Jumat, 27 September 2024

Ekonomi kita baik baik saja ?

 



“ Ah, lue terlalu mendramatisir keadaan” Kata Herman.” Noh lihat bandara masih rame. Whoos terus meningkat jumlah penumpangnya. Kalau liburan jalanan macet ke puncak. Apa itu bukan fakta bahwa ekonomi kita baik baik saja. Jangan jadi buzzer anti pemerintah dah” Lanjut Herman.


Saya senyum aja. Karena saya hanya mengatakan bahwa ekonomi Indonesia tidak baik baik saja. Itu bukan provokasi. Tetapi berusaha mengingatkan agar kita sebagai rakyat siap siap menghadapi keadaan terburuk. Pengalaman saya tahun 98. Orang yang sukses melewati prahara adalah orang yang sebelumnya sudah tahu akan terjadinya krismon. Jadi mereka bersiap. Ketika krismon terjadi, mereka cepat recovery.


Kembali kepada Herman. Argumen quantitive saya. Engga usah terlalu canggih. Mari kita lihat data PayLater. Apa itu paylater? sistem pembayaran yang ditunda, dimana pembeli diperbolehkan membeli barang namun membayarnya belakangan, tentu saja beserta tanggungan bunganya. Data Ojk selama 5 tahun belakangan ini jumlahnya meningkat 17 kali.


Tahu artinya? Kalau liburan masih ramai, retail modern masih rame pembeli, itu sebagian besar karena utang. Selama 5 tahun daya beli domestic bukan didukung oleh kelebihan pendapatan tetapi karena utang. Berdasarkan data pengguna paylater itu ada 80 juta atau 1/3 penduduk Indonesia. Itu cermin kelas menengah Indonesia. Orang miskin jangan tanya dah. Makanya jangan kaget kalau daya beli masyarakat drop. Akhirnya kita masuk deplasi. Ya mana bisa utang terus. Kan kapasitas atau limit terus berkurang. Sampai akhirnya nol atau topup jaminan cash.


Masih belum paham. Mari kita lihat data tabungan dibawah Rp. 100 juta. Data BI, jumlahnya dari tahun ke tahun terus turun. Artinya kelas menengah itu MANTAB alias makan dari tabungan. Sementara data Pinjol dan pegadaian terus meningkat jumlahnya. Google aja kalau engga percaya. Jumlah PHK meningkat. Lihat aja data claim JHT-BPJS tenaga kerja. April aja udah diatas 800.000. Padahal yang bisa claim JHT, itu sebagian kecil aja. Itu artinya PHK meluas. 


“ Ah lagi lagi lue medramatisir berdasarkan data “ Kata Herman.


“ Na..” teriak saya kepada kasir restoran. Dia menoleh ke saya. “ Gimana omzet restoran lue? tanya saya.


“ Susah koh. “ Yana menggeleng geleng lesu. “ Udah seminggu ini yang pakai room, coman kokoh aja sama teman teman. Biasanya antri yang mau makan pakai room. Tadinya ada SPG minuman untuk promosi. Lumayan pemasukan tambahan dari sponsor. Eh sekarang udah engga ada. Sepi. Jauh banget dibandingkan tahun lalu “ Kata Yana kasir merangkap pemilik restoran. Herman terdiam. Engga mau lagi ngotot.


“ Man, lue kan pengusaha. Gimana bisa kaya, ngga usaha munafiklah. Kita kita ini semua anjing. Sama dengan pejabat. Kalau engga bisa bantu rakyat , jangan tutupi kenyataan dengan retorika pencitraan. Data tetaplah data. Fakta tetaplah fakta. Mending lue diam aja. Ngapain bela pemerintah segala. Kan dicemes Ale lue.” Kata akhiat tersenyum. "Lue tahu, " lanjut Akhiat. " Kalau pemerintah Prabowo engga hati hati, kita akan jatuh krisis, lebih buruk dari tahun 98. Ngeri membayangkannya. Kasihan aja sama Prabowo jadi tukang cebok Jokowi. Jokowi happy aja dia. Pensiun pulang ke Solo. "


