Kisah yang saya tulis berjudul “ Mencoba Memahami Mu" adalah kisah seputar wirausaha, yang memuat tentang kejujuran, kesabaran dan semangat. Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.***
Dari arah pintu masuk Wenny datang dengan langkah ringan menuju meja Maria. Dia mengenakan denim hitam dengan jacket musim dinginnya. Nampak lebih muda dari usianya.
“ Kok sendirian ? mana Mr. B ? Tanya Wenny ketika duduk di sebeleh Maria.
“ Pergi ketemu relasinya. “
“ Mr. B memang begitu. Selalu sibuk. Dia hanya istirahat kalau lagi tidur.”
Maria hanya tersenyum. Dia tidak tahu mau bicara apa dengan Wenny. Tadi dia sempat bilang dalam pesan singkatnya lewat smartphone bahwa dia ada masalah yang perlu dibicarakan.
“ Ok. Ada masalah apa ? Kata Wenny.
Maria hanya diam.
“ Apakah ada kaitannya dengan Mr. B?
“ Tentu masalah kita, kamu dan saya pasti berujung ke Budi. “ Kata Maria tersenyum.
“ Tentu. Tapi masalah apa ?
“ Saya tidak tahu harus bicara apa. Ini soal proyek “
“ Proyek apa ? Wenny berkerut kening.
“ Pabrik semen”
“ Saya tidak tahu itu. Karena tidak ada dalam perencanaan holding untuk bangun pabrik semen”
“ ya memang belum masuk program Holding. Tetapi pasti akan masuk BDG, dan setelah itu akan di eksekusi. Apalagi ini ada kaitannya dengan teman politisi Budi. “
“ Ok. Jadi apa yang bisa saya bantu ?
“ Masalahnya saya inginkan kontrol proyek itu. Apakah kamu bisa bantu ? Tanya Maria.
“ Bantu apa ?
“ Ya bicara dengan BDG .."
" Bicara apa ?
" Agar memberikan rekomendasi kepada saya untuk memimpin proyek itu."
" Bicara apa ?
" Agar memberikan rekomendasi kepada saya untuk memimpin proyek itu."
Wenny terdiam. Tapi matanya menatap tajam ke arah Maria. “ Kamu tidak mengenal Budi “ Kata Wenny.
“ Maksud kamu ?
“ Mungkin kamu sudah lama bersama Budi tapi tidak mengenal dia.”
“ Mungkin saja. “
“ Itu karena kadang emosi kamu terlibat dengan dia. Jadi penilaian kamu sulit untuk objectif terhadap dia.”
“ Jadi gimana seharusnya ?
“ Seharusnya kamu mulai realistis. Budi tidak akan bisa didekati, apalagi merebut hatinya. Dia player soal wanita bukan arranger”
“ Apa hubungannya dengan permintaan saya bicara dengan BDG? Kejar Maria.
“Maaf Maria. Engga bisa. Tidak ada satupun direksi di Holding yang bisa atur Budi. Sehebat apapun rencana bisnis dibuat, pada akhirnya dia yang putuskan. Selalu rasional. Apalagi saya bukanlah mitranya. Saya hanya proxy nya sama dengan kamu. Bagi Budi proxy itu benar benar pelayan bagi dia. Tapi dia perlakukan kita dengan adil. Tentu dengan caranya yang special seingga kita merasa jadi orang special. Tapi jangan sekali kali baper. Dia lakukan itu tanpa perasaan apapun. Hanya cara treatment kita saja ” Kata Wenny. Kata kata ini cukup menyadarkan Maria bahwa hubungan Wenny dengan Budi tidak lebih sama dengan dia. Hanya pelayan.
“ Apakah saya salah bila menginginkan seorang pria bertekuk lutut dengan saya. Toh niat saya baik. Untuk mencintainya dan hidup bersamanya”
“ Siapa yang kamu maksud pria itu “
“ Calon mitra Budi di pabrik semen.”
“ Oh paham saya. Kamu inginkan memimpin pabrik semen itu agar kamu punya kekuasaan terhadap mitra pak Budi dan akhirnya dia jatuh cinta dengan kamu “ Kata Wenny dengan mata selidik.
“ Sebetulnya engga juga begitu. Masalahnya pria itu punya calon istri yang kebetulan adalah proyek sponsor dari pabrik semen itu”
“ Dan kamu ingin kalahkan Wanita itu untuk mendapatkan pria itu ?
Maria terdiam. Dia merasa jadi anak kecil. Wenny seakan menginterogasinya. Tetapi memang begitulah karakter orang Hong Kong selalu realistis.
“ Boleh saya usul “ kata Wenny
“ Ya silahkan “
“ Cinta tidak bisa di rekayasa. Apalagi dengan mengandalkan rasa takut orang lain atau memancing emosi euforia orang lain. Kamu tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kekerasan phisik maupun psikis. Kecuali kamu harus pastikan bisa merebut hatinya. Kalau kamu sudah memenangkan hatinya maka kamu akan didengar dan diterima"
“ Tapi saya yakin pria itu mencintai saya. Saya tahu betul itu. Kamu tahu kan perasaan wanita tidak pernah salah “
“ Kalau kamu yakin dia mencintai kamu, mengapa kamu takut pria itu mencintai orang lain?.”
“ Masalahnya pria itu terobsesi dengan cita citanya jadi pengusaha hebat. Dan dia temukan dari wanita itu untuk mendapatkan akses ke investor dan politik. Aplagi saya tahu pria itu bilang wanita itu kekanak kanakan. Dia engga suka wanita seperti itu. Dia inginkan wanita dewasa. “ Kata Maria.
“ Dan kamu ingin menyelamatkan pria itu dari predator seorang wanita yang membuatnya terjebak sebagai buruan ?kata Wenni selidik.
“ Saya mencintainya dan saya harus berbuat sesuatu melindunginya.”
“ Saya paham. Cinta Itu terjadi dengan sendirinya. Biasanya terjadi dengan cepat pada moment tertentu. Sekali panah cinta itu menancap maka cinta akan bermetamorfosa jadi pengorbanan. Apakah kamu siap ?
“ Saya berusaha siap ?
“ Ingat loh. Dari waktu ke waktu kamu harus terus berkorban. Sampai pada titik kamu tidak lagi bertanya apa itu cinta. Saat itulah cinta melengkapi jiwa kamu. Dalam situasi apapun, tidak ada bedanya lagi. Tapi kalau kamu masih berhitung soal situasi dan kondisi, itu artinya tidak ada cinta yang sesungguhnya. Itu hanya memuaskan ego kamu saja. Kamu hanya mencintai diri kamu sendiri. Cinta itu akan renta. Hanya masalah waktu cinta yang kamu makanai itu akan berakhir dengan sendirinya.”
“ Apakah kita tidak boleh bahagia dengan mencintai ?
“ Bahagia bukan karena mencintai. Cinta itu hanya cover. Isinya adalah berkorban. Mungkin kamu punya kekuatan untuk berkorban. Tetapi apakah kamu bisa melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kamu sangat menginginkannya ? jawablah “ kata Wenny.
Maria terdiam. Kata kata Wenny yang terakhir menghujam kelubuk hati terdalamnya. Ini kali pertama dia memahami makna Cinta. Selama ini dia telah lakukan beberapa kali gagal bercinta karena dia tida bisa melepaskan sesuatu itu. Dia tidak bisa melepaskan keinginan untuk selalu dimanja. Keinginan untuk diperhatikan. Keinginan untuk feeling secure. Padahal keinginan itu membuat pasanganya tidak bahagia. Seharusnya dia mau melepaskan itu, walau pada waktu bersamaan dia sangat menginginkannya. Setidaknya dia harus belajar memaklumi dan berkorban untuk itu. Dalam hidupnya berkali kali dia melepaskan pria yang dia cintai yang pada waktu bersamaan dia sangat menginginkan. Hanya saja itu terjadi dengan terpaksa bukan dengan ikhlas. Artinya dia memang tidak pernah mencintai pria dengan tulus. Dia hanya mencintai dirinya sendiri. Dan pria hanya tempat dia mengaktualkan egonya. Untuk kebahagian yang rendah nilainya.
“ Maria..” seru Wenny. “ Saran saya tetaplah profesional. Engga usah libatkan emosi dalam pekerjaan. Kalau kamu yakin pria itu mencintai kamu, dia akan berjuang mendapatkan kamu. Kamu harus percaya kepadanya. Yakinlah saatnya tepat dia akan datang kepadamu dengan cintanya. Ikhlaslah dalam bekerja dan dukunglah dia untuk sukses. Itulah pengorban pertama yang harus kamu lakukan agar bisa merebut hatinya dari wanita itu “ kata Wenny bijak.
“ Terimakasih Wenny. Saya pahami semua. Kamu sahabat yang baik. Padahal kita baru bertemu beberapa kali. Tapi ini kali saya mengenal kamu sebenarnya. Benar kata Budi, kamu benar benar seorang ibu yang menghayati budaya china. Wanita harus menjadi sumber cinta bagi keluarganya, termasuk kepada negara. “ Mereka semakin asyik bicara. Namun setiap Maria singgung hubungan istimewa Wenny dengan Budi, Wenny tidak pernah terpancing untuk bicara banyak. Baginya Budi tetaplah pria atasanya dan orang yang sangat dia hormati. Tentu dia loyal.
***
Sepulang Wenny, Maria masih tetap di cafe. Kantuk belum datang. Tetapi dia merasa sangat lelah. Nasehat Wenny sangat menghujam pikirannya. Dia seakan dibangunkan secara paksa dari tidur panjangnya. Teringat nasehat Budi,
“kamu tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kekerasan phisik maupun psikis. Kecuali kamu harus pastikan bisa merebut hatinya. Kalau kamu sudah memenangkan hatinya maka kamu akan didengar dan diterima seperti apa kamu mau”.
Makanya Budi tidak pernah menggunakan kekuasaanya untuk memaksa Maria mengikuti perintahnya. Budi selalu punya cara lembut sehingga Maria tak pernah berhenti berterimakasih untuk selalu ingin membuat Budi tidak kecewa. Dia ingin bersikap seperti Budi dalam segala hal dan melupakan perasannya terhadap Budi. Benar kata Wenny, dia harus profesional dan focus bekerja dengan hati dan tujuan pasti terutama dalam menghadapi hubungan dengan Robert .
