Untuk kesekian kalinya Yen menelphon mempertanyakan kapan Robert bisa merealisasikan pembangunan pabrik kliker itu. Robert sudah kehabisan alasan untuk meyakinkan Yen bahwa usahanya akan berhasil mendapatkan investor. Tapi siapa ? Dia sudah menghubungi banyak orang kaya dan juga banker di Hanoi dan Ho Chi Minh namun hampa. Karena semua punya alasan yang hampir sama bahwa tekhnologi itu tidak familiar. Mereka masih percaya dengan produk semen dari portland. Dan lagi tekhnologi dari China itu tidak populer di pasar eksport. Peruntukannya hanya sebatas perumahan kelas murahan dengan daya tahan terbatas. Robert sedang berpikir keras bagaimana cara bicara dengan Jessica soal rencana investasinya dengan Yen. Ada niat ingin menyampaikan proposal langsung kepada Holding di Hongkong namun Robert tidak yakin akan mendapatkan response yang cepat. Karena dia tahu holding di hongkong dalam situasi konsolidasi yang di syaratkan oleh kreditur agar sehat.
Dalam kegalauan itu , telp Yen datang lagi “ Kita seharusnya bertemu sayang. Jangan terus menghindari aku. Sebaiknya kita bicara secara terbuka “ Terdengar suara Yen setengah marah. Atau mungkin tepatnya kesal dengan Robert.
“ Baik. Di mana ketemunya ?
“ Aku sudah di loby hotel kamu “
“ Loh kapan datang ke Ho Chi Minh “
“ Aku tunggu ya.” Yen mematikan telp.
Ketika keluar dari Lift nampak dari kejauhan Yen menanti di loby hotel.
“ Kita ke cafe itu saja “ Kata Robert menunjuk kearah cafe yang ada di sebelah ruang loby hotel, seraya menyalami Yen dengan ramah.
“ Robert “ Seru Yen, mengawali pembicaraan “ Ada apa sebenarnya ? Apakah memang perusahaan tempat kamu kerja tidak mau membiayai proyek kita ?
“ AKu tidak tahu. Karena aku belum sampaikan. “
“ Mengapa kamu belum sampaikan? Apa ada masalah ?
“ Saya tidak yakin kantor saya mau menyetujui investasi proyek ini. Kamu lihat aja beberapa bank meragukan proyek ini “
“ Aku baru tahu sekarang kalau kenyataannya proyek ini sangat tidak layak investasi. Tapi mengapa dulu kamu yakinkan aku agar menggunakan akses politik ku kepada keluargaku agar mendapatkan tekhnologi ini dari China ? Ingat loh..setiap hari ayahku menanyakan kelanjutan proyek ini. Bagi ku tak penting proyek ini untung atau aku dapat saham. Tak penting. yang penting proyek ini di bangun. Hutang moral ayahku kepada petinggi CHina dapat di bayar. Dan lagi aku akan gunakan akses politik ku untuk mendapatkan proyek perumahan dalam jumlah besar di Vietnam untuk menggunakan produk tekhnologi ini sebagai bahan bangunan semen. Apalagi ?
“ Ya aku memang salah karena begitu yakin akan mudah meyakinkan kantor untuk menyetujui investasi proyek ini. Padahal aku sendiri tidak punya keberanian menyampaikan proposal ini kepada Top management.”
“ Ada apa sebenarnya “ ? kata Yen dengan berkerut kening.
“ Entahlah. “
“ Kata kamu, sekarang kamu bekerja langsung dengan seorang wanita yang punya hubungan sangat dekat dengan Boss utama di holding. ?
“ Ya benar. “
“ Apakah mungkin kamu atur aku bertemu dengan boss utama kamu itu.?
“ Bagaimana caranya ?
“ Terserah kamu “
“ Maaf Yen. Aku tidak punya kemampuan untuk mengatur kamu bertemu dengan boss utama itu. Apalah aku. Dan lagi sekarang walau status aku karyawan di holding di Hong Kong, tapi aku bekerja di bawah kendali orang yang tidak ada kaitannya dengan holding itu. Jadi benar benar tak terjangkau oleh ku si boss utama itu.”