“ Yang lebih kasihan rakyat yang berusaha cebokin Jokowi dengan bela mati matian. Kalau kaya karena rente, baguslah. Tetapi kalau blangsat, kan kasihan banget. Onani terus..” Kata Doni. Saya senyum aja,


" Ah itu karena Judi online yang buat rakyat terpuruk dan terjebak hutang" Sanggah Herman. Kami semua senyum aja.


Senin, 23 September 2024

Nasip Kelas Menengah

 



Kalau anda mendengar istilah kelas menengah di Indonesia, jangan berpikir mereka seperti kelas menengah di luar negeri seperti di Korea, China atau Singapore atau Malaysia. Kelas menengah di Indonesia itu, income nya berkisar dari Rp, 2 juta sampai Rp 9 juta sebulan. Kalah income nya dengan TKW-ART di Hong Kong dan Singapore. 


Nah dengan kondisi kelas menengah seperti itu, memang sulit untuk naik kelas. Bahkan mudah tergelincir jadi kelas bawah. Coba perhatikan data BPS. Tahun 2019 kelas menengah Indonsia ada 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Lalu, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%. Artinya ada sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas


Yang miris, kelas menengah itu sebagian besar orang muda. Itu digadang gadang sebagai bonus demographi yang akan mengantarkan Indonesia jadi negara maju pada tahu 2045. Faktanya selama 10 tahun ini trend nya bukannya bertambah malah terus turun jumlahnya.  Jadi kalau ada istilah middle income trap, itu terlalu romantis menggambarkan situasi kelas menengah Indonesia. Tepatnya low income trap.


Apa penyebab nya.?


Pertama. Mesin ekonomi Indonesia itu di-dominasi oleh bisnis rente. Bisnis yang memanfaatkan akses kepada kekuasaan untuk dapatkan konsesi bisnis. Sehingga penghargaan kepada pekerja rendah sekali. Karena pengusaha menempatkan akses kepada kekuasaan sebagai sumber daya terpenting. Sementara SDM tidak begitu penting. Perhatikan data GINI rasio kepemilikan Lahan 0,54-0,67. Sangat buruk atau timpang.


Kedua. Karena design ekonomi Indonesia mayoritas non-tradeable tentu daya serap angkatan kerja sangat rendah. Ini menempatkan posisi tawar pencari kerja sangat rendah di hadapan pemberi kerja. “ Mau terima kondisi gaji seperti itu ya silahkan kerja. Kalau engga, noh diluar banyak yang nganggur siap gantikan kamu.” Kira kira begitu 


Ketiga. Walau belanja APBN sudah diatas Rp 2000 triliun, namun tingkat pemborosannya sangat tinggi. Data BPS, ICOR Indonesia 6,2%-6,5%. Ekonomi hanya tumbuh 5%. Seharusnya bisa diatas 7% kalau ICOR bisa ditekan jadi 4% seperti era SBY. Pemborosan ini tidak menghasilkan industry  atau tumbuhnya sector produksi. Maklum uang korup tidak leluasa digunakan. Kebanyakan disamarkan dalam bentuk property yang non tradeable.