Maria terkejut karena dari arah pintu masuk cafe nampak Budi melangkah kearahnya dengan senyum khasnya. Dasi sudah nampak longgar di lehernya. Baju putih digulung setengah di lengannya. Wajahnya nampak lelah walau dia berusaha menyembunyikan dengan senyuman ringan.
“ Mas, engga pulang ke apartemen “ kata Maria seraya memeluk Budi dengan hangat.
“ Aku ada perlu bicara penting dengan kamu” kata Budi seraya melepaskan pelukan Maria. Dia duduk di sebelah Maria. Dengan menghela nafas Budi berkata “ Besok kamu temanin Robert dan Yen meeting dengan BDG. Saya minta proses rencana pendirian pabrik kliker itu di speed up. “
“ Baik Mas. Kira kira kenapa aku harus dampingi mereka meeting,? Bukankah aku bukan project sponsor dan bukan pula eksekutif holding. Aku hanya proxy mas”
“ Justru karena kamu proxy saya makanya saya minta kamu hadir dalam meeting. Kalau ada kendala di holding mudah bagi saya masuk untuk memberikan solusi”
“ Dan itu mas masuk melalui aku”
“ Tepat sekali”
Budi terdiam lama. Wajahnya nampak tegang. “ Kamu tahu sekarang posisi holding dibawah pengawasan konsorsium lender sejak tahun 2013. Kekuasaan saya tidak seperti dulu lagi. “ Kata Budi. Entah mengapa hati Maria terenyuh melihat ini kali pertama Budi nampak rapuh. Maria menggenggam jemari Budi. “ Aku yakin satu waktu mas bisa kuasai lagi itu holding. Kan mas ajarkan aku untuk berpikir positif “
“ Masalahnya aku engga lagi seperti dulu yang bisa Mobile. Aku sekarang bukan lagi CEO. Aku hanya pemegang saham. Kehidupan sekarang ini membuat istri nyaman walau dia tahu aku belum sepenuhnya pensiun.Sekarang istri di rumah minta aku pensiun. Gimana mau pensiun dengan situasi seperti ini. Aku engga mau mati dalam keadaan melotot karena mati sebagai pecundang” kata Budi dengan mengusap kepalanya.
“ Mas, ibu di rumah bersikap seperti itu karena Ibu engga tahu peliknya urusan mas. Cobalah mas bicara dengan terbuka. Aku yakin ibu akan memahami. Ibu itu wanita yang tegar. Kalau engga, mana mungkin bisa terus mendampingi mas selama lebih 30 tahun” kata Maria.
“ Ya aku akan bicara. Resiko yang pasti kalau dia tahu peliknya urusanku dia akan meminta aku bertindak pragmatis. Dan kalau aku menolak, keadaan bertambah runyam”
“ Mengapa mas berpikir negatif begitu ?
“ Karena aku tahu betul sifat ibu. Dia engga penting harta atau uang atau saham holding. Dia hanya ingin aku bisa hidup tenang. Andaikan saham holding hilang, harta yang ada di tangan ibu sekarang lebih dari cukup untuk kami hidup damai sampai ajal menjemput. Apalagi anak anak sudah mandiri semua”
“ Bisa dipahami. Karena bagi ibu tidak ada yang penting selain kebahagian mas”
“ Masalahnya, aku tidak bisa hidup dengan tenang tanpa tanggung jawab. Itu sama saja membunuh aku pelan pelan. Kamu tahulah siapa aku”
“ Ya mas. Aku hanya berdoa moga mas dapat jalan keluar terbaik untuk membuat ibu tenang dan kreditur juga tenang”
Budi terdiam seakan berpikir keras. Selang beberapa waktu kemudian, dia menoleh ke Maria. “ Jangan lupa besok dampingi Yen dan Robert meeting. Aku serahkan urusan rencana pabrik itu dengan kamu. Bantu ya lewati proses perencanaan sampai selesai” kata Budi seraya berdiri. “ istrihatlah. Aku harus pulang ke apartemen. “ Budi memeluk Maria dan berlalu.
***
Paginya Maria bangun jam 8 pagi. Suara telp membangunkannya. “ Selamat pagi Bu. Maaf, gimana acara hari ini? Apakah sudah ada keputusan dari holding. terdengar suara Robert di seberang.
“ Hari ini kita rapat dengan BDG. Kamu ajak Yen. Kita berangkat sama sama dari hotel saya” kata Maria singkat. Telp segera dimatikan dan dia segera melempar selimut. Melangkah ke kamar mandi.
Dalam perjalanan ke kantor holding dengan taksi, Robert duduk didepan, sementara Yen dan Maria duduk di belakang. Tak ada pembicaraan di dalam kendaraan itu. Yen nampak terlalu menaruh hormat dengan Maria. Sampai di kantor holding, mereka sudah di nanti oleh James, direktur BDG. James sudah mengenal mereka semua sebelumnya dari Budi. Rapat berlangsung di ruang rapat BDG. James didampingi oleh tiga orang staff.
“ Saya dapat perintah dari pak Budi untuk meresponse proyek yang anda usulkan. Kami sudah pelajari proposal nya. Secara ide, bagus. Namun sebagai sebuah rencana bisnis, masih sangat prematur untuk mengatakan proyek ini layak. Kami sarankan agar kalian membuat studi kelayakan dengan dukungan dari Stake holder. Kami perlu adanya kepastian empat hal. Pertama, transfer tekhnologi dari pihak vendor. Kedua, kepastian izin dari pemerintah. Ketiga, kepastian bahan baku. Keempat. kepastian pasar. Ketiga hal itu harus dalam bentuk dokumen yang legitimate mengikat secara hukum. “ kata James tanpa basa basi. Maria terdiam. Yen nampak gelisah. Begitu juga Robert. Maria memberi tanda agar Robert bicara.
“ Kalau kami sudah penuhi itu semua apakah holding siap memberikan dukungan pembiayaan “ kata Robert
“ Sekarang kami tidak dalam posisi menjanjikan apapun. Namun kalau semua dokumen pendukung sesuai standar kepatuhan kami terpenuhi, itu akan berproses ke sebuah keputusan bisnis. Jelas kami tidak mau kehilangan peluang” kata James berdiplomasi.
“ Apakah ada saran kepada kami” kata Maria.
“ Sebaiknya segera bentuk perusahaan yang akan menjadi pemrakarsa proyek ini. Kemudian proses memenuhi standar kepatuhan investasi segera dilengkapi. Kami tidak bisa membantu soal ini. Itu tugas kalian berjuang bagaimana bisa qualified Deal dengan holding kami” Kata James.
Semua hening. Antara Robert dan Yen , Maria saling pandang satu sama lain. James nampak tersenyum menanti mereka bicara. Tetapi mereka tetap diam. Seakan dalam kebingungan. Karena jawaban James tidak terduga. Holding tidak mau terlibat sebelum semua dokumen pendukung terpenuhi.
“ Ok. Kalau masih ada yang mau ditanya, sikahkan. Kalau tidak, sebaiknya sampai disini kita rapat. Terimakasih untuk kedatangannya. “ Kata James berdiri dan diikuti oleh mereka. James mengantar mereka sampai di depan pintu lift.
Didalam taksi Yen berkata kepada Maria “ apa maksud dari James tadi ?
“ proposal bagus tetapi belum cukup alasan holding keluar uang. Kamu harus penuhi persyaratan yang disampaikan dia. “
“ Bukankah dalam proposal sudah disampaikan semua. Apa lagi ? Kata Yen berkerut kening.
“ Benar. Tapi itu hanya cerita. Belum ada dokumen mengikat seperti cerita itu “
“ Tentu tidak ada masalah. Kalau holding siapkan uang kecil, semua akan kita dapatkan”
“ Holding engga berbisnis seperti itu. Mereka mengelola portofolio dan Deal dengan bisnis yang sudah ada legitimasinya dan terhubung dengan semua stakehokder secara resmi. Dari situlah mereka tentukan berapa value kamu dan berapa persen mereka minta saham.”
“ Oh, itu artinya hanya proyek yang sudah jelas saja mereka mau biayai ?
“ Benar “
“ Mengapa ?
“ Karena mereka lembaga bisnis, bukan lembaga sosial “
Yen mengangguk. Maria baru sadar bahwa Yen memang terlalu muda memahami bisnis. Selama pembicaraan itu Robert yang duduk didepan hanya diam.
Sesampai depan loby hotel tempat Maria tinggal , Robert turun menemani Maria sampai di loby. Sementara Yen menanti di dalam taksi.
“ Untuk memenuhi semua syarat itu membutuhkan waktu dan dana tidak sedikit. Darimana saya dan Yen dapatkan uang.” Kata Robert
“ Kenapa engga minta sama ayah Yen? Kata Maria sambil tetap melangkah kearah lift.
“ Tidak mungkin. Pejabat Vietnam memang punya uang namun tidak banyak. Terbatas sekali. “ kata Robert dengan wajah murung.
“ Cobalah kamu bicarakan dengan Yen. “ Kata Maria sambil bergegas melangkah . Robert membungkuk dengan hormat ketika Maria masuk lift
***
“ Sudah setahun lebih saya dan kamu bertemu dengan banyak orang untuk membantu pembiayaan proyek ini. Tapi tak satupun yang berminat. Orang Vietnam itu beda dengan orang china yang punya mental bisnis. Kami bukan engga berani ambil resiko bisnis tapi kami engga punya mental bisnis. Apalagi bicara proyek ratusan juta dollar. Engga sampai pikiran kami kesana. “ Kata Yen kepada Robert ketika sampai di kamar mereka
“ Tapi kita engga butuh uang banyak. Kita hanya butuh uang mendirikan perusahaan, sewa kantor untuk berkomunikasi dengan stakeholder, proses perizinan dan lain lain. “
“ Bukan masalah soal uang kecil. Tapi orang engga paham untuk apa bisnis itu dijalankan. Engga usah berharap saya dapatkan solusi untuk dapatkan uang walau sedikit. Saya hanya membantu kamu mendapatkan fasilitas dari pemerintah Vietnam, karena ini obsesi kamu, maka saya punya tanggung jawab moral agar ini bisa berhasil. Keberhasilan kamu adalah kebahagiaan bagi saya. Itu aja. Soal uang saya tidak paham, Robert. K “ kata Yen tegas.