“ Baiklah aku paham. Sebutkan nama lengkapnya. Aku akan cari tahu dia. Mungkin aku bisa gunakan aksesku di Hong Kong untuk bertemu secara pribadi dengan dia.”
Robert memberikan business card Dono kepada Yen. Sekilas Yen tersenyum melihat nama tertera di business card “ Nama yang agak aneh bagi kami orang Vietnam namun aku yakin dia orang baik. Kalau tidak baik mana mungkin bisa punya bisnis di China dan manca negara. “ Kata Yen seakan berbicara dengan dirinya sendiri. Robert hanya diam sambil menundukan wajah karena malu. Tak tahu harus bagaimana bersikap.
“ Ok Robert. Tidak perlu merasa bersalah. Aku senang kamu akhirnya jujur. Bagaimanapun aku hanya mendukung obsesi kamu agar kamu jadi orang sukses. Kamu akan jadi orang besar. Kamu punya syarat untuk itu semua. Yakinlah.”
“ Terimakasih Yen. Kamu bisa mengerti aku. Maafkan aku.”
“ Tidak perlu minta maaf.”
Usai makan siang. Robert mengajak Yen jalan jalan di Ho Chi Minh melihat suasana kota. Robert tahu bahwa wanita ini sangat menginginkan dia sukses. Tentu karena wanita ini mencintainya. Hanya saja wanita ini terlalu lembut perasaannya dan pandai menyembunyikan suasana hatinya. Ah, tak penting ungkapan cinta namun dari sikapnya tahulah Robert bahwa wanita itu rela melakukan segala galanya untuk dia. Tapi sampai sekarang Robert sendiri belum merasakan apapun terhadap wanita ini. Kecuali wanita ini memang cantik , terpelajar. Namun Robert agak takut karena wanita ini punya ambisi besar. Itu dia bisa rasakan dari pancaran mata wanita ini ketika berbicara dan bersikap. Apakah dia harus pura pura jatuh cinta demi obsesinya mendapatkan posisi dalam proyek kliker ?
Telah seminggu Jessica di China. Mungkin malam ini sesuai jadwal Jessica akan mendarat di Ho Chi Minh. Benarlah hanya sejam setelah dia berpikir tentang Jessica, terasa telpnya bergetar “ Robert, jemput aku di bandara ya jam 7 Malam” Terdengar suara jessica.
“ Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara. “ Kata Robert.
Jessica tak bicara banyak. Hanya menutup telp dengan mengucapkan terimakasih. Yen melirik kearah Robert “ Itu boss kamu ya “
“ ya”
“ Malam ini dia datang”
“ Ya. “
“ Aku menganggu mu ?“
“ Ah tidak. Aku justru berharap kamu bisa kenalan dengan dia.”
“ Apakah ada manfaatnya ?
‘ Setidaknya kamu bisa cerita siapa kamu dan yakinkan dia bahwa kamu mendapat dukungan membangun proyek kliker dengan tekhnologi dari China. Juga kamu akan memberikan akses kepasar Vietnam melalui koneksi politik kamu.”
“ Yakin itu tidak akan menggangu posisi kamu di tempat kamu kerja ?
“ Tidak ada masalah, Salah satu tugasku adalah penghubung perusahaan dengan pihak pihak yang punya akses politik dan business network di vietnam.” Kata Robert dengan santai “Tapi jangan bilang di balik proyek ini ada namaku. ? Sambung Robert
‘ Mengapa ?
“ Kamu tahulah. Aku sangat menginginkan pekerjaan di perusahaan ini.” Kata Robert dengan wajah memelas sambil mengalihkan wajahnya ke samping. Yen meremas jemari Robert dengan penuh keyakinan bahwa Robert akan baik baik saja karena dia sangat peduli.
***
Setelah makan malam dengan Robert dan Yen, Jessica dapat merasakan ada sesuatu antara Yen dan Robert. Sebagai wanita dia dapat dengan mudah merasakan itu. Terutama tanpa sadar Yen memanggil Robert dengan sebutan “ Honey”. Sempat terkesiap jantung Jessica ketika mendengar Yen memanggil dengan nada sayang yang teramat dekat. Tapi mengapa jessica sampai tidak merasa nyaman terhadap sikap Yen? Bukankah hubungan dia dengan Robert hanya sebatas atasan dan bawahan. Kalaupun hubungan terkesan dekat itupun karena sikap Jessica yang mampu membuat orang bekerja dengannya merasa nyaman. Apakah jessica telah salah menebak bahwa Robert menyukainya. Atau dia terlalu berharap dapat dengan mudah menaklukan Robert. Jessica sadar bahwa dia harus berdamai dengan kenyataan. Bahwa banyak pria yang mudah didekati tapi tidak mudah mengajak mereka berkomitmen untuk hubungan yang lebih serius.
