Rabu, 08 April 2020

Uang itu omong kosong


Babo, mengapa kita tidak cetak uang aja. Ngapain hutang ke luar negeri. Demikian kata nitizen. Saya tersenyum membacanya. Sebelum saya jawab. Saya ingin membuka mata anda tentang realita. Baju yang anda pakai itu, terdiri dari benang, kapas, dan pewarna. Kapas itu berasal dari pertanian. Itu sebagian besar kita masih impor. Benang, itu butuh mesin pemintal. Mesin pemintal, kita masih impor. Bahan pewarna, itu bahan kimia, yang sebagian besar kita impor. Nah walau kita punya pabrik tektil sendiri, itu bukan berarti kita mandiri, tetapi sebagian besar untuk menjadikan ia baju kita butuh bahan dari luar negeri. Kalau anda beli bahan itu pakai uang cetak sendiri, apa mau orang jualnya? kan engga mau. Emang orang bego.

Hampir semua produk, tidak ada satupun negara di dunia ini mandiri. Satu sama lain saling ketergantungan. Agar terjadi pertukaran barang antar negara, maka diperlukan mata uang. Bukan uang tetapi mata uang. Artinya “sistemnya" yang dijadikan standar oleh dunia. Sehingga setiap mata uang negara selagi mengikuti sistem itu, uangnya akan diakui eksistensinya. Namun nilainya sesuai dengan sistem yang ada. Ada hitungan matematika untuk mengukur nilai uang, dan pasar menyikapi bukan hanya melulu spekulasi tetapi spekulasi atas dasar hitungan juga.

Mengapa Venezuela yang kaya minyak, uangnya jadi sampah? karena dia keluar dari “sistem” mata uang dunia. Dia cetak uang semaunya agar bisa memberikan gaji berlipat kepada ASN. Memberikan uang kepada UKM. Memberikan BLT kepada rakyat. Sementara sektor produksi tidak dibenahi. Akibatnya, karena “ sistem” juga uangnya jadi sampah. Kurs melambung tak terkira. Harga susu Rp. 9 juta rupiah. Makanya ente engga bisa main cetak begitu saja. Itu namanya ekonom tukang ngayal. Sampai di sini paham ya.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan paket stimulus Rp, 405 triliun. Itu bukan cetak uang seperti pengertian orang awam. Tetapi sesuai dengan “ sistem” mata uang yang ada. GImana? melalui penerbiatan pandemi bond, yang akan dilepas ke pasar. Artinya walau nanti BI sendiri yang beli, itu dilakukan transparan. Orang akan menghitung berapa cadangan devisa BI sehingga layak membeli pandemi Bond itu. Kalau karena itu cadangan devisa BI jatuh, maka dampaknya kepada kurs rupiah. Makanya pemerintah, jaga cadangan devisa BI dengan cara menarik dollar dari luar melalui penerbitan global bond. Itu udah dihitung sehingga penerbitan Pandemi bond itu tidak akan merusak “sistem” mata uang rupiah.

Setelah uang di created lewat “ sistem”, maka dunia juga akan melihat berapa persen masuk ke sektor ekonomi dan berapa persen masuk ke konsumsi. Kalau lebih besar ke konsumsi, maka secara sistem indonesia dianggap melanggar sistem mata uang. Nasip kita akan sama dengan Venezuela. Tetapi kalau sebagian besar masuk ke sektor ekonomi dan produksi, maka sistem mata uang akan stabil dan kita akan terus produksi karena dunia mengakui mata uang kita sebagai alat tukar. Dari Rp. 405 triliun dana stimulus, 70% masuk keproduksi, bukan konsumsi. Jadi kita akan baik baik saja. 

***
Jumlah hutang pemerintah China terhadap PDB diperkirakan mencapai 300%. Tetapi data resmi menyebutkan angka 40%. Manakah yang benar ? ktia tidak tahu. Karena Cina memang tidak pernah mengumumkan secara resmi angka debt to GDP ratio. Mengapa ? karena bagi China utang itu tidak ada. Persepsi mereka tentang uang itu adalah kupon belanja. Perhatikan gambaran berikut : Saat sekarang pemerintah China telah mem-bailout China's local government financing vehicles, ( LGFVs). Itu semacam Obligasi daerah yang berbasis revenue yang diperuntukan pembiayaan proyek insfrastruktur umum dan real estate. Tetapi tahukah anda ? , nilai bailout sebesar USD 2,5 triliun. Pemerintah pusat China membailout tidak memberi uang tunai. Tetapi dalam bentuk coin emas.