Robert menatap mata Yen. Dia sadar bahwa Yen memang ingin menolongnya namun dia juga tidak bisa memberikan harapan diluar batas kemampuannya.
“ tadinya aku berhadap boss kamu mau keluarkan uang untuk memulai bisnis ini. Tapi ternyata... “ Yen tidak mau melanjutkan pembicaraan lagi.
“ Gimana kalau saya bicarakan masalah ini lebih detail dengan Ibu Maria. Setidaknya kita dapatkan solusi gimana mengatasi pembiayaan awal proyek” kata Robert
“ Saya rasa itu tepat sekali. “
“ Malam ini saya akan ajak Ibu Maria makan malam. Sebaiknya kamu engga usah ikut”
“ Kenapa ? Maria melotot “ bukankah saya adalah mitra kamu” sambung Yen.
“ Ya sudah. Kita pergi sama sama” Robert mengalah walau sebenarnya dia lebih leluasa bicara dengan Maria tanpa Yen.
Robert segera mengirim pesan ke Maria bahwa dia ingin bertemu. Tak berapa lama Maria menjawab” datanglah ke hotel saya jam 7 malam.
Pada waktu makan malam, Robert dengan hari hati menceritakan kendalanya dalam mengawali bisnis. Pertama tidak mudah menepatkan uang kecil untuk memulai bila tanpa ada kepastian dapat sumber dana pembiayaan proyek. Kedua, kalaupun ada dia terpaksa harus berhenti kerja. Tapi tidak mungkin mendapatkan gaji besar seperti sekarang dia berkerja di holding. Sementara hasil belum pasti. Maria menyimak dengan seksama setiap kata kata Robert. Dia tahu tipikal orang seperti robert ini banyak. Terutama kaum profesional yang sudah senang di comfort zone. Selalu yang mereka pikirkan untuk mengambil keputusan mandiri adalah pendapatan tetap yang akan hilang dan resiko yang pasti didapat. Mereka selalu meliat masalah dalam setiap kesulitan. Sementara bagi orang yang bermental wirausaha selalu melihat kesempatan di setiap kesulitan.
Mereka sebagai new comer ingin sukses sebagai pengusaha karena meliat banyak pengusaha hidup senang dari bisnisnya. Tapi mereka lupa bahwa ada banyak penderitaan dan kegagalan dibalik kisah sukses pengusaha. Makanya kadang banyak new comer hanya hidup dalam anggan angan saja. Kalaupun ada keberanian maka itu selalu diliputi keraguan. Hasilnya tidak akan optimal. Bahkan cenderung frustrasi sebelum sampai di tujuan. Ini masalah mindset. Maria sadar bahwa dia tidak bisa memprovokasi Robert agar memilih jalan yang harus ditempuhnya. Robert butuh motivasi diluar dirinya untuk berani melangkah. Dan itu adalah kekuatan cinta dari Yen. Kalaulah benar Yen mencintainya, dan tidak bisa membantu secara financial, setidaknya Yen memberikan dukungan moral kepada Robert mengambil keputusan.
“ Bu, apakah ada solusi “ tanya Robert.
“ Kamu harus membuat keputusan. Apakah ingin terus sebagai profesional atau sebagai pengusaha. Kalau kamu ingin jadi pengusaha maka kamu harus dapatkan angel investor untuk start up bisnis kamu. Kamu harus hitung kebutuhan biaya start up dengan detail sampai kamu kayak mengajukan pembiayaan kepada holding.” Kata Maria.
“ Kira kira apakah ibu punya calon Angle investor yang mungkin kerjasama dengan saya.”
“ Tentu ada saja. Apalagi saya bisa yakinkan mereka bahwa proyek kemungkinan besar akan dibiayai holding. Mereka tahu saya sahabatnya Budi, yang juga pemegang saham holding. Namun saya belum bisa pastikan sebelum kamu buat rencana bisnis detail untuk kebutuhan biaya start up itu. “
Robert terdiam. Terjadi dialog antar Robert dan Yen dalam bahwa Vietnam. Maria tidak mengerti. Namun Maria bisa maklum. Mereka butuh diskusi tanpa dipahami oleh Maria. Usai dialog itu, Robert menatap kearah Maria “ Bu, kalau proyek ini dari awal direncanakan oleh holding. Saya tetap sebagai profesional saja. Apakah mungkin. ?
“ Mungkin saja. Namun tidak bisa cepat. Sebelum masuk ke BDG harus masuk Project committe group. Apabila lolos maka akan dirapatkan oleh Komite investasi. Apabila lolos barulah masuk ke Business Development group. Nah anggaran untuk start up pasti akan digelontorkan dan prosesnya akan diawasi oleh BDG. Panjang prosesnya. " Kata Maria. Robert menyimak dengan seksama. Tapi tidak bisa berkomentar apapun. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri setelah dapat penjelasan dari Maria.
" Bagaimana ?” Tanya Maria.
" Terimakasih Bu. Saya akan pikirkan."
" Kalau begitu saya masih menunggu kamu kirim program kerja serta anggaran untuk start up bisnis. " Kata Maria.
" Segera saya sampaikan "
" OK. Besok kita kembali ke Ho Chin Min. Karena masih banyak pekerjaan yang harus di urus. Team dari Hong Kong akan datang ke Ho Chin Min minggu depan. Mereka akan mulai melaksanakan langkah tekhis proses relokasi industri dari China."
Makan malam itu terasa hambar. Maria dapat merasakan mereka berdua sangat tergantung dengannya. Disini Maria merasa beruntung karena dekat dengan Budi dan lebih paham soal Bisnis. Yang penting mereka percaya kepada Maria dan Maria dapat kepercayaan dari Budi untuk memproses proyek ini.
***
“ Mereka tidak mau memberikan kepastian. Namun mereka memberikan arahan bagaimana holding bisa menindak lanjuti proyek itu.”
“ Bagus”
“ Masalahnya gimana bisa memenuhi arahan dari BDG ?.”
“ Memang sulit ?
“ Dari mas. “ Mata Maria menatap teduh ke Budi
" Bagaimana ?” Tanya Maria.
" Terimakasih Bu. Saya akan pikirkan."
" Kalau begitu saya masih menunggu kamu kirim program kerja serta anggaran untuk start up bisnis. " Kata Maria.
" Segera saya sampaikan "
" OK. Besok kita kembali ke Ho Chin Min. Karena masih banyak pekerjaan yang harus di urus. Team dari Hong Kong akan datang ke Ho Chin Min minggu depan. Mereka akan mulai melaksanakan langkah tekhis proses relokasi industri dari China."
Makan malam itu terasa hambar. Maria dapat merasakan mereka berdua sangat tergantung dengannya. Disini Maria merasa beruntung karena dekat dengan Budi dan lebih paham soal Bisnis. Yang penting mereka percaya kepada Maria dan Maria dapat kepercayaan dari Budi untuk memproses proyek ini.
***
Sudah tiga hari Maria di Ho Chin Min sejak meeting dengan Holding di Hong Kong. Sejak itu dia tidak pernah dihubungi oleh Budi. Diapun tidak ingin menelpon Budi. Apalagi rencana bisnis untuk memulai proyek Kliker itu belum juga dikirim oleh Robert. Mungkin Robert sedang sibuk mendampingi team dari Holding untuk proses relokasi pabrik. Sedang melamun di kantor terdengar telp selular nya bergetar.
“ Maria..” terdengar suara Budi di seberang setengah berteriak. “ Di sini ramai sekali. Kamu gimana kabarnya ?
“ Ya, Mas. Baik aja. Mas ada dimana ?
“ Di Singapore. “
“ Oh. “
“ Datanglah kemari. “
“ Sekarang ?
“ Ya. Aku nginap di Mandari Orchard.”
“ Ok. segera aku ke Bandara. “ kata Maria antusias.
“ Saya tunggu ya.”
Maria segera keluar dari kantor menuju Bandara, yang berjarak hanya 20 menit dari kantor. Dia maklumi bahwa Budi sang Bos, memang tidak mudah ditemui. Namun komunikasi via telp selalu direspon. Dan setiap kirim email pasti dibalas. Budi sangat efisien membalas email namun cepat dipahami apa yang dia mau. Kalau menerima telp juga langsung kepokok persoalan. Seakan tidak ada kesan sama sekali unsur perasaan. Tapi Maria dapat memaklumi. Bagaimanapun Maria bekerja dan dia dibayar mahal.
Sesampai di Singapore, di sebuah cafe , nampak oleh Maria , Budi sedang bersama relasinya. Budi berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Maria. “ Kamu tunggu di meja sana dulu ya. “ Katanya sambil menuntun Maria ke meja agak jauh dari tempat dia duduk .”10 menit lagi aku selesai dengan mereka “ Lanjutnya seraya meninggalkan Maria.
Dari kejauhan Maria melihat Budi yang tampak lelah bertemu dengan banyak relasinya. Semua dia lakukan untuk menjaga momentum bisnis yang sedang digelutinya. Tentu dia harus tampil sebagai solution provider terhadap setiap masalah yang di hadapi direksinya. Bisa karena masalah keuangan, bisa juga masalah hubungan dengan pemerintah. Soal inilah Budi harus tanpa lelah menjaga hubungan dengan banker dan pejabat pemerintah. Menurutnya kalau ingin selamat sebagai pengusaha maka hormati tiga hal, yaitu hormati orang yang lebih tua. Karena dari orang yang lebih tua kita akan mendapatkan pengalaman tanpa harus melewatinya. Hormati pemerintah. Karena dari kekuasaan kita bisa dapatkan legitimasi mengembangkan usaha dan mendapatkan akses untuk terjadinya mystery of capital. Hormati orang kaya yang rendah hati. Karena dari mereka kita bisa dapatkan cermin bersih bagaimana melewati hidup sebagai pengusaha. Dari mereka kita bisa dapatkan akses financial tanpa batas.
