Minggu, 19 Februari 2017

Cintailah aku (6)



Jessica tidak merasa kecewa ketika dia tahu Dono datang ke Ho Chi Minh selama week end tapi tidak menghubunginya. Dia sadar tidak ada istilah kangen kepada wanita  bagi Dono. Hidup bagi Dono adalah bukan hanya bagaimana bertahan dari kesulitan tapi juga dari rasa bahagia. Apapun disikapi dengan biasa biasa saja. Tak pernah nampak rasa kawatir berlebihan dan juga senang berlebihan. Jessica tak ingin menelphone untuk mengingatkan Dono bahwa dia akan menanti sepanjang malam. Karena dia tahu pasti Dono bukan pria yang suka di ingatkan soal urusan yang tidak ada kaitannya dengan bisnis. Tapi dia sadar bahwa Dono tidak melupakannya dan akan selalu memahami sikap Dono.

Senin , hari kerja pertama Jessica di Ho Chi Minh, di tetapnya dari jendela hotel sambil berkata “ Aku harus melupakan emosiku kepada Dono. Aku harus berusaha professional saja. Dia dengan sikapnya dan aku dengan sikapku. “ Diapun tersenyum ketika dapat pesan singkat dari Robert bahwa sudah stand by di loby untuk mengaturnya bertemu dengan agent yang akan mengurus segala sesuatunya pendirian perusahaan di Ho Chi Minh.
“ Selamat pagi Bu? Kata Robert menyapa Jessica ketika keluar dari Lift
“ Pagi Robert. Kita langsung ke tempat agent itu kan?’
“ Ya bu. Ibu tunggu aja di depan loby, Saya akan ambil kendaraan“ Robert melangkah cepat kearah parker kendaraan 

Dalam perjalanan Robert mengatakan bahwa tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari Dono. Dia sudah bekerja lebih dari 2 tahun namun belum pernah dapat kesempatan duduk satu meja dengan Dono. Tapi dia senang karena posisinya mendapatkan penghargaan luar biasa untuk mendampingi Jessica selama proses pengurusan pemindahan pabrik di Cina ke Vietnam. 
“Apa cita cita kamu sebenarnya ? tanya Jessica.
“ Aku ingin mendirikan sendiri perusahaan. Berharap suatu saat bisa jadi mitra venture Pak Dono”
“ Kamu yakin dengan harapan kamu itu ?
“ Yakin, Bu. “
“ Mengapa ?
“ Saya di terima bekerja di Hong Kong karena rekomendasi teman saya yang sudah sukses sebagai mitra venture Pak Dono. Dan saya senang sekali di tunjuk sebagai kepala perwakilan Perusahaan di Hanoi. “
“ Berapa orang staf kamu di Hanoi ?
“ Hanya tiga orang “
“ Selama 2 tahun lebih apa yang sudah di lakukan di Hanoi?
“ Hanya kumpulkan informasi apa saja yang bagus untuk dijadikan peluang. Membangun network dengan pengusaha dan pejabat Vietnam. Mencari mitra sebagai agent dan distributor yang qualified. Masih banyak lagi. “
“ Tentu ada SOP nya ya”
“ Ya. Holding Dono di Hong kong mengawasi dengan ketat setiap pekerjaan yang ditugaskan.”
“ Ya paham saya.  “ Kata Jessica mengangguk.

Kendaraan berhenti di Iwa Square di kawasan Distrik 1. Agent yang ditemui ternyata seorang wanita Vietnam yang nampak cerdas. Proses administrasi berlangsung cepat. Jessica menyerahkan document yang berkaitan dengan statusnya sebagai authorize penuh dari perusahaan Dono di China yang berencana melakukan relokasi pabrik ke Ho Chi Minh. 
“ Setelah akta pendirian perusahaan dan pembukaan rekening bank settle,  Holding di Hong Kong akan mengirim uang sebagai setoran modal.” Kata Robert.
“ Ya. Kamu pastikan  proses itu selesai dengan cepat.”
“ Ya bu.”
“ Bagaimana dengan kantor ?
“ Hari ini kita ke Saigon Center tower untuk lihat kantor  yang akan disewa. Engga jauh dari sini. “ Kata Robert sambil melangkah kearah tempat parker. 

****
Jessica sudah memutuskan untuk menyewa kantor di Saigon Center Tower dengan luas 100 meter persegi. Jam makan siang, semua urusan sudah selesai. Robert mengajak Jessica makan di Quan An Ngon Restaurant.

“ Robert, boleh saya minta pendapat soal pribadi ? kata Jessica.
“ Kalau kamu percaya saya..”
“ Tentu saya percaya kamu “
“ Silahkan” 
“ Usia saya sudah 43 tahun. Punya seorang putri. Saya merasa sudah mati sebelum waktunya. “
“ Maksud kamu ?
“ Entahlah. Semoga kamu bisa paham apa maksud saya “ Jessica nampak berwajah murung. Bayangannya kepada Dono. Kebersamaan dengan Dono bagaikan dilangit tak bergantung dibumi tak berbijak. Tertawa hanya menumpang tawa. Tapi selalu menangis di tempat sepi. 