Nah sekarang anda harus tahu lagi bahwa itu bukan coin terbuat dari emas asli.  Itu hanya berupa tongsen atau emas abal abal, yang nilainya hanya 1% dari harga emas asli. Namun …setiap coint emas itu ada sertifikat sesuai nomornya , yang mencantumkan “ Katanya ini emas “. Jadi kalau orang butuh uang tunai,  dia bisa jual coint itu ke toko emas dengan nilai sesuai harga pasar emas. Nah keismpulannya, siapa yang membayar utang itu sebenarnya ? ya rakyat sendiri. Coin itu berputar putar diantara mereka, bisa dijual langsung, bisa juga dibarter dengan barang. Kenapa rakyat mau ? karena pemerintah China buat aturan bahwa rakyat tidak boleh pegang emas asli diatas ketentuan yang diatur pemerintah. Tetapi rakyat boleh pegang coint emas tak terbatas. Namun  bila dibawa keluar china, coint itu jelas tida ada nilainya. Karena bukan mas asli.

Sebetulnya coin emas yang dipegang rakyat itu, adalah alat tukar, sama dengan uang kertas. Namun keduanya negara tidak jamin. Lantas siapa yang jamin ? ya rakyat sendiri. Gimana caranya ? ya melalui transaksi real , dengan pemerintah menjamin ketersediaan barang dan jasa. Nah kesimpulannya apa ? Bukan uang , bukan coin tetapi adalah terjadinya pertukaran antara satu pihak denga pihak lain dengan tersedianya barang dan jasa yang diatur by design oleh negara. Apakah ini salah ? mari kita buktikan. Venezuela punya uang tak terbilang jumlahnya dan punya SDA MIgas lebih besar dari Arab tetapi mengapa mata uang yang dipegang rakyat tidak laku? karena barang tidak tersedia. Negara itu sibuk ngumpulin uang tetapi lupa produksi. Siapa yang benar? Yang pasti venezuela, BEGO.

AS negara berhutang mencapai diatas 100% dari GDP nya dan Jepang malah 2,5 kali lipat dari GDP nya. Tetapi apakah negara itu bangkrut ? tidak. Karena baik di AS maupun Jepang , barang selalu tesedia. dan orang mampu membelinya. Baik jepang, AS dan china disisi lain, mempunya sistem ekonomi yang walau berbeda namun persepsi tentang uang adalah sama. Bahwa uang itu bukan tujuan tapi alat terjadinya produksi barang dan jasa. AS dan Jepang menerapkan kebijakan pajak tinggi agar orang kaya tidak rakus dan begitupula China menerapkan pajak tinggi agar orang tidak rakus. Dari persepsi tentang uang tersebut maka semua orang berpikir untuk berproduksi dan berusaha berhemat agar hanya konsumsi sesuai kebutuhan.

Apakah salah kesimpulan saya tersebut ? sampai kini berapapun jepang dan AS mengeluarkan surat utang tetap orang beli dan mereka sadar kalaupun hutang itu dibayar on time namun uang itu tidak menjamin apapun kecuali dapat ditukar untuk mendapaktan barang dan jasa. Begitupula denga China, orang lebih tertarik membeli Surat uang pemerintah yang akan dibayar pakai coin palsu. Orang happy aja karena barang dan jasa selalu tersedia. Nah bagaimana negara bisa menjamin barang dan jasa tersebut? karena uang dipompa melalui kebijakan pasar uang yang likuid sehingga orang bisa memanfaatkannya sebagai financial resource untuk beroduksi. Jadi kalau persepsi tentang utang itu masih mengacu dengan kitab tafsir zaman old terntang Riba, maka itu artinya anda terjebak dengan budaya rakus dan masih anggap uang itu tuhan kedua didunia. Padahal uang itu omong kosong.

Mari kita lanjutkan pembahasan soal uang agar lebih paham makna uang.

Total transaksi derivatif global tahun 2013 berdasarkan data dari BIS, nilai kontrak mencapai USD 693 Trilion. Sebagian besar transaksi itu dilakukan secara over-the-counter (OTC). Nilai kontrak itu sama saja dengan 10 kali dari GNP seluruh negara di dunia. Pertanyaannya, bukankah kontrak itu menyebut uang. Uang apa? mengapa lebih besar dari GNP dunia. Saya tidak akan menjelaskan detail secara teknis tentang derivative atau OTC. Saya akan membahas dari segi philosophy uang menurut perspektif saya. Jadi ini tidak ada dasar teori yang saya jadikan pijakan. Ini pendapat bebas saya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman hidup.