Budi kembali ke table Maria. “ Gimana meeting dengan BDG “ Katanya.
“ Mereka tidak mau memberikan kepastian. Namun mereka memberikan arahan bagaimana holding bisa menindak lanjuti proyek itu.”
“ Bagus”
“ Masalahnya gimana bisa memenuhi arahan dari BDG ?.”
“ Memang sulit ?
“ Engga juga. Tapi kan butuh ongkos dan waktu yang tidak sebentar. Sementara Holding tidak mau bantu apapun sebelum proyek itu memenuhi semua syarat “
“ Berapa perlu ongkos ? berapa lama sampai layak menghadap BDG lagi ?
“ Belum tahu, Mas. Aku masih tunggu proposal dari Robert.
“ OK.
“ Mas, apa bisa bantu sebagai angel investor ? Tanya Maria.
“ Kita liat nanti. Kalau anggaran tidak besar dan terukut dari segi waktu, mungkin bersedia. “
“ OH Ya mas “ Maria setengah berteriak. Tanpa disadari dia langsung memeluk Budi dan mencium pipi Budi.
“ Ada apa ini ? Mengapa nampak senang sekali ? Ini soal Robert ?
Maria hanya tersenyum penuh arti. “ Kamu sedang jadikan Robert sebagai target. Ah sudah lah. Nanti kecewa lagi. “
“ Tenang aja Mas. Kali ini engga akan kecewa, Aku akan ikuti sikap Mas. “
“ Apa ?
“ Tetap berniat baik, dan lakukan dengan cara baik, dengan akal sehat, dan jangan libatkan emosi. Singkat nya, profesional aja. ya kan.”
“ OK. Tapi saya belum paham “
“ Kalau aku tulus bantu Robert apapun hasilnya aku akan puas. Karena niatku bukan bertujuan untuk menguasai Robert tapi menuntunnya menemukan mata air. Kalau aku lakukan dengan cinta, tentu hasilnya akan berbuah cinta. Setidaknya cinta Tuhan yang aku dapat.”
“ Hebat kamu. Dapat darimana pelajaran ini “ Kata Budi menyentuh pipi Maria.
“ Dari mas. “ Mata Maria menatap teduh ke Budi
“ Kok baru sekarang kamu bilang? Kita udah berteman lebih dari 10 tahun”
“ Wenny yang mengingatkan aku agar bisa menilai Mas dengan objectif. “ Kata Maria tersenyum indah.
“ Ah sudahlah. Kalian kalau sudah akrab pasti ngomongin saya.”
Maria hanya tersenyum dan mengangguk. “ Mas, aku boleh pakai kamar di Mandarin ? Kata Maria sambil berbisik dalam bahasa persahabatan. Karena Budi memang punya kamar di Mandarin yang disewa tahunan
“ OK, Kebetulan malam ini aku pulang ke Jakarta dengan pesawat terkahir. Tapi kebetulan ada Gubernur datang ke singapore. Tadi dia telp minta ketemu tapi aku bilang engga bisa nginap karena harus segera ke Jakarta. Dia mau main judi disni. Kita ke Sentosa dulu ya, sebelum ko Hotel. “
“ Siaap boss.” Maria tersenyum. “ Boleh rangkul lengan Mas “ Kata Maria dengan Mesra ketika melangkah keluar dari cafe. " Di kira nginep. Udah senang banget tadi wakut dapat telp dari Mas." kata Maria berbisik. Budi hanya tersenyum geleng geleng kepala. " Persahabatan kita akan baik baik saja bila tanpa sex. Katanya udah paham aku" Kata Budi. Maria mencubit lengan Budi.
Di Sentosa kawasan judi di singapore, Maria agak menjauh ketika Budi bertemu dengan seseorang. Dia hanya berbicara sebentar. Kemudian kembali ke pada Maria.
' Kamu tahu siapa yang saya temui tadi ?
" Sepertinya pernah lihat tapi lupa. Siapa ?
" Itu Gubernur dari salah satu provinsi di Sumatera. Dia enga peduli habiskan uang di tempat judi.
“ Dari mana uangnya ? Padahal gubernur sebelum dia udah kena KPK. " Kata Maria dengan wajah geram.
“ Itu ketua DPRD salah satu kabupaten di Sulawesi” Kata Budi mengarahkan wajah ke salah satu table judi. Maria hanya terbengong bengong.
Dan “ Itu salah satu anggota DPD.” Kata Budi lagi memberi tahu Maria ketika melintasi table lain.
“Banyak pejabat dan anggota Dewan menghabiskan uang di meja judi di sini ya " Kata Maria
" Ya. Singapore memang smart. Kalau dulu bank sebagai tempat pejabat nyimpan uang haram tapi sekarang pejabat membuang uang di tempat judi. Sumbernya sama. Sama sama dari korup.”
“ Jadi dulu singapore menyediakan tempat untuk orang menyembunyikan uang haram namun kini melalui wahana judi, mereka merampok uang korup itu ya” Kata Maria nampak lugu tapi cerdas
“ Ya begitulah. Uang setan di makan jin”
“ Jahat amat”
“ Engga jahat. Mereka hanya bodoh dan rakus. Tapi engga usah kawatir. Dengan kekuatan KPK di bawah komando Jokowi, hanya masalah waktu para koruptor itu akan kena jerat KPK. Bagaimanapun butuh proses untuk jadi negara bersih. Yang penting ada tekad untuk membrantas korupsi.”.
***
“ Biasa aja. Mas aja kurang perhatian. “
“ Tapi Mas, Yen tidak mau melibatkan saya. Sebaiknya Mas atur aja Holding terlibat langsung “
Maria membaca proposal dari Robert yang dikirim via Email. Setelah membaca secara keseluruhan, dia dapat menyimpulkan bahwa Robert memang seorang akademis. Proposal nya lebih banyak retorika. Setiap hal dijelaskan dengan kajian akademis tetapi dia lupa ini medan bisnis. Sekolah mengajarkan orang untuk diuji setelah memahami. Tetapi medan bisnis, mengajarkan orang di uji sebelum memahami. Padahal tadinya dia hanya berharap proposal itu cukup 3 lembar. Tapi sudah menjelaskan kebutuhan biaya dan jadwal proses pra operasional. Karenanya dia tidak bisa mengirim proposal Robert ke Budi. Dia segera membalas email dari Robert. Hari ini saya kembali ke Ho Chin Min, temui saya di kantor pagi pagi.
Jam 8.30 Pagi Maria sampai di Kantor. Robert sudah ada di kantor menanti.
“ Selamat Pagi bu “ Kata Robert . “ Dari mana Bu ? seraya mengikuti langkah Maria ke kamar kerjanya
“ Dari Singapore. Weekend di sana. Jawab Maria enteng.
“ Ok. Robert. Saya sudah pelajari proposal kamu. Sangat bagus tetapi tidak menjelaskan hal yang konkrit untuk saya pahami. “
“ Maksud ibu ?
“ OK saya bahas satu satu. Dan kamu simak “
“ Siap Bu “
“ Apakah kamu pernah bertemu langsung dengan pihak prinsipal pemegang tekhnologi ?
“ Belum Bu. Namun saya punya company profile nya yang saya dapat dari Yen.”
“ Artinya kamu belum tahu pasti apakah mereka mau memberikan tekhnologi itu atau engga.”
“ Tapi saya percaya Yen. “
“ Kamu juga tidak tahu proses produksi senyatanya di China.” Kata Maria tanpa peduli Robert meyakinkan dia sangat percaya dengan Yen. ‘ Saya minta agenda kerja pertama adalah kunjungan ke Pabrik Kliker di China. Sebelum berangkat, harus ada agenda kerja perundingan secara tertulis lewat surat menyurat. Setelah itu, masuk agenda kedua yaitu mendapatkan informasi sebanyak banyaknya tentang tekhnologi itu. Kita butuh kajian akademis dan nasehat dari konsultant sumber daya mineral soal ini. Cari tahu siapa yang pantas kita hubungi soal in. Untuk agenda ini semua , hitung berapa kemungkinan biaya diperlukan. Paham. “ kata Maria.
“ Paham bu.” Robert mencatat semua kata kata Maria.
“ Itu baru menyangkut soal tekhnologi “ Kata Maria.
“ OK. Berikutnya ?
“ Sekarang menyangkut bahan baku. Dari mana kamu tahu lokasi yang kamu sampaikan di proposal itu ada kandungan deposit mineral sesuai dengan tekhnlogi dari China itu “
“ Itu menurut pejabat Vietnam di kementrian Sumber Daya Mineral yang pernah mendampingi pengusaha China meninjau lokasi itu. “
“ OK. Dapatkan data Uji Lab atas kandungan mineral di lokasi itu. Kamu bisa dapatkan dari pejabat Vietnam itu. Data lab itu penting bagi kita untuk negosiasi dengan pihak prinsipal. Kemudian kita juga harus lakukan sendiri uji Lab itu agar hasilnya terkonfirmasi. Kamu juga harus tahu berapa kandungan deposit tambang itu. Tentukan siapa konsultan yang akan melakukan penelitian kandungan deposit itu. Nah tentukan jadwal berapa lama mendapatkan data itu, dan kalau perlu ongkos, berapa kira kira. “
“ Paham bu. Apalagi ?
“ Bagaimana status lokasi itu ? apakah milik masyarakat atau milik negara ?
“ Saat sekarang milik masyarakat namun dalam status sewa kepada negara”
“ Cari tahu gimana dapatkan izin lokasi itu. Bagaimana menguasai lahan itu. Bagaimana akses ke pelabuhan. Bagaimana akses jalan ke lokasi itu. Untuk tahap ini kamu harus mendekati pejabat vietnam dengan baik. Bukan hanya level atas tetapi juga level menengah dan bawah.”