Malam ini Jessica merasa sangat kesepian. Hidup diusia kepala empat tanpa hati untuk berlabuh. Dono memang sahabat yang baik namun ruang hatinya sudah penuh sesak dengan kedua anak dan istrinya. Dia hanya berada di beranda hati Dono tanpa bisa masuk kedalam. Namun walau hanya di beranda kadang dia merasa itu sudah berkah luar biasa. Tapi bagaimanapun dia ingin ada ruang khusus baginya di hati seorang pria. Biar ruang itu kecil , tak apalah. Dia bisa menyendiri di ruang itu sambil menghitung bintang di langit mengantar dia tidur dalam pelukan seorang pria. Karenanya dia bertekad dalam hati bahwa dia akan bersaing mendapatkan Robert. Bagaimanapun dia dalam posisi lebih menguntungkan bagi Robert di bandingkan Yen. Tanpa keputusan dari Dono tak mungkin proyek itu bisa jalan. Robert akan lebih memihak kepada dia. Itulah keyakinan Jessica.
Sekarang tinggal berpikir bagaimana meyakinkan Dono. Jessica tahu percis sifat Dono yaitu tidak bisa ditebak, Namun Dono bisa jujur akan sikapnya ketika mengambil keputusan. Mungkin Jessica akan merasa kecewa namun Dono selalu punya alasan yang rasional atas keputusannya. Dia akan meyakinkan Dono secara rasional bahwa investasi di kliker itu menguntungkan dan sekaligus pintu gerbang menjalin hubungan dengan elite partai di vietnam. Jessica tahu betul bahwa bagi Dono keneksi politik itu sangat dia inginkan. Walau dia tidak pernah terlibat secara langsung bermain politik namun soal bagaimana memanfaatkan akses politik untuk mengembangkan bisnis dia memang jagonya. Dono selalu punya ide hebat untuk memanfaatkan kekuasaan politik. Caranya sangat halus dan tak pernah takut akan resiko. Selalu pada akhirnya dia jadi pemenang.
Dia meliat ke mononitor computernya. Nampak notifikasi incoming email. Dia bersegera membuka mail box tersebut karena tertera pengirimnya adalah Yen. Semua data proyek dan studi kelayakan terlampir pada email tersebut. Dengan seksama dia mempelajari data proyek sampai jam 2 dini hari. Kemudian dia membuat resume proyek untuk di sampaikan kepada Dono. Berharap keesokan paginya dia akan dapat jawaban dari Dono. Itu kebiasaan Dono yang selalu menjawab email dari orang orang yang bekerja dengannya.
Dengan lelah dan kantuk dia rebahkan tubuhnya di tempat tidur. Namun belum sempat dia terlelap , terdengar telp cellularnya bergetar. “ Jess” Suara dono diseberang
“ Ya pak..”
“ Maaf ganggu ya”
“ Engga apa apa. Aku senang kamu telp. “
“ AKu sudah baca resume kamu. Bagus.”
“ Jadi gimana pak ?
“ Aku hanya mikirkan gimana kamu bisa atur pekerjaan kamu yang sedang memproses pemindahan pabrik dari China ke Ho Chi Minh”
“ Engga ada masalah Pak. Kalau di izinkan , beri saya otoritas untuk menugaskan Robert untuk proses peluang bisnis ini.”
“ OK. Lah. “
“ Terimakasih Pak.”
“ Oh Ya. boleh aku juga usul ?
“ Apa ?
“ Gimana kalau Robert juga di bantu oleh salah satu orang dari team aku yang ada di Jakarta. “
“ Mengapa ?
“ Untuk efektifitas aja. Dan sekalian memberikan wawasan mereka bekerja secara international”
“ Engga ada masalah pak.”
“ OK thanks. Besok aku ke Hong Kong.”