Bagi orang awam yang terbatas wawasan keuangannya, dia hanya mengenal satu kata money atau uang. Dia dapat uang dari gaji atau laba usaha dan kemudian dibelanjakan sesuai dengan pendapatannya, kalau ada lebih dia tabung. Dalam kasus ini uang ya uang. Tapi ada juga orang yang menyebut uang itu adalah arus terus menerus atau Currency. Perhatikan, dia tidak menyebut uang tapi arus.. ya sama dengan arus listrik. Kalau di analogikan, uang menjadi sumbu negatif dan aktifitas usaha adalah sumbu positip. Karena adanya sumbu positip dan negatif maka terjadilah current atau arus listrik yang bisa menimbulkan energy untuk bergeraknya roda ekonomi kedepan tanpa henti.

Rekening di bank atau perusahaan di sebut rekening arus ( Current account). Bagi mereka uang bukan lagi selembar kertas. Bukan hanya alat transaksi. Bukan. Tapi uang sebagai sarana menghubungkan satu sumber daya dengan sumber daya lain agar terus terjadi hubungan arus yang tiada henti. Contoh bagaimana menghubungkan sumberdaya manusia dengan sumber daya material, Sumber daya material dengan sumber daya uang. Sumber daya uang dengan sumber daya pasar, dan lain sebagainya. Selagi hubungan antar sumberdaya itu terus terjadi arus maka itulah uang sebenarnya. Itulah uang dalam perngertian kapitalis. Dimana sebetulnya uang itu omong kosong. Uang itu hanya sarana pemicu distribusi capital untuk terjadi beragam aktifitas terbentuknya peradaban. Jadi bukan jumlah berapa banyak uang yang dikumpulkan tapi seberapa banyak aktifitas usaha yang bisa di kembangkan karena uang.

Untuk menjaga momentum hubungan itu , uang tidak harus berupa uang kertas atau emas. Tapi bisa juga dalam bentuk lembaran obligasi umum. Tidak harus obligasi umum, bisa juga obligasi khusus.Tidak harus obligasi khusus bisa juga obligasi sintetik. Begitu seterusnya. Dari beragam jenis uang itulah pasar terbentuk Dari pasar yang diatur secara umum ( CH ) sampai yang diatur secara khusus seperti OTC. Jenis penerapannya bisa jangka pendek atau menengah atau jangka panjang. Penyelesaiannya bisa melalui opsi beli atau juat, bisa juga diserahkan nanti atau dibayar sekarang atau sebaliknya. Bukankah itu semua hutang? Benar. Tapi bukan hutang seperti persepsi anda yang hanya tahu uang berupa lembaran kertas atau logam mulia (coin).Bukan. Tapi itulah currency. Selagi arus atau current terus terjadi dengan ditandai aktifitas usaha tidak terhenti maka tidak ada hutang yang perlu dikawatirkan. Mengapa ? Karena current mempunya energy yang bisa dengan otomatis menciptakan hutang baru atau uang baru. Itulah miracle of capital. Akan terus begitu.

Kalau uang di tangan anda tidak sampai terjadi arus berkesimbungan maka anda telah tertipu oleh sistem. Mengapa ? Karena anda akan terjebak dengan sikap pelit, menyimpan uang takut berbagi. Menyimpan uang takut ambil resiko bisnis. Hanya masalah waktu anda akan jadi orang paling miskin dan bego dunia. Uang itu akan menjauhkan anda dengan lingkungan anda dan pada waktu bersamaan membuat anda rakus berkosumsi namun lemah produksi, yang justru merusak jiwa dan phisik anda sendiri. 

Jatuhnya Eropa dan AS ,Jepang karena Generasi yang sekarang tertipu dengan uang. Mereka gila nabung dan berinvestasi dengan produk tanpa barang. Mereka menciptakan money game. Laba tercipta tapi tidak ada pabrik terbangun. Akhirnya arus atau currency, lambat laun melemah karena sektor real sebagai sumbu positip semakin kehilangan daya tarik karena pertumbuhannya kalah cepat dengan tumbuhnya uang. Beda dengan China dimana keseimbangan antara sumbu positip dan negatif terus terjaga dengan baik sehingga melahirkan balancing economy. Berapapun hutang, itu bukan masalah. Arus terjadi karena barang , jasa dan uang terus menciptakan energy tiada henti.

1 komentar:

  1. babo....bab sederhana yang bisa dilakukan dengan uang sedikit supaya current nya terjaga apa dong? biar bisa dipraktekkan

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.