“ Tapi Ayah Yen akan bantu itu semua “
“ Kita berhubungan dengan sistem. Hak tanah itu dimanapun berhubungan dengan sistem negara. Engga bisa hanya mengadalkan cara kerja Top Down. Kamu harus membangun trust kepada semua level di kementrian dan otoritas terkait. Nah hitung berapa kebutuhan biaya itu dan berapa lama waktu diperlukan.”
“Baik Bu. Apalagi ?
“ Sejauh mana pemerintah Vietnam akan memberikan dukungan marketing. Kamu harus dapatkan data dari lembaga perencanaan negara vietnam untuk pembangunan rumah murah. Dari sana kita akan tahu prinsip kebijakan rumah murah. Kamu juga harus dapatkan data dari pejabat pemda disetiap kabupaten tentang kebutuhan program rumah murah itu. Kamu juga harus dapatkan second opinion dari lembaga konsultan pemasaran. Hitung berapa lama dapatkan data itu dan tentukan berapa perlu ongkosnya.”
“ Baik, Bu. Apalagi ?
“ Kamu juga harus dapatkan data kompetisi terhadap produk tersebut. Pelajari faktor keunggulan masing masing produk. Ini pun kamu harus libatkan konsultan independen yang bereputasi. Tentukan siapa konsultan nya dan berapa biayanya “
“ Baik bu. “
“ Kamu juga pastikan program lingkungan hidup dari Vietnam. Apa syarat yang ditentukan oleh pihak kementrian dan Pemda. Pelajari apakah kita bisa mengikutinya. Siapa konsultan yang akan ditugaskan untuk membuat AMDAL. Berapa lama menyiapkannya dan berapa ongkosnya”
“ Baik bu”
“ Kamu harus dapatkan informasi secara utuh berkaitan dengan biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya operasional. Hitung biaya itu berdasarkan per ton produksi. Data ini kamu dapatkan berdasar informasi dari prinsipal dan semua pihak yang terkait dalam Pengadaan bahan baku dan pemasaran. Dengan demikian kita bisa tahu berapa kapasitas produksi yang layak atas total investasi yang akan dikeluarkan. Ini penting untuk membuat studi kelayakan sebagai dasar mengajukan kepada holding. “
“ Bu, maaf. Soal buat studi kelayakan. Mengapa kita tidak serahkan semua itu ke Konsultan”
“ Oh ya. Studi kelayakan akan dibuat oleh konsultan tapi itu hanya teknis penyusunan studi kelayakan saja. Sementara data dan penelitian harus kita yang lakukan sendiri “
“ Mengapa ?
“ Karena kita yang jalankan bisnis dan kita yang ambil resiko. Kalau semua yang buat konsultan, kita hanya dapat tulisan akademis. Bukan kajian bisnis.”
“ Kajian bisnis ? Maksud nya apa bu?
“ Kajian bisnis itu kita dapatkan dari proses bisnis. Proses itu bukan dari tulisan tetapi dari interaksi langsung dengan stakeholder. Dari sana, instuisi kita terpancing untuk menilai dan bersikap. Mungkin menurut kajian akademis itu tidak layak, tetapi instuisi kamu mengatakan itu layak. Itulah perbedaan bisnis proses dengan kajian akademis. Paham ?
“ Paham, bu “
“ Nah terakhir, kamu tentu perlu team yang bekerja untuk men persiapkan itu semua. Tentukan berapa banyak anggota team nya. Apa kualifikasi mereka. Berapa gajinya. Apa saja fasilitas kerja untuk merekq. Hitung itu semua. “
Robert menatap lama Maria. Ada kesan kagum kepada Maria. “ Luar biasa pemahaman bisnis ibu. Ternyata engga salah Pak Budi, memberikan kepercayaan kepada ibu. Mohon maaf. Ibu lulusan apa ?
“ Saya hanya tamatan SMU.”
“ Tetapi visi bisnis dan akademis ibu kuat sekali”
“ Itu berkat pengalaman. Pak Budi ajarkan saya lewat bisnis proses. Kalau dia nilai saya sulit memahami aspek akademis yang dia jelaskan , dia suruh saya ikut kursus singkat bidang yang tidak saya pahami. Dari proses learning By doing itulah saya berkembang dari waktu ke waktu”
“ wow hebat sekali. Ibu sangat beruntung. Mengapa ibu tidak Duduk di Holding ?
“ Saya hanya tamatan SMU. Untuk jadi eksekutif holding syarat minimal harus S1. Ya yang cocok hanya jadi pelayan pak Budi. “
“ Tapi kan untuk dipercaya pak Budi juga engga mudah ya bu. “
Maria hanya tersenyum tanpa ada niat menanggapinya. “ Paham ya. Tolong diperbaiki proposal nya. “ kata Maria minta Robert focus.
“ Siap bu “
“ Kapan bisa saya terima proposalnya?
“ Beri saya waktu seminggu, Bu”
“ Ok. Kita sudahi rapat pagi ini. Sekarang focus ke relokasi pabrik. Beri bantuan apa saja kepada team dari Hongkong. Kita hanya membantu saja. Semua kebijakan dari mereka. “
“ Siap bu “
“ Robert, bila proses relokasi ini selesai, saya akan kembali ke Jakarta. Tugas saya selesai. “
“ Selesai ?
“ Ya. Perusahaan yang kita dirikan di Vietnam untuk relokasi pabrik dari China akan jadi anak perusahaan Holding di Hong Kong. Kalau kamu tetap bekerja, mungkin posisi kamu akan naik. Karena kamu lebih mengenal vietnam dibandingkan staf holding di Hong Kong dan China. “
“ Ya itulah yang selama ini saya pikirkan kalau saya keluar dari perusahaan. “
“ Ya kembali kepada diri kamu sendiri. Apapun itu saya hargai.”
***
Sore sepulang kerja, Robert dapat telp dari Yen bahwa dia mau bertemu. Ada kesan penting sekali. Itu perasaan Robert ketika berbicara tadi.
“ Ada kabar gembira. “ kata Yen ketika bertemu di sebuah cafe dengan Robert.
“ Apa ? Wajah Robert ceria.
“ Ayah ku mau jadi angel investor kita”
“ Oh ya. “ Robert memeluk Yen dengan hangat.
“ Berapa anggarannya? Tanya Yen.
“ Tiga hari lalu aku rapat dengan ibu Maria. Anggaran yang aku ajukan di koreksinya . Menurutnya itu salah. Setelah mendengar penjelasan dari dia, aku coba hitung lagi dengan informasi berbagai pihak. Ternyata anggarannya mencapai sedikitnya USD 3 juta”
“ Hah!!! USD 3 juta ? “ mata Yen melotot “ mengapa sampai sebesar itu? Kan awalnya menurut hitungan kamu hanya USD 50,000. “ sambung Yen.
“ itulah masalahnya. Ternyata tidak sesederhana hitungan aku”
“ untuk apa saja ?
“ Untuk survey geologi, mengetahui data cadangan ekonomi tambang mineral saja, butuh sedikit nya USD 1 juta. “
“ Mengapa semahal itu ?
“ Ya kita butuh konsultan bereputasi international untuk menentukan value kandungan mineral tambang itu. Yang mahal itu ya reputasi mereka”
“ Mengapa harus bereputasi internasional ?
“ karena kita akan Deal dengan holding company yang punya standar international. “ kata Robert. Wajah Yen nampak muram. “ ayah ku tidak punya uang sebanyak itu. Pasti tidak ada. “ kata Yen.
“ Engga usah kawatir. Ibu Maria pasti ada solusi bagaimana mendapatkan angel investor” kata Robert menenangkan hati Yen.
“ Sebetulnya aku engga suka kamu terus tergantung dengan Ibu Maria. “
“ Mengapa Yen?
“ Aku punya feeling dia ingin kuasai kamu”
“ Aku kan bawahan dia dan memang dibawah kendali dia”
“ Entahlah. Aku kawatir saja. Kalau kamu putuskan berhenti berkerja dan focus ke bisnis ini, sebaiknya engga usah libatkan ibu Maria. “
“ Jadi siapa ?
“ Kita sama sama cari. Soal akses ke holding, ayah ku bisa atur. Apalagi pak Budi teman baik teman ayahku di china”
“ Jadi aku tidak perlu sampaikan proposal ke Bu Maria ?
“ Engga perlu. Kewajiban kamu sekarang kerja aja seperti biasa”
“ Yen, aku tidak bisa berada dua posisi yang tidak jelas. Bagaimanapun, masalah ini sudah sampai ke Holding. Aku sudah minta kepada Bu Maria untuk mencarikan solusi. Kalau sampai aku mencari angel investor dari sumber lain, aku kawatir keadaanya jadi engga enak sama Bu Maria. Kecuali kalau dia tidak ada solusi lagi. Bagaimanapun aku bawahannya sekarang.”
“ Bilang aja, soal angel investor akan diusahakan oleh aku. Jadi proposal untuk start up bisnis itu diserahkan kepadaku” Kata Yen ketus.
Robert paham perasaan Yen terhadap Maria. Dia cemburu. Kalau wanita sudah cemburu maka apapun jadi tidak rasional. Dia tidak bisa bicara banyak dalam suasana hati Yen sedang merasa tidak secure. “ Baiklah saya akan focus saja kerja. Saya akan katakan ke Bu Maria seperti apa kamu katakan. Tapi ingat saya tidak bisa diganggu lagi soal proyek ini. Kecuali kamu sudah temukan angel investor yang punya uang lebih dari USD 3 juta. “ Kata Robert dengan tegas.
“ Jadi kamu tidak mau bantu saya dapatkan angle investor ?
“ Tidak bisa. “ Kata Robert tegas.
“ Kamu tidak mencintai ku . “ Yen menangis.
“ Yen, kamu harus dewasa. Sampai hari ini Bu Maria bekerja profesional dan aku tidak melihat dia tertarik denganku. Kamu harus dukung aku bersikap rasional. Jangan sampai jadi menghadapi dilema. Masalah ku sekarang adalah apakah harus tetap kerja atau terjun sebagai pengusaha dengan mencari angel investor mendukung ide kita itu. Tapi kamu harus ingat bahwa kalaupun kita bertemu angel investor yang tertarik belum tentu kita bisa deal dengan Holding. Ada resiko yang pasti. “ kata Robert dengan bijak. Berharap Yen bisa memahaminya.
