Kamis, 18 Juni 2020

Agama dan Kebudayaan.


Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, saat itu Madinah menjadi kota kosmopolitan. Semua agama ada di Madinah. Semua etnis juga ada. Maklum Madinah menjadi pusat niaga. Apakah Nabi mengubah pakaiannya agar berbeda dengan Abu Lahab atau Abu Sofian yang anti Islam? tidak. Nabi tetap menggunakan pakaian sesuai dengan budaya Arab, budaya lokal. Suatu saat Nabi melihat seorang pemuda mencukur sedikitnya janggutnya. Nabi berkata, kamu akan keliatan gagah kalau pakai janggut. Begitu cara Nabi mempertahankan budaya Arab. Karena orang Yahudi  etnis Romawi kebanyakan tidak pakai Janggut. Jadi pakai janggut itu bukan sunah tetapi simbol  bahwa Nabi menyiarkan Agama lewat kebudayaan yang sudah ada. Bahkan  jilbab dan baju gamis muslimah ketika itu adalah budaya wanita bangsawan Arab. Lantas apa yang sebetulnya berbeda? hanya soal persepsi dan hakikat Tauhid, yang output nya adalah Cinta, atau akhlak. 

Buah karya akal adalah kebudayaan. Dalam islam, menyebutkan bahwa agama itu hanya untuk orang berakal ( QS Ar Ra’d  [  13  ]  :  19). Artinya kalau fungsi akal tidak ada, orang itu tidak perlu agama. Orang tak berbudaya tidak perlu agama. Karena dia tak ubahnya dengan orang gila. Agama baginya sebagai sumber masalah bagi orang lain. Fungsi akal itu hanya ada apabila logika jalan, dengan dasar dialektika. Dengan demikian membebaskan ilmu pengetahuan untuk mencapai potensialitas yang sebenarnya. Logika gaib seharusnya dilawan dengan logika yang sebenarnya dan karena itu perubahan terjadi, keberadaan Tuhan diagungkan. Agama bukan tujuan tetapi hanya metodelogi mendekati Tuhan.

Kearifan dan kecerdasan para ulama tempo dulu dalam memperkenalkan islam di Indonesia sangat luar biasa. Budaya keseharian yang sudah menyatu dengan hindu dan animisme di modifikasi mereka agar sesuai dengan nilai nilai islam tanpa menghilangkan budaya itu sendiri. Itu sebabnya walau ketika itu yang berkuasa adalah raja Majapahit yang hindu namun Majapahit tidak melihat Islam sebagai ancaman. Karena itu islam cepat menyebar ke seluruh pelosok negeri ini. Sehingga jadilah islam yang bernuansa Indonesia. Aqidah itu tertanam dalam diri mereka dan malu bila dilanggar. Malu itu adalah esensi dari iman itu sendiri. 

350 Tahun Indonesia dijajah oleh Belanda. Dan selama itu kaum misionaris yang dibiayai kerajaan dan vatikan terlibat aktif menyebarkan agama di Indonesia. Tapi apakah selama 350 tahun mayoritas orang Indonesia pindah agamanya ke kristen atau katolik ? atau seperti sebagian orang Libanon yang Islam pindah ke Kristen ortodok karena di bawah kendali Barat. Tidak kan?. Keberadaan islam sebagai agama di Indonesia tetap di hati rakyat. Tetap dengan budaya Indonesia. Tidak pakai janggut dan baju gamis. Para wanita enjoy saja dengan pakaian kebaya. Mengapa ? Karena islam diperkenalkan oleh para ulama tempo dulu melalui perkawinan kebudayaan. Sama seperti rasul memperkenalkan Islam di Arab, tanpa mengubah budaya arab. Sehingga sangat sulit bagi mereka untuk pindah agama.

Makanya jangan kaget bila para pendiri negara kita menyebut Indonesia dengan sebutan yang sangat mesra dan sakral. Apa itu ? IBU PERTIWI. Karena bagi budaya Indonesia mencintai Ibu adalah sama dengan mencintai Tuhan. Dan Tuhan berkata bahwa sorga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Suatu perpaduan yang luar biasa. Kehebatan Soekarno dan Hatta bersama para pendiri negara ini membuat Indonesia merdeka karena kepiawaian mereka menggunakan emosi budaya yang diawali dengan sumpah pemuda, bukan sumpah syariah islam.

Kemerdekaan kita bukan karena bersatunya kesultanan Islam di Indonesia atas dasar perjuangan syariah. Justru kalahnya kesultanan Islam di hadapan Belanda karena mereka gagal bersatu atas nama agama dan sehingga mudah diadu domba oleh Belanda. Tapi seorang Soekarno bersama sahabatnya yang tampa tahta mampu merebut kemerdekaan dari kolonial Belanda. Mengapa ? Mereka mengenal budaya Indonesia dengan baik dan merebut hati rakyat melalui budaya itu. Maka bersatulah rakyat dari berbagai golongan, agama dan suku, dalam barisan yang tertip termasuk umat Islam menuju perang rakyat semesta mengusir penjajah. Itu karena Pancasila sebagai alat persatuan, adalah kebudayaan yang mengikat semua orang Indonesia. Jadi kalau ada orang anti budaya Indonesia dan berusaha memisahkan budaya dan agama, itu artinya dia sedang berusaha menghancurkan persatuan Indonesia dan komunitas islam. Itu pasti upaya yang sia sia.  terbukti dalam sejarah paska kemerdekaan, setiap ada pemberontakan termasuk dari golongan agama sekalipun,   selalu gagal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.