Keempat. Walau PDB kita lebih 50% ditopang oleh belanja domestic. Namun karena struktur APBN kita terbelit utang. Mesin ekonomi lebih diarahkan kepada perolehan devisa. Dan itu berasal dari komoditas berbasis SDA yang tingkat serapan tenaga kerja rendah. Ketergantungan kepada factor eksternal sangat tinggi. Ekses terhadap outward looking policy. Sementara future  ekonomi global yang uncertainly telah makan korban. Banyak industri yang tumbang. PHK meluas. Sehinga sulit bagi Indonesia melakukan transformasi ekonomi berbasis Industri kreatif yang padat karya


Jadi empat itu penyebabnya. Lantas apa solusinya ? Sangat sulit dapat solusi kalau kita masih ingin melanjutkan strategi pembangunan yang ada selama ini. Tetapi akan sangat mudah kalau ada kekuatan politik untuk melakukan perubahan menekan ICOR serendah mungkin lewat penguatan peran KPK dan BPK. Karena cukup itu aja dilakukan. Selanjutnya biarkan rakyat urus dirinya sendiri. Ekonomi akan tumbuh dengan model baru, atas dasar kemandirian. Rakyat Indonesia itu unique dan sangat tangguh asalkan engga diganggu oleh komprador dan oligarki rente.





Rabu, 18 September 2024

Perubahan model ekonomi China.

 



Pertumbuhan ekonomi China sekian dekade  memang tinggi, diatas 2 digit. Tetapi itu hanya dinikmati oleh konglomerat dan BUMN. Terbukti Rasio GINI China 0,466 ( Tahun 2021). Sebegitu besarnya investasi dan industry, itu hanya memanjakan orang AS dan Barat yang mendapatkan harga barang murah. Laba tidak significant bagi pabrik, dan rakyat hanya dapat upah dan gaji rendah. Keadaan ini harus diubah. Tidak bisa dipertahankan.  Apalagi ketergantungan dengan eskpor sama buruk nya dengan ketidak mandirian.


Itulah sebab sejak 5 tahun lalu China melakukan economic adjustment. Dari outward looking ke inward looking. Dari ekonomi berbasis ekspor ke ekonomi berbasis domestic.  China hanya akan focus kepada produk high tech untuk pasar ekspor. Selebihnya Industri diarahkan untuk pasar domestic. Memang dampaknya  ekonomi China seperti terguncang hebat. Ibarat kendaraan lari kencang di rem mendadak. Ya banyak yang terjatuh terjungkal, seperti krisis property dan hutang Pemda. Tentu itu proses yang harus dilewati China.Ini juga resiko bagi negara lain yang bergantung supply chain China dan pasar ekspor China. Demand and supply china akan menurun


Situasi ini by design sebagaimana negara maju pada umumnya. Dengan ditandai semakin tingginya penghormatan kepada  profesi. Seperti dokter paramedis, designer, lawyer, akuntan, guru,  insinyur, driver, electrician, petani dan lain lain. Pusat logistic yang punya Yuan di Guangxie, memperkerjakan driver truk berat. Gaji mereka sebulan Rp. 30 juta. Tidak termasuk asuransi dan bonus. Itu hanya tamatan SMU, yang punya lisensi driver khusus. Padahal tahun 2008 gaji mereka masih Rp. 6 juta. Apalagi profesi lain. Karena penghargaan yang sangat tinggi, membuat kualitas mereka semakin tinggi. Ya motif berkompetisi.


Petani tetaplah profesi mayoritas di China. Nilai tukar produk pertania naik 10 kali lipat. Mereka jadi kaya. Karena adanya jaminan market. Jaminan itu tidak dalam bentuk subsidi tetapi dari ketersediaan warehousing ecommerce market place, bibit, pupuk, tehnologi,  supply chain financial. Produsen atau petani, pedagang, distributor, Lembaga keuangan, konsumen terhubung dalam ekosistem yang well estabilshed. Sehingga efisien. 


Para pekerja profesi itulah kelas menengah china. Benar benar kelas menengah dalam arti sesungguhnya. Hidup dari profesi atau skill dan mereka menjadi mesin pasar domestic untuk menyerap hasil industry dalam negeri.  Kedepan ekonomi China tidak akan tumbuh dua digit lagi. Karena semua infrastuktur sudah established. Semua jenis industry sudah established. Sementara pertumbuhan penduduk sangat rendah. Tidak akan ada lagi stimulus penggerak pertumbuhan yang bersifat inflasi. Semua akan berjalan normal saja.