Yen terdiam dan akhirnya menangis. “ Aku harus pergi. “ Katanya berlalu. “ tidak perlu antar aku pulang “ Sambungnya. Robert hanya menghela nafas.
***
Seusai rapat di kantor dengan pengelola kawasan industri di HO Chin Minh untuk pembelian lahan relokasi pabrik, Robert meminta izin untuk berbicara dengan Maria.
“ Ada apa ? Kata Maria ketika Robert masuk ke kamar kerjanya.
“ Apakah boleh saya bicara soal pribibadi, Bu ?
“ Silahkan. “
“ Yen tidak ingin merepotkan Ibu untuk mendapatkan angel investor. Dia akan bicara dengan Ayah nya untuk itu. “
“ OK. Sikap kamu gimana ?
“ Saya bingung Bu, Kalaupun ada angel investor, dan Yen minta saya bergabung dengan dia, saya tidak yakin saya mampu membuat persiapan pembangunan pabrik kliker itu bisa sukses. Kalaupun bisa bayar orang pengalaman namun nyali saya tidak siap kalau sampai gagal. Saya tidak punya pengalaman. Sementara Yen sangat yakin saya mampu. Kalau saya tidak mau terlibat dengan proyek dia dan focus dengan kerjaan sekarang, dia akan kecewa sekali. Mungkin hubungan kami akan hancur.”
“ Robert “ seru Maria. “ Kamu orang baik. Yen menginginkan kamu berbuat lebih diluar batas dirimu sendiri. Itu memang wajar saja. Kalau kamu percaya Yen benar benar mencintai kamu, cobalah belajar memahami dirinya untuk menjadikan itu sebuah keyakinan, bahwa kamu bisa.” Kata Maria.
“ Bu, saya benar mencintai Yen. Tapi saya ingin Yen menerima saya apa adanya. Saya tidak mungkin mengubah diri saya untuk memuaskan cintanya kepada saya. Tidak mungkin. Pernikah adalah satu hal tetapi masalah hidup saya adalah pilihan saya. “
Maria terhenyak. Ini pria yang aku suka, pikirnya. Punya ke pribadian. “ Jadi sikap kamu gimana ? Kata pria.
“ Saya ingin tetap kerja di sini. Kalaupun saya harus memproses persiapan pembangunan pabrik itu, saya ingin dibawah pimpinan Ibu. Saya percaya, saya bisa sukses”
“ Kalau saya tidak dapatkan deal dengan angel investor gimana ? Kata Maria dengan tenang.
“ BIarlah saya tetap bekerja di anak perusahana dibawah Holding. Itu lebih nyaman. Mungkin setelah pabrik berdiri saya akan ikut palatihan lagi untuk menjadi project development. Disitu pengalaman saya akan bertambah bagaimana membangun proyek baru. Sekarang saya bekerja baru 3 tahun jalan. Skill saya hanya sebagai profesional liaison officer. Ya hanya sebagai PR Holding saja.”
“ Baiklah, Itu saya bisa maklumi. “ Kata Maria seraya menarik napas. Dia lega Robert bisa bersikap rasional.
“ Kira kira ada saran dari Ibu.?
“ Beri waktu saya berpikir. Sekarang kamu tenang saja bekerja. “
“ Terimakasih Bu “
“ Ya sudah. Silahkan kembali ketempat kamu “
Setelah Robert berlalu dari hadapannya, Maria termenung. Maria perhatikan wajah Robert. Sangat polos. Nampak Robert memang orang baik. Mungkin terlalu baik, Orang baik seperti Robert tidak seharusnya berada dalam medan bisnis. Dia hanya cocok jadi profesional saja. Sebagai pribadi Robert tidak mau mengecewakan siapapun, Kalaupun hubungan berakhir dia ingin semua baik baik saja secara pribadi. Tapi dunia tidak selalu bisa dikondisikan. Orang kecewa, marah dan sakit hati akan selalu ada walau dia berusaha menjadi orang baik. Ini sudah nature nya. Maria tidak ingin Robert berubah menjadi bukan dirinya. Karena memang tidak ada yang perlu dirubah.
Maria pernah gagal dalam percintaan dengan Doni, yang lebih memilih wanita lain yang baru dicintainya daripada dia yang sudah menjalin hubungan lebih dari 3 tahun. Maria akhirnya menikah dengan pria yang tidak begitu dia cintai namun dia butuh solusi untuk melewati hidup yang tidak ramah. Akhirnya tak lebih enam tahun, suaminya kena PHK dan Maria dianggap beban bagi suaminya. Perceraian terjadi. Kemudian Maria menikah dengan Andi Ng. Karena dia butuh solusi. Walau secara materi hidupnya sudah mapan, namun dia butuh suami sebagai pelengkap jiwa dan hidup damai dimasa tuanya. Namun belum genap setahun, Andi Ng meminta izin poligami. Dia kecewa. Karena baginya Adi Ng bukan lagi solusi.
Awalnya Maria kecewa. Namun akhirnya dia bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Cinta? memang misteri. Namun kadang juga orang lebih memilih solusi untuk sebuah pernikahan. Maria tidak bisa mempertanyakan apakah orang menikah karena cinta ataukah karena sebuah solusi. Pada akhirnya itu hanya soal pilihan. Mungkin saja kalau solusi itu mendatangkan kenyamanan, ia akan berbuah menjadi cinta sejati. Itupun karena faktor saling ketergantungan satu sama lain. Tentu mungkin saja bila solusi itu tidak menghasilkan deal yang sesungguhnya ia akan berujung pada perceraian. lagi lagi itu soal pilihan.
Yang pasti tidak ada hubungan yang sempurna. Setiap hubungan adalah proses pendewasaan manusia. Masalahnya apakah manusia bisa belajar dari setiap pilihannya dan berkorban untuk itu. Itulah masalahnya ! Itu sebabnya agama mengajarkan bahwa menikah itu sama dengan telah menjalankan setengah kewajiban agama. Artinya apabila orang menikah, itu bukan antara dia dengan pasangannya. Itu antara dia dengan Tuhan. Menikah adalah ikrar pribadi orang dengan Tuhan. Lewat perkawinan itulah Tuhan mendidik manusia agar melepaskan egonya untuk mencintai pasangannya, anak anak nya dengan tulus. Tulus karena Tuhan semata. Bukan karena apapun. Tentu tidak banyak manusia bisa belajar dari proses kehidupan rumah tangga. Makanya tidak semua rumah tangga yang bertahan lama diliputi dengan kebahagiaan. BIsa saja itu karena salah satunya dalam posisi tidak berdaya. Bukan ikhlas karena Tuhan namun pasrah dalam kekalahan tak berujung.
Kembali Maria menghela napas. Maria menutup rapat rapat pikiran untuk memanfaatkan kelemahan posisi Robert agar menaruh empati terhadapnya. Dia bertekad akan membantu Robert menghadapi dilema ini. Hanya karena dia tidak ingin orang sebaik itu bisa jadi korban untuk memuaskan keinginan orang yang mencintainya.
***
Hari kamis Budi telp Maria agar terbang ke Hong Kong untuk bertemu. Dia segera terbang. Karena waktu yang diberikan Budi hanya hari Jumat. Hari sabtu Budi akan kembali ke Jakarta bertemu dengan keluarganya. Jam 5 sore Maria sudah Check in di Hotel Mandarin Hong Kong. Tak berapa lama terdengar suara panggilan telp dari Budi. “ Jam 7.30 malam saya jemput di Hotel. Saya mau ajak kamu makan malam dengan relasi saya. “ Kata Budi.
“ Siap mas. “
Benarlah, jam 7.30 kendaraan Budi sudah ada depan Loby. Maria bersegera masuk kedalam kendaraan. Nampak Budi mengenakan pakain santai. “ Ini pasti ketemu dengan sahabatnya ya. Bukan relasi bisnis ? Kata Maria sambil duduk disamping Budi.
“ Kok tahu ?
“ Ya tahulah, dari pakaianya “
Budi tertawa. Seraya merangkul pundak Maria dari samping. “ Saya perhatikan kulit kamu semakin putih. Ada apa ?
“ Biasa aja. Mas aja kurang perhatian. “
“ Oh ya. Udah ada proposal untuk start up bisnis dari Robert dan Yen? kata Budi cepat ke pokok persoalan. Selalu efisien. Basa basi hanya sekedarnya.
“ Ada masalah Mas “
“ Masalah apa ? Budi mengerutkan kening.
“ Yen ingin dapatkan angel investor sendiri. Kalau sudah siap, mereka baru akan deal dengan Holding. Jadi proposal untuk start up itu tidak akan kita dapatkan. Itu urusan Yen. Kita hanya tunggu sampai Yen siap “
“ Bagus lah. Jadi kita engga repot carikan uang untuk modal start up mereka”
“ Tapi mas…” Maria membalikan tubuhnya menatap Budi. “ Robert tidak yakin Yen akan mampu menuntaskan proses start up itu. Kalaupun Robert dilibatkan oleh Yen, dia harus berhenti kerja. Tapi Robert sendiri tidak yakin bisa kerjakan tanpa bantuan aku. Gimana Mas. “
“ Ya kamu bantu aja.”
“ Yen tidak mau aku bantu “
“ Kenapa ?
“ Yen cemburu dengan ku.”
“ Oh gitu. Apakah benar kamu punya hubungan khusus dengan Robert. ?
“ Enggalah “
“ Jawab dengan jujur “ Robert melolot. Tapi Maria melihatnya seperti melucu dan memang lucu liat Budi melotot seperti itu.