“ Ok. Jadi kapan kita ketemu lagi ? Kata Jessica dengan suara manja.
“ Kamu kangen yaaa”
“ Ya. Emang kamu engga kangen?
“ Kangen juga tapi aku sibuk Jess. “
“ Ya aku maklum”
“ Tadi Mey telp aku. Dia tinggal di apartement aku sama teman temannya selama liburan di Hong Kong. Perhatikan, dia memang patuh dengan janjinya akan selalu ada di bawah pengawasan kita. Apapun dia lapor. “
“ Kapan usai libur musim panasnya ?
“ Katanya minggu depan. “
“ Kok Mey engga telp aku, mamanya?
“ Cobalah kamu perbaiki hubungan kamu dengan Mey. “
“ Bagaimana caranya ? Kamu lebih dia percaya dibandingkan aku”
“ Dia putri kamu, jess. Kamu lunakan hatimu sedikit. Jangan mudah paranoid. Anak jaman sekarang engga bisa kita paksa seperti mau kita. Kamu harus lebih dulu mengerti dia dan memahami dia untuk merebut hatinya. Bagaimanapun dia bukan kamu dan dia adalah miliknya dirinya sendiri yang punya takdir sendiri. Kita sebagai orang tua hanya mendukungnya selagi benar. Kalau salah ya kita peringatkan dengan dialogh bukan perintah. Paham ya sayang”
“ Ya. Aku menyadari itu. “
“ Gimana kalau setelah urusan Ho Chi Minh selesai kamu ke london temani Mey disana selama 1 bulan”
“ Benar ya.” Terdengan suara jessica setengah berteriak.
“ Benar.”
“ Kamu ikut antar aku ya.”
“ Ya. “
“ Setidaknya selama seminggu sampai Mey dan aku kembali normal. BIsa ya.”
“ Lama sekali?
“ Please. “
“ OK. janji ya. hanya seminggu. Setelah itu hubungan kamu dengan Mey kembali normal.”
“ Tapi…” Terdengar suara Jessica tersekat..
“ Apa ?
“ Bisa engga dia putuskan hubungan dengan sinegro itu.”
‘ Kenapa ?
“ Aku engga suka”
“ tapi kamu kan bukan Mey.”
“ Aku orang tuanya”
“ Ya udahlah. Kembali kita berbeda pendapat. Kenapa sih kamu mau atur soal pribadi putri kamu sampai sejauh itu? Beri dia kepercayaan dan doakan agar dia bisa mengambil keputusan yang terbaik. Dan lagi dia masih berproses untuk mencapai dewasa. Kuliah juga masih 2 tahun lagi selesai”
“ Aku engga suka?
“ Apa salahnya pria itu ? Dia sarjana bekerja di Bank di London. Dari keluarga baik baik. “
“ Aku ingin dia menikah dengan orang Indonesia?
“ Mengapa ?
“ ya itu yang aku suka”
“ Tidak ada jaminan jodoh itu lebih baik seperti kita tahu. Seperti kamu dapat jodoh dari Indonesia. Apakah itu baik untuk kamu? tidak juga kan. Kamu akhirnya bercerai. Jodoh bisa datang dari mana saja. Dan keluarga utuh bukan karena cinta tapi karena nilai persahabatan yang terbangun. Aku senang Mey menentukan pilihannya bukan karena melihat pria itu ganteng , kaya atau hebat. Tapi melihat sikap pria itu memang sahabat yang baik untuk dia. Dan dia merasa punya tempat aman berlabuh.”
“ Ya…” Jessica terdiam. ‘ Terimakasih kamu begitu peduli dengan Mey, sampai kamu luangkan waktu untuk mencari tahu siapa pria yang jadi pacar Mey. Andaikan Mey punya ayah kandung seperti kamu tentu akan lengkap sekali hidup kami”
“ Jessica , Mey memang bukan putri kandungku tapi dari usia Balita aku ikut membesarkannya sejak kamu bercerai dengan suami kamu. Tolong jangan lagi di bahas soal anak kandung atau bukan. Itu engga baik kalau di dengar oleh Mey. Paham, kamu.
“ Ya. Paham sayang.”
“ Ya. udah tidur sana. “
“ Aku kangen nih. “
“ Tidur kamu. Udah ya..
“ Ya. “
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.