“ Dari awal ketika kita bertemu saya merasakan ada sesuatu pada dirimu. Tapi kamu terlalu hebat bisa menyembunyikannya. Namun kadang tanpa kamu sadari, mendung itu datang tiba tiba di wajahmu. Aku merasakan itu.”

“ Oh gitu. “

“ Tapi baiklah aku ingin sampaikan pandangan yang mungkin kamu bisa pahami.  Ketahuilah bahwa setiap waktu, peristiwa begitu saja terjadi, lantas tidak meninggalkan apa pun selain kesan kehilangan; sebuah perayaan kekalahan yang terus tertunda. Kita  selalu berpikir bahwa kegagalan adalah cara baik untuk kuat. Dan, kegagalan dapat terjadi pada siapa saja. Hidup penuh resiko dan resiko tertinggi adalah kematian. Kematian bisa kapan saja bekunjung, maka kita tidak dapat menyiapkan segala hiporia kepiluan tersebut. Begitu juga dengan sebuah liang kesedihan tempat mengubur segala duka. Dunia hanya sebuah stasiun kecil tempat bersinggahnya ribuan kendaraan yang mengarak kemurungan. “ Kata Robert.

“ Kesedihan sudah menjadi teman baik di dalam hidupku. Kesedihan bukanlah barang asing lagi. Akan tetapi, telah menjelma menjadi seorang kawan lama yang bisa kapan saja datang; mengetuk pintu rumahku; berbicara panjang lebar seraya melemparkan lelucon tentang hidup yang sebenarnya sudah sangat menyedihkan; kehidupan yang seharusnya jadi bahan tertawaan. Kesedihan adalah candu yang harus aku sesap berulang kali.” Jessica mengingat peristiwa ketika diusir oleh suaminya bersama putri kecilnya. Setelah itu kegagalan  berumah tangga datang silih berganti di dalam hidupnya. Sebuah kegagalan yang mungkin tidak harus ia ratapi lagi. Sama halnya saat ia memaklumi Dono yang hingga kini tak tahu bagaimana sebetulnya sikap Dono kepada dia. Ia kembali kepada Dono setelah penantian panjang. Dan berhap keadaan berubah setelah ini.

“ Apapun yang kamu alami itu adalah perjalanan spiritual kamu menuju Tuhan. Orang bahagia, orang menderita, kalah atau menang adalah proses menuju jalan ke Tuhan. Engga usah terlalu larut dengan keadaan masa lalu dan juga engga perlu kamu terus bertanya mengapa tidak begini, mengapa begitu. Itu hanya membuang energy. Apa yang harus kamu lakukan adalah nikmati kehidupan hari ini dan syukuri kamu masih makan dengan badan tetap sehat. “ Kata Robert mencerahkan. Jessica terkesima. Sikap hidup Robert tidak jauh beda dengan Dono. Tapi Dono matang karena usia diatas 50 , sementara Robert dapat bijak dalam usia muda. 

“ Boleh tahu mengapa kamu bercerai ?

“ Saya bisa saja cerita apa alasan perceraian. Tapi untuk apa?. Alasan hanyalah sunattullah tapi penyebab utamanya adalah takdir Tuhan. Sudah sampai disitu usia jodoh saya. Mau gimana lagi?“

“ Apakah kamu menderita karena itu? 

“ Tidak.”

“ Mengapa ? Apakah semua pria bisa dengan mudah bisa melupakan perpisahan dan berdamai dengan kenyataan?

“ Ini bukan soal mudah melupakan dan berdamai dengan kenyataan tapi sikap hidup.  Apapun didunia ini tidak ada yang abadi. Bahkan tidak ada hubungan yang  sempurna. Kalau toh akhirnya kami berpisah, itu juga bagian dari kenyataan hidup. Yang penting saya dan mantan istri saya tidak larut dalam kegagalan. Tidak harus saling membenci. Kami punya cara sendiri untuk berdamai dan melanjutkan hidup.”

“ Bagaimana dengan anak ?

“ Anak ikut mantan istri saya namun biaya hidup anak saya tanggung setiap bulannya. ya kami kerjasama. Dia menggunakan tenaganya dan saya membantu uang. Biasa saja.” 

“ Semudah itu ?

“ HIdup kita milik Tuhan. Apapun itu hanya Tuhan yang menjadi sandaran kita. Sikap bijak menerima dan melaluinya dengan ikhlas adalah kata kunci sebagai orang beriman.”

“ Luar biasa. Sebegitunya kamu bisa berdamai dengan kenyataan hanya karena kamu percaya kepada Tuhan.”