Proses economic adjustment akan terus berlanjut. Mengubah mindset dan orientasi. Selanjutnya ekonomi akan tumbuh natural dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Tentu rasio GINI akan mendekati nol alias kemakmuran yang merata. Target tahun 2050 China akan memimpin peradaban dunia. 

Jumat, 13 September 2024

Chaebol Korea...

 




Setelah aksi protes rakyat bersama mahasiwa selama berminggu minggu, yang dikenal dengan istilah “Revolulsi Cahaya Lilin”, Presiden Park Geun Hye ditahan di pusat penahanan dekat Seoul pada Maret 2017. Akhirnya MK mengeluarkan perintah memakzulkan Park. Pengadilan menghukum penjara  Park 20 tahun lebih.


Mendiang ayah Park adalah Jenderal Park Chung-hee. Pernah berkuasa 18 tahun sejak 1961 dan dikenal sebagai bapak pembangunan Korea, bahkan yang sukses membawa Korea dari negara agraris ke Industri. Tentu pendukungnya masih banyak. Yang juga melakukan aksi demo tandingan. Maklum dia presiden terpilih lewat pemilu. Namun tidak mengubah apapun. Salah Ya salah.


Apa sih salahnya Park? Ya old story. Power tends to corrupt. Dia terlibat gratifikasi dan macem macem uang kotor. Dalam dakwaan jaksa ada 18 dosa dia.Mungkin karena udah keterlaluan akhirnya rakyat marah. Sumber masalah, karena kedekatannya dengan Chaebol. 


Apa itu Chaebol ? Sama dengan Zaibatsu di Jepang. Chaebol merupakan gabungan dari kata Korea chae (kekayaan) dan bol (klan atau kelompok). Jadi Chaebol, konglomerat yang boleh dikatakan perusahaan keluarga yang punya banyak anak usaha dari hulu ke hilir. Size mereka sangat besar. 5 Chaebol seperti Samsung, LG, Hyundai, SK Group, Lotte, kekayaannya sama dengan 50% PDB Korea. Belum lagi yang lain. Scale of economic Chaebol berkelas dunia. 


Agar kekuatan modal Chaebol tidak menggusur UMKM,  Chaebol diatur ketat dalam system cluster khusus bisnis high tech. Mereka hanya boleh masuk ke bisnis yang memerlukan riset sains. Mereka tidak boleh menguasai lahan pertanian dan menguras SDA. Walau begitu ketatnya aturan meng-cluster Chaebol. Namun yang namanya korporat pasti banyak akalnya. Bukan rahasia umum bila tangan Chaebol sampai ke Gedung Parlemen dan lingkaran Blue House untuk mempengaruhi elite dalam membuat aturan dan UU yang menguntungkan mereka. Kasus Park adalah contohnya.


Suksesnya rakyat menjatuhkan Park, itu berkat reformasi politik dan ekonomi Korea tahun 1997 paska krisis moneter. Sistem hukum berfocus kepada law enforcement dan memastikan equality before the law. Jadi walau presiden salah, ya salah. KPK korea atau ACRC ( Anti-corruption & Civil Rights Commission) sangat independent dan sangat ditakuti.


Nah walau tidak ada politik yang bersih dan tidak ada system ekonomi yang bisa menjamin stabilitas, namun karena hukum tegak, bangsa korea tetap punya hope dan kini pendapatan per kapita mereka mencapai USD27,000/tahun. Bandingkan dengan Indonesia PDB USD 4,900/tahun.

Jumat, 06 September 2024

Energi Baru Terbarukan (EBT)

 



Sebenarnya sudah diketahui dan dipahami bahwa pada hari ini kita sedang tidak baik baik saja. Saat emisi gas rumah kaca menyelimuti Bumi, panas matahari terperangkap di dalamnya. Hal ini menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Bumi kini memanas lebih cepat daripada sebelumnya dalam sejarah. Suhu yang lebih hangat dari waktu ke waktu mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam. Hal ini menimbulkan banyak risiko bagi manusia dan semua bentuk kehidupan lainnya di Bumi. 


