-balik dari matahari ke pluto adalah sejauh 1.2 * 10^13 meter. Dengan demikian, jarak untaian tersebut setara dengan perjalanan bolak-balik dari matahari ke pluto, sebanyak 17 kali. Benar canggih ya.


DNA itu tidak hanya sekedar kumpulan basa-basa purin yang membawa kode genetika makhluk hidup, tetapi juga merupakan "struktur dasar" untuk pembentukan manusia. Artinya itulah inti kehidupan kita yang mengatur nasip, ritme, dan kesehatan kita. Hebatnya, masing-masing DNA mengandung 500.000 sampai 2.5 juta pasangan nukleotida. Namun tidak semua dalam kondisi menyala atau aktif dalam tubuh kita. Ada System Mekanisme Nyala-Padam Gen. Kalau yang nyala lebih banyak yang negatif, nasip kita jelek dan penyakitan. Tapi kalau yang nyala  lebih banyak positif, nasip kita bagus dan sehat.


Bagaimana menghidupkan Gen Positif ? Ya berfikir positif, dengan mengambil sisi-sisi kebaikan dari setiap kejadian. Selalu merasa tergerak dan terinspirasi secara mendalam terhadap kebaikan. Menjauh dari lingkungan pergaulan yang selalu  menggiring anda ngelonjor ( ngelamun jorok) dan berghibah terhadap orang lain.  Melatih memberi. Melatih diri terdesak dan tersudut tanpa berkeluhkesah. 


Artinya  manusia itu makhluk sosial yang dipengaruhi oleh faktor keturunan  ( Gen) dan lingkungan. Misal, Walau keturunan kere tapi lingkungan pergaulan kaya dan pekerja keras ya sukses. Walau keturunan kaya, sarjana, tapi lingkungan pergaulan males kebanyakan  ngaji ( ngasah biji/ tinggi angan angan) dan berpikir negatif terus ya kere juga jadinya. Lingkungan sangat dominan menentukan hidup anda. Jadi  sistem GEN alam mikro adalah hukum ketetapan Tuhan. Itu takdir kita. Nah mau seperti apa jadinya, kitalah yang menentukan. Tergantung  pilihan kita sendiri. Makanya jangan salah gaul. Jangan berteman sama orang yang doyan ghibah dan berpikir negatif. Itu mental kere dan pecundang. Mau?

Minggu, 05 September 2021

Hukum Tuhan (sunnatullah )

 




Kalau arus listrik negatif bertemu arus positip maka energi listrik tercipta. Kalau air dari atas bukit bertemu jurang, ia akan jadi air terjun. Bisa jadi energi. Kalau perempuan dan pria bersenggama, aliran sperman dan ovum bertaut, anak manusia tercipta.  Bahkan semesta ini dalam teori fisika tercipta karena energi yang melahirkan medan magnit dan gravitasi. Proses terbentuknya planet dan tata surya karena adanya hukum gravitasi. Sehingga semua benda langit terbentuk dan bisa berada di posisinya masing masing. Proses terus terjadi sepanjang masa sebelum kiamat. Itulah hukum alam, hukum sunattulah.


Kadang kita bertanya, manusia bukan Tuhan yang ciptakan, tetapi karena adanya senggama. Tidak ada istilah anak itu titipan  Tuhan. Memahami hukum alam, kadang membuat kita meragukan eksistensi Tuhan sebagai pencipta.. Memang Tuhan tidak menciptakan secara langsung seperti sulap abrakadabra. Tuhan lebih canggih yaitu hukum dan ketatapan Tuhan. Dari itulah proses penciptaan terjadi dengan sendirinya. Alam mikro maupu makrokosmos patuh atas hukum ketetapan itu. Automaker terbentuk secara harmoni. Itu juga menyiratkan bahwa kita dan semua materi bagian dari skenario Tuhan dalam panggung teater berkelas super gigantis.


Dalam bisnis dan sosial juga sama. Kalau anda mau berkembang maka pahami hukum ketatapan Tuhan itu. Orang tidak tertarik mengambil resiko atas bisnis anda kalau hanya sekedar proposal. Ya, kalau proposal hebat dasarnya investor tertarik, tentu dosen dan profesor sebagai creator bisnis utama. Dukungan investor adalah dukungan cinta.  Mendapatkan dan merebut cinta orang tidak bisa dengan mudah, seperti menggigit cabe langsung terasa pedas.  Anda harus memancarkan energi cinta kepada mereka. Darisana arus positip dan negatif bertaut. Setelah itu semua menjadi mudah.


Anda tidak bisa mendapatkan sahabat dalam lingkaran pergaulan anda, kalau setiap waktu anda dalam posisi meminta. Dalam hubungan suami istri juga sama. Kesetiaan istri atau suami dan akhirnya dia mau berkorban, itu karena anda memaklumi dia untuk menjadi dirinya sendiri. Tidak ada unsur superioritas dan inferior. Satu sama lain seperti katup positif dan negatif. Dari perbedaan itu, terjadi tarik menarik saling berbenturan dan karenanya melahirkan energi besar untuk saling menjaga sepanjang usia. 


Sukses adalah output  dari proses panjang dalam kelelahan dan kegagalan. Proses disiplin dan  keras kepada diri sendiri. Proses membunuh ego untuk focus kepada hasil. Proses yang memang  tidak semudah berdoa dan berzikir. Beras sampai terhindang dalam bentuk nasi adalah proses berlelah mengemburkan tanah, menyediakan air, menanam, merawat dan menjaga selama berbulan bulan. Semua manusia tidak peduli etnis dan agama yang berbeda, sama saja prosesnya.


Tuhan tidak pernah kirim makanan ke sarang burung dan uang ke ATM anda. Tapi hukum ketetapan Tuhan menjamin rezeki semua makhluk. Jadi pahamilah hukum ketetapan Tuhan bagaimana meraih rezeki itu, bukan sibuk melafalkan doa meminta kepada Tuhan seperti yang anda inginkan.  Kalau anda beriman kepada Tuhan maka anda juga harus beriman kepada hukum dan ketetapan Tuhan.  So Berhentilah berkeluh kesah dihadapan Tuhan dalam doa, karena itu tandanya anda tidak  beriman.