Robert hanya tersenyum mendengar kesimpulan yang terucap dari Jessica. Dia tak ingin bicara banyak. Setelah makanan terhidang, Jessica nampak kembali riang. 

“ Saya harus jemput Pak Dono di hotel dan antar ke Bandara. Hari ini dia akan terbang ke Bangkok.”

“ Oh Pak Dono masih di Ho Chi Minh ? Kamu tahu dari mana? Kata jessica berkerut kening.

“ Ya. Saya dapat email dari Hong Kong tadi pagi untuk antar Pak Dono ke Bandara. Emang ada apa ?

“ Ah engga. “

Jessica terdiam agak lama. Mengapa Dono tidak menghubunginya? Ah sudahlah. Mungkin tidak ada yang penting untuk di bahas oleh Dono. Toh pekerjaan di Ho Chi Minh telah di bantu oleh Robert dan itu juga berkat permintaan jessica.

“ Oh ya kamu mau ikut ke Hotel Pak Dono ?
“ Boleh ?
“ Saya hanya staf dan kamu boss saya yang juga executive Pak Dono. Emang ada larangan eksekutif ketemu Pak Dono ?
“ Engga ada larangan “
“ Ya udah kita sama sama saja antar Pak Dono ke Bandara. Kan hari ini kita engga ada lagi kerjaan yang harus di urus ”

Dono menginap di Park Hyatt Saigon yang juga di kawasan distrik 1. Sesampa di Hotel, Robert menghubungi Dono via telp bahwa dia sudah ada di loby. Tak berapa lama menanti, Dono keluar dari ruangan longe executive bersama seorang wanita. Nampaknya wanita Korea. 
“ Hi Jessi! “ Seru Dono sambil memeluk Jessica “ Kenalkan ini Weni, partners saya di Hong kong. Kami sedang menjajaki akuisisi hotel di Saigon.” Lanjut Dono. Jessica dengan agak ragu menyalami wanita yang nampak akrab disamping Dono.
“ Ok Robert, ambil kendaraan sekarang, Saya tunggu di pintu loby. “ Kata Dono dengan berwibawa. “ dan kamu ikut aku saya ke Bandara “ Sambung Robert kepada Jessica yang masih nampak mematung. Jessica hanya mengangguk dan mengikuti langkah Dono ke pintu loby utama. 

Dalam perjalanan menuju bandara Dono duduk di sebelah Jessica dan Wenni duduk di depan. Dalam bahasa Indonesia , Jessica dengan berbisik berkata kepada Dono “ Kamu engga kangen aku ya. “
“ Aku sibuk “ Kata Dono sekenannya.
“ Sibuk dengan wanita itu ?
“ Maksud kamu ?.”
“ Sibuk apa selama weekend ?
“ Meeting dengan relasi di sini.”
“ Wanita itu ?
“ Bukan lah. Dia baru datang pagi tadi dari Hong Kong. Saya akan ajak dia ke Bangkok, biar urusan akuisis di serahkan dengan perusahaan yang ada di Bankok.”
“ Hmmm “ Jessica hanya berguman. Tapi dia percaya. Dono tidak mudah mengajak tidur wanita tanpa alasan yang kuat. Apalagi wanita sebagai mitra bisnis tidak pernah dia dekati secara emosional. Business is business. 
“ Gimana kalau kamu ikut aku ke  Bangkok ?
“ Ngapain ?
“ ya ikut aja.”
“ Tapi ..” Jessica memikirkan pekerjaannya di Ho Chi Minh
“ Itu udah ada Robert yang bantu kamu di sini. Bukankah kamu harus terbang ke Shenznen minggu ini. ? 
“ Pakaian ku di Hotel ?
“ Beli aja di Bangkok nanti. Yang penting passport “
“ OK. Tapi engga ganggukan ? 
“ Ah sudahlah. Mau ikut engga ?
“ Ya mau.” Jessica mencubit lengan Dono seraya tersenyum dan merebahkan kepala ke pundak Dono.
“ Oh. ya Mey mau liburan ke Hong Kong sama teman temannya. Kamu izinkan? Kata Dono. Mey adalah putri tunggal Jessica yang memang sudah seperti anak kandung Dono. Semua hal tentang Mey di tanggung oleh Dono. Sekarang menetap di London
“ Kok dia engga kasih tahu aku?
“Kamu telp sekarang dia ? kata Dono memberikan telpnya agar jessica menghubungi Mey.
Usai menelphone Jessica menyerahkan telp ke Dono kembali “ Kamu terlalu memanjakan dia. Dan sengaja menyudutkan aku”
“ Maksud kamu ?
“ Kata Mey, papa udah setuju. Lantas untuk apa lagi minta izin dengan aku?
Dono hanya tersenyum. Dia tak ingin bertengkar soal Mey dengan Jessica.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.