Henry "Hank" Merritt Paulson, Jr. (lahir 28 Maret 1946). Usia muda. Otak cemerlang. Mudah bagi dia berkarir sebagai Staf asisten asisten menteri pertahanan di Pentagon. Itu dijabatnya dari tahun 1970-1972. Setelah itu dia pindah Gedung Putih menjadi staf Asisten pada masa pemerintahan Nixon. Setelah Nixon kena kasus watergate dan di impeachment. Tahun 1974 dia pindah kerja ke Goldman Sachs di kantor Chicago. Goldman Sachs adalah investment banker terkemuka di dunia. Di Goldman Sachs, dia butuh 25 tahun untuk menempati posisi CEO, yaitu tahun 1999.
Selama jadi CEO Goldma Sachs dia juga terlibat dalam kegiatan filantropi. Dari tahun 2004 sampai 2006 dia menjadi ketua The Nature Conservancy. Tahun 2006 semua jabatan di swasta dia hentikan. Karena dengan suara bulat dia dikukuhkan oleh Senat sebagai Menteri Keuangan yang ke 74. Presiden George W. Bush memilih Paulson karena koneksinya di Wall Street dan China. Selama jadi CEO Goldman, dia melakukan lebih dari 70 perjalanan terkait bisnis ke China.
Selama menjadi menteri keuangan AS, kebijakan yang fenomenal adalah mengurangi hambatan sektor jasa keuangan sehingga liberal. Pertahankan pajak tetap rendah dan kumpulkan dengan cara yang lebih sederhana. Karena dia pula China kebanjiran investor AS. Hampir semua perusahaan terkemuka AS seperti GE, Boeing mendirikan pabrik di China. Ya China sediakan karpet merah. Karena China sudah siapkan ekosistem untuk memastikan setiap Industri PMA melakukan transfer technologi.
Ketika dia jadi menteri kuangan sempat berseteru dengan Ketua the Fed. Karena Fed mengkawatirkan pasar kuangan AS terlalu bebas dan brutal. Ini bahaya dalam jangka panjang. Namun Paulson tetap kukuh kepada kebebasan pasar. Wallstreet jatuh pada tahun 2008 karena kasus Lehman dan akhirnya berdampak sistemik. Paulson masih aja percaya bahwa sistem perbankan solid.Dia memilih cara mengatasi krisis lewat skema bailout. Kongres meloloskan dan Presiden Bush menandatangani undang-undang yang memberikan otoritas Departemen Keuangan.
Situasi krisis Wallstreet semakin memburuk. Sejak ditutupnya Lemhan Brothe setelah gagal dalam program penyelamatan lewat merger. Dampak Lehman meluas sampai ke Eropa dan Asia.Panik sektor keuangan terjadi dimana mana. Pada 3 Oktober 2008, Kongres menyetujui RUU Stabilisasi Ekonomi Darurat tahun 2008 menjadi undang-undang.Atas dasar itu Paulson membaiout semua perbankan yang terdampak krisis mortgage. Akibat kebijakan Paulson itu sampai kini AS tidak bisa keluar dari krisis. Sehingga menjadi negara pengutang terbesar di dunia.
Saya tidak akan membahas detail kasus jatuhnya walstreet. Tapi cukup menarik ulasan dari kolumnis The Washington Post, Jeffrey T. Kuhner. Saya tuliskan singkat paragrap yang menarik, “ We are now facing more than just a financial mess; almost every other major institution is under threat. The political system is adrift; public schools are failing; the borders are porous; the intelligence agencies are dysfunctional; the inner cities are infested with drugs and gangs; the family is broken; and millions are fleeing their churches. In most of our institutions there is poor leadership.
A survey by Harvard's Center for Public Leadership revealed 77 percent of Americans believe the country faces a leadership crisis; this is prevalent across 12 different institutions and leadership groupings. In the survey, Congress, the executive branch, the business community and the media ranked in the lower echelons. Democratic capitalism is based on widespread social trust - especially, trust in leaders. Without this confidence, the whole system threatens to unravel. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal. “
Dari kalimat Jeffrey T. Kuhner itu ada enam hal penyebab jatuhnya wallstreet dan akhirnya menjadi krisis ekonomi di AS. Pertama, pendidikan yang gagal terutama tingkat sekolah. Kedua, perbatasan negara tidak terjaga dengan baik. Ketiga. Badan intelijen yang rapuh. Keempat, meluasnya penyakit sosial seperti narkoba, prostitusi, gangster, ilegal judi, yang dipicu oleh pengangguran. Kelima, kehidupan rumah tangga yang rentan. Keenam, kehidupan beragama yang hambar. Banyak gereja yang kosong.
Keenam hal itu penyebabnya adalah karena krisis kepemimpinan. Mengapa ? hasil survey dilakukan oleh Harvard, 77% orang AS percaya itu karena krisis kepemimpinan. Dari 12 lembaga yang di survey, Kongres/ DPR, pemerintah, komunitas bisnis, dan media massa mendapat peringkat terbawah dalam hal moral. Karena itu mengancam sistem negara secara keseluruhan. Jadi apa solusinya ? The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal, kata Jeffrey T. Kuhner. Artinya solusinya bukan pada kebijakan pemerintah tetapi itu soal moral dan spiritual. Saya 100% sependapat dengan Kuhner bahwa kejatuhan suatu peradaban atau bangsa karena jatuhnya moral dan bankrutnya spiritual.
Saya tidak sepenuhnya sependapat dengan Paul Kennedy penulis buku terlaris berjudul “The Rise and Fall of the Great Powers” yang melihat kemunduran negara karena faktor ekonomi semata. Harus disikapi secara fundamental terhadap akar masalah. Dana stimulus tidak akan menjamin perbaikan ekonomi. Ini hanya mengobati rasa sakit tapi tidak menghilangkan sumber penyakit. Biang penyakit sebenarnya adalah ada pada kemorosotan moral para pemimpin.
Jatuhnya Dinasti Qing di China, jatuhnya emperium Roma, jatuhnya Raja Louis di Perancis. Jatuhnya Khilafah Turki Ustmani yang berkuasa 6 abad. Jatuhnya dinasti Persia. itu karena merosotnya moral pemimpin. 32 tahun Soeharto jatuh, juga karena elite orde baru terjebak dengan demoralisasi lewat KKN. Kalau anda ingin hancurkan negara, tidak perlu pakai senjata dan bom atau komunis atau khilafah. Cukup rusak aparat hukumnya. Itulah yang terjadi. Dari kasus Sambo, Teddi minahasa, TPPU 349 trilun, uang judi ilegal 150 triliun, illegal export mineral dan batubara. Itu hanya yang nampak dipermukaan. Di bawahnya itu banyak sekali, dan tak terjangkau untuk dihitung. Para komprador itu ada di ring 1 presiden, di DPR, di kementrian, Pemda. Pemrof dan mereka membukus dirinya sebagai pengusaha atau politisi yang cinta NKRI. Indonesia memang sedang tidak baik baik saja. Karena orang baik diam!