Bahan bakar fosil – batu bara, minyak, dan gas – sejauh ini merupakan penyumbang terbesar perubahan iklim global, yang menyumbang lebih dari 75 persen emisi gas rumah kaca global dan hampir 90 persen dari seluruh emisi karbon dioksida. Data World Meteorological Organization menunjukkan bahwa 2023 menjadi tahun dengan suhu terhangat dengan kenaikan suhu global mencapai 1,45 derajat celcius dibandingkan masa pra-industri. 


Menurut SMI, dampak perubahan iklim itu terhadap ekonomi bisa memenggal PDB 10%. Itu besar sekali dan sangat significant menghalangi pertumbuhan berkelanjutan. Kenaikan suhu udara meningkatkan potensi terjadinya bencana alam yang kemudian bisa mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur. Menyebabkan ketidakstabilan sosial politik di mana kelompok masyarakat miskin dan rentan akan menjadi yang paling terdampak. Kini sudah dirasakan oleh sebagian besar petani yang produksinya turun dan adanya inflasi pangan.


Special Adviser Sekjen PBB di bidang Climate Action and Just Transition, Selwin Hart, menagih janji Indonesia dalam kesepakatan JETP ( Just Energy Transition Partnership). Untuk diketahui bahwa dalam implementasi JETP, pemerintah melakukan dua pendekatan sekaligus. Pemensiunan dini PLTU berbasis batu bara serta membuat sektor energi terbarukan. Tetapi implementasi nya rendah sekali. Malah justru tahun 2022 dan tahun 2023 kapasitas pembangkit listrik batubara dan gas bertambah. 


Menurut berita kini ada 400 proyek EBT ( energi baru terbarukan), termasuk rencana melakukan pensiun dini terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 2 sebesar 2,2 gigawatt (GW) yang terletak di Cilegon, Banten. Selain itu, PLTU Cirebon juga masuk rencana pensiun dini. Tapi itu baru wacana. Belum ada implementasinya. Mengapa ? kalau pembangkit listrik itu dipensiunkan dini, pemerintah harus bayar ke pihak investor. Karena pembangkit listrik itu dibangun lewat skema KPBU. Emang ada uang negara? Terus ganti dengan EBT, emang ada uangnya ? Utang lagi ? 


Memang dilemma. Disatu sisi pemerintah perlu pertumbuhan ekonomi. Bisnis tambang batubara menyumbang devisa tidak sedikit dan juga pajak. Disisi lain, negara tidak ada uang untuk melakukan transisi energi, yang menelan anggaran USD 281 miliar atau Rp 4000 triliun. Mengharapkan Swasta terlibat membangun transisi energi? Ya sulit , yang suka tidak suka pengusaha tambang itu adalah mereka yang mendukung oligarki kekuasaan. Tentu mereka tidak ingin bisnisnya tumbang. Tuh lihat RUU EBT tak kunjung disahkan DPR. 


Alternatif EBT adalah Pembangkit Listri Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Anggaran akan sangat besar dan sulit dapatkan investor swasta tanpa insentif besar dari APBN. Nah di tengah keterbatasan anggaran negara dan semakin mendesaknya program EBT, apa solusinya ? sebenarnya tidak sulit. SDA kita sangat besar. 


Pertama. Kita harus optimalkan Pembangkit listrik tenaga Air. Potensi pembangkit listrik tenaga air hingga mencapai sebesar 76,09 gigawatt. Memang pembangunan PLTA itu rumit namun tidak sulit mendapatkan investor. Karena PLTA itu magnit bagi pusat produksi upstream dan downstream mineral tambang yang butuh energi murah. Industri akan tumbuh dan lingkungan terjaga. Apalagi potensi PLTA itu paling besar di Papua dan Kalimantan, Sulawesi. Itu akan sangat strategis sebagai upaya distribusi keadilan ekonomi.