“ OK. Jujur ya. Maria memang tertarik dengan Robert tapi tidak tahu apakah Robert tertarik dengan Maria. Tapi Aku tidak peduli. Itu hanya emosional insidentil saja. Siapa sih yang engga tertarik denga pria ganteng seperti itu. Cerdas dan baik hati “
“ Hmmm” Budi mengangguk ngangguk “ Itulah penyebabnya. Wanita bisa meliat sikap kamu, terutama kepada orang yang dia cintai. Berulang kali aku bilang udah dech pikirin cinta. Kenapa sih. Usia kamu udah mendekati 45 tahun. “
“ Mas ngomong apa sih. Aku engga pernah bilang mencintai Robert. Aku hanya bilang ketertarikan saja. “
“ Ketertarikan itu lebih bahaya daripada mencintai “
“ Bahayanya apa ?
“ Karena tidak rasional. Banyak rumah tangga hancur karena masalah ketertarikan dengan wanita atau pria lain diluar pasangannya.”
“Ah sudahlah engga usah dibahas. Yang pasti aku tidak tertarik diluar batas akal sehat. Masih batas wajar saja kok. Maklumilah. Aku sudah menjanda lebih dari 5 tahun. Masak engga maklumi sih. “ Maria nampak murung. Robert dengan cepat meremas jemarinya.
“ Jadi kamu anggap aku selama ini patung. Ayolah senyum “
“ Secara hati mas memang patung. Gimana engga patung. Ada wanita cantik tapi mas engga pernah tertarik menghilangkan kesepiannya.”
“ Lah ini malam saya ajak kamu makan malam “
“ Ya makan malam dengan teman mas. Aku hanya jadi pelengkap saja. “
“ Bukan pelengkap. Kita akan makan malam dengan sahabat ku. Dia direktur bank yang dimiliki oleh Koperasi di China. Kebetulan, perusahan yang menjadi prinsipal pabrik kliker dan sekaligus pemilik tekhnologi itu, adalah nasabahnya. Aku mau tawarkan bisnis ke dia. “
“ Bisnis apa ?
“ Perusahaan pemilik tekhnologi itu akan IPO dua tahun lagi. Aku tawarkan ke sahabatku itu untuk menjadi mitra ventura nasabahnya. “
“ Caranya ?
“ Aku akan ambil alih utangnya di Bank agar ketika IPO value sahamnya bisa naik “
“Aku engga paham Mas. Karena kalau itu dikaitkan dengan Holding engga mungkin. Sampai hari ini tidak ada deal dengan Holding. Proposal yang di ajukan Yen dan Robert ditolak dengan halus.”
Sebelum pembicaraan tuntas, kendaraan mereka sudah sampai di Gedung dimana restoran berada. Budi berjalan bergegas masuk kedalam loby gedung itu dengan gaya khasnya. Maria berusaha mengikuti dari belakang. Keluar dari Lift nampak sahabat Budi sudah menanti dengan senyum mengambang. Sahabatnya merangkulnya dan menuntunnya masuk ke restoran menuju table.
“ Kenalkan, ini sahabat dan juga mitra saya. “ kata Budi memperkenalkan Maria. Sahabat Budi mengangguk kearah Maria. Benar antara Budi dengan sahabatnya sangat dekat. Nampak dari cara mereka berbicara dan minum wine. Setelah usai makan malam. Budi mulai berbicara dengan sahabatnya. Tentu yang dibicarakan Budi seperti yang diungkapkan kepada Maria.
“ Saya senang sekali. Mr B atas rencana anda untuk terlibat dalam proses IPO nasabah saya. Saya yakin mereka akan menyambut senang. Apalagi perusahaan yang akan terlibat itu adalah AMC yang terdaftar di China dan anda salah satu pemegang sahamnya. “ Kata sahabat Budi. Budi langsung menuangkan wine ke gelas sahabatnya. Mereka menengguk minuman itu sekali dan lansung habis. Kemudian mereka tertawa. Maria hanya memperhatikan tingkah mereka berdua. Jam 11 usai makan malam. Mereka berpisah di loby hotel. Dalam perjalan ke Hotel Mandarin. Budi berkata kepada Maria “ Kamu tahu mengapa dia dalam posisi tidak bisa menolak atas rencana saya “
Maria geleng geleng kepala “ Engga tahu. Mengapa ?
“ Karena yang atur pembicaraan awal adalah professor yang juga sahabat ayah Yen. Dia pejabat tinggi di China “ Kata Robert.
“ Sahabat ayah Yen? Kata Maria. Dia merasa ada konspirasi antara Ayah Yen dan Budi melalui Professor itu.
“ Ya. “ Kata Budi tegas.
“ Oh i see “
“ Nah tugas kamu adalah pastikan Yen terlibat dalam proyek ini dari awal. Soal dana angel investor akan saya siapkan.”
“ Dana dari mas pribadi “
“ Bukan. Dari client AMC saya di China. Mereka mau take advantage terhadap rencana IPO hanya karena ada rencana strategis untuk membuka tekhnologi ini ke negara lain. Vietnam adalah pintu pertama China membuka diri, setelah itu tekhnologi itu akan bisa dipasarkan ke negara lain. Saya akan kembangkan pemasarannya ke negara ASEAN dan AFRIKA.”
“ Tapi Mas, Yen tidak mau melibatkan saya. Sebaiknya Mas atur aja Holding terlibat langsung “
“ Engga bisa holdng terlibat. Mereka punya SOP yang tegas. “
“ Jadi gimana? aku harus gimana ?
“ Gini. Kamu sarankan Yen dirikan perusahaan khusus untuk rencana pendirian pabrik kliker itu. Kemudian perusahaan itu akan kerjasama dengan venture capital dari Kuala Lumpur. Jangan bilang dibalik pendanaan ini dari saya. Karena kamu yang merekomendasikan proyek itu ke perusahaan di KL maka kamu harus terlibat membantu semua proses. “
“ Apakah Yen bisa menerima ?
“ Dia akan terima. Karena di perusahaan itu nama kamu tidak ada. Posisi kamu hanya sebagai advisory saja”
“ Bagaimana dengan Robert. Dia kawatir terlibat dalam perusahaan baru itu. Kawatir proyek ini gagal, kerjaan di Holding juga hilang”
“ Agar Robert tidak ragu bergabung dengan Yen, ya katakan bahwa dia bisa minta cuti ke Holding. Saya akan atur HRD menerima pengajuan cutinya tanpa di gaji. Dan Robert tidak perlu kawatir kalau sampai proyek ini gagal, posisi pekerjaannya tetap tidak hilang. Gimana ?
“ Wah hebat sekali solusi dari Mas. “
Maria memandang lama ke arah Budi. “ Mas..” Seru Maria. “ Jadi misi aku sebenarnya dari awal adalah proyek ini ya. Bukan relokasi pabrik. Dan mas sudah tahu endingnya seperti ini. Boleh tahu darimana Mas bisa tahu ?
“ Proyek kliker itu sudah diketahui sejak tahun lalu ketika Robert yang bertugas sebagai representative di Vietnam buat laporan rutin ke Holding. Hanya saja ini masalah sensitip. Karena menyangkut hak eklusif China dan Vietnam. Saya tahu , Robert punya hubungan cinta dengan anak petinggi partai Komunis.”
“ Terus mengapa aku mas tugaskan ?
“ Karena dengan kamu menjadi atasan Robert akan mendorong Yen mempercepat rencana bisnisnya dan memaksa Ayah nya terlibat langsung. Agar secepatnya Robert keluar dari kamu. “ Kata Budi tersenyum.
“ Hah..” Maria terkejut. Dia langsung memukul dada Budi. “ Keterlaluan ya. Jadiin Maria sebagai umpan. “ teriak Maria sambil berkali memukul dada Budi. Budi hanya tersenyum dan akhirnya memeluk Maria.
“ Kasihan Maria. Kasihan Robert. Kami orang lemah hanya dimanfaatkan oleh orang seperti Mas. “ Kata Maria bersungut. Tapi Maria tidak bisa melepaskan pelukannya. Bahkan pelukannya semakin keras “ Engga apa apa. Yang penting mas bisa senang dan bahagia. Itu sudah cukup bagi ku. “ Kata Maria berbisik.
Malam itu Maria dan Robert menghabiskan waktu di Central. Mereka bersantai di Cafe menikmati live musik dan wine. Jam 1 pagi Wenny ikut gabung. Keadaan semakin ceria.
***
***
Malam masih seperti malam sebelumnya. Maria disini dan Budi disana. Mereka akan selalu berjarak dalam diam untuk saling memahami. Walau gelora hari kita menembus laut dan benua , namun semua terbang terbawa sekawanan burung yang pergi entah kemana. Kini Maria tak ingin lagi bertanya lebih jauh tentang Budi. “Biarkan aku cukup membayangkan kegigihanmu menutupi kelemahanku. Melindungiku dari kebodohanku. Menjagaku dalam kealfaan. Menggiring ku kearah cahaya dimana aku harus melangkah ditengah kegegelapan. Setelah itu kamu pergi.” Kata Maria dalam hati. Maria bukan hendak mempertanyakan arti persahabatan. Yang dia tidak mengerti, sebegitu indahkah makna persahabatan yang terpatri dalam diri Budi. Namun Maria belum bisa sepenuhnya memahami makna itu. Budi selalu diam tanpa emosional ketika bersedekat, dia menjauh, menjaga jarak, Setelah itu semua tinggal misteri bagi Maria, dalam hening.
Malam masih seperti malam sebelumnya. Dari balik jendela kamar Maria lihat bulan bulat putih pada hari ini. Tanpa bingkai mega. Dikitari oleh taburan bintang yang berkelip bagaikan kunang kunang. Semakin dipandangnya semakin jauh kenangan terbawa. Apakah ada rindu pada Budi. ? mungkin tidak. Atau setidaknya Budi mengingat dalam kesadaran seperti kesadaran burung yang harus terbang kebenua lain berlindung dibalik musim salju. Tak ada yang istimewa, Bila harus pergi maka pergilah. Setelah itu yang ada hanyalah kepasrahan untuk sebuah pilihan yang tak bisa memilih. Tegarkah Budi ? Ah terlalu bodoh Maria bertanya seperti itu. Tapi bulan itu dimalam ini membawa Maria kepada Budi. Maria yakin semua akan baik baik saja.