Di Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan, Kecamatan Peso, sejak tahun 2014 pemerintah sudah bertekad membangun PLTA. Kapasitasnya bisa 9000 MW. Mungkin itu akan menjadi pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara.  Kalau PLTA ini jadi, sudah ada beberapa upstream Bauksit akan membangun pusat alumina disana. Ini akan jadi Kawasan Industri upstream Alumina dan Downstream Aluminium terbesar di Asia Tenggara. Total investasi akan mencapai USD 200 miliar atau Rp. 3000 triliun. Akan menjadi magnit pertumbuhan ekonomi di Kalimantan.


Tetapi tahukah anda?. Tahun 2024, proyek ini resmi di keluarkan dari PSN. Ya terancam mangkrak. Padahal studi kelayakan sudah selesai. Masalah lahan sudah diatasi. Artinya masalah lingkungan sudah dimitigasi dengan baik. Masyarakat juga mendukung. Investor antri. Mengapa gagal? 


“ Selalu mentok soal penunjukan EPC. Oknum pusat maunya EPC dia yang menentukan. Oknum daerah, maunya mereka yang tentukan “ Kata teman. 


“ Mengapa ?


“ Ya. Maklum saat ada rencana proyek raksasa, yang bertarung bukan hanya project sponsor tetapi juga Kontraktor. Bayangin aja. PLTA ini dengan anggaran USD 12 miliar atau sekitar Rp. 190 triliun. Kalau kontraktor beri komisi 2,5% aja, itu sudah Rp. 4,8 triliun. Itu fee engga kecil. Bisa untuk hidup 7 keturunan.” Kata teman yang pernah diajak terlibat dalam proyek ini. Andaikan proyek ini selesai pada periode Jokowi. Tentu jargon IKN sebagai kota green energy akan tepat sekali. Dari Kaltara bisa dibangun transmisi listrik ke IKN. 


PLTA itu energi murah dan ramah lingkungan. Kalau energi murah, itu akan jadi magnit bagi investor. Apapun bisnis akan berkembang. Apalagi industry. Di kaltara pasti akan terbentuk dengan sendirinya mega City dan tentu IKN bukan masalah. Keliatan sekali dampak buruk korupsi itu. Engga peduli dengan visi masa depan dan keadilan antar wilayah.

 

Kedua. Kita bisa gunakan tekhnologi pemanfaatan Algae sebagai sumber EBT. Kita punya sumber daya Algae tebesar di dunia. Kalau ini dibuka peluangnya, akan banyak investor masuk. Karena Algae disamping digunakan untuk energi juga bisa digunakan untuk Industri pangan dan bioplastic. Industri downstream Algae akan tumbuh pesat.


Ketiga. Kita bisa gunakan EBT dari Hidrogen. Bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel) merupakan bahan bakar tanpa emisi yang digunakan sebagai bahan bakar bagi pembangkitan listrik. Investor pasti banyak peminat. Karena disamping untuk energi, Hasil sampingannya bisa berupa air murni untuk air minum dan O2 untuk rumah sakit.


Yang miris, disaat kita sedang berjuang mencari solusi transisi energi EBT,  kita malah membantu Singapore dengan mengekspor listrik dari EBT. Sehingga Singapore bisa mudah memenuhi kesepakatan Paris dan tentu bisnis data center nya semakin berkembang. Pemerintah sekarang tidak punya visi nasionalisme dan pasti tidak paham politik energi untuk kepentingan domestic. Tanpa percepatan transisi EBT, kita tidak punya masa depan. Indonesia emas situ hanya omong kosong. Semoga Prabowo lebih smart dari Jokowi..