Untuk kesekian kalinya, tadi Budi mengantar Maria sampai ke kamar Hotel. Namun hanya memastikan Maria dapat berbaring dalam nyaman setelah mabuk dari Cafe. Maria menanti. Tetapi Budi hanya menyelimutinya. Setelah Budi pergi, Maria berdiri dari perbaringannya. Hari ini Maria harus berkata satu kepada dirinya bahwa Budi bukanlah milik siapa siapa, Budi adalah milik sang pencipta. Maria tak ingin lagi merisaukan hubungan mereka. Setidaknya doanya akan lebih khusu untuk Budi yang sendiri ditengah orang ramai. Betapa tidak ? Inilah yang tak pernah bisa Maria lupakan tentang Budi. Sejak kali pertama pertemuan mereka di Jakarta 10 tahun lalu. Tidak ada yang istimewa. Maria dengan dirinya dan Budi dengan dirinya. Hubungan hanya sebatas boss dan pekerja.
Namun dalam perjalanan waktu , dalam kebersamaan, Budi membuat Maria terpesona. Maria semakin merasa bodoh dihadapan Budi. Namun Budi tak pernah nampak superior dihadapannya. Raut wajahnya begitu bersemangat memancarkan magnit untuk Maria mengerti bahwa Budi peduli dengan obsesinya, dengan impiannya
Malam masih seperti malam sebelumnya, tak beda dengan diri Maria yang melangkah terseok seok dalam percintaan dengan beberapa pria. Maria lelah dan sangat lelah. Ditengah kegalauan itu Budi selalu ada untuk dirinya. Selalu begitu.
“ Brother, aku tahu adalah bukan sifatmu untuk pergi. Aku banyak bergantung padamu. Sementara , kamu selalu senang membantu dan tidak pernah terganggu bila kadang aku mulai kesal dan marah padamu. Ketika aku kawatir dengan hidupku , kamu hadir dengan senyum hangat untuk meyakinkan bahwa semua akan baik baik saja. . “ Bisik Maria.
Satu hal yang dapat Budi ungkapkan kepada Maria bahwa Tuhan memberinya begitu banyak maka ini adalah berkah dan sekaligus beban. Kecintaannya kepada sahabat dan siapa saja hanyalah untuk lebih pandai bersyukur. Semuanya dilakukan hanya karena cinta.. Bukan masalah siapa memanfaatkan siapa tapi lebih kepada kepedulian ketika kita mampu berkorban kepada orang yang terdekat dengan kita. “ Semoga perjalanan waktu dapat membuat kamu menyadari bahwa kecintaan persahabatan begitu agung ketika kita dapat bersikap dengan jelas tanpa pamrih. Walau karena itu kita harus berjarak. “ Kata Budi suatu waktu. Budi telah jauh dari jangkauan Maria. Tetapi hubungan mereka akan selalu baik baik saja.. Akhirnya Maria dapat terlelap dengan tenang.
***
Pagi pagi James, direktur BDG Holding Telp Maria, bahwa sesuai arahan dari Budi dia ingin bertemu.” Apakah saya bisa breakfast dengan anda pagi ini “ Kata James. Dengan segera Maria menyanggupi. Segera dia mandi dan turun ke lantai dua dimana restoran hotel berada. James sudah menanti disana.
“ Hai..James “ seru Maria seraya menyalami James.
“ 10 tahun lalu saya pertama bertemu anda. Sampai sekarang tidak berubah. Bahkan semakin cantik dan mature” Kata James dalam bahasa mandarin
“Dulu waktu saya bertemu kamu, usia saya 32 tahun. Sekarang sudah 43 tahun. “ Kata Maria dengan bahasa Mandarin. Maria memang pasih bahasa Mandarin. Maklum itu bahasa ibunya di Medan. “ Saya rasa itu hanya pujian. “ Sambung Maria.
“ Tidak pujian. Sangat serius. Budi tahu betul menjaga teman wanita nya makanya kamu selalu nampak fresh. “ Kata James serius. Maria bersemu merah wajahnya.
“ Terimakasih James. “
“ Jam berapa pesawat ke Ho Chin Minh?
“ Nanti jam 5 sore. Ada apa ?
“ Pak Budi suruh saya ketemu kamu. Mungkin ada yang perlu kamu tanyakan soal rencana pendirian pabrik Semen di Vietnam”
“ Oh ok. Ada banyak pertanyaan. “
“ Kamu bisa bertanya kepada saya langsung. Telp atau email. Engga ada masalah”
“ Sekarang yang saya masih bingung adalah apa sih kelebihan tekhnologi produk semen dari China dengan yang lainnya ?
“ Kelebihannya dari sisi bahan baku dan campuran material. “
“ OK jelaskan kepada saya “
“ Sebelum saya jelaskan kelebihannya, kamu harus paham dulu proses produksi semen itu. Pembuatan semen itu menggunakan bahan baku utama Batu Kapur dan Tanah Liat yang diambil dari proses penambangan. Penambangan umunya dilakukan dengan cara peledakan dan Surface Minner, sedangkan untuk memperoleh Tanah Liat dilakukan dengan cara pengerukan. Nah ini dibeberapa negara kadang tidak diberi izin cara kerja penambangan seperti itu. Selanjutnya Batu Kapur dan Tanah Liat diangkut ke Crusher dengan Dump Truck.”
“ Ok. terus
“ Kemudian dengan alat Crusher Batu Kapur dan Tanah Liat dikecilkan ukurannya sampai 8 cm untuk kemudian disimpan di Stock Pile. Selanjutnya dilakukan proses prehomogenisasi”
“ Apa itu prehomogenisasi? Kata maria mengerutkan kening.
“ Prehomogenisasi juga disebut reclaimer. Proses ini sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir, yaitu semen.”
“ Ok Paham.”
“ Kemudian ditambahkan Pasir Besi dan Pasir Silika untuk digiling dan dikeringkan menjadi Raw Meal.
“ Apa itu raw meal ?Tanya Maria.
“ Raw Meal itulah bahan baku untuk pembuatan Kliker. Disitulah tekhonologinya. “
“ Tekhnologi ?
“ Ya. Raw Meal dihasilkan dari sebuah sistem peralatan yaitu Raw Mill Plant yang terdiri dari alat-alat utama, sistem transport dan alat-alat separasi untuk kemudian disimpan di Raw Meal Silo.
“ Seperti apa raw meal itu ?
“ Raw Meal itu berbentuk seperti powder yang mempunyai kehalusan tertentu. Raw Meal mempunyai sifat fisika dan sifat kimia tertentu yang digunakan sebagai kontrol kualitas produk. Sifat kimia digunakan sebagai pengatur proporsi bahan-bahan yang akan diumpankan ke dalam proses. “
“ Oh i see. Paham saya. Terus”
“ Kemudian, Raw Meal yang disimpan dalam Silo itu digunakan sebagai Umpan Kiln. Itu akan mengalami beberapa tahap proses sebelum akhirnya menjadi klinker”
“ Terus ..”
“ Kemudian Klinker itu setelah melalui proses sistem pendinginan dan melalui alat transport , disimpan di Klinker Silo. Nah agar efisien, proses pembakaran menggunakan bahan bakar Batu Bara. Abu dari batu bara itu digunakan juga sebagai bahan campuran klinker dalam proses pembuatan semen.
“ Untuk apa Klinker itu ?
“ Ya. bahan baku pabrik cement. 70 sampai dengan 95% bahan baku semen dari Klinker.“ kata James tersenyum.
“ Oh paham saya. Artinya pabrik klinker dan pabrik semen itu hal yang terpisah”
“ Bukan terpisah. Bisa saja satu kesatuan. Tapi yang jelas 70 sampai dengan 95% bahan baku semen itu dari klinker dan umumnya yang punya tambang itu ya pabrik klinker. Pabrik semen bisa saja tidak ada bahan baku dan tidak ada tambang. Mereka menggantungkan bahan baku dari Pabrik Klinker. Namun dibanyak negara pabrik semen juga punya pabrik klinker. “
“ Nah dalam kaitan tekhnologi yang dipunyai pabrik klinker di China, dimana keunggulannya ?
“ Pabrik itu menggunakan bahan baku tambang dari slag vulkanik yang berasal dari gunung berapi, yang tersimpan di bawah tanah karena proses waktu ratusan tahun. Mineral vulkanik itu memang bagus sekali untuk bahan baku klinker. Hanya yang kita tidak tahu berapa komposisi campurannya. Contoh untuk klinker dari tekhnologi yang ada dipasaran, pabrik semen harus menambahkan Gypsum dan bahan linked product yang produksinya di monopoli oleh Eropa. Karena mereka yang punya tekhnologi. Nah tekhnologi china, kita belum tahu. Yang jelas harga jual klinker nya sangat murah sekali. Itu karena ongkosnya produksinya murah. Tentu dapat diproduksi massal bukan hanya untuk bangunan mewah tetapi juga rumah murah. Dunia ini kekurang rumah. Kalau ongkos bangun rumah murah, tentu banyak orang miskin bisa punya kesempatan memiliki rumah sendiri.”
“ Oh paham saya. Mengapa Pak Budi minta saya proses pendirian pabrik ini dengan tekhnologi dari China. Sangat humanis sekali.”
“ Tidak ada bisnis yang dibangun pak Budi tanpa tujuan ideal dan moral. Dia selalu begitu. Makanya kalau dia inginkan sesuatu, pasti dia kerjakan. Dan sukses. Karena niatnya selalu berawal karena tanggung jawab moral. Untuk kemanusiaa. Dia tentu didukung oleh semua orang , ya orang baik. Orang baik berkumpul dengan orang baik “ Kata James tersenyum. Maria dapat semakin paham tentang Budi. James melirik jam tanganya “ Maria, saya harus ke kantor karena ada meeting. Terimakasih untuk sarapannya. “ kata James permisi. Maria langsung berdiri menyalami James. Maria tahu mengapa Budi perintahkan James bertemu dengannya. Agar Maria lebih mehamai bisnis pabrik semen yang akan di rintisnya. Dengan dia memahami maka dia akan lebih mudah menetapkan strategi bisnis agar proses bisnis berjalan dengan baik. Cara mendidik dengan benar dan bijak.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.